Chereads / Peace Hunter / Chapter 474 - Chapter 474 : Impian Yang Mustahil

Chapter 474 - Chapter 474 : Impian Yang Mustahil

Kembali ke salah satu ruangan yang ada di kediaman Duke Louis.

Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat sangat terkejut setelah aku memberitahu mereka tentang impianku.

"Merubah dunia ini menjadi tempat dimana semua ras bisa hidup berdampingan?!," ucap Duke Louis yang terkejut.

"Apa kamu serius mengatakan itu, Rid?! Untuk membuat beberapa ras lain hidup berdampingan mungkin bisa dilakukan, tetapi tidak mungkin itu bisa dilakukan kepada ras iblis dan ras malaikat. Mereka sudah bermusuhan sejak dulu, bahkan 'Great Holy War' yang terjadi lebih dari 100 tahun yang lalu merupakan hasil permusuhan dari kedua ras itu. Hanya karena permusuhan dari kedua ras itu, seluruh ras yang ada di dunia ini pun juga terlibat dalam perang itu,"

"Mungkin sekarang situasi dari dunia ini sedang damai karena kedua ras itu sedang melakukan gencatan senjata. Tetapi bukankah kamu mendengar langsung dari komandan pasukan iblis yang membunuh tuan Remy kalau ras iblis sedang bersiap untuk mendeklarasikan 'Great Holy War' lagi? Itu berarti meskipun mereka saat ini sedang melakukan gencatan senjata, mereka terus bermusuhan. Permusuhan yang terjadi di antara mereka tidak akan pernah hilang. Mustahil bagimu untuk bisa menyatukan kedua ras itu, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Itu benar, Rid. Maaf apabila aku berkata sepert ini, tetapi aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Arlet. Impianmu itu sulit untuk dilakukan," ucap Duke Louis.

Aku tahu kalau impianku itu sulit dilakukan, bahkan mungkin mustahil. Tetapi setelah mendengar perkataan Duke Louis dan Duchess Arlet, aku lalu memberikan mereka penjelasan.

"Aku tahu, paman Louis, bibi Arlet. Semua orang yang telah mengetahui impianku juga berkata kalau impianku itu mustahil. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menertawaiku setelah mendengarkan impianku, di antaranya Leandra dan Lily. Tetapi meski orang-orang berkata kalau impianku itu mustahil, aku akan tetap mewujudkan impianku. Aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang impianku itu," ucapku.

"Tunggu sebentar. Kamu bilang kalau Leandra dan Lily termasuk dari orang-orang yang menertawakan impianmu? Apa itu berarti mereka berdua juga telah mengetahui impianmu?," tanya Duchess Arlet.

"Iya, aku telah memberitahu mereka berdua tentang impianku. Tidak hanya mereka berdua saja yang telah mengetahui tentang impianku, Irene juga telah mengetahuinya," ucapku.

"Irene juga telah mengetahuinya?," ucap Duchess Arlet yang terlihat sedikit terkejut.

"Apa tanggapan Irene setelah menngetahui impianmu?," tanya Duke Louis.

"Irene terlihat biasa saja setelah mengetahui tentang impianku. Dia tidak mengatakan kalau impianku adalah hal yang mustahil ataupun menertawakan impianku. Dia justru marah kepada Leandra dan Lily setelah mereka berdua menertawakan impianku," ucapku.

"Begitu ya. Jadi Irene hanya bersikap saja setelah mengetahui tentang impianmu," ucap Duke Louis.

"Iya, paman Louis," ucapku.

Setelah itu, Duchess Arlet pun kembali berbicara.

 "Jika memang itu adalah impianmu, itu berarti kamu nantinya akan pergi mengelilingi dunia ini. Kamu bahkan mungkin akan pergi ke benua selatan tempat ras iblis tinggal," ucap Duchess Arlet.

"Itu benar, bibi Arlet. Untuk mewujudkan impianku, aku harus pergi mengelilingi dunia ini. Tidak mungkin aku hanya menetap di kerajaan ini saja," ucapku.

