Chereads / Little Wife And Life / Chapter 17 - (SEVENTEEN)

Chapter 17 - (SEVENTEEN)

Pagi hari ini Sma Garuda di sibukkan oleh lomba olimpiade yang akan di ikuti oleh siswa dan siswinya terutama Kaila yang akan mengikuti lomba bahasa inggris, mengingat kondisinya yang baru saja pulih Kaila siap untuk mengikuti lomba hari ini.

Meskipun talita menginginkan Kaila di rawat satu hari lagi namun Kaila yang keras kepala tidak mau dan tetap ingin pergi ke sekolah.

Saat ini Kaila sedang menunggu lomba yang akan di mulai sebentar lagi, namun Kaila masih saja memikirkan kejadian saat di mimpinya itu. Mengapa bisa setelah kejadian ada seorang wanita parubaya yang bernama Alma masuk ke dalam kamarnya dan menceritakan jika anaknya telah tewas dibunuh karena salah paham kepada Ibu Talita, pikiran Kaila selalu di terbayang dengan Ibu Alma saat beliau mengatakan rumah sakit jiwa, semua nampak seperti nyata padahal itu hanyalah semua mimpi.

Saat Ibu Alma mengatakan itu dia langsung pergi jadi Kaila tidak tau cerita selanjutnya seperti apa tentang rumah sakit jiwa dan kesalahpahaman apa yang terjadi, Kaila sangat ingin tau semua itu , Kaila ingin bertanya kepada Ibu namun Kaila belum bisa bertemu dengannya sekarang jika di tanya langsung pun takut Ibu akan berfikiran yang tidak-tidak.

Terlebih lagi tentang wanita kejam itu ingin rasanya melihat wajah asli dia, jika di ingat kembali wanita itu sungguh kejam.

' Mimpi itu seperti nyata," Gumam Kaila.

" Mimpi apa Kai?" Kaila terperanjat saat mendengar suara Andin secara tiba-tiba.

" Bikin kaget aja sih ," Aku mendelik padanya.

" Lagian bengong aja ?Masih sakit Kai? ," Tanya Andin khawatir.

" Aku gak sakit ko ," Jawabku gugup.

" Kalau sakit bilang aja yah Kai," Sahut Andin menguap pundak Kaila.

" Iyah Andin ," Ucapku menatapnya.

" Tadi lo bilang mimpi maksudnya mimpi apa itu?," Tanya Andin.

' Aku harus bilang apa yah, lagian denger aja sih ni anak ," Ucap Kaila dalam hati.

" Kai ," Ucap Andin lagi sambil mengguncang bahuku.

" Mimpi indah pokonya kamu gausah tau ," Jawabku.

Andin hanya memutar bola matanya malas.

Disaat Kaila dan Andin sedang berbincang tiba-tiba saja Anton lewat bersama dengan Oca. Membuat mereka langsung heran seketika. Namun Anton hanya sekedar lewat saja tidak menyapa Kaila apalagi meliriknya.

Membuat Kaila mengeryit.

" Tuh manusia kenapa sih sama lo Kai?," Bisik Andin.

" Aku gak tau, pas dia masuk kelas aja udah beda sikapnya sama aku,"

" Aneh banget s Anton, sekarang deket sama s Oca. Dulu aja di hina murahan ," Ucap Andin dengan kesal.

" Udah biarin aja jangan julid ,"

" Iyah Iyah ,"

Kaila geleng-geleng kepada melihat kelakuan Andin yang makin hari makin ada-ada saja tingkahnya, namun pandangan Kaila masih terus memandang tubuh Anton yang sudah jauh, ntah ada apa dengan pemuda itu mengapa sikapnya acuh sekarang, ini harus segera di tanyakan.

" Yuk kita masuk ajah Kai," Ajak Andin sambil menarik tangan Kaila untuk masuk ke dalam gedung.

