Chereads / The End? The Devil Was Also An Angel Before He Fell / Chapter 3 - Chapter 2: Bad Romance Second Part

Chapter 3 - Chapter 2: Bad Romance Second Part

Setelah gua menolak Vanie dia mulai menjauh dari gua selalu menghindari gua, gua seneng sih cuman ada perasaan bersalah gitu tapi gua gak berani minta maap karena takut dia mengiranya gua mau dia kembali. Kepergian Vanie membuat gua lebih sering sendiri dan sedikit merindukan kehadiran dia. Saat gua sedang bengong mikirin itu tiba-tiba gua di gelpak dari belakang "woy nyet diem-diem bae" ternyata temen-temen belangsak gua. ya sebelumnya gua tidak bisa mendapatkan teman dan benar-benar susah akan percaya dengan orang lain lagi, namun saat SMA berbeda mungkin karena dulu gua yang SMP swasta yang hanya memiliki 3 kelas setiap angkatannya, sedangkan di negeri satu angkatan memiliki 8 kelas yang membuat gua jarang melihat perundungan bahkan hampir tidak ada sehingga membuat gua berani untuk mencoba berteman dan mempercayai orang lain lagi.

Mohammad Ihsan tukang lawak otaknya 11/12 sama gua agak geser dan tinggi dia sampe 180cm kayak tiang bendera, Renald putra terkenal dengan kaca matanya, ukulele, dan pager gigi nya yang silau dan hobi dia nyanyi btw panggilan dia jokowi karena mirip jokowi gak masuk akal yah? Emang. Lalu ada akmal sikalem ganteng gak pernah berisik nilai selalu bagus pokonya idaman wanitalah, dan terakhir zamzam tukang lawak, sedikit fak boy dan ya bisa dibilang cakep juga. ya kita berlima selalu bersama karena sefrekunesi aja sih. Kami memberi nama gang kami sebagai Pt Persero entah ide siapa gua ngikut aja.

"lu kenapa bengong begitu" tanya ihsan ke gua "gak kenapa-napa cok" jawab gua. "pasti mikir jorok lu-kan"tanya zamzam, "awkwakkw bener pasti itu" jawab akmal. "tai gak cok ini gua lagi mikirin ujian nilai gua jeblok banget asu". "udah dari pada pusing mending kita ke Hyper nanti cok" ajak jokowi.

Hyper adalah warnet di deket sekolah gua hampir setiap hari gua main ke warnet itu sehabis sekolah biasanya kami sepulang sekolah akan mampir ke warnet itu untuk main game LOL, dan PB.

"ayolah gas ke Hyper pengen bantai lu pada, gua" jawab gua. "yeh main PB masih remed aja lu gaya-gayaan" "awkwkwk bangsat bener banget itu" jawab Ihsan dan jokowi menghina gua. Gua yang gak seneng di hina langsung meledek kembali "dari pada main warnet 5 jam cuman main piso di PB akwkawk" "awkawka lucu banget anjing" semua tertawa. Buat yang gak tau di PB tuh roomnya bisa di settings main senjata apa nah favorit Ihsan adalah main PB dengan hanya menggunakan piso dia rela bermain berjam-jam hanya untuk memainkan piso di PB.

"gua gak ikut ya guys ada les di pak Jun" jawab Akmal. Seperti yang gua bilang Akmal adalah anak rajin dan pintar ya jadi jarang main bareng kita. "okelah ntar sepulang sekolah ya guys" jawab zamzam. Bel istirahat-pun berbunyi dan kami masuk ke kelas kami masing-masing.

