Saat ini aku telah sampai di rumah, dengan lelah aku berjalan masuk ke dalam.
Tanpa aku sadari ternyata Arkan ikut juga masuk denganku dan aku pikir dia akan langsung pulang.
Aku langsung duduk di sofa karena rasa lelah yang aku rasakan. Belum lagi perutku sedikit lapar.
Aku melihat ke arah pemuda itu yang sedang sibuk di dapur, ntah dia sedang buat apa.
Saat aku sedang memejamkan mataku tiba-tiba saja Arkan datang dan menyuruhku untuk makan masakannya itu.
Dari harumnya masakan buatannya itu seperti enak namun aku belum tau rasanya seperti apa, dan yang dia masak ini adalah capcai.
Aku lalu mengambil piring yang telah aku isi nasi dan mulai melahap masakannya. Dari rasanya masakan Arkan sangat enak langsung aku habiskan capcai itu hingga tandas. Dan kini perutku sudah kenyang.
" Enak," Tanya Arkan tiba-tiba.
" Mantap, ko bisa masak? ,"
" Belajar ," Jawabannya simple.
" Bagus sih ," Ucapku.
" Bagusnya?," Alis pemuda itu terangkat ke atas.
" Bagus kalau aku hamil nanti kamu yang masak," Jawabku enteng.
" Sekolah dulu yang bener, belum juga lulus udah ngomongin hamil ," Cibir Arkan.
" Kan gak ada salahnya bilang dari sekrang?,"
" Ya gaada ,"
" Arkan aku mau tanya boleh?," Pemuda itu langsung menatap ke arahku.
" Tanya apa lagi?,"
" Baru juga sekarang aku mau tanya,"
" Yaudh apaan?,"
" Kalau aku hamil nanti kamu siap gantiin pekerjaan rumah?," Aku bertanya dengan serius.
Dan pemuda itu diam sesaat .....lalu berkata.
" Jangankan saat lo hamil saat belum juga gua mau, karena tugas suami selain cari nafkah dia juga harus bantu pekerjaan rumah ," Jawab Arkan dengan lantang.
" Jadi kalau aku hamil punya anak kamu siap capek dong, kerjaan kamu jadi banyak?,"
" Itulah laki-laki, gua banyak belajar sebelum gua memulai bagaimana caranya menjadi laki-laki yang baik untuk anak dan istri.
Karena gua sebagai laki-laki gak mau liat lo terlalu capek urus rumah belum lagi anak. Jadi jangan khawatir urusan rumah biar gua yang urus.
Tugas lo cukup jadi ratu yang harus gua muliakan dan gua bahagiakan ," Ucap Arkan.
Aku terharu atas jawabannya , pemuda ini sungguh luar biasa pengetahuannya. pantas jika dia mendapatkan beasiswa juga.
" Dan Kaila gua harap ketika lo udah jadi seorang Ibu didik anak kita dengan benar, lo itu guru agama dan lainnya jangan buat anak kita jadi salah langkah dalam hidupnya, sebisa mungkin kita harus menjaganya dengan baik dan menasehatinya.
Gua juga akan jadi suami dan Ayah yang baik untuk kalian, jadi gua harap tolong patuhi larangan gua nanti , ini semua demi kebaikan kalian ," Ucap Arkan lagi menatap Kaila dengan serius.
" Iyah aku akan ingat semua ini," Jawabku lalu tersenyum.
" Gua tau lo itu gadis yang baik," Ucap Arkan membalas senyuman Kaila.
Aku sangat beruntung dengan pemuda ini belum apa-apa dia sudah kelihatan tanggung jawabnya, aku harap pemuda ini tidak akan pernah berubah setelah kita menikah nanti.
Memang benar apa yang Ibu katakan, lihatlah laki-laki itu dari tanggung jawabnya kalau soal ketampanannya itu hanyalah sebuah bonus.
Dan aku sangat bersyukur bertemu dengan laki-laki seperti Arkan.