"Tetapi saat ini kamu merupakan pacar Irene. Jika kamu pergi mengelilingi dunia untuk mewujudkan impianmu, bagaimana dengan Irene? Apa kamu akan membawa Irene untuk ikut bersamamu? Jika iya, mungkin aku akan sedikit tidak setuju. Aku tidak bisa membiarkan Irene pergi untuk mewujudkan impianmu yang mustahil itu," ucap Duchess Arlet.

"Arlet?!," ucap Duke Louis.

Duke Louis terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan Duchess Arlet. Sepertinya beliau tidak menyangka kalau Duchess Arlet akan mengatakan hal itu.

"Maafkan aku jika aku berkata seperti ini, Rid. Tetapi aku masih tetaplah ibunya Irene. Aku tidak bisa membiarkan Irene pergi untuk menemanimu mewujudkan impianmu. Selain mustahil, untuk mewujudkan impianmu juga pastinya akan melalui banyak jalan yang berbahaya. Kamu pasti nanti akan berkonflik dan berseteru dengan ras atau kerajaan lain. Dan karena impianmu adalah untuk menyatukan seluruh dunia ini, kamu pastinya akan bertemu dengan ras Malaikat dan ras Iblis. Kamu mungkin akan berseteru atau berkonflik dengan kedua ras itu. Aku tidak bisa membiarkan Irene ikut terlibat dalam hal itu," ucap Duchess Arlet.

"Aku paham, bibi Arlet. Aku juga tidak akan memaksa untuk membawa Irene untuk ikut dalam perjalananku untuk mewujudkan impianku. Aku sadar kalau perjalanan untuk mewujudkan impianku itu merupakan perjalanan yang berbahaya. Aku mungkin tidak akan bisa melindungi orang yang lain yang ikut dalam perjalananku,"

"Aku juga tidak ingin terburu-buru untuk mewujudkan impianku itu. Aku masih perlu waktu untuk bersiap. Salah satu persiapan yang aku butuhkan adalah dengan menjadi lebih kuat. Aku sadar kalau aku yang sekarang belum bisa mengalahkan orang-orang kuat yang ada di dunia ini, contohnya seperti komandan pasukan iblis yang membunuh tuan Duke Remy,"

"Saat itu, aku pernah melawannya sebentar dan aku dikalahkan olehnya dengan telak. Untuk mewujudkan impianku, tentunya aku pasti akan bertemu dan berhadapan dengan orang-orang kuat sepertinya. Aku harus bertambah kuat sampai aku setidaknya bisa seimbang ketika berhadapan dengan orang-orang seperti mereka. Akan lebih baik lagi kalau aku bisa menjadi lebih kuat dari mereka dan bahkan menjadi orang terkuat di dunia ini. Dengan begitu, aku akan lebih mudah untuk mewujudkan impianku," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat sedikit terkejut dengan apa yang aku katakan.

"Menjadi orang terkuat di dunia ini?," tanya Duke Louis.

"Kamu serius mengatakan itu, Rid?," tanya Duchess Arlet.

"Aku serius. Jika aku bisa menjadi orang terkuat di dunia ini, orang-orang di dunia ini tentu akan mengikuti apa yang aku katakan. Bukankah cara kerja dunia ini memang seperti itu? Orang yang lemah akan mengikuti perintah dari orang yang lebih kuat. Itu juga berlaku bagi kedua ras terkuat di dunia ini yaitu ras Malaikat dan ras Iblis. Pemimpin masing-masing ras, tentu saja merupakan orang terkuat dari ras mereka masing-masing. Karena mereka merupakan orang terkuat di ras mereka, makanya semua orang yang ada di ras mereka tunduk pada mereka. Itu juga berlaku terhadap ras lain di dunia ini bahkan berlaku juga untuk kerajaan-kerajaan di dunia ini,"

"Karena itu, jika aku bisa menjadi orang terkuat di dunia ini, menjadi orang terkuat yang melebihi pemimpin ras Malaikat dan pemimpin ras Iblis yang merupakan kedua ras terkuat di dunia ini, maka semua orang di dunia ini pastinya akan mengikuti dan menuruti apa yang akan aku katakan. Jika aku meminta mereka untuk berdamai, mereka pastinya akan menurutinya," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun kembali terkejut dengan apa yang aku katakan.