Kaila sudah berada di dalam gedung yang sangat ramai di sini, karena olimpiade itu di adakan di Gedung Smart banyak siswa dan siswi sekolah lain yang datang kesini untuk mengikuti lomba dan bersaing dalam memperebutkan posisi juara 1 saat final nanti.

Untuk itu Kaila sangat gugup karena dia hanya belajar satu malam saja.

" Din ko aku gugup yah?," Ucapku kepada Andin yang sedang diam.

" Bismillah ajah Kai optimis, semangat lo pasti bisa ko ," Jawabnya sambil menepuk pundaku dengan pelan.

Apa yang Andin katakan memang benar aku harus semangat dan tetap optimis gak boleh pesimis.

Lomba 5 menit lagi akan segera di mulai dan aku harap semua berjalan dengan lancar.

Tek Tek

Suara microfon.

" Selamat pagi semuanya, Saya Heru adalah panitia lomba ini dan saya ingin mengumumkan kepada seluruh peserta lomba untuk masuk ke area ini dan langsung saja ke tempat yang sudah kami beri tanda sesuai nama sekolah kalian,"

Kaila masuk bersama dengan Anton di sampingnya, namun pemuda tetap saja diam.

" Sebelum lomba kita mulai saya ingin memberitahukan dulu kepada kalian semua tentang lomba ini , yang pertama adalah skor, jika kalian menjawab soal dengan benar kalian mendapatkan 4 skor, jika hanya setengah 2 skor dan kalau salah skor 0, untuk itu jawablah soal bagian yang mudahnya dulu dan fokuskan diri kalian pada soal itu.

Dan untuk babak, yang pertama babak penyisihan 1, babak penyisihan 2 dan babak final.

Jadi kita akan mulai di babak yang pertama yaitu menjawab 50 soal dalam waktu 60 menit dan kalian akan mengerjakan di Smartphone yang sudah di siapkan. Apa kalian semua mengerti ?," Ucap panitia.

" Mangerti ," Jawab kita semua.

" Baik untuk itu di mulai dari....Sekarang ,"

Aku menghela nafas dan membaca doa, semoga kali ini aku masih ingat dengan soal yang tertera di Smartphone ini.

Saat ini aku akan mulai pada soal yang mudahnya dulu, soal yang aku ingat.

Di tengah keseriusan Kaila ada Arkan yang sedang memperhatikannya dari jauh.

" Semangat Kai," Gumam Arkan dengan mata yang masih memandang ke arah Kaila berada.

60 menit kemudian.....

Kaila mengehela nafas lega, soal yang dia kerjakan telah dia perlajari sebelumnya jadi dengan sangat mudah Kaila mampu menjawab semuanya.

Banyak siswa dan siswi lain yang sedang tegang karena khawatir tidak akan lolos ke babak selanjutnya, sedangkan pengumuman itu akan di umumkan dalam waktu 20 menit lagi.

Ntah siapa yang akan maju semoga saja Kaila lolos untuk maju ke babak penyisihan 2.

" Kaila," Bu Sri memanggil Kaila yang sedang diam.

" Eh Iyah Bu ada apa?," Jawabku setengah kaget karena kedatangan Bu Sri secara tiba-tiba.

" Hasil nya udah keluar," Ucap Bu Sri dengan gembira.

" Wah serius Bu? ,"

" Iya Kaila. Dan kamu sama Anton masuk ke babak selanjutnya ," Seru Bu Sri.

" Alhamdulilah, aku tunggu pengumumannya aku kira akan di umumkan lewat microfon,"

" Untuk hasil nilai di umumkan secara private dan untuk jumlah yang akan maju ke babak selanjutnya di umumkan secara umum," Terang Bu Sri.

" Em gitu Bu , berbeda dari olimpiade sebelumnya yah?,"

" Iyah sayang ," Ucap Bu Sri mengelus pucuk rambut Kaila.

Sedangkan Anton hanya diam tanpa bergeming, membuat Bu Sri heran kepadanya.