Aku kurang nyaman saat Arkan mengatakan lo-gua, kalau aku memintanya untuk ganti jadi aku-kamu dia mau tidak yah.
Tapi aku harus mencobanya.
" Ar boleh aku minta sesuatu?," Ucapku dengan gugup takut dia menolaknya.
" Minta apa?,"
" Emm aku kurang nyaman kamu bilang lo-gua, bisa gak ganti pake aku kamu gtu. Lagian kan kita akan menikah masa Iyah lo gua terus? ,"
" Nanti di usahain,"
" Harus dong Ar ," Ucapku mendelik padanya.
" Iyah bawel banget ,"
Setelah Arkan mengatakan itu tiba-tiba hening.....
Suasana pun mendadak sepi saat pemuda itu mulai asik bermain game. Dan aku badmood harus ngapain mau nonton tv tidak ada film yang aku sukai.
Dan akhirnya aku memilih ke dapur dan membuka kulkas siapa tau ada es krim atau coklat. Namun saat aku buka tidak ada apapun di dalam sana.
Aku menghela nafas kecewa, seharusnya tadi aku ke indoapril dulu.
Dengan kecewa aku kembali ke ruang tamu.
" Kenapa tuh muka?," Tanya Arkan walau matanya masih terus menatap layar ponsel.
" Badmood gada es krim sama coklat ,"
Tiba-tiba saja Arkan langsung mengeluarkan permainannya.
" Yaudh gua beli dulu ," Ucapnya lalu mengambil kunci mobil dan melangkah ke arah pintu.
" Yang banyak Ar ," Teriaku yang masih di dengar oleh Arkan.
Ternyata pemuda itu sangat peka.
Sambil menunggu Arkan kembali Kaila merebahkan dirinya di sofa, sampai Kaila ketiduran dan sekarang sudah masuk ke alam mimpinya.
°°°°
Di tempat Vito berada...
Brak
" Ayah ," Teriak Vito dengan amarah yang sudah memuncak.
Setelah Renata memberitahu Vito siapa Ayah dari bayinya itu, ternyata Ayahnya itu adalah Ayah kandung Vito sendiri.
Untuk itu Vito sangat marah ke pada Ayahnya, karena telah mengkhianati Ibu nya sendiri.
" Ada apa kamu?," Tanya Vino menatap putranya.
" Vito gak nyangka Ayah ternyata hianatin mamah," Teriak Vito lagi.
" Pelankan suaramu Vito," Bentak Vino.
" Vito gak perduli Yah, yang jelas Ayah manusia yang sangat Bia*ad. Bukanya tanggung jawab Ayah malah menyuruhnya untuk membunuh bayi itu. Dimana hati Ayah?," Ucap Vito dengan emosi.
Vino diam tidak bisa berkata-kata.
Vito yang melihat itu tersenyum Smirk.
" Haha Anda tidak bisa menjawabnya tuan Vino?, jika Anda tidak sanggup bertanggung jawab biarkan saya yang menikahinya. Dan batalkan tentang perjodohan saya dengan wanita pilihan Anda," Ucap Vito menatap Ayahnya dengan tajam.
" Kamu tidak akan menikahi gadis itu Vito. Dan soal perjodohan itu akan terus berlanjut ,"
" Bagaimana dengan gadis itu , anda tidak mau bertanggung jawab kan. Jadi biarkan saya yang menjadi Ayah dari anak Anda itu.
Soal perjodohan jangan harap itu akan terjadi ," Ucap Vito membuat Vino diam.
" Mas jadi ini kelakuan kamu di belakang aku?," Ucap wanita parubaya yang baru saja masuk.
Vino gelagapan. Karena Kesya telah tau perbuatannya.
" Ngga mah gk gitu ," Vino memegang tangan Kesya. Namun Kesya menepisnya.
" Jangan sentuh saya,"
" Mah ," Ucap vino lirih.
