Gua benci banget sama sekolah apalagi semenjak kejadian gua di SMP yang membuat gua tidak percaya kepada orang lain lagi. Kalo bisa memilih mungkin gua mau sekolah tapi homeschooling yang muridnya cuman gua, sayangnya keluarga gua bukan keluarga kolongmerat yang bisa membiayai gua untuk homeschooling.
Ya liburan kenaikan kelas-pun selesai gua yang sudah lulus SMP mulai memasuki bangku SMA. Sayangnya gua gak bisa satu sekolah sama Akira dikarenakan dia yang tidak diperbolehkan masuk sekolah negeri. Singkatnnya gua lulus SMP dengan nem yang hanya rata-rata namun bisa masuk SMA negeri melalui jalur prestasi menggunakan sertifikat kejuaran Taekwondo.
Gua yang trauma dengan sekolah mulai berbicara kediri sendiri "kali ini harus dengan benar" entah kenapa gua berbicara seperti itu kediri gua sendiri. Gua kesekolah dengan diantar oleh orang tua karena hari ospek murid baru tidak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri.
Saat ospek gua sama sekali tidak senang karena kami murid baru diharuskan memakai gesper dari tali rafia, name tag besar dengan foto selfi, memakai kaus kaki berbeda warna, memakai topi yang terbuat dari bola plastik. Gua disitu sangat risih dengan itu semua namun mau bagaimana lagi?
Singkatnya kegiatan ospek berlangsung tiga hari dan kami murid baru dibagi menjadi beberapa kelas namun kelas ini hanya dipakai saat masa ospek saja. Kelas ospek gua memiliki tigapuluh delapan murid yang terdiri dari duapuluh perempuan dan delapanbelas laki-laki. Gua sangat senang karena bisa mendapatkan teman namun gua gak kepikiran sama sekali tentang wanita karena gua menganggap diri gua jelek dan tidak mungkin akan ada yang suka sama gua.
jam istirahat-pun tiba, disaat istirahat gua diajak main uno stacko, gua gak mungkin nolak karena gua suka sekali "permainan". Disaat gua main gua ngerasa seperti direkam cuman gua gak mau kepedean dan melanjutkan bermain.
Setelah jam istirahat kami kedatangan osis dan diberikan kertas untuk mengerjakan tes untuk menguji kami cocok dikelas mana. Karena saat SMA kelas terbagi menjadi dua bagian ada IPA dan IPS. Setelah selesai mengerjakan kami semua berkumpul membicarakan bagaimana tes itu berlangsung. Aku dengan singkat berbicara
"biasa saja"
Namun tiba-tiba ada yang berkata
"iya dong kamukan pasti pinter soalnya dari SMP swasta ini kan?"
gua bingung sedikit kesal maksud dia apa berbiacara seperti itu, apakah dia pikir enak bersekolah dimana anak-anaknya memiliki pola pikir yang pendek? Karena pengalam gua pribadi kebanyakan yang bersekolah di swasta muridnya cenderung merendahkan kekurangan orang untuk menduduki takhta tertinggi di sekolah. Btw nama dia Vanie.
Hari ketiga ospek-pun tiba dimana kelas yang asli akan dibagikan. Kami semua merasa tegang karena mungkin dikarenakan sudah nyaman dengan kelas ini. Namun saat melihat papan kelas masing masing dari kami harus berpisah namun ada beberapa yang sama. Akhirnya gua ingin memasuki kelas namun ditarik oleh Vanie dia meminta nomor wa gua dan instagram disitu gua gak mikir aneh-aneh mungkin dia hanya sekedar ingin berteman. Karena like I said gua gak pernah beranggapan diri gua bakal ada yang suka karena gua gak good looking.
Setelah bersekolah seperti biasa gua mulai sering di chat oleh Vanie cuman gua biasa aja karena mengira ini hanya chat sebatas teman. Disaat jam kosong gua sering sekali bermain basket dan bola. Dan Vanie sering lewat dan memanggil gua tapi selain Vanie ada dua cewek yang menonton juga dan gua gak mau merasa pede namun salah satunya seperti sedang merekam gua bermain. Tiba-tiba gua didatangi dua orang wanita tersebut dan salah satu wanita yang tinggi berbicara
"hey Kael kan?"
"Hm iya siapa ya?
"gua temennya Viona dia mau minta sosmed lu tapi malu. Lu mau ngasih gak?"
