Chapter 5 - VOLUME 1 CHAPTER 3

HADIRIN SEKALIAN, TERIMAKASIH TELAH MENUNGGU!

"Selamat pagi Yamauchi!"

"Selamat pagi Ike!"

Setelah sampai di sekolah, Ike memanggil Yamauchi dengan senyuman di wajahnya.

Tidak biasa bagi mereka berdua untuk pergi ke sekolah lebih awal. Satu minggu sejak upacara masuk. Ike dan Yamauchi selalu sampai di sekolah tepat sebelum bel.

"Wow ~ pelajarannya sangat menyenangkan sampai aku tidak bisa tidur ~"

"Yup, sekolah ini yang terbaik. Berenang akan segera dimulai! Aku bilang berenang, tapi anak perempuan adalah bagian yang penting! Dan oleh anak perempuan, maksudku pakaian renang mereka!"

Pastinya, berenang diajarkan kepada anak laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, Horikita, Kushida, dan semua gadis lainnya memakai pakaian renang ... dan kulit mereka akan terlihat. Gadis-gadis di ruangan itu mundur dari kegembiraan Ike dan Yamauchi.

Di sisi lain, aku masih duduk di kursiku, sendirian. Aku harus proaktif bergabung dengan kelompok perteman. Untungnya, percakapan mereka dihentikan, jadi aku berdiri. Namun…

"Oi, Dokter, kemarilah."

"Fufu, apakah kau memanggilnya?"

Seorang anak laki-laki gemuk, yang tampaknya memiliki julukan "Dokter", berjalan menuju orang yang memanggilnya. Aku pikir namanya Sotomura atau semacamnya.

"Dokter, bisakah kau merekam gadis-gadis yang memakai baju renang?"

"Serahkan saja padaku, aku akan pura-pura sakit dan melewatkan kelas untuk mengamatinya."

"Rekam? Apa yang akan kaulakukan?"

"Dokter akan merengking ukuran payudara wanita. Jika ada kesempatan, dia akan mencoba memotret."

"... Oi oi."

Sudou juga menarik kembali rencana Ike. Jika gadis-gadis itu tahu itu akan menjadi pertumpahan darah. Namun, terlepas dari apa yang mereka bicarakan, aku iri dengan percakapan mereka. Pasti menyenangkan memiliki teman. Aku juga ingin punya teman.

"Sedih."

"... kau juga ada di sini, Horikita?"

"Beberapa menit yang lalu, aku masuk saat kau melihat anak laki-laki itu. Kau tidak akan berpikir untuk mencoba berteman dengan mereka, bukan?"

"Diam, sulit bagiku untuk memiliki teman."

"Dari sudut pandangku, Kau tidak terlihat seperti memiliki gangguan komunikasi."

"Aku punya banyak keadaan. Ha ... bahkan sekarang aku hanya bisa berbicara denganmu."

Bahkan jika aku bisa mengirim pesan dengan Ike dan yang lainnya, pembicaraan masih sulit.

"Hei ... aku sudah menyuruhmu untuk tidak memasukkanku ke daftar temanmu, kan?"

Dia menatapku dengan wajah jijik saat dia mundur beberapa langkah.

"Tidak masalah, seberapa rendahnya situasiku, aku tidak akan pernah berteman denganmu."

"Aku mengerti, aku merasa lega."

Berapa besar kebenciannya dengan memiliki teman?

"Oi Ayanokouji."

Tiba-tiba, Ike memanggilku. Saat aku menoleh, aku melihat wajahnya yang tersenyum memanggilku.

"Apa, apa itu?"

Aku sedikit tergagap saat aku bangkit. Horikita sudah mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain.

Bagaimanapun, kesempatan ku untuk membuat sekelompok teman telah datang.

Aku berjalan menuju Ike.

"Sejujurnya, kami akan bertaruh pada ukuran dada gadis itu."

"Kami bahkan punya meja untuk taruhannya."

