Gadis kelinci, "Tuanku, maukah anda mengabulkan permintaan ku yang egois ini satu kali lagi?"
Elanos, "Katakan."
Gadis kelinci, "Bisakah anda memusnahkan kerajaan ini, sampai menjadi gabah."
Elanos, "Itu mudah bagiku, tapi aku tidak memiliki alasan untuk melakukannya."
Gadis kelinci itu mendekati Elanos dan tiba-tiba... Cup!
Elanos, "Apa yang kau lakukan"
Gadis kelinci, "Kiss" ucapnya dengan pipi yang memerah.
Elanos, "Itu tidak memberiku apa-apa dan kenapa wajahmu memerah"
Gadis kelinci, "B-bodoh! aaa-apa kau ingin lebih?"
Elanos, "Aku tidak mengerti, tapi aku akan mengabulkan permintaanmu"
Elanos, "Makhluk abu-abu memberiku benda elastis ini, benda yang terjatuh dari tubuhnya setelah aku menyelamatkan hidupnya, mungkin apa yang kau lakukan adalah tanda terimakasih"
Gadis kelinci, "Hmpp... p-pangil aku Lina, dan siapa namamu?"
Elanos, " Elanos."
Lina, "Nama yang aneh"
Setelah tidak sengaja menyelamatkan para budak, Elanos bersama Lina terbang ke udara, untuk menghindari dampak dari kekuatan destruktif skill miliknya.
"Flick"
"Flick"
"Flick"
"Flick"
"Flick"
Lina, "Hei cukup! aku bilang kerajaan, kenapa kau memusnahkan 1 benua?"
Elanos, "Sial! aku latah"
*Dehem... hal seperti itu sering terjadi....
.
.
.
Itu adalah momen terakhir, yang aku ingat; satu-satunya momen bahagia dalam hidupku.
Bertemu seorang pria aneh yang mewujudkan harapanku....
.
.
.
.
.
.
5 Tahun telah berlalu....
Semenjak peristiwa mengerikan yang menimpaku....
Aku benar-benar merasa senang semua harapanku tercapai, karena seorang pria misterius; yang kini hilang entah kemana....
Kini aku hanya seorang pemilik toko bunga yang hidup normal seperti orang-orang lain.
Tidak ada lagi sistem perbudakan.
Berkat pria itu....
Namun kenapa, kenapa aku merasa hampa....
Rasanya, hidupku hanya tercipta pada saat aku memperjuangkan kebebasan sebagai budak.
Tentu aku bersyukur, bersyukur karena telah bebas!
Aku pernah berkata pada mendiang temanku bahwa tidak ada hal yang paling aku harapkan di dunia ini, selain dapat bebas....
Dan, jika hidup tidak memiliki harapan....
Maka tandanya kau sudah menyerah.
Akan tetapi; kenapa aku... merasa hampa....
Kenapa aku menjadi seperti ini...
Ada apa dengan ku.
Apakah kita hanyalah budak, dari ribuan harapan yang tak berujung....
Lalu kenapa itu harus terwujud.
Aku tidak bisa menerimanya, kehidupan yang tenang ini.
Terlalu tenang sampai membuatku gila.
Aku ingin merasakan sensasi, aku ingin diambang batas, menerima semua rasa sakit dan memperoleh harapan....
Ah, semuanya sia-sia.
Percaya pada kehidupan setelah kematian adalah harapan yang paling sempurna, tidak terbantahkan.
Namun, jika ternyata... jika tidak ada kehidupan semacam itu, itu adalah sistem yang paling keji yang menggantungkan harapan kita pada omong kosong.
Permainan siapa ini?
Kenapa kita harus terjerat oleh harapan....
Elanos!!! tidak ada yang bisa aku pegang, semuanya pergi dariku...
Harapanku...
Keluargaku...
Temanku...
Semuanya.