Chereads / Blade Of Yasin / Chapter 4 - Sekte Angin Dan Kelompok Sajin

Chapter 4 - Sekte Angin Dan Kelompok Sajin

°°°°°°°°°°°

"Ahmaaadd!! Kau pengkhianat!!" Teriak Tetua dengan lantangnya

"Ada apa tetua! Tenanglah kami bisa menyembuhkanmu dengan Ruqyah!" Ucap Ahmad yang menyangka Tetua Desa sedang Mengalami Kerasukan..

"Apa!! Kau kira aku kerasukan Dirimu!! Jangan pura pura tidak Tahu, Baca Ini!!" Ucapnya dengan Intonasi suara yang tinggi.. Ahmad pun memungut kertas tersebut yang dalam kondisi sudah kerucut

(Untuk di malam ini, kau harus meracuninya seperti apa yang dilakukan Abdullah pada sekte Racun.. gunakan bahan itu untuk menyamarkan..) begitulah isi Pesannya yang ia baca..

"Baiklah, aku adalah Pelakunya.."

"!!!"

"!!!"

Semua orang orang serentak berteriak..

"Hukum Matiii!! Ahmaaadd!!!"

"Hukum Matiii!! Ahmaaadd!!!"

"Ahmad? Apa benar kau pelakunya?" Tanya Idsama padanya dengan keraguan yang mendalam dan tak menyangka bahwa hal ini bisa terjadi

Lalu dengan teliti, Idsama melihat Jari jemari Ahmad seakan akan Idsama diberikan Kode oleh Ahmad, memang itulah salah satu khas Taktik mereka jika diambang kekacauan..

Lalu.. Ahmad pun di tangkap oleh Tentara Kingdom Elit dan para tentara itu pun menunjukkan ekspresi kecewa bercampur sedih.. Ahmad pun dibawa ke Ruang Interogasi selama proses penyelidikan

Lain halnya dengan Hwa, Merasa tak percaya dan mengatakan itu adalah Fitnah atau kebohongan yang sudah direncanakan oleh Fraksi Kegelapan..

Malah Madra pun berakting dengan berkata pada rakyat dengan tegas..

"Aku Madran Dzulfi Ismyoda atau biasa di panggil Madra yang bernama Gelar Klan ku Madsemukhya.. Akan menggantikan Posisi Raja yang sebelumnya dan Hari ini telah ku nyatakan Hukuman Mati Terhadap Ahmad..!"

"Tidak!! Hukuman itu tidak akan berguna selama kami para penasehat masih Ada di dunia ini, Raja Madra kami mohon Pertimbangannya sekali lagi.." Tegar sang Penasehat Yang bernama Ayyub..

Dan Madra pun melihat Kode Jari yang diberikan oleh Yusaf.. seakan Hukuman itu di peringan

"Baiklah Karena kalian Semua pengkhianat Di mataku.. Kalian harus di penjara Seumur hidup... Termasuk Nurul Huwa.." Seruan Madra membuat Rakyatnya menjadi Puas

(Yes! Aku akan menemani Kak Ahmad sampai Mati..!) Dalam hati Hwa yang sangat merasa senang dalam Ekspetasinya

Kemudian dengan Berjalan kaki Madra Menginjakkan kakinya ke Singgasananya dan Duduk Di kursi Kerajaan..

(Subhanallah Alhamdulillah La Ilaha Illallah Allahu Akbar... Semoga Allah Menyelamatkan Kalian Semua, Saudaraku... Angin.....) Benak Mada dengan posisi duduk Percaya diri ala Raja

°°°°°°°°°°°°°°°°

Malam hari...

Di sekitar Penjara yang Diterangi oleh Cahaya Api yang dipasang disela sela Dinding, Penjara itu berada Di dalam bawah tanah di kediaman Raja

(Sial... Kenapa aku dipenjara bersama paman Khaidir? Dan ditambah lagi Aku hanya berdua dengannya.. euuh! menyebalkan!) Umpat Hwa dengan isi hati yang merasa kecewa

(Hehehe... Pasti dia merasa tidak nyaman berada disini bersamaku, ya aku tahu dia menyukai Ahmad, tapi aku ingin bicara padanya tentang Naskah kali ini..)

"Nak.. bagaimana kalau kita berdua bicara sebentar.. mungkin ini bisa menyaring waktu dan memancing rasa kantuk untuk bisa tertidur malam ini..)

"Baiklah Paman.. jadi apa yang harus kita bicarakan?"