"Aku sudah terkejut ketika kamu bilang kalau kamu ingin membuat dunia ini menjadi satu, tetapi kali ini kamu kembali membuatku terkejut dengan berkata kalau kamu ingin menjadi orang terkuat di dunia ini. Itu hal yang mustahil, Rid!," ucap Duke Louis.

"Itu benar, mustahil kamu bisa menjadi orang terkuat di dunia ini. Aku tahu kalau kamu itu kuat, tetapi kamu ini hanyalah seorang manusia. Tidak mungkin kamu bisa menjadi lebih kuat dari pemimpin ras Iblis dan pemimpin ras Malaikat yang merupakan kedua ras terkuat di dunia ini!," ucap Duchess Arlet.

"Jika aku hanya berbicara saja tanpa melakukan apa-apa, mungkin memang itu hal yang mustahil. Tetapi jika aku terus berlatih, hal itu bukanlah hal yang mustahil. Untuk itu, mulai sekarang aku akan berlatih lebih keras sebagai persiapan untuk mewujudkan impianku itu,"

"Selain itu, aku tidak peduli perkataan orang lain. Jika orang lain bilang kalau impianku itu adalah hal yang mustahil, aku akan tetap mewujudkan impianku itu," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Melihat mereka yang terdiam, aku lalu mulai berbicara kembali. Kali ini aku berbicara untuk meminta maaf kepada mereka.

"Mungkin apa yang aku katakan barusan sedikit tidak sopan. Oleh karena itu, aku minta maaf, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet yang awalnya terdiam pun mulai berbicara kembali setelah mendengar aku yang tiba-tiba minta maaf kepada mereka.

"Aku juga minta maaf karena telah mengatakan kalau impianmu itu adalah hal yang mustahil. Aku secara tidak sengaja langsung mengatakan hal itu setelah mendengar impianmu," ucap Duke Louis.

"Aku juga sama, aku minta maaf, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Tidak apa-apa, paman Louis, bibi Arlet. Kalian tidak perlu minta maaf, lagipula aku sudah sering mendengar tanggapan orang lain tentang impianku itu. Semuanya bilang kalau impianku itu memang adalah hal yang mustahil," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun kembali terdiam setelah mendengar perkataanku. Meski mereka terdiam, aku terus melanjutkan perkataanku.

"Itu saja yang ingin aku bicarakan, bibi Arlet. Aku hanya ingin membicarakan tentang cara mengendalikan tekanan aura. Karena pembicaraan tentang itu sudah selesai maka sudah tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan dengan bibi Arlet maupun paman Louis. Apa bibi Arlet dan paman Louis masih ada yang ingin dibicarakan denganku?," tanyaku.

Duke Louis dan Duchess Arlet kemudian saling bertatapan. Setelah itu, Duke Louis dan Duchess Arlet pun mulai berbicara.

"Tidak ada, Rid," ucap Duke Louis.

"Aku juga tidak ada yang ingin dibicarakan lagi denganmu, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Jika tidak ada lagi yang ingin paman Louis dan bibi Arlet bicarakan denganku, kalau begitu aku izin pamit dulu. Aku ingin kembali ke ruanganku," ucapku.

"Baiklah, silahkan, Rid," ucap Duke Louis.

"Aku permisi dulu, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

Setelah itu, aku pun bangun dari tempat dudukku dan langsung bergegas pergi ke pintu keluar ruangan tempat kami berada. Setelah aku sudah sampai di pintu keluar itu, aku lalu membuka pintu itu untuk bisa keluar. Saat aku sudah membuka pintu itu, tiba-tiba Duke Louis mengatakan sesuatu kepadaku.

"Terima kasih karena telah meluangkan waktumu untuk datang kesini, Rid," ucap Duke Louis.

