Ketika aku berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan emosional yang begitu kemelut, kemudian aku disadarkan oleh rasa ingin tahu ku sendiri.
Ahh, ternyata aku telah membuat diriku menjadi apatis. Saat bersinggungan pada tiap pembicaraan, tiap perorangan dan tiap permasalahan.
Ternyata, aku terlalu keras merubah emosionalku. Aku malah jadi seseorang yang tak perduli.
Lalu, apa boleh buat, nasi terlalu panas dimasak.
Dan aku berusaha lagi, bukan tuk menjadi mudah dan meledak dalam emosional.
Hasilnya adalah konsekuensi, harus ku terima dengan lapang dada. Itu membuat sesak sesekali, dan kadang menginjak harga diri.
Juga sempat beberapa kali, ajang balas dendam dilontarkan kearahku.
Terlepas alasannya sengaja atau tidak. Dengan rentetan cerita yang ada, itu cukup membuatku dalam kecewa, tapi tidak luar biasa.
Itu cukup membuat mataku terbuka, bahwa ini adalah konsekuensi yang ku terima. Alih-alih balas dendam, atau tetek-bengek dalam bahasa lain.