"Senior Rid ?!?!," ucap Elaina yang terkejut.
"Iya, ini aku. Aku datang kesini untuk menyelamatkan kamu dan semua orang yang ada disini," ucapku.
Sementara itu, disaat yang sama dengan Rid yang sedang menolong Elaina, Irene juga telah datang ke tempat ini dan dia sedang melawan para iblis yang sedang mengepung Duke Louis. Irene menyerang para iblis itu dengan menggunakan rapier miliknya dan juga 6 buah rapier yang mengelilinginya
~Spetuplets Advanced Glacier Strike~
Irene melancarkan serangan tebasan yang sangat kuat ke arah para iblis itu dengan menggunakan rapier miliknya dan 6 buah rapier yang mengelilinginya. Para iblis itu pun terhempas dengan beberapa bagian tubuh yang hancur setelah terkena serangan itu. Para iblis itu pun telah berhasil dikalahkan. Setelah mengalahkan para iblis itu, Irene lalu berbalik dan menoleh ke arah Duke Louis yang merupakan ayahnya.
"Ayahanda tidak apa-apa ?," tanya Irene.
"Irene ?! Iya, aku tidak apa-apa. Terima kasih karena telah menolongku, Irene," ucap Duke Louis.
"Sama-sama, ayah," ucap Irene.
-
Kembali ke sisi Rid dan Elaina.
Elaina terlihat terkejut saat melihatku. Aku pun memutuskan bertanya kepada Elaina yang terkejut.
"Ada apa, Elaina ? Kenapa kamu terlihat terkejut ?," tanyaku.
"Teknik yang tadi kamu gunakan, bukannya itu adalah teknik ayahandaku ? Kenapa kamu bisa menggunakan teknik milik ayahandaku, senior ?," tanya Elaina.
"Ah soal itu, aku bisa menggunakan teknik milik ayahmu karena aku mempelajarinya," ucapku.
"Mempelajarinya ? Apa ayahandaku yang telah mengajarimu, senior ?," tanya Elaina.
"Tidak, aku mempelajarinya sendiri. Aku mempelajarinya sendiri ketika melihat ayahmu yang bertarung melawan para iblis saat kejadian penyerangan iblis di gedung pengadilan 2 tahun lalu,' ucapku.
"Kamu mempelajarinya sendiri hanya dengan melihatnya ?!," tanya Elaina yang terkejut.
"Iya," ucapku.
Ketika aku sedang berbicara dengan Elaina, para iblis yang berada di sekitar kami mulai kembali menyerang kami. Tidak hanya kami saja, para iblis itu kembali mulai menyerang orang-orang yang ada di tempat ini.
"Maaf, Elaina. Kita tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini karena situasi di tempat ini tidak memungkinkan untuk melanjutkan pembicaraan. Kita harus segera mengalahkan para iblis itu. Dan aku juga harus segera menyembuhkan mereka yang terluka," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku lalu menoleh ke arah Irene yang sedang berada di dekat Duke Louis. Setelah menoleh ke arahnya, aku lalu mengatakan sesuatu kepadanya.
"Irene, apa kamu bisa menahan para iblis itu sebentar. Aku akan mulai menyembuhkan orang-orang yang terluka di tempat ini," ucapku.
"Baiklah, Rid. Tetapi apa kamu serius bilang kalau aku hanya harus menahan mereka sebentar saja ? Bukankah ada banyak orang yang terluka di tempat ini ? Menyembuhkan mereka pastinya akan membutuhkan waktu yang lama," ucap Irene.
"Menyembuhkan mereka akan membutuhkan waktu yang lama jika aku menyembuhkan mereka secara satu per satu. Jika aku menyembuhkan mereka sekaligus, menyembuhkan mereka hanya sebentar saja," ucapku.
"Menyembuhkan mereka sekaligus ?!," ucap Irene yang terlihat sedikit terkejut.
Setelah mengatakan itu, aku melihat para iblis itu sudah berada dekat untuk menyerang kami.
"Mereka datang, Irene. Sesuai yang aku katakan, tolong tahan mereka sebentar," ucapku.
"Baiklah," ucap Irene.
Setelah itu, Irene langsung menyerang para iblis yang mendekat untuk menyerang kami. Tidak hanya Irene saja, beberapa orang yang masih bertahan juga ikut untuk menyerang para iblis itu. Disaat yang sama dengan mereka yang sedang melawan para iblis itu, aku mulai mengangkat kedua tanganku ke atas. Ketika kedua tanganku sudah terangkat ke atas, aku lalu memejamkan kedua mataku. Aku hanya memejamkan kedua mataku sebentar, tidak lama kemudian aku mulai membuka kedua mataku lagi.