" Mah suruh orang ini buat batalin perjodohan itu. Karena Vito harus menikahi seorang gadis yang telah mengandung anaknya dia ," Ucapan Vito membuat Kesya terisak karena suaminya yang berbuat dan anaknya yang harus menanggungnya.
Sedari tadi Kesya telah mendengar semua pembicaraan mereka di balik pintu.
" Iya sayang , biar Ayah kamu mamah yang urus?," Ucap Kesya kepada putranya.
" Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa hubungin aku? ," Ucap Vito kepada Ibunya.
" Iyah nak ,"
Vito keluar dari ruang kerja Ayahnya.
" Vito kembali kamu ," Teriak Vano frustasi.
Plak
" Ini untuk rasa sakit hati aku ,"
Plak
" Dan ini atas penghianatan kamu ,"
Plak
" Itu untuk niat keji kamu dan untuk membuat anak aku yang menanggung kelakuan bejat kamu ,"
Vino mendapatkan tamparan dari Kesya membuatnya hanya bisa pasrah karena mau bagaimana pun juga dia yang salah tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya itu.
" Ma___,"
Ucapan Vino terhenti karena Kesya malah pergi meninggalkannya.
Vino menghela nafas kasar dan akan mencari gadis yang menjadi sumber permasalahan ini terjadi.
" Dimana kamu gadis bodoh ," Batin Vino dengan amarah.
Vino mengambil ponselnya di atas meja dan mulai mencari sebuah nomer orang yang akan dia hubungi.
Vino berhasil menemukannya dan langsung menghubungi orang tersebut.
[ Kalian tolong cari Renata. Secepat mungkin? ]
°°°°°°
[ Soal bayaran nanti saya tambahkan ]
°°°°°
[ Kabari kalau kalian telah berhasil menangkapnya, bawa dia ke hotel ]
°°°°°
[ Baik saya tunggu ]
Setelah mengatakan itu Vino mematikan sambungan telfonnya.
Namun niat busuk Vino telah Kesya dengarkan sedari tadi.
Niat kamu akan gagal mas Batin Kesya dengan amarah.
Kemudian pergi meninggalkan tempat itu lagi.
°°°°
Kembali di kediaman Kaila.
Saat ini Arkan telah sampai membawa 2 kantong besar berisi makanan dan cemilan untuk Kaila.
Namun saat di ruang tamu Arkan melihat Kaila sedang tertidur dengan pulas. Tanpa ingin membangunkannya Arkan memilih untuk pergi ke dapur dan memasukan apa yang dia beli hari ini ke dalam kulkas.
Semua sudah tersusun dengan rapih.
Lalu Arkan kembali ke ruang tamu untuk duduk di sofa.
Saat Arkan ingin memejamkan matanya, tiba-tiba saja ada pesan dan itu dari Vito lalu Arkan langsung membukanya.
Vito
03:15 PM
[ Ar dimana? ]
[ Dirumah Kaila. Ada apa Vit? ]
[ Ada yang pengen gua kasih tau sama kalian, tapi kalau lo lagi jagain Kaila lanjut aja Ar ]
[ Lo malam sama anak-anak kerumah Kaila aja? ,ntr gua bilang sama dia bakalan ada kalian ]
[ Ar apa gak masalah? kita mau bahas Renata? ]
[ Tenang aja biar gua yang urus Kaila, nanti gua serlock ]
[ Oke deh Ar , gua kabarin yg lainnya dulu ]
[ Oke ]
Arkan lalu menaruh ponselnya kembali.
Kalau di pikir-pikir sifat asli Vito tiba-tiba saja hilang. Yang biasa nya cuek sekarang jadi banyak bicara, karena seorang gadis yang telah membuatnya menjadi Vito yang baru.
Arkan rasa Vito menyukai gadis itu namun perasaannya masih tersembunyi.
Eughhhh
" Arkan udah pulang ," Tanya Kaila yang baru saja membuka matanya.
" Menurut loh?," Jawab Arkan.