" Anton kamu kenapa?," Tanya Bu Sri.

Anton yang sedang diam lalu melihat ke arah Bu Sri.

" Saya gapapa Bu ," Jawabnya.

" Dari tadi Ibu perhatikan kamu diam terus Anton, apa kamu sakit?," Tanya Bu Sri dengan raut wajah khawatir.

" Tidak Bu ,"

" Yasudah kalau kamu sakit bilang nanti pada Ibu,"

Anton hanya mengangguk.

Dia kenapa sih Batin Kaila menatap Anton dengan bingung.

Aku ingin bertanya namun waktunya belum tepat sekarang.

Saat Kaila sedang diam suara microfon kembali berbunyi dan pengumuman pun telah di sampaikan dari 400 murid hanya 150 murid yang berhasil lolos ke babak penyisihan 2 salah satunya adalah sekolah Kaila sendiri.

Saat ini panitia menyuruh murid yang telah berhasil lolos untuk masuk kembali ke dalam dan mengerjakan 40 esay dalam waktu 50 menit.

Dengan bismillah dan yakin Kaila akan berusaha semaksimal mungkin.

Karena di babak inilah yang akan menentukan dirinya masuk ke babak final atau tidak.

Melihat saingan Kaila yang banyak namun yang berhak maju ke babak selanjutnya hanya 3 sekolah yang di wakili oleh 2 orang.

Untuk itu Kaila harus berusaha untuk bisa melewati mereka semua.

Dengan hati-hati Kaila sudah menjawab beberapa esay, namun tanpa Kaila sadari Anton selalu mencuri-curi pandang kepadanya.

50 menit sudah berlalu waktunya menunggu hasil untuk ke babak selanjutnya.

Dan Kaila pun tidak kembali duduk di kursi tunggu, karena Kaila ingin pindah tidak mau bersebelahan dengan Anton.

Mengingat pemuda itu selalu diam membuatnya jadi semakin bingung untuk itu Kaila ingin menjauh dulu dari Anton.

Kaila sedang mencari Andin di kursi penonton namun matanya malah menangkap sosok yang sangat dia kenali yaitu Arkan sedang duduk sendiri di sana.

Kaila mengeryit heran, karena pemuda itu seharusnya kuliah dan malah ada di sini.

Kaila langsung meronggoh tasnya untuk mengambil ponsel. Dan mencari nomer Arkan.

Arkan Kulkas 👺

[ Nagapin di sana? ]

Arkan belum juga membalas pesan nya, perlahan mata pemuda itu mengarah pada Kaila dan mata mereka pun saling bertemu.

Kaila menyuruh Arkan untuk melihat ponsel nya , dan Arkan yang sadar hal itu langsung mengambil ponselnya dan melihat pesan yang telah Kaila kirim tadi.

[ Kenapa? ]

'Di tanya malah jawab kenapa gaje banget," Dumelku.

[ Kenapa ke sini gak kuliah? ]

[ Engga hari ini libur ]

[ Oh kirain bolos 🙀 ]

[ Anak rajin kaya gua mana bisa bolos ]

[ 🤢 Pengen muntah ]

[ Muntah aja tuh depan lo keresek item ]

Aku melihat ke arah depan dan benar saja ada keresek hitam yang Arkan maksud.

[ Matanya tajem yah pak kaya silet 🤥 ]

[ Gua lebih dari silet ]

[ So iya banget anda 🙀 ]

[ Udah Kai berisik tuh panitia nya dateng , semangat. Dan pulang nanti bareng gua ]

Setelah Arkan mengatakan semangat ada rasa senang yang aku rasakan meskipun singkat.

Aku langsung menaruh ponselku kembali, karena panitia sudah masuk bersamaan dengan kedatangan Bu Sri.

" Ibu bangga sama kalian ," Ucap Bu Sri tiba-tiba lalu memeluku.

" Kenapa Bu?," Ucapku.