"hm ah oke?"
Gua-pun memberi tahu instagram gua dan mereka berterimakasih dan pergi begitu saja. Dan saat bermain aku tersadar "viona" dia salah satu teman di kelas ospek waktu itu. Gua melanjutkan permainan gua dengan teman-teman gua.
Setelah gua membagikan sosmed gua seringkali gua di dm lewat instagram oleh Vanie dan Viona. Gua yang gak berpengalaman tentang romance mulai was-was. Sebenernya ada apa dengan dua wanita ini?" Ucap gua dalam pikiran gua. Karena gua mengira mereka hanya ingin berteman namun kenapa sampai bertanya tentang aktivitas gua, terus mengatakan pagi dan selamat tidur. "Apa seharusnya begini bertemana dengan perempuan?" aku bingung dan bertanya ke diri sendiri.
Akhirnya gua gak mau pusing mikirin itu sendiri dan pergi nongkrong dengan MIke. Sesampainya bertemu dengan Mike gua menceritakan tentang dua wanita tersebut.
"Ngab gua mau cerita ini ada dua cewek ngechat gua kaya gini maksudnya apa dah gua risih lama lama"
"mana coba gua liat"
Gua memberikan handphone gua
"Ah ini mah fix lu lagi dideketin, mereka suka sama lu ini"
Gua yang berfikir diri gua gak menarik mulai menarik kesimpulan. Wah kurang ajar nih orang ngeledek apa gimana si kampret.
"maksud lu apa cok ngeledek gua kah"
"ngeledek gimana si El ini tuh mereka coba deketin lu, coba pikir masa iya orang udah ngechat lu 24/7 cuman karena gabut kan gak mungkin"
Dan gua-pun mulai berfikir bener juga kata Akira tapi gua masih bingung akhirnya gua nanya ke Akira.
"emang apa yang menarik dari gua dah ngab?"
Saat gua berbicara seperti itu seketika Mike langsung memasang wajah kesal dan menyumpahi gua dengan kata-kata mutiaranya.
"Anjing, bang*at. Kael Imanuel gua ga suka sama lu yang merendahkan diri gitu terus, bro lu tuh gak jelek dan sifat lu yang bisa bikin nyaman orang sekitar lu pasti bikin mereka suka sama lu"
"apa iya? Gua gak ngerasa begitu. Gua mukulin delapan orang waktu SMP dan menurut lu gua orang baik?"
"Heh gua temenan sama lu udah tiga tahun El gak mungkin lah gua ngomong begitu tanpa pembuktian, gua inget banget gimana lu selalu membantu orang yang kesusahan sifat lu tuh baik. Apa lu masih nganggep diri lu villain? Hahahah"
Yang seperti gua bilang gua punya sifat sok baik gua yang gak bisa gua kendaliin gua baru sadar ngebantuin orang setelah gua membantu orang tersebut.
Hari Senin-pun tiba dan saat mau berankat gua terkejut karena di teras ada motor beat streat model terbaru. Gua bingung dan lari ke kamar orang tua gua dan bertanya, ternyata semalam motor gua dateng. Gua sangat seneng banget karena ga nyangka bakal punya motor gua memeluk orang tua gua sekuat-kuatnya dan mulai berangkat dengan motor baru tersebut. Sesampai di sekolah gua disamperin sama Vanie dan dia menanyakan kegiatan eskul apa yang gua ikutin. Dan gua yang sebelumnya masuk Taekwondo di SMP gua mau masuk Taekwondo lagi namun ternyata tidak ada di SMA gua akhirnya gua mencoba untuk masuk ke Silat. Diapun setelah mendengar itu melambai sambil berlari ke kelasnya. gua yang kebingungan tidak memperdulikan pertanyaan itu dan mulai masuk ke dalam kelas gua.
Sorenya disaat gua eskul tiba-tiba gua terkejut karena ada Vanie, dan gua mulai risih karena gua gak terlalu suka entah apa alasannya. Saat sedang latihan gua-pun pergi ke toilet karena sedikit kebelet. Saat jalan menuju toilet tiba tiba ada yang berteriak.
"Kael….."
