Chereads / I Became Invincible In A Matter Of Days / Chapter 2 - Sebuah Insiden!

Chapter 2 - Sebuah Insiden!

Ranah kultivasi di dunia fana:

1.Body Tempering. 1-9

2.Inital Foundation. 1-9

3.Flowing Qi. 1-9

4.Qi Fusion. 1-9

5.True Foundation. 1-9

6.Nascent Soul. 1-9

7.Transcendent. 1-9

8.Saint. 1-9

9.Saint King. 1-9

10.Origin Return. 1-9

11.Origin King. 1-9

Next Cultivate Coming Soon....

Tiba tiba sebuah petir menyambar meng hao dengan hebat.

Ledakan!

Ledakan seketika terjadi ketika ia mengucapkan hal itu.

"Argh!!! surga bahkan kau tidak menerima sumpahku?! baiklah mulai hari ini aku berjanji padamu suatu hari ketika aku menjadi abadi aku akan menghancurkan mu dan penghunimu, seluruhnya!!!"

Meng hao bersumpah dengan terang terangan kepada surga, hingga petir itu berhenti menyambarnya.

Hingga meng hao pulang dengan keadaan gosong.

Di depan pintu rumahnya ia sudah di tunggu oleh adik adik kecilnya yang mungil dan imut, adik kecilnya bernama Meng Yi, dia mempunyai penampilan yang imut dan tubuhnya tubuh loli dikarenakan masih berusia 14 tahun, dengan rambut yang terurai berwarna hitam legam yang cantik dan penampilannya yang imut ia langsung memeluk kakaknya Meng Hao, namun ia menyadari bahwa kakaknya bau gosong, lalu ia melepaskan pelukannya.

"Hahahaha! kakak kenapa kau gosong!?"

"Huh!? Gosong??"

Ibunya meng hao yang berpenampilan ibu ibu berusia 38 tahun pun muncul.

Ia lantas menertawakan anaknya juga yang berpenampilan seperti pengemis yang meminta uang.

"Hahahahaha! Nak, aku tak tau selama ini kau mengemis."

"Bukan ibu! ini tadi aku terkena sambaran petir!"

Mereka sontak terkejut.

"APA!?"

"NAK KAU TIDAK APA APA KAN?!"

Seketika ibu meng hao panik dan mengecek kondisi anaknya.

"Fyuh... Syukurlah tidak ada yang terluka dan lecet."

Setelah hari yang panjang malam haripun tiba.

Meng hao dan adiknya pergi untuk makan malam bersama ibunya juga, disana dia mengobrol banyak dengan ibunya dan adiknya ia bercerita tentang cita citanya yang ingin menjadi abadi.

Disana adiknya menertawakan cita cita kakaknya, dan mengatakan sesuatu bahwa, "Kakak aku tak habis pikir dengan cita citamu, kau ingin menjadi abadi? itu hanyalah mitos dan legenda bahkan han 0,01% orang yang dapat menjadi abadi!"

Mendengar tentang cita citanya di ejek oleh adiknya ia langsung mencubit pipi adiknya dan menariknya dengan raut muka yang marah.

"Jaga bicaramu adik bodoh!"

Ia langsung melepas pipi adiknya segera, dan dengan tegas ia bilang bahwa, "Aku pasti akan menjadi abadi, aku sudah bersumpah kepada surga untuk hal ini juga walau tak diterima."

"Nak aku adalah ibumu, aku pasti akan mendukung cita citamu, bagaimanpun juga seorang ibu harus mendukung cita cita anaknya."

"...."

Meng Hao terdiam, 2 hari kemudian.

Meng hao terkejut dengan yang ia alami, bahwa ia sudah naik tingkat kemarin tapi hari ini ia naik tingkat lagi.

Sekarang meng hao sudah di ranah Flowing Qi lapisan ke 8.

Ia sangat heran.

Di tempat air terjun yang agak jauh dari rumahnya, meng hao berkultivasi, ia menyadari bahwa tak hanya tubuhnya semakin aneh, mamun juga ketika ia menyerap Qi dari alam, kecepatan penyerapannya sungguh tak masuk akal.

"Aku bingung atau senang atas keanehan tentang diriku ini~"

Meng hao bangkit dari tekanan air terjun dan akan memasang bajunya di pinggir air terjun, dan ia juga hendak akan melatih Divine Sword Qi Teqhnique.

Teknik ini ia temukan di ruangan mendiang ayahnya yang sudah meninggal, dan ia tak menyangka bahwa ayahnya seorang kultivator.

"Baiklah dikatakan di buku ini bahwa, pertama-tama alirkan Qi mu ke ujung jarimu dengan padat, hingga membentuk sebuah bilah tajam."

Ughh!

Itu sangat susah!

Tapi pada akhirnya meng hao berhasil hanya dalam 5 menit saja, dan untuk mempelajari teknik ini butuh 2 tahun.

Meng Hao tak menyadari akan hal ini, ia terus berlatih hingga ia sudah dapat melepaskan dan membentuk sebuah sword qi secara terpisah, dan membentuk sebuah cahaya pedang yang di buat oleh qi emas meng hao.