" Sekolah kita masuk ke babak final ," Seru Bu Sri dengan mata berkaca-kaca.

Mataku membulat sempurna, ada perasaan senang dan terharu akhirnya aku bisa lolos juga.

" Persiapkan diri kamu Kai,"

" Baik Bu ," Jawabku lalu tersenyum.

Akhirnya aku bisa lolos juga terimaksih Tuhan.

Aku lanjut memperhatikan panitia yang akan mengumumkan 3 sekolah yang berhasil lolos.

" Selamat untuk murid yang masuk ke babak final, perwakilan dari Sma Garuda, Sma Bangsa dan Sma harapan.

Sebelum kita mulai kita akan buat tim terlebih dahulu , Sma harapan tim A , Sma Garuda tim B dan Sma Bangsa tim C.

Tim sudah di buat saya akan menerangkan sedikit di sini. Juri akan memberikan 5 soal pada kalian. Untuk itu setiap tim harus cepat tekan tombol dan langsung menjawabnya dengan benar.

Jika tim tidak bisa menjawab atau salah. Maka soal itu berhak di ambil oleh tim lain.

Dan untuk point. 1 point kalian akan mendapatkan 100 dari jawaban kalian yang benar, jadi siapa yang akan menang menempatkan posisi juara 1 semua tergantung atas point yang kalian dapatkan. Apa kalian semua paham?," Ucap panitia.

" Paham pak ," Seru kita.

" Baik silahkan fokuskan diri kalian. Dan untuk juri silahkan di mulai," Ucap panitia lalu pergi.

" Baik terimaksih Heru. Nama saya zetlin saya perwakilan juri lain untuk memberikan soal itu kepada kalian. Jadi saya harap kalian untuk tidak menekan tombol itu tunggu saya selesai dulu , apa kalian paham?," Tanya mis ztlin.

" Paham mis ," Seru kita lagi.

Aku melihat ke arah Arkan dia mengatakan semangat dari gerakan bibirnya.

" Baik tolong dengarkan. When you are … a job, you must work hard?," Tanya mis ztlin.

Tetttttttt

" Ya tim B ,"

" Looking for ," Jawab Anton.

" Benar," Ucap mis ztlin.

Semua orang bertepuk tangan.

" Because of the accident, the party at swimming pool had to be? ,"

Tetttttttt

" Ya tim C,"

" Called for ," Jawab tim C.

" Salah ,"

Tetttttttt

" Ya tim B ,"

" Called off ," Jawabku.

" Benar , selamat tim B saat ini point kalian 200," Ucap mis ztlin.

Semua orang bertepuk tangan kembali.

" Semangat Kaila ," Teriak Andin.

" Soal ke 3 fokuskan diri kalian. A week after the interview, I got a call from manager saying that I … as a secretary?,"

Tetttttttt

" Ya tim A ,"

" Was accepted," Jawab tim A.

" Benar ,"

Riuh suara tepuk tangan.

" Soal ke 4. Mary Garden, …. The early 1900's was considered one of the best singing actresses of her time?,"

Tetttttttt

" Baik tim B ,"

" A popular soprano in," Jawabku.

" Benar lagi ," Ucap mis ztlin membuat semua orang bertepuk tangan kembali.

" Baik point saat ini , tim A 1 , tim B 2 dan tim C 0. Ini adalah soal terakhir tolong fokus,"

Aku menghela nafas, karena gugup pada soal terakhir ini.

" The girl which doll has been lost, is still waiting outside to meet you?,"

Semua orang tegang, aku juga lupa dengan soal ini namun

Tetttttttt

" Baik tim B ,"

Aku melihat ke arah Anton, apa dia bisa pikirku.

" Whose ,"

Suara sirine berbunyi dan kembang api pun menyala. Ternyata jawaban Anton benar.

Aku masih tidak menyangka akhirnya pulang membawa piala,sertifkat dan uang.

Mis ztlin berdiri lalu berkata.

