Perfect Dragon! Ayo Berlatih Sihir Dan Mengenal Monster!
♤
Sudah beberapa hari berlalu semenjak diriku tinggal di dunia baru ini, dan masih banyak hal yang belum ku ketahui tentang dunia ini.
Namun berkat Aoryu yang memberikan ku sedikit pengetahuan tentang dunia ini, aku mengetahui bahwa ini adalah dunia dimana hal yang disebut sihir dan monster itu ada.
Dan satu hal lagi, aku bereinkarnasi ke dunia ini sebagai monster. Setidaknya itulah yang dikatakan Aoryu setelah diriku berkata bahwa aku ini adalah seorang manusia yang telah bereinkarnasi.
Walaupun dikatakan sebagai monster, tetapi diriku ini cukup berbeda dari monster lainnya yang mana aku ini disebut sebagai perfect monster, atau lebih tepatnya saat ini aku adalah perfect dragon.
Itu juga alasan mengapa diriku bisa tersadar di depan Aoryu sebelumnya. Aoryu telah menemukan diriku di suatu tempat, dan membawa-ku kerumah-nya yaitu pegunungan ini.
Perfect monster sendiri adalah monster tipe tertinggi yang memiliki fisik dan akal seperti manusia. Tentunya mereka juga memiliki kekuatan dari ras monster yang mereka miliki, dan kelebihan lainnya mereka mampu mempelajari dan menggunakan sihir karena kapasitas mana yang mereka miliki sangatlah besar.
Seperti diriku yang memiliki ras naga, aku sebagai perfect dragon seharusnya mampu menciptakan api atau mengendalikan-nya.
Terlihat sangat keren bukan? Tentu saja itu sangat keren jika aku benar-benar bisa melakukannya.
"Aliran mana di dalam dirimu itu, kau harus bisa merasakannya! Bocah!"
"Sudah kubilang aku tidak merasakan apapun, dasar kadal!"
'Yang benar saja, aku sendiri bahkan tidah tahu mana itu apa!'
"Teruslah berusaha! Kau harus menjadi monster yang kuat, setidaknya kau harus sebanding dengan-ku!"
Benar, aku belum bisa menggunakan sihir ataupun menggunakan kemampuan naga yang kumiliki saat ini.
Karena mengetahui bahwa diriku ini adalah perfect dragon, Aoryu-pun telah melatih-ku untuk menggunakan seluruh potensi yang kumiliki.
'Memangnya potensiku sebegitu hebatnya ya?'
Entah mengapa dia ingin diriku menjadi monster yang sangat kuat, melihat bagaimana dia sangat terobsesi dengan diriku saat ini.
Di dunia ini sendiri monster dibagi menjadi tiga tipe, yaitu lower monster, rational monster, dan juga perfect monster.
Karena aku sudah menjelaskan perfect monster itu apa, aku akan menjelaskan dua sisanya.
Untuk lower monster, mereka adalah monster yang hanya memiliki kemampuan ras monster-nya saja, dan mereka tidak memiliki akal dan fisik layaknya manusia.
Lalu rational monster sendiri juga tidak jauh berbeda dengan lower monster, yang membedakannya hanyalah mereka memiliki akal dan mampu menggunakan sihir. Biasanya rational monster inilah yang menjadi pemimpin diantara lower monster itu.
Namun menurut Aoryu kekuatan monster tidak bisa diukur melalui tipenya, bagaimanapun tipe tersebut ada hanya untuk melihat apakah monster tersebut memiliki kecerdasan atau tidak.
Aoryu sendiri mengatakan bahwa manusia di dunia ini telah membuat sebuah level untuk mengukur kekuatan monster yang ada.
Level maksimal yang ditentukan oleh manusia adalah level lima, dan level maksimal yang sering dihadapi manusia saat ini adalah level tiga.
Ngomong-ngomong monster pohon yang telah mengancam nyawa-ku sebelumnya memiliki level empat. Jelas itu membuatku berada dalam posisi sulit karena menurut Aoryu, saat ini aku hanyalah monster level satu.
Benar, level satu. Oleh karena itu, Aoryu terus melatih ku agar diriku memiliki level yang sama dengan dirinya yaitu level lima. Walaupun sepertinya aku tidak memiliki bakat menjadi monster.
Akan tetapi jika dipikir-pikir menjadi monster terkuat nampaknya tidak buruk juga, bagaimanapun itu akan membantuku dalam mencapai tujuan baru-ku, yaitu menjadi monster paling jahat di dunia ini.
