Chereads / Projects Life Force: Journey of Six Hero / Chapter 2 - Chapter 1 The Argonauts

Chapter 2 - Chapter 1 The Argonauts

16 April, 2389 P.D, Metrodom, 07:00Pm

"Sebentar lagi kereta akan segera tiba di stasiun distrik 7, para penumpang harap perhatikan barang bawaan anda,"ucap masinis kereta kepada para penumpang lewat sebuah intercom yang ada di dalam kereta.

Beberapa menit setelah masinis memberitahu hal itu, kereta pun mulai menurunkan kecepatannya dan secara perlahan kereta pun berhenti di stasiun distrik 7.

"Selamat datang di stasiun distrik 7, dan terimakasih sudah memilih jasa kereta uap ekspress, nikmati perjalanan kalian,"ucap masinis kepada para penumpang lewat intercom kereta.

Perlahan-lahan pintu kereta pun mulai terbuka, para penumpang pun mulai keluar dari dalam kereta, bersamaan dengan dua orang yang mengenakan pakaian hitam yang berlari begitu cepat lalu menusuk salah satu prajurit Ambrosia yang berjaga di stasiun. Melihat salah satu rekannya terbunuh, seorang prajurit Ambrosia lainnya mulai menodongkan senapanya bersiap untuk menembak, tapi sebelum dirinya menarik pelatuk senapanya, dia terlebih dahulu memperingati kedua orang yang membunuh rekannya itu dengan berkata,

"Letakan senjata kalian dan angkat tangan kalian secara perlahan, atau aku tidak akan segan mengeksekusi kalian disini."

Tak menghiraukan ucapan Prajurit Ambrosia itu, kedua orang itu pun kembali bergerak lalu berusaha membunuh dua Prajurit Ambrosia yang ada di hadapan mereka.

Melihat mereka tidak mendengarkan peringatan itu, salah seorang prajurit mulai menarik pelatuk senapanya lalu mulai menembaki kedua orang itu. Tembakan demi tembakan di arahkan ke arah kedua orang itu, tetapi dengan mudahnya mereka menghindari semua tembakan itu, lalu menancapkan pisaunya ke leher Prajurit Ambrosia yang menembaki mereka.

"Unit 1 ke pusat komando, kami telah membersihkan jalur 3, beritahukan kepada Unit 2 untuk menemui kami di jalur 3 untuk mengambil bom."

"Disini pusat komando, terimakasih telah mengamankan jalur 3, kami akan segera menghubungi unit 2, untuk menemui kalian. Unit 2 disini pusat komando, jalur 3 telah di amankan, segeralah menuju ke lokasi unit 1 untuk menerima instruksi selanjutnya."

"Disini Unit 2, kami segera menuju kesana,"ucap seorang laki-laki bertudung hitam yang merupakan ras Wolfborn membalas panggilan itu melalui komunikator miliknya.

"Baiklah teman-teman, waktunya bersaksi."

**************************

Tak selang beberapa menit kemudian, unit 2 yang beranggota 6 orang tiba di lokasi unit 1 untuk mengambil bom dan menerima instruksi selanjutnya dari mereka.

"Bagus kalian sudah tiba disini, ini ambil bom, pergilah ke bagian barat melalui tempat ini lalu setelah kalian tiba di persimpangan belok ke arah kiri, lalu dari sana lurus lah terus sampai kalian menemukan gerbang besi berwarna merah tempat reaktor itu berada, lalu atur Timer yang ada di bom waktu menjadi 10 menit, itu waktu yang cukup untuk kalian pergi dari tempat itu, dan semua informasi lanjutan sudah di masukan ke PHD ini, semoga kalian berhasil,"ucap laki-laki itu menyerahkan Bom dan PHD itu kepada seorang laki-laki Wolfborn berbulu cokelat.

Setelah menerima instruksi selanjutnya berserta PHD dan Bom, dirinya dan ke -5 rekannya mulai menuju ke lokasi yang di sebutkan di dalam instruksi. Perjalanan menuju ke lokasi itu memakan waktu sekitar satu jam perjalanan.

"Akhirnya setelah 10 menit, kita sampai juga di lokasi, baiklah waktunya memasang bom ini dan segera pulang."

"Tunggu, aku mendengar beberapa langkah kaki dari sebelah timur mulai mendekat ke arah sini, tiga, tidak, ada dua orang mengarah kesini, yang lain cepat masuk ke dalam dan pasang bom waktunya, aku akan menghadang mereka,"ucap laki-laki yang mengenakan zirah lengkap dan sebuah perisai besar di belakang punggungnya.

