Pada saat ini Masih di malam hari
Disini ada 315 Penasehat yang membacakan Do'a kepada Raja, dan Hwa kembali pulang ke kediamannya, dan sebenarnya Ia adalah Anak angkat Dari sang Raja yang telah Wafat..
Mendengar berita itu, Ia pun bergegas masuk ke kamar Ayahnya, yang ia dapati memanglah benar adanya berita itu saking tak percayanya ia..
"Ayah!! Hhuuuaaa...." Ia pun menangis melihat Ayahnya yang terbujur kaku dan tak tahan pada Air matanya yang mengalir jatuh sampai di ujung bibirnya..
"Kak Ahmad...! Ayah! Ayah!.." ucap tangisnya sambil menyandarkan Kedua Tangannya di dada Ahmad, perlahan Ahmad memeluknya dengan niat meredam perasaan sedihnya Hwa yang merasa kehilangan..
"Hwa... Yang tabah ya dik.. ini semua adalah KehendakNya...." Ucapan Ahmad yang lembut itu perlahan menenangkan hatinya dan Ahmad mengelus elus Tiap helai Rambutnya yang Harum..
"Innalilahi wa innailaihi roji'uun.. iya kak terimakasih sudah mengingatkan Hwa, Hwa Janji menjadi Wanita yang kuat dan tidak menangis yang berlarut larut hanya karena ini sudah di tetapkan OlehNya..."
"Nah gini kan enak! ya dik, kamu memang adik Yang Baik..." Ujar Ahmad yang membuat Hwa tersenyum kembali setelah bangkit dari rasa sedihnya yang berat
"Mm... Kira kira di manakah Naskah ya dik!? Kok Ia belum pulang?" Tanya Syu'aib
"Owh dia! Dia Sedang berada di tempat favoritnya Kak Madra.. kemarin kami berdua bersama sama berpergian ke suatu tempat untuk mencari herbal untuk Bibi Khadijah..."
"Hai! Adikku Muhammida Nurul Huwa! Lama tak jumpa ya.." Tegur Madra yang langsung muncul di belakangnya..
"Ehiyk! Loh kok Kak Madra ada di sini? Bukannya Kakak Diperintahkan pergi ke Negeri Jepang Oleh Kaisar Sulaiman? Dan pulangnya ke Sungai itu!?"
"Iya memang..! tapi Ia membatalkan Rencana itu karena ada Teror Misterius Di Negeri Sana.. jika aku memaksa kesana, Kaisar pasti memarahi ku dan aku akan mendapatkan Masalah Besar.." ucap Madra dengan Menggelengkan kepalanya dan menatap Ahmad sambil memberikan Kode Jari..
"...."
"...."
"Ok langsung saja ku katakan, Hwa! Hari ini juga Kau menjadi Pengurus Kingdom.. karena 3 hari Kedepan Aku akan menjadi Raja untuk Menggantikan Ayahmu....."
Mendengar hal itu, Hwa bergeming dan mengatakan..
"Maaf Kak.. aku Menolak..!"
"Loh kenapa?"
"Dari awal, aku tidak suka mengurus ini itu terlalu banyak, lagi pula itu akan membosankan dan aku adalah wanita yang suka Berpetualang..." Jawabnya dengan percaya diri
"Baguslah dik, ini menandakan kamu akan bersama sama dengan kami dalam mengemban tugas yang lebih mulia Di SisiNya.." Sahut Sholeh
"Aamiin.. Terimakasih Kak Sholeh karena sudah mengizinkan aku berada di jalan kalian.."
"Iya dik... Terimakasih kembali.."
Esok harinya Raja Di makamkan dekat makam Istrinya yang wafat lebih dulu di masa lalu..
Namun, ada yang terlintas di pikiran sang Tetua Desa yang mengawasi Keluarga Kerajaan.. dan memeriksa Bagian Kamar Raja Secara Diam diam.. dengan Rasa Penasaran Ia terus membuntuti ke janggalan penyebab Kematian sang raja dengan teliti..
