Chapter 3 - Chapter 2

Setelah aku mengetahui rahasianya hidup ku berubah drastis dan aku malah sering berbicara dengannya,

Tentu saja aku kan pacarnya "dengan percaya diri aku berkata didalam hati".

Secara tiba-tiba Hiiragi-san bilang "Rei Kun bolehkah aku berkunjung ke rumahmu?" aku terkejut mendengar itu karena ini pertama kalinya aku akan membawa seorang wanita kerumah,

"Aku hanya ingin tahu dimana pacarku tinggal" berkata dengan serius.

Bel berbunyi tanda sekolah sudah usai, aku dan Hiiragi-san pulang dan ketika aku melihat ekspresinya memasang wajah tidak sabar dan ekspresi gembira.

Ketika sampai dirumah seperti biasa ibu menyambut ku, tapi kali ini dengan ekspresi terkejut,"Selamat datang...., Rei siapa gadis cantik ini apa kau menghipnotis nya agar mau ikut kerumah?!" ibu mengatakan sambil berbisik ditelingaku

"Tidak, tidak kok mana mungkin aku melakukannya"

"Salam kenal nama saya Hiiragi Kuro pacar beneran Rei Kun, saya ingin tahu dimana Rei Kun makanya saya ikut pulang bersama Rei Kun"

Setelah itu kami langsung naik ke atas menuju kamarku,

Hiiragi-san memeriksa seisi kamarku seperti mencari sesuatu, aku pun melarangnya dan tidak terduga malah aku jatuh diatasnya dan dimoment itu ibuku masuk dengan membawa kue dan minuman, ibu dengan spontan berkata

"Maaf sudah mengganggu..." ibu langsung menutup pintu dan turun kebawah, kami pun berdiri dan tersipu malu.

"Maaf Hiiragi-san aku tidak sengaja"

"Iya tidak apa apa kok"

Setalah itu sambil makan Hiiragi-san bilang "Rei Kun apapun yang terjadi jangan pernah keluar larut malam, karena berbahaya" lantas aku menjawab "Berbahaya? bahaya apa?"

"Pokoknya jangan sampai keluar rumah apapun yang terjadi!!? Hiiragi-san bilang dengan nada tegas.

"Jadi apa alasanmu datang kerumah ku?" mulut penuh dengan makanan.

"Ada urusan yang harus kuselesaikan didekat sini, kebetulan didekat rumah kamu"

Setelah Hiiragi-san memberi tau alasannya dia langsung pergi untuk menyelesaikan urusannya, aku tidak bisa bertanya urusan apa itu, "karena mungkin urusan pribadi" Gumamku pelan.

Pada saat malam hari tiba aku kelaparan dirumah tidak ada makanan aku ingin beli makanan di minimarket, "tapi Hiiragi-san melarangku pergi keluar, ah bodo amat daripada aku mati kelaparan" aku menghiraukan larangnya dan pergi.

Setelah membeli ketika aku berjalan menyusuri jalan yang sepi terdengar suara ledakan "Duarr" aku mengira itu mungkin ada barang yang jatuh ternyata suara tersebut lebih besar, jadi aku memeriksa suara tersebut dan betapa terkejutnya aku melihat Hiiragi-san terkapar penuh luka dengan pakaian penyihir nya.

"Ada apa Hiiragi-san, kamu kenapa?!" Aku memangku dia sambil khawatir apa yang akan terjadi.

"Rei Kun aku sudah bilang kan jangan keluar larut malam, dan kamu menghiraukan larangan ku"

"Itu bisa kita bahas nanti, sekarang aku akan menyelamatkan mu" akupun mengendong Hiiragi-san dan pergi dari TKP.

Pada saat perjalanan pulang kerumah ku, kamu dihadang oleh wanita berpakaian penyihir sama seperti Hiiragi-san.

"Hiiragi-san pergilah aku akan mengukur waktu" dengan rasa takut aku berdiri didepan orang tersebut dan membiarkan Hiiragi-san pergi.

"Hooh kau siapanya Kuro, apa mungkin kau ini pacarnya?"

Sontak aku menjawab "Ya, Aku pacarnya"

"Jadi begituuu, baiklah mungkin dengan membunuh sudah cukup, jadi aku tidak perlu capek-capek membunuh kuro"

Aku menghindar dari semua serangan tetapi pada saat aku sadar ternyata dadaku sudah berlubang karena terkena sihir tadi, aku mengira sudah menghindari semua itu ternyata aku terkena satu serangan.

Tiba-tiba aku mendapat kilas masa lalu dimana aku dan Hiiragi-san berbicara dan pulang bersama

"Ahhh mungkin aku akan mati, Maaf Hiiragi-san aku sudah mengulur waktu sebisaku kuharap kau bisa lari" penglihatan ku mulai kabur dan aku tidak sadarkan diri.

pada saat itu aku mendengar suara Hiiragi-san menangis sambil berbicara dan mengucapkan kata kata yang tidak kukenal, aku tidak apa yang dilakukannya tapi aku senang dia selamat.

Tiba-tiba aku terbangun dikasurku dengan baju bersimbah darah dan disamping ku Hiiragi-san tidur tidak menggunakan pakaian.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Kenapa bajuku bersimbah darah dan kenapa Hiiragi-san tidak memakai pakaian" Aku kebingungan setengah mampus.

Ibu datang untuk membangunkan ku, "Bangun Rei sudah pagi, wah maaf sudah mengganggu"

"Bukan begitu Bu ini cuma salah paham!!!".