Dokter mengeluarkan sebuah tablet dan membuka lembaran Excel.

Semua nama anak perempuan di kelas terdaftar. Taruhan juga diperlihatkan. aku tidak tertarik dengan taruhan, tapi aku tidak akan membiarkan kesempatan ini untuk membuat teman pergi.

"Hmm ... haruskah aku bergabung?"

"Ya, lakukanlah, lakukanlah!"

Saat ini, pesaing untuk payudara terbesar di lembar adalah Hasebe.

Kemungkinannya adalah 1 dari 8.

Ini adalah nama yang belum pernah aku dengar sebelumnya. aku belum mengingat semua nama teman sekelasku. Ini sangat buruk

"Ini lebih detail daripada yang aku pikir akan terjadi ... bukankah kalian terlalu banyak mengamati?"

"Itu karena kita laki-laki. Kita hanya punya pantat dan payudara yang terus-menerus ada di dalam pikiran kita!"

Bahkan jika itu benar, mereka sama sekali tidak menahan diri.

Di dekat bagian bawah tombol rasio, ada nama Horikita. Itu adalah 30.

Nah, dari segi ukuran payudara, sudah jelas siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dia memiliki kesempatan menang yang cukup rendah.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan? 1.000 poin untuk bergabung."

"Aku mengerti…"

Tanpa mengetahui nama dan wajah siapa pun, apalagi ukuran payudara mereka, sulit untuk bergabung.

Satu-satunya orang yang pernah kudengar, bagaimanapun adalah Horikita dan Kushida.

Kushida pasti memiliki payudara besar, tapi sulit untuk mengatakan bahwa dia akan mengambil tempat pertama hanya dengan banyak informasi itu.

"Tidak apa-apa, kami hanya bermain. Ada banyak orang yang bisa dipilih juga."

"Aku akan melakukannya!" "Aku juga aku juga!" "Aku juga sudah pernah mengintai ukuran payudara!"

Sementara aku memikirkannya, semua anak laki-laki berkumpul dan merasa senang karena payudara. Semua gadis di kelas melihat dengan ekspresi jijik.

"Aku akan ikut juga, taruhanku di Sakura."

Yamauchi memotong dan memberi taruhannya. Sakura adalah cewek biasa yang memakai kacamata. Aku tidak benar-benar terlalu berbicara dengan siapapun, jadi aku tidak akan terlalu tahu.

Merenungkan sesuatu, Yamauchi mengapai bahu Ike dan Dokter dan mulai membisikkan sesuatu.

"Aku hanya mengatakan ini pada kalian, tapi aku sebenarnya sudah menembak Sakura."

"Ha !? apa, benarkah !?"

Ike adalah yang paling terkejut dan tidak sabar. Apa seseorang sudah mengalahkannya untuk mencapai tujuannya?

"Ya, ya, tapi ini hanya di antara kita, oke, aku pikir dia benar-benar biasa pada awalnya, lalu aku melihat pakaiannya, benda itu sangat besar."

"Bodoh, Kau memohon padanya karena dia besar dan bukan karena dia imut?"

"Aku tidak akan berkencan dengan siapa pun kecuali mereka berada pada level yang sama dengan Kushida dan Hasebe, aku tidak tertarik pada gadis biasa."

Yamauchi menjadi tak kenal belas kasihan karena tidak ada orang lain di sekitarnya.

Aku bertanya-tanya berapa banyak aku bisa mempercayai kata-katanya tentang mengajaknya kencan.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk menempatkan taruhanku pada gadis-gadis dengan kemungkinan lebih tinggi.

°°°

"Wow, ini kolam renangnya!"

Setelah makan siang berakhir, kelas renang yang telah ditunggu lama oleh Ike dan yang lainnya akhirnya datang.

Tanpa berusaha menyembunyikan nafsu, Ike berdiri dengan penuh semangat. Kelompok yang berada di luar kolam berenang, aku diam-diam mengikuti dari belakang. Atau, begitulah yang aku pikirkan.