Gua menoleh ke belakang dan seketika ngelihat Viona yang sedang eskul basket dia melambai dan berteriak
"semangat yah silatnyaaaa"
Gua yang bingun menjawab dengan teriak juga
"iya makasih, semangat juga"
Dan langsung berlari ke toilet, saat sedang buang air kecil tiba-tiba ada perasaan senang dan detak jantung berdebar kencang gua kebbingungan dan mulai bertanya-tanya'
"gua sebenarnya kenapa? Kenapa gua begitu senang ?"
Gua akhirnya kembali dengan berlari dan menghindari berbincang dengan Viona.
Disaat setelah latihan tiba-tiba Vanie menghampiri gua yang sedang duduk dan berkata.
"Kael temenin gua yok makan gua laper banget tapi gak ada kendaraan"
Gua yang ngerasa laper juga menuruti permintaan itu. setelah silat kami berdua pergi untuk makan saat gua mengeluarkan motor gua melewati Viona dan dia melihat gua berboncengan dengan Vanie. Disitu gua gak menyapa dia karena kejadian saat ke toilet tadi. Sesampai di restoran kami akhirnya-pun makan dan saat gua kembali dari toilet untuk cuci tangan Vanie ngajak balik. Gua-pun pergi ke kasir dan ingin membayar namun saat mau bayar di kasir mba-mba kasirnya bilang bahwa sudah dibayar oleh cewek masnya. Gua kebingungan dong gua gak punya cewek trus gua langsung liat ke Vanie dan dia bilang.
"Udah gua bayar yuk pulang"
Gua yang merasa gak enakpun mulai ngasih duit bagian gua ke dia
"ini bagian gua"
"gak usah Kael aku ihklas kokkk"
"gua gak mau Vanie ini duitnya"
"gak mauuuuu"
Disitu gua sedikit jengkel sama sifat dia yang begitu akhirnya gua coba selipin duit tersebut di jaket dia tanpa ketahuan. Sesampai nganter Vanie balik gua pulang dan melihat ponsel gua dengan notif dm instagram dari Viona.
"Wih udah jadian yahhh?"
"jadian?"
"iya tadi gua liat lu goncengan sama Vanie, selamat yah."
Gua yang ngerasa Viona cemburu merasa senang entah kenapa. Akhirnya gua membalas dengan maksud bercanda ke dia.
"gak ko, kenapa nih?? Cemburu ya?? Wkwk"
"hmm sedikit."
Gua yang lihat jawaban dia seperti itu mulai bingung dan tidak menjawab chat itu lagi dan mulai melepaskan ponsel dari tangan gua dan mulai berpikir sebenernya ini kenapa??
Singkat cerita gua mendapatkan saudara gua akan pergi ke acara festival jepang dan gua diajak oleh saudara gua karena kami berdua sama-sama suka anime jepang. Gua yang kebingungan bagaiman caranya untuk mendapatkan tike tersebut mulai putus asa karena tidak mungkin bisa membeli tiket itu. saudara gua membuat SG dan mengetag gua, tentang tiket acara tersebut. Dan akhirnya gua upload SG yang diuploadkan untuk gua dengan kata-kata "mungkin lain waktu ☹". Tiba-tiba gua mendapatkan dm dari Viona yang berisi
"eh lu mau ke acara itu?"
"gak wkwk gua ga ada duit buat beli tiketnya"
"mau sama gua gak gua ada lebih tadinya mau sama temen cuman dia sakit"
Gua disitu tanpa mikir panjang langsung menerima dan menyuruh dia sharelok rumahnya. Setelah mendapatkan alamat rumahnnya gua langsung tancap gas untuk menjemput dia. Sesampainya dirumah dia gua terkejut karena mamahnya sudah menunggu gua, dan waktu menunggu Viona siap-siap gua ditanya oleh mamahnya sumpah gua kaya lagi wawancara mau kerja.
"Siapa nama kamu"
"Kael tante"
"siapanya Viona kamu hah?"
"saya temennya doang tante"
"mau kemana sama Viona"
"pergi ke acara festival tante"
"jaga anak tante, awas kamu kalo sampai Viona kenapa-napa"
"iya tante pasti"
"kamu anak ke berapa? Orang tua asal mana ?"
Pokonya banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan sampe gua bingung dan berdoa di dalam hati "plss Tuhan percepat dandan anak satu ini".
