"Kamu, apa yang terjadi pada wajahmu?" Si Ning bertanya perlahan seolah-olah dia merasakan kestabilan mentalnya telah runtuh.
"Itu karena serangan tujuh tahun yang lalu." Jawab prajurit itu dengan tegas sambil dia menyarungkan pedangnya yang berdarah dengan tidak membersihkan darah dari pedang itu. Wajahnya tenang seperti dia bukanlah orang yang memenggal kepala si mata-mata.
Ini benar-benar nyata.
Kepala yang tergeletak di lantai benar-benar nyata, bau darah yang kental juga nyata dan ini bukanlah suatu yang dibuat oleh ahli tata rias atau tipuan. Si Ning tahu bahwa dia hanyalah orang bodoh yang berusaha menyangkalnya. Dia sungguh-sungguh berpindah ke jaman lain dan tidak ada cukup tipuan yang dapat menutupi kepala yang terpenggal dan dia tidak perlu untuk menyentuhnya untuk bisa tahu apakah itu benar-benar nyata.
"Atur rencana untuk bergerak, atur pasukan. Beritahu saya bila kalian telah siap." Tatapan si Ning tidak pernah lepas dari kepala yang terpenggal begitu si wajah yang memiliki bekas luka mengambilnya dan menentengnya seolah-oleh itu hanyalah sebuah benda biasa sementara prajurit yang lain membawa bagian tubuhnya.
Si Ning Kembali ke tendanya. Kakinya gemetar dan bahkan terkejut ketika menyadari bahwa suaranya tidak bergetar ketika dia memberi instruksi kepada Chen An.
Ini benar-benar nyata.
Dia tidak pernah mendengar tentang Negara Xiu Raya, dia adalah seorang murid yang payah dalam mata pelajaran sejarah sewaktu di sekolah menengah dan kini dia telah pindah ke masa lalu bukan sebagai siapa-siapa tetapi sebagai seorang Jenderal bukan seorang Pangeran Kedua dari kerajaan. Bila dia ada di antara kaki para prajurit, dia akan melarikan diri sekarang juga tetapi apa artinya itu?
Haruskah dia pura-pura mati dan melarikan diri? Sepertinya hal itu sangat mustahil untuk dilaksanakan dan dia juga tidak mengenal dunia itu.
Kenapa dia harus menjadi Jenderal?
Andai saja dia seorang Pangeran, dia bisa menerima hal itu dan akan menikmati hidup sebaik-baiknya. Membuat sebuah harem yang dipenuhi dengan wanita-wanita tercantik yang ada di kerajaan. Dia akan bergantung pada penasehat, memberi perintah dan tidak akan pernah masuk ke medan perang dan dia akan makan makanan yang terbaik. Tetapi sekarang dia bukan orang lain tetapi seorang Jenderal yang sepertinya dihormati dan memliki tiga orang komandan yang mengikutinya.
Si Ning dapat merasakan rasa pahit naik di tenggorokannya tetapi yang paling menakutkannya adalah betapa tenangnya dia dan betapa stabil tangannya. Seharusnya dia menjadi panik dan berteriak mencari jalan untuk melarikan diri dari takdir ini tetapi dia bahkan tidak punya waktu dan seorang Jenderal bernama Shen Yu sedang mengincar kepalanya. Ini adalah mimpi buruk yang mana dia pikir dia tidak akan pernah bisa bangun. Dia adalah seorang actor dan telah melihat banyak drama berlatar belakang jaman kuno sampai dia tidak bisa menghitungnya.
Era di mana dia terbangun bukanlah era yang bagus. Dia sangat tahu bagaimana Kaisar harus diperlakukan yang artinya salah dalam satu kata saja dia bisa berakhir dengan kehilangan kepala sama seperti mata-mata itu dan tidak seorangpun yang peduli. Mengetahui bahwa dia dapat diserang kapan saja, dan bisa saja salah satu bawahannya adalah seorang mata-mata yang berencana untuk membunuhnya. Itu sama dengan yang dihadapi oleh Kaisar atau para Pangeran juga, tapi paling tidak seorang Kaisar dianggap sebagai keturunan dewa dan tidak seorangpun yang bahkan berani untuk melihat wajahnya.
Kemudian sebagai seorang Jenderal, dia harus melapor kepadanya, Kaisar adalah seorang yang paling berkuasa di seluruh kerajaan. Bagian terburuk dari jaman ini adalah ketika penyiksaan dilihat sebagai sesuatu hal yang biasa dan bila dia jatuh ke dalam tangan Jenderal Shen Yu ini, Si Ning tahu dia akan pingsan bahkan sebelum penyiksaan di mulai dan dia tidak yakin Jenderal Shen Yu akan melepaskannya sekalipun dia jatuh pingsan bahkan dia mungkin akan terbangun dengan lebih banyak penyiksaan.