Setelah itu, dia pun menemukan Kertas Yang berisikan Rancangan Pembunuhan.. ia pun langsung membacanya
"...."
"...."
"...."
(Siapa Pemilik Kertas ini?, Jika dilihat dari posisi seseorang yang kemarin ku lihat, tidak salah lagi! Ahmad!) Ia pun bergegas mencari Ahmad dengan sangat marah dan Kecewa..
"Ahmaadd!! Kau!!"
Setelah itu, Di tempat Madra berdiri dan Para penasehat Lainnya, mereka mengumumkan Kepada seluruh rakyat yang menyaksikan, Bahwa Madra Siap Menjadi Raja Selanjutnya.. dan akan selalu setia dalam membina Rakyat..
Mendengar hal itu, salah seorang dari mereka mengatakan..
"Kami mau, Yang menjadi Raja Selanjutnya adalah Qorun!!"
Mendengar pernyataan orang itu, Idsama Bertanya dengan perasaan yang cukup menggelisahkan Pikirannya..
"Alasan Kalian Apa sehingga Kalian lebih memilih Qorun?"
Itu karena dia lebih Berpengalaman dalam memimpin, lagi pula dia telah menjadi pebisnis yang handal, pokoknya kami hanya mendukung dia..!!! Ya! Qorun!! Kami Dukung Qorun!! Qorun!! Qorun!!!..
ادم مد محمد يس
"Adam Mad Muhammad Yasin.." ucap Idsama yang mendapat Ilham yang menancap dihatinya..
"Panggil lah Qorun kemari... Aku ingin berduel dengannya..!"
"Aku disini!" Ujar Qorun dengan menampakkan dirinya di belakang orang orang yang Berada dihadapannya.. dengan lantang ia menyuarakan dirinya sebagai yang pantas
Perlahan ia berjalan mendekati Idsama yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan menyeringai yang dapat membuat bulu kuduk dari Qorun merinding...
Seketika itu Qorun langsung tersungkur dan teriak minta ampun di hadapan Idsama..
"Ampun!! Idsama!!" Teriak Qorun dengan sangat ketakutan yang membuat Rakyat yang lain menjadi Heran tak karuan
"Kalian Lihat! Apakah dia layak menjadi Pemimpin?"
Rakyat pun terdiam tanpa ada kata kata perlawanan sedikit pun..
"Ahmad!! Kau pengkhianat!" Teriakan dari Tetua Desa membuat semuanya Terkejut..
Di sesi lain, tempat dimana Naskah berada alias Di sungai Haugn
Perlahan lahan semakin dekat, tampak kilauan itu berbentuk Ular Naga yang mengeluarkan bunyi gemanya yang khas..
"Subhanallah Alhamdulillah La Ilaha Illallah Allahu Akbar.."
Dia Naskah pun Mendengar Perkataan yang berasal dari Kilauan itu..
"Nasyukhya Fikrafiq atau Nasaya... Kamu adalah generasi klan Nafas Naga yang tersisah.. terimalah Diriku sebagai Hadiahmu.." suara gema Yang kemudian menampakkan dirinya sebagai Kepala dan Wajah Naga Putih yang membuat Mata Naskah terus memandanginya..
"Maaf saja Wahai Naga, memang benar Nama Asliku adalah Nasyukhya Fikrafiq tapi aku Bukan Nasaya.. kalau kau terus mengangguku tanpa henti hentinya.. aku akan mengabaikanmu tanpa ujung ujungnya.."
"Silahkan kau tidak perduli pada ku, tapi dalam hitungan Menit, Kau Akan di kepung oleh Pembunuh dalam Bayangan.. sejak Madra berada di sini tadi, aku dan dia sedang berkomunikasi tentang hal yang tidak kau ketahui..
"Jadi dia ada dimana?"
"Dia sedang di kediamanmu.. nanti juga kau akan tahu dia akan menjadi apa..." Mendengar perkataan dari Sang Naga, Naskah pun terdiam memandang Bulan Sabit dan merenungi apa yang ia pikirkan..