Saat sedang berjalan menuju ke kelas ternyata didepan pintu sudah ada Viona yang terlihat menunggu seseorang. "Viona? Lagi ngapain?". "emang ngapain lagi kalo bukan nunggu kamu??". Gua yang kebingungan kenapa dia cariin gua? Apa dia minta ganti tiket waktu itu?. "nih aku udah nongol., kenapa??". "wkwk nongol lucu banget sih kamu, gak kenapa-napa sih cuman mau ngajak kamu makan bareng orang tua aku disuruh sama mamah aku". Gua kaget dan bingung wtf? Gua diajak makan orang tuanya?. "dalam rangka apa? Gua bertanya. "gak tau nih kayaknya orang tua aku penasaran sama kamu, kamu mau?". Gua yang bingung karena kalo menolak pasti dianggap tidak sopan sama orang tua dia akhirnya gua mengiyakan ajakan tersebut. "okey deh kapan?". "Bener?? Besok malem yah kerumah ku aja bye byeeeee" ucap Viona tersenyum sambil berlari meninggalkan gua. Sedangkan gua hanya membatu di depan kelas karena bingung "sebenernya apa itu barusan? Cara dia mengajak cara dia tersenyum sambil melambai berlari menjauh" kenapa dada gua terasa panas dan jantung gua berdetak sangat cepat? Apa gua lagi senang???.

Sabtu-pun tiba hari ini adalah hari gua makan malam bareng keluarga Viona. Malamnya gua gak bisa tidur entah kenapa gua kepikiran terus akan acara hari ini. Namun saat sedang duduk dan memikirkan harus pake baju apa nanti tiba-tiba dering telphone gua berbunyi 'bunyi rington call line' "iya halo". "halo kaa latihan gakk??" ternyata adek kelas gua waktu SMP dan gua lupa kalo pagi ada latihan Taekwondo, gua disuruh oleh sabam (guru) untuk membantu mengajar anak-anak baru di SMP gua. Gua yang sudah terlambat langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi dan langsung buru-buru untuk ke SMP gua.

Sesampainnya disana gua sudah di tunggu oleh sabam dan murid-murid lainnya. "seperti biasa terlambat ya El". "hehe maap ya bam perut aku gak bisa diajak kerja sama tadi". "ka ell" saut adek-adek kelas gua. Gua termasuk terkenal di kalangan SMP gua selain karena gua yang memukuli teman sekelas gua, saat SMP gua juga terkenal karena prestasi gua di bidang Taekwondo, dan gua juga terkenal di kalangan adek kelas gua karena gua yang mengajar dengan metode yang menyenangkan.

Tiga jam sudah berlalu dan sudah waktunya latihan diselesaikan, dan setelah latihan gua dipanggil untuk mengobrol empat mata dengan sabam gua ternyata dia ingin memberi sedikit rejeki dikarenakan gua sudah mau membantu melatih. "nih ada sedikit buat kamu", "ah sabam jadi gak enak" tapi tangan gua mengambil uang yang diberikan. "yeee ga enak tapi diambil juga". "wkwkwk kan butuh makan bam" ucap gua sambil cengengesan.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul dua siang dan gua langsung pergi menuju Hyper karena teman-teman blangsak gua sudah menunggu disana. Sesampai disana saat gua masuk terdengar kata-kata mutiara yang keluar dari mulut teman-teman gua. "jok goblok banget itu cok gampang banget musuhnnya", "pala lu gampang lu aja mati Bangsat", "halo guys kangen gua gakk" ucap salam gua ke mereka sambil menggeplak mereka satu persatu. "anjing lama banget lu El buruan on, ini si jok mainnya bodoh banget.", "Anjing gua mulu yang di salahin". "yaudah santai aman itu". gua langsung on dan ternyata karena kehadiran gua team gua yang sebelumnnya kalah telak bisa comeback dengan mudah. "nahkan kalo ada gua aman ituuu" ucap gua dengan sombong ke mereka. "iyadah sipaling aman" ucap zamzam kesal tapi menikmati kemenangan itu.

tak lama kemudian gua mendapatkan notif dari Viona yang berisi "El kamu bisakan entar jam 6?" gua yang melihat jam sudah jam limat lewat sepuluh menit mulai panik dan meminta ijin untuk cabut duluan."guys gua cabut duluan ya ada urusan", "dih apa-apaan baru 3 jam ini malam masih panjang", "au anjing lemah banget anak ini", "udah gua bayarin kalo biling lu mau habis" ucap temen temen blangsak gua. "gak-gak lebih penting urusan gua asu dah ah cabut bye-byee".