"Ayo kita pergi bersama, Ayanokouji."

"Eh? Uh, t-tentu."

Aku ragu dengan undangan Ike, tapi dengan cepat aku mengikutinya ke ruang loker.

Sudou dengan cepat mulai mengganti bajunya. Badannya yang bagus dari tahun bermain bola basket terlihat. Apalagi kalau dibandingkan dengan yang lain di kelas, tubuhnya terlihat kuat.

Para siswa membungkus diri dengan handuk mandi, tapi Sudou hanya berdiri dengan celana dalamnya. Dalam keadaan setengah telanjang itu, dia mengeluarkan baju renang dari tasnya. Aku tidak sengaja berbicara saat melihatnya.

"Sudou, apa kau tidak merasa malu?"

"Tidak, aku mencoba untuk mengganti secepat mungkin. Jika kau mencoba menyembunyikan diri, kau menjadi pusat perhatian."

Kau bisa mengatakannya lagi. Seseorang yang mencoba untuk menganti pakaian diam-diam di ruang ganti mungkin akan diolok-olok.

"Baiklah, ayo pergi."

Sudou meninggalkan ruang loker. Aku juga telah selesai berpakaian.

"Sekolah ini benar-benar yang terbaik! Ini lebih baik daripada kolam di kota!"

Ike, yang keluar dengan memakai celana renang, berteriak setelah melihat kolam setinggi 50 meter itu.

Airnya terlihat sejernih kristal dan tidak terganggu karena merupakan kolam renang dalam ruangan. Fasilitas yang sangat baik.

"Di mana gadis-gadis itu? Apa mereka masih belum di sini?"

Ike mencari gadis-gadis itu, mengendus udara seperti seekor anjing.

"Mereka butuh waktu lama untuk berganti."

"Hei, apa yang akan terjadi jika tiba-tiba aku melompat ke kamar ganti perempuan itu?"

"Mereka akan memukul mu dan mengajukan tuntutan terhadap mu."

"... Jangan merusak fantasiku dengan jawaban yang sebenarnya."

Dia menggigil mendengar jawaban itu.

"Jika kau menatap baju renang gadis itu terlalu sering, mereka mungkin akan membencimu."

"Apa ada anak laki-laki yang tidak mau menatap !? ... Apa yang akan aku lakukan jika aku mendapatkan kesalahan bodoh ..."

Jika itu terjadi, Ike mungkin akan dibenci sampai kita lulus.

Tunggu, apa? Entah bagaimana aku secara alami berbicara dengan Ike dan kelompoknya.

Meskipun aku tidak mau dan tidak bisa bergabung dengan kelompoknya, sepertinya aku ditarik ke dalam kelompok. Ini pasti saat aku akhirnya membuat beberapa teman.

"Wow ~ kolam ini bahkan tidak bisa dibandingkan dengan satu sekolah menengah ku ~"

Beberapa menit setelah anak laki-laki itu selesai berganti, suara seorang gadis bisa terdengar.

"Apa, apa akhirnya mereka datang !?"

Ike waspada, menunggu. Jika kau terlalu jelas, jelas mereka akan membencimu.

Meski begitu, aku juga agak penasaran. Tentang Hasebe, Kushida, dan kurang lebih, tentang Horikita juga.

Aku sangat tertarik pada Hasebe. Tidak ada yang salah dengan mengambil satu intipan kepadanya.

Namun, harapan semua orang dikhianati oleh kejadian tak terduga.

"Hasebe tidak di sini, apa ini !? Dokter!"

Dokter, yang bingung, melihat sekeliling dari dek observasi di lantai dua.

Ike dan co. Juga melihat sekeliling, mengharapkan gadis-gadis itu keluar kapan saja.

Walaupun demikian--. Mereka tidak bisa ditemukan.

Dokter melihat ke kiri dan kanan dengan tak percaya. Apakah dia masih berganti? Atau…

"Dokter, d-di belakangmu!"