" Jawaban terakhir tim B benar, selamat posisi juara 1 telah kalian dapatkan ," Sahut mis ztlin sambil tersenyum.

" Terimaksih Mis ," Ucapku dan membalas senyumannya.

Aku bersorak gembira atas kemenangan ini , kejeniusan Anton tidak bisa di ragukan lagi berkat pemuda ini akhirnya kita pulang tidak dengan tangan kosong.

Namun Anton masih terus diam dan cuek, bahkan setelah tau menang pun dia biasa saja.

" Kaila ,Anton ," Panggil Bu Sri tiba-tiba lalu menghampiri kami.

" Kaila menang Bu," Ucapku dengan senang.

" Iya Ibu sangat bangga kepada kalian, kita pulang tidak dengan tangan kosong ," Jawab Bu Sri sambil tersenyum haru.

" Iyah dong Bu ngga akan terjadi itu," Seruku dengan senang.

" Tidak sia-sia Ibu memilih kalian lagi ," Ucapnya.

" Iyah Bu ,"

Aku yang sedang berbincang dengan Bu Sri tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaku dan pelakunya adalah Andin.

" Kai ," Ucap Andin.

" Eh Ibu Sri ," Ucapnya lagi lalu salim.

" Kalian ngobrol aja yah Ibu mau kesana dulu ," Ucap Bu Sri lalu pergi meninggalkan kami.

Tidak lama Anton pun ikut pergi.

" S Anton masih diem aja?," Tanya Andin.

" Menurut kamu Din?,"

" Masih sih ,"

Aku memutar bola mataku malas.

" Eh iya btw selamat yah lo berhasil menang , walau jawaban terakhir lo kaya keliatan bingung gitu," Ucap Andin.

" Iyah jawaban terakhir aku lupa untung ada Anton ,"

" Yaudhlah setidaknya lo juga ada jawabnya," Ucap Andin merangkul pundaku.

" Iyah ,"

Saat ini mataku sedang mencari keberadaan Arkan karena pemuda itu tiba-tiba saja langsung menghilang.

Namun mataku tidak sengaja menatap seorang gadis bersama dengan Ayahnya , mereka berdua sangat dekat sedang asik berbincang. Dan aku pastikan Ayahnya sangat bangga meskipun gadis itu mendapatkan juara 2.

Dan ayahku sama sekali tidak ada di sini lalu melihatku menang dan dia akhirnya bangga, namun semua itu hanya impianku semata bisa melihat Ayah berada di sini.

Karena meskipun aku sudah mengundangnya di lombaku sebelumnya. Ayah tetap tidak datang melihatku apalagi mengucapkan selamat.

Dan aku ingin sekali seperti orang lain yang Ayahnya hadir di sini, Aku pun sangat iri kepada mereka yang masih bisa merasakan kasih sayang Ayahnya.

Ibu,Ayah Kaila menang apa kalian bangga Ucapku di dalam hati.

Saat aku sedang melamun tiba-tiba

" Kaila," Andin memanggilku dan membuatku kaget.

" Kenapa?,"

" Bengong mulu kenapa sih?," Tanya Andin.

" Gapapa ko, aku pulang duluan yah dah," Ucapku lalu pergi meninggalkan Andin yang sedang diam.

Itu anak kenapa sih? Ucap Andin di dalam hati masih melihat tubuh Kaila sampai menghilang.

Saat ini Kaila sudah berada di luar gedung , karena sebelum dia pulang dia sudah bilang kepada Bu Sri dan Andin jika dirinya akan pulang sendiri.

Mengingat Arkan, Kaila mencari pemuda itu di dalam namun pemuda itu sudah tidak ada.

Dan akhirnya Kaila bergegas memilih untuk ke parkiran, dan benar saja mobil Arkan masih berada di sana.

Dengan cepat Kaila lalu menghampirinya.

Buk

Saat ini Kaila sudah berada di dalam mobil Arkan.