Aku lalu menoleh ke arah Duke Louis dan langsung menanggapi perkataannya.

"Sama-sama, paman," ucapku.

Setelah itu, aku lalu pergi keluar dari ruangan itu sekaligus menutup pintu keluar ruangan itu dari luar.

-

Kembali ke tempat nona Leirion berada.

Nona Leirion terlihat bingung dengan perkataan Nexus sebelumnya.

"Bekerja sama untuk memusnahkan ras Malaikat katamu?," tanya nona Leirion.

"Iya," ucap Nexus.

"Meskipun kamu dari benua utara, tetapi organisasi kamu memiliki tujuan untuk memusnahkan ras Malaikat yang merupakan ras terkuat di benua utara?," tanya nona Leirion.

Nona Leirion terdiam sesaat sambil memikirkan sesuatu setelah menanyakan hal itu. Tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.

"Begitu ya. Organisasi di benua utara yang ingin memusnahkan ras Malaikat, jadi kamu merupakan anggota dari Engill Forstorelse," ucap nona Leirion.

Nexus terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan nona Leirion.

"Aku terkejut kamu tahu tentang organisasi kami, nona Iblis," ucap Nexus.

"Aku hanya tahu sedikit informasi tentang organisasi kalian. Aku dengar organisasi kalian sedang merencanakan untuk merebut kerajaan atau negara yang ada di benua Utara untuk menjadi sekutu kalian untuk melawan ras Malaikat," ucap nona Leirion.

"Iya, itu benar. Sesuai yang kamu katakan sebelumnya, aku adalah anggota dari Engill Forstorelse. Lebih tepatnya, aku merupakan komandan pertama dari organisasi itu. Namaku adalah Nexus, Nexus Ethelbert," ucap Nexus.

"Begitu ya, jadi kamu adalah komandan pertama dari Engill Forstorelse," ucap nona Leirion.

"Bagaimana denganmu, nona iblis? Siapa namamu dan juga siapa kamu sebenarnya?," tanya Nexus.

Nona Leirion pun terdiam setelah mendengar pertanyaan Nexus. Meski nona Leirion terdiam, Nexus terus melanjutkan perkataannya.

"Aku tahu kalau kamu merupakan salah satu iblis tingkat tinggi, tetapi aku tidak tahu siapa kamu sebenarnya," ucap Nexus.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, lagipula saat ini kita sedang tidak dalam sesi perkenalan," ucap nona Leirion sambil menatap tajam ke arah Nexus.

Nexus terlihat biasa saja meski ditatap oleh nona Leirion.

"Baiklah kalau begitu. Jadi bagaimana dengan penawaran yang aku berikan barusan? Aku ingin organisasiku dan kamu-, tidak, maksudnya organisasiku dan seluruh ras iblis bekerja sama untuk memusnahkan ras Malaikat. Karena kamu merupakan iblis tingkat tinggi, kamu pastinya memiliki hubungan dekat dengan Raja Iblis yang merupakan pemimpin dari ras Iblis sekaligus pemimpin di benua selatan ini. Tolong beritahukan kepada Raja Iblis tentang penawaranku ini," ucap Nexus.

Setelah mendengar Nexus berbicara, nona Leirion langsung menanggapi perkataan Nexus.

"Aku tidak akan memberitahukan penawaranmu itu kepada Yang Mulia Raja Iblis," ucap nona Leirion.

Nexus terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan nona Leirion.

"Kenapa?," tanya Nexus.

"Tujuan ras Iblis dan organisasimu mungkin sama yaitu untuk mengalahkan dan memusnahkan ras Malaikat. Tetapi setelah ras Malaikat musnah, apa yang akan dilakukan oleh organisasi kalian? Untuk ras Iblis, setelah ras Malaikat musnah, tentu saja ras Iblis akan menjadi pemimpin bagi seluruh dunia ini. Seluruh dunia ini akan menjadi milik ras Iblis. Tetapi bagaimana dengan kalian? Apa kalian setuju untuk berada dibawah kepemimpinan ras iblis setelah musnahnya ras Malaikat?," tanya nona Leirion.