"A-a-a-a-apa !?"

Ike menunjuk jarinya dengan sebuah teriakan, jelas setelah melihat sesuatu. Hasebe juga berada di dek observasi di samping Dokter.

Satu demi satu, semua gadis muncul di lantai dua. Sakura juga di atas sana.

"Apa, apa ini ... ada apa dengan situasi ini??"

Ike mengubur wajahnya di tangannya dan tumbang di tempat dari pergantian peristiwa yang luar biasa.

Hasebe tampak seperti gadis yang pemalu. Selanjutnya, dia peka terhadap rasa ingin tahu dari anak laki-laki. Kurasa dia tidak geli melihat anak laki-laki yang mengintip.

"Kupikir aku bisa melihat payudara besar ~!"

Memikirkan pembunuhan diri, Ike berteriak kesakitan saat mendengar Hasebe.

Bisikan menyebar di antara anak perempuan. Seperti yang aku katakan, aku mengharapkan gadis-gadis ini membencinya karena begitu terang-terangan ...

"Ike, ini bukan saatnya untuk bersedih. Masih banyak cewek lain!"

"Y-yeah, siapa pun tidak masalah, ini bukan waktunya untuk merasa sedih!"

"Ya!"

Yamauchi dan Ike menegaskan persahabatan mereka dan saling memegang tangan masing-masing.

"Kalian berdua, apa yang kau lakukan? Sepertinya menyenangkan."

"Ku-ku-kushida-chan?"

Kushida menyela kedua anak laki-laki itu.

Mengenakan pakaian renang sekolah, garis tubuh Kushida yang melengkung dipamerkan.

Dalam waktu kurang dari sedetik, semua anak laki-laki menatap Kushida. Payudaranya sekitar D atau E cup. Aku tidak tahu persis tapi sekitar ukuran itu. Ini juga jauh lebih besar dari yang aku duga. Pantatnya juga jauh lebih besar dari perkiraan. Namun, aku langsung mengalihkan pandangan.

Ah, cuacanya benar-benar bagus hari ini ... Dunia yang damai itu hebat.

... Ini adalah masalah besar ketika bagian tubuh tertentu bereaksi.

"Kenapa kau memasang ekspresi aneh?" Horikita menatap wajahku, merasa curiga. "Saat ini aku sedang bertengkar secara internal."

Aku melihat sosok Horikita. Bukan pandangan buruk, yup, bukan pandangan buruk.

Aku menatap terlalu lama, jadi aku mencoba menenangkan diri dan mengendalikan diri.

"..."

Entah kenapa, Horikita melihat ke atas dan ke bawah tubuhku.

"Ayanokouji-kun, apa kau berolahraga?"

"Eh, tidak, tidak terlalu, bukannya aku bangga dengan hal itu, tapi aku adalah bagian dari klub pulang ke rumah."

"Kau mengatakan itu, tapi ... kau terlihat seperti kau berolahraga dari otot di lengan dan punggungmu."

"Mungkin aku mewarisi gen yang bagus?"

"Aku tidak berpikir begitu."

"Apa, apa kau maniak otot? Benarkah, itu benar? Bisakah kau mempertaruhkan nyawamu untuk itu?"

"Jika kau sejauh ini menyangkalnya, aku akan mempercayaimu ..."

Dia terlihat tidak puas. Sepertinya dia memiliki mata yang cukup tajam.

"Horikita-san, apa kau bisa berenang?"

Meskipun Horikita memiliki ekspresi aneh di wajahnya, dia diam-diam membalas Kushida.

"Aku tidak terlalu baik atau buruk."

"Di sekolah menengah, aku sangat buruk saat berenang. Aku berlatih dengan sangat keras, dan sekarang aku jauh lebih baik!"

"Begitu"

Horikita mengeluarkan balasan yang tidak tertarik dan mundur dari Kushida. Dia menghentikan pembicaraan agar tidak berlanjut lebih jauh lagi.