Ya, aku akan mengontrol kejahatan di dunia ini sebagai monster.
"Teruslah berjuang Bocah! Setelah kau melewati semua latihan ini aku akan memberikan-mu sebuah hadiah."
"Hadiah? Apa itu?"
"Itu rahasia dong, jika aku mengatakan-nya itu bukan hadiah namanya."
'Ya ampun, apakah dia masih menganggap-ku seorang anak kecil? saat ini memang sih.'
♤
Sudah dua tahun diriku dilatih Aoryu di pegunungan neraka ini untuk menjadi monster yang kuat. Kekuatan-ku yang sebelumnya sangatlah lemah saat ini telah berkembang jauh lebih kuat.
Bisa dibilang, saat ini aku mampu melawan monster level empat yang ada di pegunungan ini dengan penampilan-ku yang masih seperti bocah ini.
Perlu diketahui tujuan dari latihan-ku selama ini adalah agar diriku menjadi monster level lima yang sebanding dengan Aoryu, akan tetapi ada satu hal yang belum bisa ku lewati untuk mencapai level lima yaitu melawan Aoryu itu sendiri.
Semenjak diriku sudah mencapai level empat, yang ku lakukan sehari-hari hanyalah bertarung melawan dirinya di pegunungan ini. Itu sangatlah sulit ketika aku mengetahui bahwa Aoryu adalah salah satu monster level lima yang sudah hidup selama berabad-abad.
'Ya, dia adalah makhluk yang sudah hidup selama berabad-abad.'
Jelas saja gaya bertarung Aoryu layaknya monster yang sudah melewati berbagai pertarungan, dan pengalaman yang di milikinya dalam menangani serangan sihir tentu lebih banyak dari diriku.
Semua pertarungan yang kulakukan dengan-nya membuatku merasa bahwa diriku ini masih berlevel satu, dan terkadang itu membuatku kesal.
"Baiklah, hari ini kau harus melawan-ku lagi kan?"
"Ya, aku akan terus mencoba sampai kau tumbang nantinya."
"Itu hal yang kusuka darimu bocah! Bwahahaha!"
""Kalau begitu, ayo kita mulai!""
Aku-pun mundur satu langkah sebelum diriku kembali melesat dengan cepat ke arah Aoryu berada, untuk Aoryu sendiri dia hanya berdiam diri seperti biasanya menunggu kedatangan-ku.
Aoryu adalah naga yang besar, itu membuat pergerakan dirinya tidak secepat diriku dan bahkan bisa dibilang dia sangat lambat. Namun begitu, setiap anggota tubuhnya yang lain seakan mempunyai mata yang membuatnya tahu setiap dari pergerakan-ku.
Itu cukup menjengkelkan karena dia memiliki kepekaan yang sangat tinggi dengan tubuhnya yang besar itu.
Setelah diriku sudah berada dekat dengannya, aku mulai menyerangnya dengan sebuah bola api yang sangat besar. Itu kugunakan untuk menghalangi penglihatannya.
Seperti yang diharapkan dari Aoryu, dia menangkis serangan itu dengan kepakan sayapnya yang besar dimana itu menghasilkan hembusan angin yang sangat besar. Aku tidak menyangka bahwa serangan-ku telah dihalau dengan sangat mudah olehnya.
Namun itu semua adalah tujuan-ku, aku-pun keluar dari balik bola api tersebut dan diriku-pun telah berada tepat di bawah dagu Aoryu.
Mengingat bahwa dia adalah naga yang sangat besar, aku-pun melompat keatas dengan kekuatan penuh sambil mengepalkan tinjuku. Benar, saat ini aku berencana untuk melakukan upper-cut padanya.
sayangnya dia menghindar dari serangan-ku tersebut, Aoryu membuat kepalanya menghadap keatas sebelum tinju-ku sampai kepadanya.
Itu membuat upper-cut ku meleset karena diriku melompat dengan kekuatan penuh, hasilnya diriku-pun terbang cukup tinggi dimana itu cukup melewati tinggi tubuhnya Aoryu.
Aoryu yang menyadari kesempatan itu langsung membuka mulutnya dan semburan api biru yang sangat besar-pun melesat dengan cepat ke arah-ku.
Itu membuatku tidak sempat untuk menghindar, karena itu aku-pun mengeluarkan semburan api dari mulutku juga. Setidaknya itu cukup untuk mengulur waktu karena diriku butuh satu detik untuk mengeluarkan sihir.