"Baiklah, kami serahkan ini pada mu, semuanya ayo masuk,"ucap seorang Wolfborn kepada laki-laki yang mengenakan zirah lengkap itu.

"Kalian ini terlalu bergantung pada kakek tua seperti ku, tapi tidak apa-apa, karena aku akan menyelesaikan ini dengan cepat,"ucapnya sambil menghadang prajurit Ambrosia.

Tak selang beberapa detik kemudian terlihat dua orang prajurit Ambrosia yang sedang berjalan-jalan, lalu tanpa basa-basi lagi, laki-laki yang mengenakan zirah lengkap itu pun berlari ke arah kedua orang itu, dan dengan hantaman perisai miliknya, dua orang itu terpental cukup jauh lalu pingsan begitu saja.

"Keadaan disini sudah aman, cepat pasang bomnya sebelum prajurit Ambrosia berdatangan."

*******************************

Setelah keadaan mulai aman, dan saat bom akan di pasang, alarm merah pun berbunyi karena mendeteksi keberadaan penyusup. saat alarm berhenti berbunyi, terlihat sebuah mahluk aneh dengan bagian bawah terbuat dari rangkaian besi, dan bagian atas nampak banyak sekali kulit manusia yang di jahit menjadi satu dan disatukan dengan mesin itu.

"Penyusup... Ditemukan... Musnahkan,"ucap mesin itu mengangkat lengannya yang seperti senapan mesin lalu mulai menembakan peluru untuk memuaskan penyusup.

Melihat serangan itu, seorang laki-laki berzirah lengkap, mengambil perisai besar yang ada di punggungnya lalu sambil berteriak,

"Semuanya berlindung di belakang ku, Heavenly Aura, Perfect Shield, Sanctuary!!!"

Semua peluru yang di tembakan oleh mesin itu mulai terpental kesana kemarin dan sebagiannya lagi jatuh tepat di bawah perisai milik laki-laki berzirah lengkap.

Setelah tembakan berhenti, dua orang mulai melesat dari arah belakang laki-laki yang melindungi mereka ke arah kaki mesin itu, dan dengan beberapa serangan kaki depan mesin itu hancur menyisakan 3 kaki lainnya.

Setelah kehilangan dua kakinya pergerakan mesin itu mulai sedikit melambat, tapi itu belum cukup untuk menghentikannya, monster itu mengangkat lengannya dan kembali menembakkan peluru ke arah para penyusup.

"Musnahkan... Musnahkan...!!!!"

"Cih, jika seperti ini terus kita tidak akan punya kemajuan, hey kau pria besar, apa kau bisa menahannya sedikit lebih lama lagi?"

"Baiklah, percayakan padaku, Shield Bash, sekarang waktunya, selagi dia kehilangan keseimbangan."

"Nice Move, sekarang waktunya untuk menghancurkan kaki yang tersisa dan mengakhiri semua ini"

Serangan demi serangan di arahkan ke kaki mesin itu, dan akhirnya setelah beberapa kali serang salah satu kaki mesin itu hancur menyisakan 2 kaki yang masih utuh. Karena hanya 2 kaki yang tersisa, mesin itu berusaha menyeimbangkan dirinya, tetapi semua itu sudah terlambat, laki-laki berzirah lengkap itu telah berada di bawah salah satu kakinya dan dengan sedikit hantaman dari perisai miliknya, mesin itu kehilangan keseimbangan lalu roboh seketika.

"Sekarang saatnya mengakhiri ini untuk selamanya, Divine Smite."

Sebuah tebasan yang diiringi kilatan cahaya putih, berhasil memotong tubuh monster itu, memisahkan bagian atas dan bawahnya, dan dengan ayunan terakhir, kepala mesin itu terpotong dan terpental sedikit jauh dari tubuhnya, dengan sisa tenaga yang ada mesin itu bersuara,

"Pen...Penyusup...Ha...Harus...Di... Dimusnahk....aan."

Seketika itu juga mesin itu berhenti bergerak, dengan Core yang masih menyala. Melihat Core itu masih menyala tapi dengan cahaya yang redup, seorang gadis memiliki kulit bersisik yang mengunakan tudung berjalan ke arah mesin itu lalu menarik keluar corenya dan memberikannya ke laki-laki Wolfborn berbulu cokelat yang tengah mempreteli dan mengambil bagian-bagian dari mesin itu untuk di gunakan kembali.