"udah nih maap kelamaan yah?" Viona keluar dari kamarnya. Saat gua menoleh tiba-tiba gua terkejut dan berpikir "ternyata dia aslinnya cakep juga yah". Akhirnya kami pamitan dengan mamanya dan mulai pergi ke stasiun menggunakan grab, motor gua dititip di rumah dia karena gua belum pernah ke Jakarta naik motor waktu itu jadi agak was-was juga kalo bawa motor. Setelah sampai di tempat acara gua mulai mencari saudara gua dan ketika ketemu gua lari dan langsung tos dengannya. Dia kaget gua bisa dateng karena gua bilang beberapa jam sebelumnnya kalo gak bisa. Saudara gua bernama Jack jika kalian ingin tau.
"Waduh siapa nih El??" tanya Jack ke gua.
"oh kenalin ini Viona temen SMA gua"
"Yakin temen SMA doang El "
"iya Jack"
"kenalin aku Viona" ucap Viona memperkenalkan dirinya.
"oh iya kenalin gua Jack, btw gua nitip Kael yah."
Akupun geram dan mulai menarik Jack untuk memasuki festival. Singkat cerita kami bersenang-senang sampai akhirnya kami harus berpisah.
"Jack dah malem nih makasih ya" ucap gua ke dia.
"iya makasih juga ya dah mau nemenin, btw kalian pulang naik apa kereta pasti udah mau tutup"
"gua berdua kayaknya naik grab"
"okedeh hati-hati ya kalian berdua"
"oke bye-bye"
Didalam grab gua duduk dibelakang bersebelahan sama Viona. Dia memulai pembicaraan di grab dengan bertanya.
"kalian akrab sekali yah"
"iya kami berdua sudah berteman sejak kecil" jawab gua.
Tak lama kemudian suasana membisu diam, dan akupun mulai ngantuk dan tertidur. Namun saat diperjalanan aku terbangun dan mendapatkan Viona sudah tertidur di pundak gua. Gua yang belum pernah physical touch dengan lawan jenis mulai bingung harus bagaimana. Akhirnya gua diam saja mencoba tidak bergerak karena takut membuat dia bangun. Namun tiba-tiba mobil terguncang yang membuat dia terkejut dan bangun alhasil dia sadar telah tidur di pundak gua dan mulai meminta maap. Gua yang ngerasa nyaman mengatakan.
"gak papa kalo mau tidur di pundak gua it's oke kok."
"bener?" tanya dia ke gua.
"iyah gak papa."
Tiba tiba dia menyenderkan kepalanya ke pundak gua dan megenggam tangan gua dengan erat sambil memandang ke gua. Disitu gua gak bisa berfkir dengan jernih dan salting dengan pandangan dia ke gua. Gua disitu hanya diam membatu, kira-kira selama 40 menit cuman diam-diaman doang akhirnya kita sampe ke rumah dia. Sesampai di rumahnnya gua langsung mengeluarkan motor gua dan berpamitan ke orant tuanya untuk pulang tanpa mengeluarkan satu kata-pun kepada Viona. Setiba gua di rumah gua langsung lompat ke tempat tidur dan senang sekali entah apa yang bikin gua senang waktu itu.
Pagi-pun tiba gua langsung siap-siap dan pergi ke sekolah. Sesampai disekolah gua sudah mendapati Vanie sudah menunggu akan kehadiran gua. Gua kurang suka dengan dia yang terlalu agresif maksud dari agresif tuh cara dia mencoba untuk mendekat. Gua yang merasa risih waktu itu tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti keinginan dia saja. Namun ternyata ada Viona juga yang menunggu gua dan perasaan gua menjadi senang sedikit. "Mungkinkah gua ada perasaan?" Itu yang selalu gua pikirkan kalo ketemu Viona.
Seminggu telah berlalu dan gua masih saja didekati oleh Vanie. Gua yang mulai risih akhirnya beranikan diri untuk speak up ke dia. Lonceng-pun berdering like always Vanie udah nungguin gua di parkiran motor, dia menghampiri gua dan berkata "El kamu silat kan?". Gua yang sudah geram dia mulai bertanya ke dia
"gua boleh nanya ke lu?".
"Boleh kok kenapa??" tanya dia ke gua.
Gua memiliki sifat ga enakan, yang membuat gua selama ini tidak komplain dengan cara dia mendekati gua. Tetapi gua udah bener-bener gak kuat dengan gangguan yang dia buat."Lu kenapa kaya gini?" tanya gua ke dia.