Jam sudah menunjukan pukul enam lewat empatpuluh lima gua sudah berada di depan rumah Viona. Gua terburu-buru memilih baju dan gua bener-bener tidak tau sama sekali tentang baju yang dipake untuk makan malam formal. Alhasil gua hanya memakai hoodie dan celana jogger dengan sepatu sneakers. Gua yang bingung harus gimana memanggil dia hanya membatu diam di luar seperti orang bodoh. Namun tak lama kemudian handphone gua berdering ternyata Viona menelphone gua

"halo El kamu udah dimana??",

"Aku udah di depan hehe".

"astaga kenapa gak bilang tunggu yah aku kedepan",

"okeyy".

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Viona keluar dan gua terkejut karena entah kenapa dia terlihat berbeda sekali seperti orang lain, dan entah kenapa gua hanya terpaku diam tanpa menyapa ataupun bergerak.

"Hai el udah nungguin lama yah?" suasana hening. "El? Haloo El?".

Gua pun terkejut dan menjawab dengan terbata-bata

"eh iya anu ah apa eh, oh iya sorry gua agak telat yah" dia hanya tertawa dan berkata

"haha kamu lucu banget yah, tunggu sebentar ya orang tua aku lagi siap-siap". "oh okey btw makan apa dirumah kamu ntar malem?", "Gak di rumah El kita makan keluar", "serius? Aduh duit aku gak cukup beliin makan keluarga kamu, aku-kan belum kerja", "Gak dong masa kamu yang bayarin kan orang tua aku yang ajak wkwk". "bener juga tapi bener mau bayarin aku? Aku makannya banyak loh", "wkwkw gpp biar kamu makin berisi hihi", "ih ntr aku gendut gmn" canda gua, "gpp kok aku makin suka nanti" setelah mendengar jawaban dia gua langsung malu dan membatu. Waktu-pun sudah berjalan selama lima menit dan kami berdua hanya hening saja karena sama-sama malu, dia yang malu setelah ngomong makin suka, sedangkan gua hening dan malu karena terkejut dan bingung sebenernya ini kenapa?

Tak berselang lama kemudian orang tua Viona keluar dan menyruh kami berdua masuk ke dalam mobil. Karena kejadian tadi gua berdua masih hening membatu diam tanpa keluar satu kata-pun dari mulut kami. Dan gua terkejut benar-benar terkejut karena mobil berhenti di restoran Steak 21. Keluarga gua adalah keluarga yang mencukupi benar-benar mencukupi dari kecil sampai SMA belum pernah gua makan di restoran seperti Steak 21, biasanya kalo makan keluarga kami makan di seafood pinggir jalan paling mahal yang gua inget cuman makan di Pizza Hut itupun gua sudah tidak ingat kapan terakhir kali ke Pizza Hut.

Gua membisik ke Viona "Eh ini serius makan disini?", "iya kenapa??". Gua mau bilang kalo gua belum pernah makan disini cuman gua gengsi. "gak papa emang gak mahal?"."El udah tenang aja ini orang tua aku lagi dapat rejeki jadi santai aja yaa". Dalam otak gua gak bisa berhenti berpikir "bagaimana cara makan steak?" "di dalem makannya pake sendok apa tangan?" "ini ada nasi atau gak ya?". Sesampai di meja kami diberikan menu "Kael kamu mau mesen apa?" ucap mamahnya Viona. "sebentar ya tante saya liat dulu" gua sebenernya gak ngerti dan berbisik ke Viona "Vi gua ngikut lu aja gua kaga ngerti" dia melihat gua dan tersenyum lalu tertawa kecil di depan gua. "prime lamb chopnya dua yah minumnya ice lemon teanya dua juga", "ada yang lain ka?". "dah mba itu aja" gua yang bingung Viona ngomong apa hanya bisa berpura-pura mengetik handphone gua padahal layar handphone gua hanya di menu.

Setelah datang dan selesai memakan steak yang wow sekali itu terjadilah sesi tanya jawab dengan orang tua Viona. "El kamu lulusan SMP mana?" "oh saya SMP Harapan Bangsa tante" "Oh harpan bangsa, orang tua kamu kerja apa?" "Orang tua saya wirausahawan tante, kedua orang tua saya memiliki agen koran tante." "wow agen koran? Wah bisa dong om berlangganan sama orang tua kamu" "bisa om nanti saya bantu dehh". "Viona sering ceritain kamu terus lohh", "Ih mamah apaansih" ucap Viona sambil tersipu malu. "masa iya tante? Emang ada yang bisa diceritain dari saya? Ahhaha".

