Chereads / Ternyata, Aku Manusia / Chapter 93 - 17. Tempat Bercerita | Ternyata, Aku Manusia

Chapter 93 - 17. Tempat Bercerita | Ternyata, Aku Manusia

Media tulis sekarang satu-satunya media yang paling jujur untuk bercerita, bagiku. Bahkan orang tua pun tak tahu menahu suasana hati yang sesungguhnya. Semua orang telah berpandangan lain.

Pandangan mereka sudah terlanjur miring.

Lagi pula, mau berulang kali berkatapun mereka belum percaya.

Dan disini adalah titik dimana aku merasa tak berguna. Tak punya daya, terlepas dari semua yang ku coba tuk berusaha.

Jawabannya sudah terlihat, mengapa dalam media tulis.

Karena tempatku bercerita paling jujur cuma ini satu-satunya.

Dibaca atau tidak, aku tak ambil pusing. Karena menuangkan semua keganjalan disini adalah kelegaan batin bagiku. Disisi lainnya aku selalu berharap ketika ada pembaca yang singgah walau tak sengaja membaca beberapa kisah ini, mereka dapat mengambil suatu pembelajaran dari cara pandangnya masing-masing, sekalipun mereka yang membaca pula berpendapat miring, semoga ada hal yang dapat mereka pelajari dari kesalahan atau kekonyolan tiap kisah yang ku tulis pada media ini.

Yaa...

Betul sekali, aku tak punya tempat bercerita pada manusia.

Tak ada telinga yang mendengarkan kisah sesungguhnya serta seutuhnya yang terjadi.

Apakah aku bisa menjadi manusia?