"Mm.. Menurutmu Naskah itu bagaimana? Apa tidak ada yang berkesan di hatimu tentangnya?"

"Ohh.. Dia adalah Laki laki yang paling menyebalkan dalam hidup ku.. Tapi Aku berharap aku Benar-benar Bisa Dimaafkan olehnya, karena saat ini mungkin dia pusing karena terbayang oleh sikap ku yang kurang berkenan di hatinya, Kalau di Suruh memilih Antara Kak Ahmad dan Dia, aku benar benar Bingung.. Mereka Berdua sangat Baik Padaku.. Aku benar benar Menyayangi mereka berdua.."

"Saran Paman, Bagaimana Kalau Kamu Hwa Mengambil Dua dua nya Saja, Kan Dalam Islam Boleh Berpoligami.. Hehehe!" Ujar Khaidir Dengan niat menyenangkan Hati Hwa yang saat ini merasa sedikit bersalah pada Naskah

"... Kalau itu memang baik bagi mereka berdua, aku bisa terima dengan mudah, Tapi aku tak tahu apa yang dirasakan oleh Naskah saat ini, Dia pernah bilang padaku, Dia Sering memikirkan Kak Ahmad untuk Bisa bersanding dengan ku, Tapi untuk saat ini aku belum mau nikah, karena aku ingin berpetualang bersama kalian Di Sisi Kak Ahmad dan Naskah.."

"ZZzzzzzz...zzzzz....." Gumam Khaidir yang Duduk menunduk Sambil Tertidur Pulas

"Yaahh! Paman tertidur.... Ya sudahlah, Aku juga ingin tidur.... Ehh! tunggu dulu.. kita di penjara Sampai Mati Disini dan tidak diberi Makan seumur hidup...? Heeeeeehuu..." Ujarnya dengan Merasa khawatir dan gelisah

Lalu Diam diam datanglah seseorang yang tidak diketahui siapa dan dia mengenakan Kupluk dan Jubah Putih ber aksesoris Tali Hitam Panjang yang Dalamannya Berwarna hitam dan Memakai Ikat Kepala Hitam mengkilap.. Nampak Ia menutup Bagian Mulut dan Hidungnya Dengan Kain Hitam yang Lebar yang menyatu dengan Dalamannya

Dia Datang untuk Membebaskan Hwa dan Para Penasehat Lainnya..

Kemudian pintu Sel Penjara Terbuka olehnya Secara Diam diam..

Hwa pun menoleh padanya dan Berkata Dengan Pelan untuk menjaga Suaranya agar tidak ketahuan..

"Meskipun Aku tak tahu kau siapa, Aku berterima kasih padamu... Kau begitu Keren.." Ucapannya Membuat orang itu menjadi Sedikit Menahan Tawanya karena melihat Hwa sama sekali tidak mengenalinya

"Heh!?" Hwa pun penasaran melihat tingkah aneh Dari Orang misterius itu

"Sini..... Ikut Aku... Owh ya Kau bangunkan Paman Khaidir.... Cepat lah ku tunggu..."

"Ok..."

Setelah itu Hwa membangunkan Khaidir, Namun Khaidir Langsung terbangun dengan kagetnya dan memasang Kuda kuda Khas beladiri silat Betawi

"Mana Musuhnya..! Mana..! sini Ku jewer kalian semua!"

Mendengar Suara dari Dalam Penjara, Salah Satu Penjaga meneriakinya..

"Hooy!!! Ada apa Khaidir!!"

"Owh! Tidak tidak! Aku hanya berlatih Kungfu untuk memperkuat diri ku.. santai aja lah.. hehehe..!" Mendengar ucapannya sang Penjaga kembali tenang

(Udah mau mati, kok masih memperkuat diri.. dasar Penasehat aneh!) Kata Penjaga itu dalam hati

"Fiuuh.. amann.... Mari kita ikuti orang itu paman.."

Semua 315 Penasehat dan Hwa berhasil diselamatkan tanpa ketahuan sedikit pun... Akhirnya Semua dari mereka bertanya pada Pemuda yang berpakaian keren yang membuat mata Hwa tidak bosan meliriknya

"Siapakah Anda Wahai Fulan?" Tanya Yusaf dengan melipat kedua tangannya yang sejajar dengan Dadanya

"Apa Kalian Tidak mengenal Suara ini... Ini Aku, Naskah!"

"Haa!!! Benarkah!? Pantas saja kau sedikit tertawa padaku saat tadi.. Dasar Naskah Hobi Kentut!"