"Baiklah, semua orang berkumpulー"

Seorang guru mengumpulkan murid-muridnya bersama dan memulai kelas. Dia mungkin adalah guru olahraga, tapi dia terlihat seperti tipe yang akan menarik perhatian anak perempuan.

"16 orang, aku mengerti, aku mengharapkan lebih banyak orang, tapi aku mengira itu berhasil."

Jelas ada siswa yang bolos kelas, tapi sepertinya dia tidak keberatan.

"Ini agak mendadak, tapi aku akan memeriksa kemampuan kalian setelah selesai pemanasan. Kalian akan berenang."

"Um sensei, aku sama sekali tidak bisa berenang..."

Seorang anak laki-laki mengangkat tangannya dengan nada meminta maaf dan angkat bicara.

"Sebagai guru, aku akan memastikan kau belajar berenang hingga musim panas. Jangan khawatir."

"Tidak perlu belajar berenang ... Kita bahkan tidak bisa pergi ke pantai."

"Itu sangat buruk, tidak masalah apakah kau sedang malas berenang sekarang, tapi aku akan memastikan semua orang belajar. Belajar bagaimana berenang, pasti akan berguna. Aku jamin itu."

Belajar cara berenang akan bermanfaat? Yah, kurasa berenang akan berguna untuk sesuatu atau yang lain.

Meski begitu, saat guru berkata seperti itu, aku merasa sedikit tidak nyaman.

Eh, dia mungkin merasa berkewajiban untuk menghilangkan yang tidak bisa perenang.

Semua orang memulai latihan pemanasan. Ike berulang kali melirik gadis-gadis itu untuk mengintip. Setelah itu, kami diinstruksikan untuk memulai berenang 50m. Siswa yang tidak tahu cara berenang diizinkan menyentuh bagian bawah kolam dengan kaki mereka.

Sejak musim panas lalu, aku belum pernah berenang sejak itu. Aku melangkah ke kolam, dengan cepat terbiasa dengan penyesuaian diri dengan suhu air kolam. Aku mulai berenang dengan ringan.

Setelah berenang 50m, aku menunggu orang lain untuk menyelesaikannya.

"Hehehe, kemenangan yang sempurna, apakah kau melihatnya? Renang superku!"

Berenang santai, Ike keluar dari kolam dengan ekspresi bangga. Tidak, kau tidak berbeda dari yang lain.

"Bagaimanapun, sepertinya kebanyakan orang bisa berenang."

"Maaf, Sensei. Di ke sekolah menengah, aku disebut Ikan Terbang."

"Aku mengerti. Kalau begitu, kalian bisa langsung bertanding bersaing satu sama lain. Gaya bebas 50m, pisahkan dirimu sesuai dengan jenis kelamin."

"B-bertanding!" Apa kau serius? "

"Aku akan memberikan bonus di urutan pertama: 5.000 poin. Di sisi lain, tempat terakhir akan mendapatkan pelajaran tambahan, jadi siapkan diri kalian."

Mereka yang pandai berenang bersorak, sementara perenang yang lebih buruk sama sekali tidak senang.

"Karena tidak banyak perempuan, aku akan membagi kalian menjadi dua 5 kelompok dan menghitung waktu tercepat untuk meraih kemenangan secara keseluruhan. Bagi anak laki-laki, aku akan mengambil posisi pertama 5 kali dan kemudian melakukan babak final."

Aku tidak mengharapkan sekolah memberi poin sebagai hadiah. Mungkin itu untuk menghukum para siswa yang membolos. Rencana yang dipikirkan dengan sangat baik.

Ada 16 anak laki-laki dan 10 perempuan, tidak termasuk mereka yang tidak tahu cara berenang. Ketika anak perempuan memulai balapan mereka, anak laki-laki duduk di pinggir lapangan dan mulai bersorak untuk ... tidak, untuk menilai anak perempuan.