Ledakan yang sangat dahsyat-pun terjadi ketika semburan kami berdua bertabrakan di udara, angin yang begitu kuat terjadi akibat ledakan itu bahkan mampu menyapu awan di sekitar pegunungan ini.
Setelah semua itu akhirnya aku kembali ke tanah dengan selamat berkat sihir gravitasi yang kuciptakan. Benar, saat ini aku bisa menciptakan dan menggunakan sihir sesuai imajinasi-ku.
Hanya saja itu memerlukan waktu bagiku untuk membayangkan seperti apa sihir yang akan kuciptakan tersebut.
"Serangan tadi cukup mematikan, tapi sayangnya itu kurang cepat."
"Terima kasih."
"Seharusnya kau bisa mengalahkan diriku dengan sihir-sihir yang telah kau ciptakan, kenapa kau masih memilih beradu kekuatan fisik dengan-ku?"
"Bagaimana ya, menurutku itu tidak menarik."
'Ya, rasanya sihir di dunia ini memiliki filosofi yang sama seperti senjata api di dunia-ku sebelumnya.'
"Bwahahaha! Aku mengerti, kau meremehkan-ku ya..."
"Eh?"
"Kalau begitu aku tidak akan menahan diri, ini akan menjadi ujian terakhir! Jika kau tidak ingin mati, maka kerahkanlah seluruh kekuatan yang kau miliki!"
"Oy-oy! Yang benar saja!"
"Lawan aku dengan sungguh-sungguh bocah! Karena aku tidak suka diremehkan!"
'Sialan! Apa yang salah dengannya?!'
Seharusnya rational monster sepertinya memiliki akal bukan? Akan tetapi kali ini dia bertarung layaknya monster yang ingin membunuh diriku.
Aoryu mengeluarkan sebuah aura sihir yang sangat dahsyat sebelum akhirnya aura tersebut menyelimuti dirinya, tanah dan bebatuan di sekitar-pun hancur seketika ketika aura tersebut keluar.
Itu benar-benar berhasil membuatku merinding, dan insting untuk bertahan hidup dalam diriku terpicu.
Aura sihir sendiri dimiliki oleh setiap makhluk hidup di dunia ini yang memiliki mana, mereka bisa mengeluarkan aura tersebut untuk mengancam dan bahkan membuat lawannya mengalami rasa takut yang amat dahsyat.
Karena aku takut Aoryu merasa diremehkan seperti sebelumnya, aku-pun mengeluarkan aura sihir milik-ku juga. Walaupun kupikir aura sihir-ku ini tidak berarti apa-apa untuknya, namun begitu aku akan menghormatinya dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang kumiliki saat ini.
"Itu bagus! Sekarang ayo kita lanjutkan ujian-mu ini bocah!"
"Ya!"
Kami berdua kembali mengambil jarak untuk saling menyerang, saat itu Aoryu mengambil ancang-ancang dan sebelum aku menyadarinya dia sudah menghilang dari pandangan-ku layaknya hantu.
Hawa keberadaannya-pun menghilang begitu saja sebelum akhirnya aku menyadari bahwa dirinya telah berada di belakang-ku. Entah bagaimana dia melakukannya, dan sebelum diriku berbalik dia telah membuatku terhempas dengan sangat jauh.
Bebatuan besar yang ada di pegunungan ini-pun hancur ketika tubuhku melewati mereka, dan aku benar-benar berhenti ketika akhirnya tubuhku terbanting di dinding tebing yang ada di pegunungan ini.
"Ghak-!"
'Sialan, kadal ini benar-benar serius kali ini!'
"Itu tadi adalah salah satu sihir yang kumiliki, namanya adalah Teleport. Bagaimana? Apakah kau bisa serius sekarang bocah?"
Aku bahkan tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan bodohnya itu.
"Bersiaplah, karena kali ini aku melanjutkan serangan-ku bocah!"
'Sialan!'
Aku harus mengakhiri semua ini dengan cepat sebelum dia kembali menggunakan sihirnya yang merepotkan, setidaknya itulah yang kupikirkan.
Namun sebelum aku memikirkan apa yang harus kulakukan, Aoryu telah datang dengan cepat dan kali ini tepat dihadapan-ku.
Jujur saja sihir perpindahan tempatnya itu sangat merepotkan, dan dengan cepat dia menciptakan api berbentuk tinju dari balik punggungnya.