Nexus terdiam setelah mendengar perkataan nona Leirion. Meski Nexus terdiam, nona Leirion terus melanjutkan perkataannya.

"Lalu, meski aku memberitahukan penawaranmu ini kepada Yang Mulia Raja Iblis, aku yakin beliau akan menolaknya. Ras iblis bukanlah ras yang lemah sampai harus bekerja sama dengan ras atau organisasi lain. Lagipula prinsip ras iblis bukanlah bekerja sama secara setara dengan ras atau organisasi lain melainkan membuat ras atau organisasi lain itu menjadi bagian dari ras iblis. Jika organisasimu ingin bekerja sama dengan ras iblis, organisasimu harus menjadi bagian dari ras iblis dan organisasimu harus mau tunduk dan mematuhi perintah dari ras iblis," ucap nona Leirion.

Nexus yang awalnya terdiam, kali ini langsung menanggapi perkataan nona Leirion.

"Begitu ya. Sayang sekali, sepertinya pemimpin kami tidak mau dipimpin oleh orang lain. Jadi beliau tidak mau tunduk atau mematuhi perintah siapapun termasuk Raja Iblis," ucap Nexus.

"Itu berarti kesepakatannya batal. Organisasimu dan ras Iblis tidak akan bekerja sama," ucap nona Leirion.

Nexus pun terdiam setelah mendengar perkataan nona Leirion. Tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.

"Yah, apa boleh buat jika penawaran kerja samanya tidak berhasil. Sayang sekali, aku tidak bisa meminta ras iblis untuk membantu dalam menghabisi ras Malaikat. Kalau begitu, lebih baik aku membunuhmu saja," ucap Nexus.

Setelah itu, Nexus secara tiba-tiba langsung mengambil sebuah senapan pendek di pinggangnya. Kemudian, dia dengan cepat langsung menembakkan senapannya itu ke arah nona Leirion. Peluru dari senapan Nexus pun melesat dengan cepat ke arah nona Leirion, tepatnya ke kepalanya. Tetapi meski peluru itu melesat dengan cepat, peluru itu dapat dengan mudah dihindari oleh nona Leirion dengan menggerakkan kepalanya ke samping. Peluru itu pun lalu melesat cepat ke arah laut Sangu Mare yang ada di cukup jauh di belakang nona Leirion. Tidak lama kemudian, peluru itu pun mengenai air yang ada di laut Sangu Mare. Setelah itu tiba-tiba muncul ledakan cahaya yang sangat besar setelah peluru itu mengenai air. Semua iblis yang ada di dekat nona Leirion pun langsung menoleh ke laut Sangu Mare untuk melihat ledakan bercahaya yang tiba-tiba muncul.

"Ledakan apa itu?," ucap salah satu iblis.

Tidak hanya para iblis itu saja, nona Leirion juga menoleh sebentar ke arah laut yang ada di belakangnya untuk melihat ledakan bercahaya itu. Setelah itu, dia melihat kembali ke arah Nexus. 

Ketika nona Leirion melihat ke arah Nexus, terlihat sebuah darah segar mengalir dari pipi kanannya. Terlihat ada sebuah luka pada pipi kanannya itu yang menyebabkan darah mengalir keluar. Luka di pipi kanannya itu diakibatkan oleh peluru yang ditembakkan oleh Nexus. Meski sebelumnya nona Leirion berhasil menghindari peluru itu, tetapi dia tidak menghindarinya dengan sempurna yang menyebabkan peluru itu mengenai atau menyerempet pipi kanannya dan menimbulkan luka.

Meski pipi kanannya sedang terluka, nona Leirion terlihat hanya diam saja sambil terus menatap ke arah Nexus yang baru saja menembakinya. Kini Nexus masih mengarahkan senapannya itu ke arah nona Leirion.

"Dengan membunuhmu yang merupakan iblis tingkat tinggi, organisasi kami akan mendapatkan tambahan kekuatan dari percobaan yang akan kami lakukan pada jasadmu nanti," ucap Nexus.

-Bersambung