"Kushida-chan Kushida-chan Kushida-chan Kushida-chan Kushida-chan. Hahahaha."

Sepertinya Kushida benar-benar menangkap perhatian Ike.

"Kau menakutkan, Ike. Tenanglah."

"T-tapi Kushida-chan sangat lucu. Payudaranya juga sangat besar."

Kushida mengumpulkan popularitas dari anak laki-laki dalam angin badai. Apakah ada orang yang sepopuler seperti dia sekarang?

Jika kau hanya berbicara tentang wajah, Horikita pasti berada di puncak. tapi kepribadian buruknya menurunkan popularitasnya. Namun, dia memiliki sedikit popularitas, jadi ketika dia berdiri di garis start, ada beberapa sorakan.

"Semua orang, pastikan untuk mengingat pemandangan ini! Bahan fap hari ini telah diamankan!"

(T/N: Bahan fap-fap, He said :v)

"Yeah!"

Entah bagaimana, anak laki-laki semakin dekat satu sama lain melalui berenang.

Hirata adalah satu-satunya pengecualian, karena mengalihkan tatapannya dari gadis-gadis itu.

Peluitnya bertiup, dan kelima gadis itu meloncat. Horikita ada di jalur 2. Yang memimpin pada awalnya, dia mempertahankan keunggulannya dari kejauhan. Dia percaya diri datang di posisi pertama.

"Oh, Horikita yang melakukannya!"

Waktunya sekitar 28 detik. Itu cukup cepat. Tanpa terengah-engah, Horikita perlahan keluar dari kolam.

Anak-anak itu menatap pantatnya saat dia keluar dari kolam. Aku juga secara tidak sengaja menatap Horikita. Karena dia perempuan, ada sesuatu di sana. Ya.

Lalu datanglah pertandingan kedua. Kushida berada di jalur 4. Anak laki-laki itu melambai dan bersorak dengan senyum di wajah mereka.

"Woooooooo!"

Mereka adalah anak laki-laki yang agresif. Beberapa dari mereka bahkan mencoba melihat dari antara kedua kaki anak perempuan itu.

Selama perkenalan diri, Kushida menyatakan kepada seluruh kelas bahwa dia ingin berteman dengan semua orang. Sepertinya keinginannya menjadi kenyataan. Dia terus-menerus mengobrol ramah dengan semua anak laki-laki di sekitarnya. Kushida memiliki suasana yang menarik orang lain kepadanya.

Perlombaan kedua dimulai. Itu cukup sepihak. Gadis yang dikenal sebagai Onodera memenangkan perlombaan di lahan datar. Waktunya 26 detik jelas merupakan saat terbaik. Kushida mendapat waktu 31 detik, yang cukup bagus tapi hanya mendapat tempat ke-4.

Aku pergi menemui Horikita yang baru saja keluar dari kolam.

"Itu terlalu buruk, tempat kedua, anggota klub renang itu melihat tanpa belas kasih"

"Tidak juga, aku tidak keberatan apa aku kalah atau tidak. Apa kau memiliki kepercayaan pada diri sendiri?"

"Jelas, aku tidak harus menjadi yang terakhir."

"... Itu bukan sesuatu yang patut kau banggakan, dan aku pikir anak laki-laki lebih peduli untuk menang dan kalah."

"Aku tidak terlalu suka bersaing dengan orang lain. Bagaimanapun, aku menghindari masalah."

Aku sudah menyerah mencoba untuk mendapatkan tempat pertama. Satu-satunya tujuan ku adalah menghindari pelajaran tambahan.

Aku dimasukkan ke jalur 2, sementara Sudou berada di jalur pertama. Mencocokkan kecepatan Sudou itu tidak mungkin, jadi aku bahkan tidak mencoba. Aku bertujuan untuk tetap di tengah, jadi aku bukan di tempat terakhir. Mengingat hal itu, aku menyelam ke kolam renang.