Tinju api tersebut dengan cepat melesat ke arahku, lalu dengan refleks aku-pun menggunakan sihir lain yang sudah kuciptakan sebelumnya.
Itu adalah sihir yang membuat-ku mampu menyerap sihir tersebut, dan aku bisa mengembalikannya dengan kekuatan yang dua kali lipat lebih besar.
Seketika sihir yang telah terserap-pun aku keluarkan kembali dimana ukurannya itu jauh lebih besar, Aoryu yang terkejut karena semua itu terjadi dengan cepat akhirnya menerima serangan itu dengan telak.
Namun diriku lebih terkejut setelah melihatnya menahan serangan tersebut, padahal itu tepat mengenai wajahnya tetapi dia tidak bergeming sedikitpun.
Mpshhh!
"Bwahahahaha! Ini menarik bocah, tapi semua ini masih kurang!"
'Hoy! Itu membakar kulit-mu loh!'
Ketika dia menahan serangan-ku tersebut, dia mengeluarkan tinju yang tiga kali lipat besar dari yang kukembalikan.
Tinju-nya itu keluar dari sisi serangan-ku yang lain sehingga pertarungan ini terlihat seperti sebuah perarungan yang konyol. Walaupun begitu, serangannya yang ini juga benar-benar melukai-ku dengan telak.
Seluruh dataran di sekitar kami pun hancur akibat serangan Aoryu sebelumnya, aku rasa sebagian dari wilayah pegunungan ini telah hancur dan ini sangatlah panas.
Diriku terkapar dan seluruh tubuhku terasa sangat sakit, sementara aoryu masih berada dihadapanku dan masih terlihat sangat kuat.
"Apakah kau menyerah bocah?"
"...Hah? ...Mana mungkin."
"Bwahahaha! Kau bahkan sudah tidak sanggup berdiri! Ngomong-ngomong kenapa hari ini terasa lebih panas?"
Benar, aku bahkan bisa melihat fatamorgana di sekitar tempat kami berada.
Saat itu hanya diriku yang mengetahui mengapa hari ini terasa lebih panas, sebelum akhirnya Aoryu juga menyadari apa yang sebenarnya telah terjadi.
Aku bersyukur karena bayangan Aoryu saat ini menutupi diriku dan itu membuatku tidak terlalu silau.
Aoryu yang sudah menyadari apa yang sedang terjadi mulai menatap ke atas langit sebelum akhirnya dia menatap kembali diriku yang sudah terkapar ditanah.
Dia menatap-ku dan bertanya kepada-ku seakan tidak percaya, tidak hanya itu aku merasa bahwa nada bicaranya sedikit cemas.
"Apakah kau yang sudah menciptakan itu?"
Aku-pun menjawab pertanyaan-nya itu dengan senyuman yang menandakan bahwa diriku sudah menang darinya.
"Ya, aku bahkan harus menerima serangan darimu beberapa kali, sialan."
"Jadi begitu ya, kalau begitu kau menamai itu apa?"
"Aku akan menyebutnya, Sun Child."
Ya, rasa panas yang terjadi dan fatamorgana yang tercipta di pegunungan ini bukan karena matahari yang lebih panas dari biasanya.
Itu adalah sihir yang telah ku ciptakan dimana diriku mencoba membuat sebuah matahari berukuran kecil di atas langit, sebelumnya aku merasa bahwa itu terlalu lemah tapi siapa sangka bahwa itu kelihatannya sangat kuat dan berbahaya.
Dengan begitu aku-pun menggerakan tangan-ku dan perlahan matahari kecil itu semakin dekat dengan dataran pegunungan ini, aku tidak peduli jika harus menghancurkan pegunungan ini jika itu bisa membuat Aoryu kalah.
"Oi bocah, kau sudah lulus! Sekarang hentikan matahari-mu itu sebelum kau menghancurkan sebagian dari dunia ini!"
"E-Eh?"
"Ya, kau sudah lulus! Sekarang hentikan serangan itu!"
"Oy! Kau tidak pernah mengatakan bahwa sihir yang sudah muncul bisa di hentikan loh!"
"Apa yang kau bicarakan?! Oh Astaga! Gunakanlah sihir penyerap-mu sebelumnya!"
'Benar juga!'
Mendengar itu, akupun menyerap matahari itu sebelum menyentuh ke permukaan tanah.