"Hei, aku menemukan core ini, tapi aku tidak tau apa gunanya, jadi ku berikan kepada mu, karena ku lihat kau begitu tertarik dengan mesin itu,"ucapnya sambil memberikan core itu.

"Uwah...ini adalah barang jarahan yang bagus, aku bisa membuat sebuah armor dengan mengunakan core ini."

***********************

Setelah selesai dengan monster itu, dan bom juga sudah di pasang, salah seorang dari mereka bertanya,

"Aku ingin bertanya, kenapa pewaktu yang ada di bomnya menunjukkan sisa waktu 2 menit, bukanya kita harusnya memasangnya di 10 menit?"Tanya seorang gadis bertudung hitam dan bersisik itu.

"2 menit? apa kau yakin, bukanya kita pasang timernya di 10 menit, biar ku coba cek?"

Setelah di cek, ternyata bomnya di pasang di waktu 2 menit bukan 10 menit, karena waktu di bom itu menunjukkan bahwa waktu yang tersisa hanya 1 menit 40 detik, semua orang pun bergegas keluar dari tempat itu, sesaat setelah keluar dari tempat itu, sebuah helikopter dengan logo The Ambrosia datang sambil berkata,

"Kami menemukan penyusupnya, segera memulai tahap eliminasi."

Helikopter itu pun mulai bergerak menghadap ke arah 6 orang penyusup itu, lalu peluru pun di tembakan dari senapan mesin Helikopter menembus kaca yang ada di lorong menuju reaktor 4. Melihat peluru yang di tembakan ke arah mereka, pria berzirah lengkap pun mengangkat perisainya untuk menangkis semua tembakan itu.

"Kami tidak punya waktu untuk melayani kalian, maafkan aku tapi aku harus menjatuhkan helikopter kalian, semoga kalian baik-baik saja."

Sebuah perisai besar pun di lempar ke arah baling-baling utama helikopter itu dan seketika membuat helikopter itu kehilangan kendali lalu mulai turun perlahan-lahan. Setelah berurusan dengan helikopter itu sebuah ledakan terjadi, ke-6 orang yang berurusan dengan helikopter itu pun mulai mempercepat lari mereka sebelum jalur yang mereka pijak hancur akibat ledakan.

*************************

Saat sudah setengah perjalanan menuju jalan keluar, tiba-tiba salah satu rekan mereka terjatuh akibat pijakan yang roboh, dan tepat di belakangnya api dari ledakan bom yang mereka pasang mulai mendekat dengan cepat, semua orang dengan sekuat tenaga berusaha mengangkatnya sebelum ledakan itu sampai ke mereka. Dengan segenap kekuatan yang mereka miliki, mereka berhasil mengangkat rekan mereka yang terjatuh, dan dengan sisa waktu yang ada mereka pun berhasil keluar dari jalur menuju reaktor 4 diiringi dengan ledakan yang hebat keluar dari jalur itu.

"Kita berhasil, tadi itu nyaris saja."

"Ya tadi itu aku hampir saja mati, tapi ternyata keberuntungan masih berpihak pada kita."

"Nah, karena kita semua sudah selamat, dan misi kita telah selesai bagai mana kalau kita pergi ke markas kita yang berada di Tavern bar distrik ini bagai mana menurut kalian?"Tanya laki-laki Wolfborn berbulu putih kepada semua rekannya.

"Ide bagus, aku butuh istirahat dan juga butuh makanan,"ucap laki-laki berkulit sedikit pucat dengan tanduk di kepalanya.

"Baiklah sudah di putuskan, kita akan makan dan minum sepuasnya di Tavern bar."

*************************

Setelah sedikit berjalan kaki, akhirnya mereka pun tiba di Tavern bar yang ada di distrik 7, lalu setelah membuka pintu Tavern, terdengar sebuah bunyi bell yang berada tepat di atas pintu Tavern. merek berenam pun di sambut oleh seorang pria paruh baya dengan seragam khas bartender dan kepala yang botak sambil berkata,

"Selamat datang kembali kalian berenam, biar aku tebak, kalian pasti ingin memesan makanan dan minuman setelah menyelesaikan misi dari The Resistan bukan?"

"Kau memang mengerti kami Babys, bisa kau berikan aku bir dingin dan babi panggang?"tanya laki-laki Wolfborn berbulu cokelat itu kepada Babys bartender yang merupakan salah satu relawan dari The Resistan.