Menyelesaikan jangkauan 50m dengan kecepatan tinggi, Sudou menengok dari air.

Anak laki-laki dan perempuan mengeluarkan sebuah suara kekaguman.

"Apa itu mungkin, Sudou? Kau selesai dalam 25 detik."

Aku hanya punya 36 detik. Sekitar posisi ke10. Hebat, aku tidak perlu mengambil pelajaran tambahan.

"Sudou, tkau tidak ingin bergabung dengan klub renang? Jika kau berlatih, kau akan berkompetisi dengan cukup baik."

"Aku berencana main basket, berenang hanya untuk bersenang-senang."

Bahkan dengan tidak mengeluarkan keringat dari sedikit berenang, Sudou dengan tenang keluar dari kolam.

"Ah, Sudou pasti punya refleks yang bagus."

Ike menyikut Sudou, merasa cemburu.

"Kya-!"

Seorang gadis mengeluarkan jeritan (jeritan sukacita).

Hirata ada di garis start.

Sementara tubuh Sudou mengumpulkan kekaguman dari para anak laki-laki, tubuh Hirata mengumpulkan kekaguman gadis-gadis itu. Hirata bertubuh kurus tapi masih tegap. Kau bisa memanggilnya pria macho yang kurus. Mendengar sorak sorai dari gadis-gadis untuk Hirata, Ike membuat gerakan meludah. Sudou juga membuat wajah yang tidak senang dan melotot pada Hirata.

"Jika kau menang, aku akan memastikan untuk menghancurkanmu. Aku akan menunjukkan kepada mu kekuatan penuhku."

Tidak, berenang hanya untuk bersenang-senang ...

Saat sang guru meniup peluit, Hirata melompat masuk dengan bentuk yang bagus. Saat Hirata mengayunkan kedua lengannya, kedua gadis di sampingnya menyambutnya. Bentuk renangnya terlihat sangat dingin

"Dia sangat cepat."

Sudou dengan tenang berkomentar. Bagaimanapun, Hirata adalah perenang yang cukup cepat. 4 anak laki-laki lainnya cukup jauh dari Hirata. Pimpinannya menghasut gadis-gadis itu untuk menghiburnya, bahkan lebih.

Hirata menempati posisi pertama, melebihi harapanku. Sorak sorai nyaring bergema di kolam renang dalam ruang kolam yang besar.

"Sensei, berapa waktunya?"

Ike tak sabar bertanya.

"Waktu Hirata adalah ... 26,13 detik."

"Baiklah, ayo kita pergi Sudou, kalau itu kau, kau bisa menang! Turunkan palu keadilan!"

"Serahkan pada ku, aku akan memukulinya dengan saksama lalu membuat popularitasnya turun ke tanah ..."

Sudou melepaskan tembakan dari kata-kata Ike, tapi kerugian dari Hirata mungkin tidak akan menyebabkan kepopulerannya turun.

"Hirata-kun, kau benar-benar keren! Kau tidak hanya pandai sepak bola, tapi juga pandai berenang!"

"Begitukah? Terima kasih."

"Hei, kenapa kau melihat Hirata-kun dengan cinta di matamu!"

"Ha, kau yang meliriknya !?"

"Ki-!"

Dan seterusnya. Popularitas Hirata melebihi frustrasi dan merupakan hal yang mengejutkan untuk ditonton.

"Berhentilah, kalian jangan bertengkar, aku milik semua orang, aku ingin berteman dengan semua orang, hanya karena aku pandai berenang tidak berarti kalian harus memperjuangkan ku."

Aku tidak tahu apa yang didengarnya, tapi Koenji menganggap sorak sorai untuk dirinya sendiri.

Sambil tersenyum menyegarkan, Koenji meletakkan kakinya di garis start.

"Hei ... kenapa Koenji memakai speedo itu ..."

"A-apa?"

Memakai speedo diizinkan oleh sekolah, tapi tidak ada orang lain yang memakainya.