Sore harinya tepat hujan yang mengguyur meng hao, ia segera pulang kerumahnya.

.....

20 menit kemudian, meng hao sampai di rumahnya.

Namun setelah ia sampai, ia langsung jatuh dengan putus asa, matanya melebar karena terkejut dengan apa yang ia lihat.

Ternyata ia melihat ibunya berbaring di tanah dengan lubang di dadanya, dalam keadaan telanjang bulat, dan adiknya yang masih utuh dan tak pernah di sentuh ia melihat adiknya menangis di atas mayat ibunya.

Sehingga, adiknya yang menyadari kakaknya yang baru saja pulang, ia langsung pergi berlari ke kakaknya dan memeluknya.

"K-kakak, i-ibu telah meninggal! HUWA!"

Meng yi menangis sambil memeluk kakaknya, "k-kakak?"

Ia menoleh ke wajah kakaknya yang jatuh ke bawah dengan putus asa, ia terkejut karena ia melihat kakaknya menangis dengan wajah yang di penuhi oleh amarah, seakan ia akan menghancurkan seluruh dunia.

"Meng Yi, siapa yang melakukan ini dan siapa yang membuat ibu kita terlihat sangat hina seperti ini?" Tanya meng hao dengan nada yang biasa.

Meng Yi membalas dengan nada yang bergetar, "T-tadi ketika aku dan ibu sedang memasak makan malam di tengah tengah hujan, datang segerombolan prajurit dari kekaisaran, awalnya prajurit ini menyuruh kami meninggalkan tanah ini dengan segera, t-tapi ibu tak mau karena tanah ini adalah pemberian dari mendiang ayah kita, sehingga ketika ibu menolak raja dari mereka datang, dan menyerang ibu, dengan qi yang luar biasa hingga pingsan, i-ibu menyuruhku untuk segera lari dan bersembunyi, aku melihat di balik dengan semak semak, saat itu raja mereka menyuruh ratusan prajuritnya untuk m-m-m-memprkosa ibu!!! hingga ketika mereka semua selesai mereka semua membunuh ibu dengan sekali serang, mereka semua tertawa riang, AKU TAK Terima HAL INI KAK!! HUWAA!!"

Meng hao yang mendengar penjelasan dari adiknya, ia terdiam.

"K-kakak kenapa kau diam!? Apa ini lucu bagimu!?"

Melihat meng hao yang terdiam tak merespon meng yi marah.

"KA-kak?!"

Nadanya semakin mengecil setela melihat kakaknya mengangkat wajahnya yang jatuh, ia melihat bahwa matanya mengeluarkan darah, wajahnya yang seakan mati, sorot matanya yang sudah hilang, kini setelah kejadian yang membuatnya kehilangan seluruh emosinya, namun sebelum itu.

Meng Hao mendapat kembali sorot matanya yang tajam, dan ia menunjuk ke arah langit.

"HARI INI, AKU MENG HAO BERSUMPAH AKAN MEMBALASKAN DENDAM DAN KEMATIAN IBUKU, YANG MENGHALANGI JALAN BALAS DENDAMKU AKAN MATI! DAN TERAKHIR, AKU JUGA AKAN BERSUMPAH UNTUK MEMBUNUH SELURUH KELUARGA KEKAISARAN! DARI LELUHUR YANG BERUSIA 100 RIBU TAHUN, DAN SAMPAI BAYI YANG MASIH MENYUSU KEPADA IBUNYA!! SEMUA WARGA KEKAISARAN JUGA AKAN MENANGGUNG RASA SAKIT YANG AKAN MENIMPA KALIAN!"

Sorot matanya yang dipenuhi dengan tangisan darah itu kembali seperti orang yang sudah kehilangan seluruh emosi dan perasaannya.

Melihat hal itu meng yi merasa bersalah, dan ia menebus rasa bersalahnya, ia juga bersumpah sama seperti kakaknya.

Meng Hao yang melihat hal itu kini ia menetapkan tujuannya, bahwa ia hanya akan membalas dendam dan melindungi keluarga satu satunya yaitu adiknya meng yi.

setelah kejadian mengerikan itu mereka segera mengubur tubuh ibu mereka dan berdoa agar ibu mereka tenang.

"Surga bahkan tak mengizinkanku untuk hidup tenang! maka suatu saat aku akan menghancurkan nya!" Ujar dalam hati meng hao.

Setelah mereka selesai berdoa mereka segera berangkat dan memulai perjalanan mereka untuk balas dendam.

"Yi'er ingat ini, di dunia ini tak ada yang bisa kau percayai selain keluargamu, jangan pernah mempercayai siapapun kecuali keluargamu, aku tak ingin satu satunya keluargaku meninggalkanku sendirian, dan siapapun musuhmu, bunuh dia tanpa ampun, walaupun itu seorang tak berdosa atau bayi yang baru lahir!."

Mereka berdua akhirnya meninggalkan tempat itu di tengah silaunya sinar matahari yang mulai terbit dan menyinari mereka, mereka pun akhirnya segera memulai perjalanan yang akan di penuhi oleh darah!

BERSAMBUNG...