Chereads / Resonate Destiny / Chapter 3 - Chapter 2 : Bagaimana Bisa?

Chapter 3 - Chapter 2 : Bagaimana Bisa?

Waktu terus berlalu sejak aku berhenti kedua kalinya.

Aku melihat kepingan bangunan tua yang telah hancur berabad-abad lalu tertutupi lumut dan sudah acak-acakan.

Kepingan itu berceceran sepanjang jalan saat perlahan pintu masuk reruntuhan tampak terbengkalai dari kejauhan.

Pepohonannya tidak terlalu lebat,terkesan menghindari tempat tua itu.Semak-semak liar disekitarnya juga cukup tinggi hingga bisa menutupi sebagian tubuhku.

Rupanya akhir-akhir ini jarang ada orang lewat sini,tampak tanamannya yang tumbuh subur sekaligus rimbun sekali.

Aku merendahkan tubuhku,dan membuka mata lebar-lebar agar dapat memeriksa dengan jelas.Rasanya seperti berkonsentrasi penuh menatap jutaan rumput yang berlalu-lalang di tanah.

"Seharusnya ada disekitar sini kan?"

Seluruh perhatianku terpencar mencari tumbuhan herbal bernama Agropyrum itu.Sambil sesekali bergumam tidak jelas di dalam hati.

Tanaman sejenis ini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit perut dan semacamnya.Sehingga ia sering digunakan ketika membuat ramuan obat.

Jumlahnya yang banyak dan tersebar hingga ke seluruh daratan Evodia,membuatnya mudah ditemukan pada kawasan hutan manapun.

Tapi itu juga jadi masalah ketika dipanen secara berlebihan.Apalagi dieksploitasi demi kepentingan pribadi.

Anehnya adalah,meskipun seringkali dipetik oleh seseorang ataupun dimakan binatang liar.Jarang kudengar adanya krisis kelangkaan barang ini di pasaran.

Seolah tanaman ini memiliki jumlah yang tak terbatas dan selalu cepat beregenerasi.

Bahkan ada rumor, 'jika kau mengambilnya hari ini,maka malam harinya ia akan tumbuh lagi di tempat yang sama'.

Itu kedengarannya mustahil,dan sulit dipercaya.

Sudah jelas bagiku itu tidak mungkin,lagipula aku tinggal di hutan ini kurang lebih enam belas tahun lamanya dan berulang kali melakukan hal ini.Tentu saja aku tak percaya rumor aneh itu.

Satu demi satu aku memetik tanaman itu dengan mematahkan batang lembeknya.Hanya melihat,memetik,dan ulangi lagi hal yang sama.

Itu terus kulakukan hingga terik semakin panas dan berhasil mengantungi dua puluh tangkai Agropyrum di kantung.

Kemudian terdengar derap langkah sekumpulan orang datang menjajaki jalan dengan nafas terengah-engah.

Spontan hal tersebut mengalihkan perhatianku dari kesibukan.

Mereka muncul dari arah selatan mengikuti jalur setapak menuju tempat ini.Yang dimana menghadap langsung dengan mulut masuk reruntuhan.

Kecepatan langkah mereka berkurang ketika melihat sosok ku yang tengah berdiri memperhatikan mereka mendekat.Diikuti ekspresi penasaran yang tampak dari sepuluh meter jauhnya.

Dua dari anggota tersebut merupakan laki-laki berzirah dan berjubah panjang.Sementara dua wanita dibelakangnya terlihat seperti seorang pengguna tombak dan seorang penyembuh.Jadi mereka tim berjumlah empat orang.

Laki-laki berzirah itu berjalan paling depan diantara rombongannya dengan percaya diri.Menyapaku yang sedang terdiam di tempat sambil tersenyum.

"Hei kau,apa yang sedang kau lakukan?"

"Ah! Aku hanya mencari tanaman herbal!!"

"Mmm.."

Pria itu mengangguk kemudian memberikan jempolnya.Dari senyuman yang terpampang di wajahnya,rupanya ia orang yang ramah.Cocok sekali dengan jenggot tipis yang ada dibawah dagunya.

"Kau,kami akan masuk ke dalam reruntuhan,jika terjadi sesuatu tolong panggilkan bantuan!"

Ia mengatakannya dibarengi tatapan bersemangat.Anggota lainnya juga seperti sudah biasa akan tindakannya itu.Entah yakin atau tidak,tapi aku meragukannya.

Tapi rasanya menolak juga tak enak jika orangnya dipenuhi aura semangat yang menggebu-gebu.

"Baiklah,aku akan mengingatnya,hati-hati di jalan"

Sekali lagi ia menganggukkan kepalanya lalu bersama-sama mereka masuk kedalam mulut reruntuhan.Suara langkah kaki yang terdengar ramai itu kelamaan meredup bersama bayangan mereka yang menghilang.

Reruntuhan ini sering dikunjungi petualang,jadi hal yang berbahaya mungkin sudah tidak ada.

Sebab tempat gelap dan sulit dijangkau adalah kondisi terbaik untuk merahasiakan sesuatu.Lagipula jika banyak orang keluar masuk reruntuhan,maka banyak juga yang berpikir bahwa mereka bisa selamat.

Terlebih,jalan setapak ini terlihat telah diatur sedemikian rupa agar dapat sampai kesini.

Itu melalui rute pepohonan lebat dan berliku-liku menyebrangi sungai.Kemudian menanjak pada rerumputan yang berbaring di tanah yang agak lereng.

Dengan topografi yang berbukit-bukit, hawa angin terasa sangat sejuk berhembus dari ufuk timur.Dan itu membuat suasana nyaman bahkan dapat membuatku mengantuk.Aku yakin rombongan tadi juga merasakan hal yang sama.

"Disini sangat tentram,aku jadi ingin tidur,Hoaamm"

Sejenak aku termenung,tapi aku harus menyelesaikan tugasku dulu.Aku tak ingin membebani pikiranku.

Aku kembali menelusuri semak-semak disekitarnya berharap tumbuhan kecil itu segera muncul dihadapanku.Yang kudapat diantaranya masih berdaun muda,belum begitu bermanfaat jika digunakan.

Karena aku tengah sibuk sendiri,tanpa sadar bayang-bayangku sudah sepanjang pinggang ke barat.Angin mulai sedikit bertiup dan udara disekitarku mulai agak panas.

Hari semakin siang,dan aku hanya mendapat separuh kantung.Kurasa sebelumnya ada yang memetik habis tanaman disini atau dimakan hewan-hewan liar.

Itu sekedar dugaanku,karena banyak kutemui sebagian batangnya putus terkoyak.

Ini terasa agak sia-sia,tubuhku juga seperti terasa berat dan letih.

"Ini melelahkan, mungkin aku istirahat saja"

Aku menggerakkan kedua kakiku mendekati sebuah pohon ash berdiameter tiga puluh kaki, dan meletakkan tubuhku disampingnya.

Sejuk diiringi teduh dari bayangan pohon yang menutupi diriku,memberi rasa yang nyaman.Perlahan pegal di punggung dan pundakku seakan berangsur-angsur menghilang.

Selain itu,aku juga kepikiran kenapa aku memilih menerobos semak-semak untuk sampai kesini.Sedangkan sudah ada jalan setapak yang terpampang jelas di sepanjang jalan.

Benar-benar merepotkan...