Gadis-gadis itu mengalihkan pandangan dari area selangkangan Koenji.

Namun, untuk balapan ketiga, Koenji menjadi pusat perhatian. Postur tubuhnya di awal tampak seperti atlet.

Bukan hanya postur tubuhnya, tapi sosok Koenji lebih baik dari pada Sudou. Anak laki-laki yang bangga dengan fisik mereka, termasuk Sudou, melihat Koenji berenang sambil meneguk ludah.

"Aku tidak terlalu peduli untuk menang atau kalah, tapi aku tidak suka kalah."

Gumam Sudou pada dirinya sendiri. Mendengar suara peluit, Koenji melompat ke kolam dengan bentuk yang bagus.

"Wow!"

Sudou mengeluarkan suara terkejut saat perenang Koenji yang agresif. Hirata juga tampak takjub. Kecepatannya sangat mengesankan. Tentu saja, Sudou juga cepat. Mencatat waktu, guru melihat stopwatch sekali lagi.

"Waktu adalah ... 23,22 detik."

"Seperti biasa, otot utama perut, punggung, dan psoas ku terbentuk, tidak buruk."

Setelah keluar dari kolam, Koenji tersenyum dan mengusap rambutnya.

Masih bernapas rata, bahkan tidak terlihat seperti berenang.

"Aku terbakar...!"

Semangat juangnya terbakar setelah waktunya dilampaui. Sejujurnya, hanya Sudou yang punya peluang menang selain Koenji. Daripada final, ini lebih mirip satu lawan satu antara Sudou dan Koenji.

"Karena Koenji-kun dan Sudou-kun cepat, aku tidak sabar dengan final."

"Ah, ya."

Sambil menunggu final dimulai, Kushida angkat bicara.

Karena bishoujo dengan baju renang ada di sampingku, aku memasuki keadaan darurat saat hatiku mulai doki.

"Hmm? Apa itu? Wajahmu agak merah ... Ngomong-ngomong, apa kau sakit?"

"Tidak, tidak seperti itu ..."

"Meski begitu, ada yang terlihat ... Kenapa kita memiliki kelas renang di bulan April?"

"Itu karena kita memiliki kolam renang dalam ruangan yang besar, itu mengingatkanku, Kushida, kau benar-benar cepat, sampai-sampai mustahil membayangkan kau buruk di sekolah menengah.

"Kau juga, Ayanokouji. kau cukup cepat." 

"Tidak, aku hanya normal, aku juga tidak suka banyak berolahraga."

"Apa begitu? Tapi Ayanokouji-kun terlihat cukup solid. Meskipun kau kurus, kau terlihat setinggi Sudou."

Kushida menatapku dengan heran. Aku merasa 10 kali lebih gugup daripada saat Horikita menatap ku.

"Tidak ada alasan khusus, aku baru saja lahir dengan itu, itu benar."

Percakapan berkisar seputar kesehatan fisik ku. Meskipun aku gugup, aku merasa sangat puas. Hanya untuk sementara waktu saja, tapi aku ingin berbicara dengan Kushida sendiri.

"Wow, Koenji cepat, kupikir ini akan menjadi kemenangan Sudou, tapi ... apa ini, Ayanokouji!"

Sepertinya Koenji mengalahkan Sudou sekitar 5 meter untuk meraih kemenangan.

Ike berkomentar tiba-tiba berpaling padaku dengan wajah setan.

"Apa, kenapa aku? aku tidak melakukan apa-apa."

"Bukan begitu!"

Dia berbisik padaku sambil meletakkan tangannya di atas pundakku.

"Aku mengincar Kushida-chan, jadi jangan mengambil rencanaku."

Aku tidak berusaha menghalangi, tapi ada banyak hal di dunia ini yang mungkin dan hal-hal yang tidak mungkin. Kurasa Kushida bukan tipe gadis yang cocok untuk orang seperti Ike.

Tentu saja, dia juga tidak mau bersamaku.