"Eit! sekarang aku tidak punya Lubang Belakang, malah kamu yang akan sering Kentut wahai Hwa, Adikku Sayang.. Kentut adalah Kena Tuntutan!"

Seketika itu Hwa langsung Kentut dan Semuanya menertawakannya..

Hwa pun menjadi malu dan Tanpa basa basi Naskah pun memeluknya..

"Kentut... Kenapa Terus terus? Sekali sekali berhentilah padaku untuk Istirahat Sejenak Hwa....."

Mendengar ucapannya, Hwa menangis terharu dan menganggap Naskah adalah seorang Pahlawan sejati dalam hati..

"Naskah... Maafkan, maafkan aku!"

"Iya Hwa.. Aku juga... Udah jangan nangis Hwa.. tegar lah.."

"Iya.. iya Naskah.."

Kemudian Hwa pun menoleh kearah Ahmad Yang sedari tadi meliriknya dengan Senyuman.. Hwa pun membalas senyuman itu dengan hangat

(Sudut pandang Dari Hwa)

{Sekarang, aku baru tahu.. beginilah Rasanya mempunyai Dua cinta Yang setia, Mata mereka.. Mataku, Hidung mereka.. Hidungku, Bibir mereka.. Bibirku, Telinga mereka.. Telingaku, Perasaan mereka.. Perasaanku, tak satupun dari mereka mengecewakan ku, malah Akulah yang sering mengecewakan mereka.. mereka menjaga ku dengan tulus, maka aku harus menjaga mereka berdua juga, Terimakasih Ya Allah, Engkau memberiku Kenikmatan Qolbu yang tiada Tara.. Terimakasih.. Angin Yasin...}

"Owh ya maaf! tentang Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh mereka sebenarnya bukan aku pelakunya atau terlibat dalam hal ini.. justru itu aku juga ingin menyelidiki kasus ini dengan lebih teliti.."

"Ya kami juga tahu Saudaraku, mustahil kau yang melakukannya.." Ucap Harun

"Kalian tahu! Sekarang aku bisa berkomunikasi dengan Kak Madra lewat Telepati, Berkat Kekuatan Nafas Naga yang ada dalam diriku, Naga inilah yang memberi koneksi antara kami berdua, dan ia Naga ini menginstruksikan apa yang harus kulakukan.. owh ya, kuda kuda itu menyimpan pakaian dan alat persenjataan untuk kalian.. yang satu adalah pakaian Perempuan, mustahil kalian bisa memakai pakaian itu, haha nama nama kalian sudah tercantum dalam Huruf Arab di pakaian itu.. owh ya ngomong ngomong Hwa, Herbal yang Ku simpan dalam saku pakaian ku kemarin, Hilang.... Kemarin aku sempat Dikeroyok oleh Rombongan Orang yang menyerangku dengan Membabi buta.."

(Jangan jangan Naskah sudah menerima kekuatan itu.. tidak salah lagi, Dia Pasti Nasaya, "Yong Rong" yang menjelma Sebagai Naga Putih itu.. bagus Naskah.. ini berarti kekuatan Kami berlipat ganda Alhamdulillah Terimakasih Ya Allah..) ucap dalam hatinya Ahmad Yang merasa bersyukur dengan apa yang dimiliki Naskah sekarang.

"Dan aku yakin sekali, Mereka mencuri herbal itu dari ku..." Lagi lagi Hwa mengumpat dan merasa kesal pada Rombongan yang menyerang Naskah kemarin..

"Sial!! Padahal Itu adalah Tanaman Daun Kelor Emas yang bersari Buah emas pula.. yang hanya tumbuh saat musim Panas.. Suatu saat aku akan merebut itu kembali.. jika tidak, Bibi Khadijah akan marah pada kami!"

"Tenanglah Hwa, Tanaman yang kau sebut itu juga ada padaku, Kemarin aku mengambilnya di sebuah Gunung hanya karena iseng.. nih buat kalian, Lagi pula yang kudapat itu lebih bagus dari yang biasanya.." ujar Ahmad

"Wah! terima kasih kak! Dengan ini Bibi Khadijah akan senang.."

"Mulai saat ini, kita Adalah Sekte Angin dan Kalian Adalah Para Prisoner atau Sajin dalam bahasa Arab, Oke! Kalau begitu kalian langsung saja kenakan pakaiannya, aku akan menunggu kalian di lembah Bersalju, itu markas utama kita.. sampai Jumpa Saudara Saudaraku.." Ujar Naskah Pamit dan pergi melesat terbang bagaikan Angin Putih yang menerjang Langit.

Bersambung..