"ada banyak dong, dia ceritain kamu pertama kali perkenalan di ospek, ngeliat kamu main di kelas, bercandaan kamu, pas kamu lagi main basket, pas kamu lagi latihan silat, bahkan pas kamu tidur di kelas aja dia tau loh", "MAMAH!" teriak Viona. Gua kaget dan benar-benar malu di situ dan gak bisa berkata-kata, gua gak tau dia merhatiin gua segitu-nya. Papanya Viona hanya diam saja sampai akhirnya mengajak untuk pulang.

Sesampai di rumah Viona gua bermaksud untung langsung pulang, namun gua ditahan oleh Viona untuk mengobrol di depan rumahnya. "El jangan pulang dulu ada yang mau aku obrolin", "oh okey *gua menaruh motor gua dan mulai fokus untuk mendengarkan Viona". "kenapa Vi?". "gimana yah ngomongnya gua malu haha", "udah ngomong aja bawa santai aja", "lukan pasti tau-kan perasaan gua ke lu. Tapi gua sama sekali gak tau perasaan lu ke gua.", "Gua juga masih bingung Vi boleh gua pikirin dulu gak?". "oh iya El santai aja yaudah udah malem pulang gih ntr dicariin lagi", "okey deh makasih ya Vi makan malam-nya ketemu besok di sekolah yah byee". "Iya sama-sama byee hati-hati yah".

Gua-pun langsung pulang ke rumah, sesampai di rumah gua seneng setengah mati karena bisa deket sama cewek dan orang tuanya. Namun gua masih bingung dengan perasaan gua sendiri. "gua suka sama dia? Atau gua cuman seneng sesaat?" gua benar-benar bingung ingin bagaimana lagi". Tanpa sadar gua sudah lelap tertidur di tempat tidur.

Minggu pagi-pun tiba saat melihat handphone gua melihat notif chat dari Viona "Pagi El Happy Sunday jangan lupa ke greja yahhh", gua yang melihat itu sangat senang dan mulai beranjak dari tempat tidur dan melakukan aktivitas. Singkatnya malam telah tiba dan gua memutuskan untuk Voice Call Viona.

"halo?"

"selamat malam saya dari PLN ingin menagih uang listrik"

"PLN?? Kok suara masnya kayak suara cowok yang saya suka sih?"

"waduh saya minta maaf bu gak bisa bayar pake gombalan"

"ih siapa yang gombal, ah El callnya kok gak dari kemaren aja sih, padahal-kan aku nungguin"

"hahah ya maap gak berani"

"El aku penasaran nih kemaren pertanyaan aku blom kamu jawab"

"hmmmm harus jujur nih?"

"harus donggg"

"yaudah sebenernya gua juga ada perasaan ke lu tapi gua gak ngerti sama sekali tentang hubungan yang lebih dari teman, karena gua blom pernah pacaran dari dulu"

"yah kalo itu mah bisa belajar sama-sama El setidaknnya aku gak mau nunggu karena takut kamu sama yang lain" ucap Viona menggunakan suara melasnya.

"yaudah kamu mau gak jadi P aku?"

"Mau banget" *Viona Berteriak

"aduh pelan aja dong sakit tau kuping aku, yaudah mulai besok dateng yah ke rumah saya"

"hihi maap yah, dateng ke rumah kamu? Ih ngapain? Ih El cabul…."

"ihhh so tau siapa yang cabul, kan aku bilang jadi P maksud aku tuh Pembantu. Jadi mulai besok kerja yah dirumah gua"

"ih ngeselin banget, gak mau jadi pembantu maunya jadi pacar aja PACAR titik gak pake koma."

"iya iya dasar manja"

Dan begitulah cerita bagaimana gua mendapatkan pacar pertama gua yang mengajarkan gua banyak hal. Viona akan menjadi salah satu orang yang membuat hidup gua berwarna namun dia juga akan membuat gua benar-benar hancur dan membuat trauma gua sehingga membuat gua tidak mempercayai perkataan manis perempuan lagi.