Malam panjang dirasakan sangat tenang hingga suara kencang mendominasi seluruh rumah.
bang!
bang!
bum!
Gwen Ukraine tersentak dari tidurnya, gerakan samar menekan untuk kembali tidur. Ia menoleh ke arah kiri dan terkejut. Wajah tampan dan dingin berbaur menjadi satu godaan tanpa batasan di hadapannya.
"Tidur!"
Tarikan dan goncangan sesaat dirasakan membuat ngilu, matanya melebar seakan tak percaya dengan sesuatu benda asing yang menjerat dalam tubuhnya kesekian kali.
"Kamu-- ?"
"Iblis." Satu kata disertai geraman kuat pada telinga Gwen Ukraine mengakhiri segalanya. Ia terhanyut di pusaran buatannya.
bum!
Keramaian terdengar diluar kamar. Orang-orang berteriak sekuat tenaga, pria dingin bergeser sebelum melepas ciuman ke arah bibirnya.
"Tidurlah, ini bukan urusanmu." Pria dingin tersebut pergi tinggalkan Gwen Ukraine linglung seorang diri dengan balutan selimut di tubuh dengan erat melingkar.
Tidak peduli.
Rasa ingin tahu semakin kuat, Gwen Ukraine mencoba bergerak. Takjub, ternyata badannya bisa di gerakan olehnya, iapun bergegas berpakaian lalu pergi keluar kamar. Langkahnya sedikit pelan.
Dimana ini?
Kosong. Tak nampak satupun orang di sini. Gwen Ukraine terus berjalan melintasi lorong hingga ada satu pintu yang terbuka, rasa ingin tahu mengalahkan segalanya.
Ruangan berwarna putih dengan ornamen merah mewarnai di setiap sudut. Ada satu kotak besar di tengah, ia terus maju mendekati.
bum!
Gwen Ukraine berbalik, dilihatnya sosok wanita cantik dengan pakaian merah. Matanya terlihat marah.
"Siapa?"
"Wanita jalang, kamu harus mati!"
Tangan terangkat, pisau tajam di ayunkan ke arah Gwen Ukraine yang terkejut melihatnya. Otaknya lambat merespon.
jleb!
jleb!
jleb!
Pisau terus diayunkan tanpa bisa dihindari oleh Gwen Ukraine. Badannya merosot dengan bersimbah darah, matanya memancarkan seakan tak percaya.
"Mengapa?" tanyanya pelan, rasa sakit menyebar tak tertahankan. Tawa bahagia terdengar kencang, Gwen Ukraine kesulitan bernafas
Suara jeritan melengkapi satu ruangan ini disertai kegaduhan. Gwen Ukraine merasa sangat lelah, ia mengantuk.
brak!!!!
"Gwen... bangun!"
Gwen Ukraine memandangi pria dingin yang datang menangkap tubuhnya sebelum jatuh tertidur, "Gwen! aku tidak ijinkan kamu tinggalkan aku. Kamu dengar itu!"
"Aku-- "
Pria dingin cepat membawanya ke arah pintu, kepanikan dan kemarahan menjadi satu. Gwen Ukraine mengusap lemah, "Aku-- tidur dulu." katanya seraya menutup mata.
"Gwen!"
"Cepat...cepat... dokter dalam perjalanan kemari."
Dua kalimat yang masih tersisa untuk di dengar oleh Gwen Ukraine sebelum benar-benar jatuh dalam tidurnya.