"Baiklah segera ku siapkan, tapi kau harus membayarnya nanti, aku memang relawan dari The Resistan, tapi aku cuma menyediakan kamar untuk kalian, tapi untuk makanan dan minuman kalian harus bayar, karen itulah perjanjiannya,"ucap Babys masuk ke dapur untuk menyiapkan makanan yang di pesan.

Saat makanan masih belum di sajikan, laki-laki Wolfborn berbulu cokelat itu berkata kepada yang lainnya,

"Oh iya, kita belum saling mengenal kan, bagaimana kalau kita berkenalan terlebih dahulu, aku Kosef Galanodel, pemilik dari Galanodel Metal Workshop, salam kenal semua,"ucap Kosef memperkenalkan dirinya.

"Selanjutnya giliran ku, nama ku Nealuchi, aku memilih class Druid banyak hal yang ingin ku lakukan, tapi ya aku hanya memperkenalkan diri ku secara singkat, selanjutnya ku persilahkan untuk nona yang ada di samping ku untuk memperkenalkan dirinya."

"Kalau begitu perkenalkan aku Mister. Krabs, nama itu bukanlah nama ku yang sebenarnya itu cuma kode name yang ku pakai karena aku tidak ingin siapapun mengetahui nama asli ku, jika kalian bertanya kenapa tubuh ku bersisik, itu karena aku berasal dari Ras Yuan-ti pureblod, sekian dari ku, selanjutnya barangkali pria bertanduk di sebelah ku mau memperkenalkan dirinya, aku persilahkan."

"Baiklah nama ku Kayre Laurent, seperti yang terlihat aku berasal dari ras Tieflings, seorang mantan kriminal yang di tuduh dengan tuduhan Mass Murdering, aku tidak akan terlalu menceritakan latar belakang ku, tapi singkat cerita, aku di bebaskan dari penjara karena berkelakuan baik, itu saja, selanjutnya apa ada yang mau memperkenalkan diri lagi, aku persilakan."

"Seperti hanya aku yang dari ras manusia ya, tapi aku harap kita semua bisa akrab, namaku Kei, seorang manusia ya aku sebenarnya bisa melakukan apapun, menjadi pesulap, petualang, bahkan pengawal raja pun bisa ku lakukan, tapi aku lebih suka menjelajah dan mencari tau segala hal, makanya aku bergabung dengan The Resistan, tapi aku memiliki beberapa hal yang tidak bisa ku sebutkan, terutama soal masalalu dah hal lainnya, ku harap kalian semua bisa mengerti."

"Baiklah, hanya tersisa satu orang, hey pria besar bisa kau perkenalkan dirimu?"Tanya Kosef pada pria itu.

"Baiklah kurasa sudah waktunya memperkenalkan diri ku, nama ku Icaros Oriont seorang mantan Paladin berusia 90th aku datang atas permintaan The Resistan sekaligus untuk menuntaskan tujuan ku yaitu mencari seorang penerus yang akan mewarisi jalan cahaya mengantikan diri ku agar aku bisa pensiun dengan tenang, sekian dari ku,"ucap Icaros tanpa membuka helmnya sedikitpun.

"Kita semua datang dari ras yang berbeda-beda kecuali pak Icaros yang aku tidak tau dia dari ras mana, tapi aku yakin kita semua yang ada disini untuk satu tujuan yaitu mencari tau apa yang sebenarnya di rencanakan oleh Ambrosia, dan untuk itu, bagai mana kalau kita membentuk sebuah party yang bernama The Argonauts, bagaimana apa kalian setuju?"tanya Kosef pada yang lainnya.

Setelah mengatakan hal itu, semua orang terdiam sejenak, saat itulah Nea pun mulai angkat bicara lalu berkata,

"Itu nama yang bagus, aku rasa aku setuju dengan mana itu."

"Kedengarannya tidak begitu buruk, aku setuju saja,"ucap Krabs sambil menatap ke arah Kosef.

"Aku juga sama, namanya terdengar cukup menarik,"sambung Nea yang menunggu Babys kembali dari dapur untuk memesan makanan.

"Tidak ada keluhan dari ku, aku menerima nama itu,"ucap Icaros dengan suara yang mengema dari balik helmnya.

"Baiklah karena semuanya sudah setuju, mulai hari ini kita adalah The Argonauts."

~Besambung~