Dia langsung memasang senyum dan melihat mata gua seperti ingin tertawa. Gua yang kebingungan mulai bertanya "kenapa nih orang?". Trus dia menjawab dengan singkat dan jelas. "yah kenapa lagi kalo bukan karena gua suka sama lu?" Disitu gua kaget sekaget-kagetnya orang kaget, maap pemborosan kata. Disitu gua kebingungan dan langsung cabut dengan motor gua tanpa mengeluarkan satu kata-pun meninggalkan dia sendirian di parkiran.
Gua langsung menuju ke rumah Akira karena gua bercerita cuman ke dia, dan satu lagi temen gua cuman dia. Sesampainnya di rumah Mike dia langsung bertanya "Tumben dateng siang-siang ngapa lu?" disitu gua ga menjawab dia karena gua masih bingung dengan perkatan Vanie, dan di kepala gua cuman berisi tentang pertanyaan-pertanyaan "dia suka sama gua?" "ko bisa dia suka sama gua?" "apa yang bikin dia tertarik sama gua?" "dia cuman gabut doang kayaknya?" pokonya gua memikirkan banyak pertanyaan sehingga tidak mendengarkan Mike berbicara.
Seketika dia langsung menepok gua dan membuat gua sedikit terkejut "woy….. Kael Imanuel, lu mikirin apaa?" gua yang terkejut bingung kenapa dia bisa tau gua memikirkan sesuatu "ko lu bisa tau gua lagi mikirin sesuatu?" dia menjawab dengan tertawa "El El gua temenan sama lu udah tiga tahun masa iya gua gak tau, dah mending sekarang cerita ada masalah apa??" akhirnya gua menjelaskan apa yang terjadi di parkiran sekolah.
"Waduh serius lu? Haha gokil gas lah tunggu apa lagi" jawab dia setelah mendengarkan cerita gua. Gua yang geram dengan jawaban dia mulai menggeplak palanya dan berkata "gak semudah itu kambing, lu kan tau gua gak ngerti soal begini-gini. Dan gua juga gak ada rasa suka ke dia." Mike memasang muka kesal setelah mendengar jawaban gua
"apa masalahnnya? Kalo gitu kan tinggal bilang lu ga suka sama dia. Selesai deh masalahnnya."
"gua gak tau gimana cara nolaknya gua gak tega."
Mike langsung memasang wajah kesal namun dia menarik napas dan mulai menenangkan diri lalu berkata "El mending mana lu ngomong jujur kalo gak suka sama dia, dia sakit hati. Atau lu nerima dia karena terpaksa dan malah ngebuat lu terbebani dan ketika dia tau telah diterima sama lu karena terpaksa dia tetap sakit hati. Kalo gua tanya sama lu mending sakit hati karena ditolak atau sakit hati karena dibohongi?" setelah mendengar jawaban itu gua mulai berpikir dengan keras dan berpikir "benar juga kata anak ini" akhirnya gua menjabat tangan Mike dan berterimakasih. Dan langsung cabut untuk latihan silat dan pasti ketemu Vanie nanti.
Sesampai di tempat latihan gua langsung menarik Vanie untuk berbicara empat mata dengannya. Gua langsung mengatakan "Maap ya Vanie gua bukannya gak suka sama lu, gua seneng lu deket sama gua, sering peduliin gua. Tapi gua nganggep lu cuman sebagai temen doang maap yah." Gua berbicara seperti itu tapi tidak melihat wajahnya hanya menaruh pandangan mengarah kebawah karena gak berani melihat reaksi dia.
"El jangan liat kebawah, tolak aku dengan benar tolong liat ke aku." Jawab Vanie ke gua. Akhirnya gua menegakan kepala gua untuk menatap wajahnya dan gua melihat wajah dia yang tersenyum tapi matanya berkaca-kaca. Gua yang merasa bersalah akhirnya meminta maap dan mulai menolak dia lagi dan meminta untuk memberi jarak dengan gua. Setelah sudah jelas akhirnya dia pergi meninggalkan gua dan semenjak itu dia selalu menghindari gua, dia-pun keluar dari kegiatan eskul silat.
Gua merasa ringan atas kepergian dia namun gua memliki perasaan bersalah yang sangat menganggu sekali, dan gua-pun berkata ke diri sendiri "ya selamat Kael kamu berhasil menjadi villain lagi di episode kali ini"