" ish,"
" Pesenan lo udah gua beliin, ada di kulkas ,"
" Makasih ," Ucap Kaila dengan suara serak karena habis bangun tidur.
Sambil mengumpulkan nyawanya dulu Kaila akhirnya melangkah ke arah kulkas dan langsung membukanya.
Kaila tercengang saat melihat isinya.
Arkan telah membeli banyak coklat dan juga es krim, belum lagi dengan yang lainnya.
" Ar ini sengaja beli banyak?," Teriaku kepada Arkan.
" Iyah buat stok ,"
Aku langsung mengambil es krim rasa coklat dan kembali duduk di sofa.
" Mau gak ?," Tawarku kepada Arkan.
" Ngga ,"
" Yaudah ,"
" Kai gua mau minta izin ajak temen-temen gua nanti malem kesini boleh gak?," Ucapnya sambil menatap mata Kaila.
Kaila diam sebentar namun kemudian....Kaila berkata.
" Boleh ko ,"
" Makasih ,"
Aku hanya mengangguk dan menikmati kembali es krim ini.
Saat aku sedang asik memakan es krim tiba-tiba saja ponselku berbunyi tanda ada pesan masuk.
Langsung aku mengambilnya dan melihat siapa yang mengirimi aku pesan.
0886*******
03:10 PM
[ Heh anak sialan ]
Siapa sih ini ngatain aku sialan segala.
[ Gara-gara kamu saya dan anak saya jadi gelandangan ]
Maksudnya apa sih.
Aku bertanya saja pada Arkan.
" Ar liat deh pesan ini ," Aku menyerahkan ponsel itu lalu Arkan mengambilnya.
Aku melihat Arkan diam saat melihat pesan itu.
" Jangan di tanggapi ini orang iseng ," Jawab Arkan.
" Yaudh sini ," Aku mengambil ponselku kembali.
Aku melihat pesan itu sudah tidak ada dan nomernya pun sudah di blok oleh Arkan.
" Gua blok karena takut dia nipu ," Ucap Arkan yang tau apa yang Kaila pikirkan.
" Emm gitu ,"
" Kai gua mau tidur sebentar yah? ,"
" Iyah silahkan ,"
Arkan memposisikan tubuhnya menjadi rebahan di sofa.
Aku melihat wajahnya yang mulai menutup mata. Sungguh saat dia tertidur saja wajah tampannya masih kelihatan.
Semenjak ke hadiran Arkan di sisiku aku merasa memiliki seseorang yang mampu menjagaku dan melindungiku. Aku jadi tidak merasakan yang namanya kesepian lagi.
Apa ini yang tuhan rencana dari rasa sakit yang aku rasa selama ini. Jika benar aku sangat berterimakasih meskipun awalnya aku sangat ragu dengan perjodohan ini.
Tapi setelah aku jalani tidak seburuk yang aku kira.
Ting
Suara ponselku berbunyi.
0889*********
3:30 PM
[ Woi sepatu gua mana? ]
Hah sepatu.
[ Sepatu apaan? , ini siapa lagi so kenal banget? ]
[ Gua Kenan di mana sepatu gua? ]
Mataku membulat, bagaimana bisa aku lupa sepatunya ada di sini.
[ Iyah aku ingat ]
[ Gua dikit lagi sampe rumah lo ]
Aku tercengang, ini tidak bisa di biarkan karena Arkan di sini bagaimana nanti kalau mereka saling bertemu.
Dengan cepat aku mengambil sepatunya dan langsung memasukannya ke dalam gudibag.
Langsung aku pergi ke luar bertepatan dengan munculnya mobil Kenan.
Aku langsung membuka pagar.
Terlihat di sana wajah menyebalkan Kenan.
" Nih udah bersih ," Aku menyerahkan gudibag itu kepadanya dan pemuda itu langsung mengambilnya.
" Mobil siapa itu?," Ucap Kenan dengan mata mengarah ke arah mobil Arkan.
