Saya banyak belajar dalam sabar. Walau belum sebesar jangkar.
Saya belajar untuk memaafkan; di tengah kekecewaan dan luka masa lampau.
Saya mendapat dan mengulanginya lagi; untuk memaafkan, walau perlahan. Ketika alur ceritanya sama halnya dengan luka lama.
Dan syukurnya, sedikit-sedikit saya bisa memaafkannya, dan mendapati hati yang bisa tenang walau sesaat.
Toh orang tersebut acuh.
Acuh atas apa kesalahannya, acuh atas kesadaraan meminta maaf, dan acuh ketika hati ini mencoba untuk memulai meminta maaf.
Maka selanjutnya, biar Tuhan saja yang menunjukkan jalan.