Tanpa tidak memiliki sedikitpun memori dari hidupnya pada jaman ini membawanya ke dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Satu-satunya orang yang dia kenali adalah Chen An dan sekarang dia harus memimpin pasukan untuk berperang dan kemungkinan besar menuju kepada kematian. Dan orang yang dipanggil Ah Dai telah terluka parah yang berarti tidak ada seorang pun yang akan melindunginya di medan perang.
Apa yang harus dia lakukan? Si Ning masih berpikir dan karena dia sibuk berpikir tentang berbagai macam scenario yang bisa terjadi bila dia membuat satu kesalahan, membuatnya tidak sadar bahwa Su Heng sudah masuk menghadapnya.
"Jenderal, kami telah siap." Lapor Su Heng.
Apa? Menurut perhitungan Si Ning, dia belum satu jam berpikir dan ternyata mereka telah siap. Si Ning mengambil napas panjang dan melihat Su Heng menatap pada baju zirah di atas kursi.
Si Ning menduga bahwa baju zirah tersebut pasti miliknya dan dia mendekatinya dan melihat bahwa baju zirah tersebut berbeda dari yang Chen An cobakan kepadanya sebelumnya. Siapapun dapat melihat bahwa baju zirah tersebut sangat istimewa karena tidak kelihatan membosankan seperti yang dipakai oleh para komandan, tetapi dibuat dengan sangat indah dan warnanya bergemerlapan dengan lambang seekor naga di sudut kiri atas bagian dada.
Si Ning dengan cepat mengganti pakaiannya dengan pakaian yang pas supaya sesuai dengan baju zirahnya, bersyukur dia mengetahui aturan dasarnya berdasarkan pengalamannya sebagai actor. Dia memegang pedangnya yang sangat berat dan diam-diam berdoa bahwa dia tidak perlu menggunakannya. "Helm?" tanya Si Ning sambil melihat ke sekeliling tapi tidak menemukannya.
Pada umumnya para prajurit memakai helm yang berbeda dari para komandan.
"Jenderal, biasanya jenderal tidak suka memakai helm", kata Su Heng kepadanya.
Si Ning tidak peduli, dia akan masuk ke medan perang dan dia tidak akan membahayakan hidupnya, dia harus melindungi wajahnya dan bila scenario terburuk terjadi dia mungkin dapat bersembunyi dan helm dapat membantunya menyembunyikan identitas dirinya dari Jenderal Shen Yu.
"Aku akan mengambilnya." Su Heng memberi hormat ketika Si Ning bahkan tidak memberikan tangapan.
Si Ning tidak merasa kecewa ketika Su Heng kembali dan menyerahkan sebuah helm yang sangat bagus kepadanya yang bahkan sangat cocok dengan baju zirahnya dan berbeda dari yang dia liat dipakai oleh para prajurit. Dia tidak keberatan bila diberikan helm yang sama seperti mereka yang dapat membuatnya berbaur di antara pasukannya tetapi bahkkan baju zirahnya saja cukup dapat menarik perhatian musuh bahwa dia adalah Jenderal Si Ning dan dia telah bersiap untuk melawan Jenderal Shen Yu dari Kerajaan Xillie.
"Jenderal," panggil Chen An dan memimpinnya keluar.
Yang mengejutkan Si Ning adalah kamuflase daun-daun telah selesai dibuat dan Ketika dia memeriksanya terlihat sangat sempurna bahkan dia merasa sedikit takjub tentang bagaimana hal itu telah dibuat dengan sangat sempurna.
"Apakah kau telah menjelaskan kepada mereka tentang rencananya? Tanya Si Ning, merasa lega suaranya terdengar stabil dan tegas.
"Siap Jenderal." Jawab Chen An.
"Ayo bergerak!"kata Si Ning sambil menaruh pedang di pinggangnya.
Chen An mengangguk sebelum menghadap ke pasukan yang telah berbaris dengan sempurna dalam dua barisan. "Pasukan Xiu Raya! Kita akan maju menaklukkan musuh kita dan kita akan bertahan!" dia berteriak sekerasnya.
"Hidup Kerajaan Xiu!" Mereka semua bersorak sebelum berbalik dan kelompok pasukan yang pertama mulai berbaris maju ke sisi perkemahan dan mulai mendaki bukit.
"Saya dan Ji Ran akan memimpin penyergapan," Su Heng memberi hormat dan Si Ning mengangguk kepada Ji Ran yang memberi hormat kepadanya.
Seorang prajurit memegang kendali dua ekor kuda dan Si Ning menaiki salah satunya sementara Chen An yang satunya.
"Maju," Si Ning menghentak kakinya dan kudanya bergerak maju memimpin pasukan sisa keluar dari perkemahan melewati jalan yang berlumpur.
Hanya beberapa prajurit saja yang tinggal untuk menjaga perkemahan.