Aku gelagapan harus bilang apa, namun sebuah ide muncul di otak pintarku.
" Itu mobil Ayah kenapa? Ngiri?,"
" Ck gua kira lo masukin om-om ," Sindir Kenan.
Tuk
Aku menendang mobil pemuda itu, dan membuat pemuda itu marah.
" Rusak mobil gua anj*," Maki Kenan.
" Lagian tuh mulut di jaga ," Ucapku lalu pergi meninggalkan pemuda itu yang sedang mengumpat.
Dengan perasaan kesal aku masuk ke dalam dan saat aku sudah berada di dalam tiba-tiba saja Arkan menghadangku dan membuatku terkejut.
" Dari mana?," Tanya Arkan.
" Buang sampah ," Jawabku gugup.
Arkan menatap Kaila. Membuat Kaila sangat gugup.
Tapi sebisa mungkin aku tidak boleh gugup di depannya.
" Buatin gua teh manis ," ucap Arkan.
Aku menghela nafas lega, pemuda itu tidak banyak tanya lagi.
Aku langsung pergi ke dapur untuk membuatkan Arkan teh manis. Aku masih tidak menyangka Arkan bangun secepat itu.
Untung saja Arkan tidak tau kedatangan Kenan tadi kalau sampai dia tau aku bingung harus jawab apa nanti.
" Ini teh nya," Aku menyerahkan teh itu.
" Makasih ," Jawab Arkan lalu mengambilnya.
" Iya sama sama ,"
Pemuda itu sedang meminum teh buatanku dengan tenang.
°°°°°
Di tempat Vito berada...
" Re dengerin gua dulu?," Vito mencekal tangan Renata.
" Apaan sih ," Renata menghempaskan cekalan Vito.
Setelah Renata tau ternyata pria itu adalah Ayahnya Vito , Renata menjadi marah dan tidak ingin berurusan lagi dengan Vito.
Namun pemuda ini malah mengajaknya menikah.
" Gua bakalan nikahin lo mau atau engganya,"
" Ko lo maksa? ," Renata mendelik ke arah Vito.
" Gua gak terima penolakan, secepatnya gua bakalan balik lagi buat ambil berkas lo,"
" Gua gak mau ,"
" Gua gak terima PENOLAKAN gua bilang," Ucap Vito menekankan kata penolakan.
Renata menghela nafas gusar, karena pemuda ini sungguh sangat keras kepala.
" Serah ," Ucap Renata lalu masuk ke dalam sambil membanting pintu.
Brak
Vito mengelus dadanya saat pintu itu di banting keras oleh Renata. Karena Vito lakukan semua ini demi gadis itu juga.
Demi anak yang berada di dalam rahimnya yang seharusnya menjadi adiknya.
Ntah dorongan apa sehingga membuat Vito menjadi seperti ini.
Dan Ayahnya pun sungguh sangat keterlaluan. Vito akan menemuinnya lagi setelah dia pulang nanti.
Liat aja tuan Vino Batin Vito yang menahan amarahnya.
Kemudian Vito memutuskan ke tempat Ayahnya berada sekarang.
Dengan kecepatan laju mobilnya akhirnya mobil Vito telah sampai dalam waktu 30 menit. Tanpa ingin menunggu lama Vito langsung masuk ke dalam.
Banyak pasang mata yang menatap Vito dengan kagum karena ketampanannya dan ada juga yang menatap Vito dengan heran.
Tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menghadangnya saat dia ingin masuk ke dalam tempat Ayahnya itu berada.
" Pak jangan di buka. pak Vino sedang bertemu dengan seseorang," Ucap wanita itu dengan gugup.
" Minggir lo gua anaknya jangan cegah gua," Teriak Vito membuat mereka yang melihat langsung terkejut.
" Ta-tapi pak ," Jawab wanita itu dengan gagap karena takut.
Vito yang sudah kesal langsung masuk ke dalam.
Ceklek
Deg