Kemudian tiba-tiba sekelebat bayangan muncul dan menyerangnya dengan melemparkan Kunai Hitam mengkilap tepat di belakangnya
Dengan Timing yang tepat, Naskah Menghindari Kunai itu, hanya saja Kunai tadi menyambar dan menggoreskan Luka Di Pipi Naskah
"Kau tidak akan bisa mengalahkan Mereka Nasaya, Kemarilah Ambillah Kekuatan ku... Lagi pula mereka tidak bisa melihatku..."
"Kekuatan Nafas Naga kadang Membuat orang menjadi Ketakutan.. aku tidak mau membuat Orang lain Takut padaku, karena itu terlihat mengerikan.. dan aku akan dianggap sebagai Monster yang menyeramkan"
Tsiingg Tsiingg Tsiingg Tiingg tiinng..
Shhiiu fuuhh....
Seketika mereka para musuh menyerang Naskah Tanpa Ampun... Dan Naskah pun Mendapat tusukan Pisau belati yang lumayan panjang di bagian Ulu hatinya...
Lalu Naskah pun jatuh tersungkur dan mengeluarkan banyak darah...
Akan tetapi setelah salah seorang dari musuh itu melepaskan Tudungnya yang hitam dan nampaklah rambutnya saja.. ternyata Sang Naga itu mengenalinya walaupun hanya melihat rambutnya saja.. walaupun begitu, Dia tetap memakai Topeng dengan ukiran yang unik
(Ang Rong...) Ucap Sang Naga dengan diam
Mereka, mengenakan Jubah sampai batas Paha dan seluruh warnanya Adalah Hitam namun mengkilap, Di Kedua Tangan dan Kaki mereka terdapat 5 Ikatan kulit sintetis yang berfungsi menghindari Cedera Patah tulang.. bisa dibilang mereka melebihi seorang Ninja
(Aku heran, Walaupun di sini banyak pepohonan dan rerumputan.. Dan Angin berhembus sampai ke kulitku, Aku merasa kepanasan padahal ini Malam...?)
"Hey Kalian Semua..! Apa kalian Tidak kepanasan?"
"Apa yang kau bicarakan Maiz, Kita pulang saja.. Kita ditipu.. karena Orang yang kau bunuh itu Ciri cirinya tidak sesuai..!"
"Haa..!!"
"Owh iya benar Juga... Hmph!!"
Perlahan menjauh dari Naskah yang sudah tak bernafas....
Kemudian orang yang bernama Maiz tersebut kembali mendekati Naskah dengan Berlari cukup cepat.. seakan lupa sesuatu..
Kemudian setelah itu, dia memeriksa bagian Saku yang ada di dadanya Naskah..
"Tanaman apa ini?? Baru aku lihat ada juga jenis berbeda yang seperti ini, lain dari pada yang lain?"
"Terimakasih Bung, karena kau menyimpan ini, kami sedikit terbantu.. tapi sayangnya Kau mati Percuma... Hehe..."
"Maiz!! Sedang apa kau!!"
"Ya aku tahu!!"
Setelahnya Mereka Pergi jauh dan Langit malam pun menjadi mendung menurunkan Hujan... Terlihat Naskah masih saja tak bergerak.... Dengan slow motion, Terdengar Lantunan Handpan yang membuat perasaan berselimut seakan hanya tidur sebentar,.....
Lalu Sang Naga pun Mengeluarkan Air Matanya dan Membaca Surah Yasin....
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillaahir-rohmaanir-rohiim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
يٰسٓ ١
yaa-siiin
"Ya Sin".
وَا لْقُرْاٰ نِ الْحَكِيْمِ ٢
wal-qur-aanil-hakiim
"Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,"
اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَ ٣
innaka laminal-mursaliin
"sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,"
عَلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ ٤
'alaa shiroothim mustaqiim
"(yang berada) di atas jalan yang lurus,"
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ ٥
tangziilal-'aziizir-rohiim
"(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang,"
Lalu... Sang Naga Membaca Sepenggal Dari Surah Al-Baqarah..
صُمٌّۢ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ
shummum bukmun 'umyung fa hum laa yarji'uun
"Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali."
Bersambung...