" Nih buat lo," Ucap Arkan lalu memberikanku sebuah bucket. Namun bucket itu bukan berisi bunga melainkan sebuah uang yang sangat banyak.

Mataku masih menatap bucket itu dengan tatapan tidak percaya.

" Ini serius untuk aku?," Tanyaku memastikan.

" Iyah ,"

" Makasih Arkan ,"

" Sama-sama ,"

Senang rasanya hadiahku bertambah, dan aku itung-itung uangnya berjumlah 30jt. Aku masih tidak menyangka dengan bucket ini.

" Kita pulang ," Ucap Arkan lalu menyalakan mesin mobilnya.

Mobil Arkan sudah melaju, dan tiba-tiba saja aku jadi mengantuk saat aku ingin tidur

" Kai ," Arkan malah memanggilku.

" Apa?," Jawabku sambil menahan kantuk.

" Gua mau bilang, di saat lo di rumah sakit belum sadar tiba-tiba aja lo ngigo jangan dibunuh terus lo langsung nangis gtuh aja , lo inget gak lo mimpi apa?," Ucap Arkan dengan serius.

" Emmm emang Iyah apa aku gak ingat," Jawabku gugup.

" Serius Kai? ," Tanya Arkan penuh selidik.

" Iyah ,"

" Oke ,"

Rasa kantuk itu hilang seketika karena pertanyaan Arkan tadi. Aku hanya belum bisa bilang kepadanya untuk sekarang.

Karena aku juga masih bingung dengan mimpi yang aku alami itu.

Saat aku sedang berfikir tidak sengaja mataku menangkap seorang wanita parubaya yang aku kenali walau hanya sekilas.

Wanita itu adalah Ibu Alma Ibunya gadis itu.

Dia sedang sendirian sambil menangis ingin aku menghampirinya namun tiba-tiba saja ada seorang pria parubaya datang lalu menarik Ibu Alma dengan paksa.

Dan memasukannya ke dalam mobil.

Kaila menatap nanar Ibu Alma yang di perlakukan seperti itu.

°°°°

Sedangkan di tempat Renata berada.

Vito mengajak Renata untuk bertemu dan gadis itu kini menepati janjinya untuk bertemu.

Di sebuah cafe saat ini mereka berada.

" Jelasin singkat aja ," Ucap Vito to the point.

Renata menghela nafas lalu perlahan menjelaskan kepada Vito. Vito diam memperhatikan Renata yang sedang menjelaskan semuanya.

Tiba-tiba saja Vito kaget saat tau gadis ini tengah hamil muda.

Saat cerita sudah selesai Vito mulai bertanya.

" Jadi saat lo liat gua lo jadi ke inget om-om yang udah buat lo hamil sekarang?," Ucap Vito.

Renata mengangguk lemah.

" Gilasih parah Melinda ," Jawaban Vito membuat Renata kaget.

" Lo tau cewe gila itu ," Tanya Renata dengan wajah terkejut.

" Tau satu kampus sama gua ,"

" Gua baru tau, tapi apa kalian bisa tolongin gua keluar dari jeratan cewe gila itu. Dia selalu ancam gua apalagi menyangkut Ayah gua sendiri. Gua paling gabisa," Ucap Renata lirih.

" Lo tenang aja hutang itu akan lunas dan nenek sihir itu bakalan masuk penjara , asalkan lo mau kerja sama, sama kita ,"

" Iyah gua siap ," Jawab Renata dengan serius.

" Baiklah , Dan kalau gua boleh tau siapa Ayah dari bayi lo itu?," Ucapan Vito membuat Renata bungkam.

Karena orang itu telah mengancamnya untuk tidak beri tahu siapapun, namun Renata tidak bisa berbohong kepada pemuda ini takut dia malah tidak jadi membantunya.

Dengan yakin Renata jujur kepada Vito.

" Namanya Vino Rajendra ,"

Deg