~Blessing of Full Healing~
Setelah itu sebuah butiran-butiran berwarna putih seperti salju keluar dari kedua tanganku yang sedang diangkat ke atas. Butiran-butiran berwarna putih itu keluar dari tanganku dalam jumlah yang sangat banyak. Setelah butiran itu keluar, butiran itu lalu melesat ke arah orang-orang yang ada di tempat itu. Orang-orang yang ada di tempat itu terlihat bingung dengan butiran-butiran kecil yang muncul dari kedua tanganku.
"Butiran apa itu ?,"
"Entahlah, tapi butiran itu mirip seperti butiran salju yang turun dari hujan salju,"
"Butiran-butiran itu mengarah ke kita, apakah itu tidak berbahaya ?," ucap orang-orang itu.
Kemudian, butiran-butiran itu pun mengenai tubuh orang-orang yang dihampirinya. Setelah tubuh orang-orang yang ada di tempat itu dikenai oleh butiran-butiran itu, tubuh orang yang dikenai itu tiba-tiba langsung pulih dari luka yang mereka alami. Tidak hanya orang yang mengalami luka ringan saja, orang yang mengalami luka berat dan cukup parah yang membuat mereka terbaring pun juga langsung pulih setelah terkena oleh butiran-butiran berwarna putih itu. Orang-orang yang ada di tempat itu pun terlihat sangat terkejut begitu mengetahui kalau luka yang dialami mereka atau luka yang dialami orang lain di dekat mereka telah pulih seutuhnya.
"Apa ini ? luka pada tubuhku tiba-tiba langsung pulih,"
"Aku juga,"
"Tidak mungkin, apa ini sihir penyembuhan skala area ?," ucap orang-orang itu.
Lalu orang-orang yang terbaring tidak sadarkan diri karena terluka cukup parah pun mulai terbangun setelah tubuh mereka telah pulih. Orang-orang yang telah terbangun itu di antaranya adalah Noa, Kotaro, Julie, Lillian dan juga Duchess Arlet.
"Ada apa ini ? Apa sebelumnya aku tidak sadarkan diri ?," tanya Noa yang baru saja terbangun.
"Dimana ini ? Seingatku, sebelumnya aku bukan berada di tempat ini," ucap Julie yang juga baru terbangun.
"Akhirnya kalian bangun juga. Apakah kalian tidak ingat ? Sebelumnya kalian menghadapi para iblis dalam jumlah banyak. Para iblis itu membuat kalian terluka cukup parah hingga tidak sadarkan diri," ucap Leandra.
Lily pun mengangguk pertanda setuju dengan perkataan Leandra. Leandra dan Lily terlihat juga sudah pulih. Luka di tubuh mereka telah sepenuhnya hilang.
"Ah aku ingat. Ya, sebelumnya aku sedang melawan beberapa iblis dalam jumlah banyak. Aku pun terluka saat menghadapi mereka. Tetapi aku tidak menyangka kalau aku sampai tidak sadarkan diri," ucap Noa.
"Aku juga tidak menyangkanya," ucap Kotaro.
Setelah itu, Noa, Kotaro, Julie dan Lillian melihat dan memperhatikan seluruh tubuh mereka. Mereka terlihat bingung dan terkejut begitu mengetahui kalau tubuh mereka sudah tidak terluka lagi.
"Seluruh tubuhku sudah tidak terluka lagi. Apa ada orang yang menyembuhkanku saat aku tidak sadarkan diri ?," tanya Noa.
"Ada, Noa. Orang yang telah menyembuhkan kalian adalah, Rid. Dia baru saja datang ke tempat ini dan langsung menyembuhkan semua orang yang terluka di tempat ini. Aku dan Julie yang terluka pun juga baru saja disembuhkan olehnya," ucap Leandra.
"Orang yang telah menyembuhkan kami adalah Rid ?! Dimana dia ?," tanya Noa.
"Itu disana, di dekat Elaina," ucap Leandra sambil menunjuk ke arah Rid yang sedang bersama Elaina.
Nona, Kotaro, Julie dan Lillian pun langsung menoleh ke arah Rid.
"Ternyata benar, ada Rid disini," ucap Noa.
-
Sementara itu, di sisi Duchess Arlet.
Para prajurit yang berada di dekat Duchess Arlet terlihat terkejut begitu melihat Duchess Arlet telah sadar kembali.
"Sepertinya aku baru saja tidak sadarkan diri ya," ucap Duchess Arlet yang baru saja terbangun.
"Nona Arlet, anda tidak apa-apa ?," tanya salah satu prajurit.
"Iya, aku merasa kalau tubuhku sudah pulih kembali. Apa ada orang yang telah menyembuhkanku ?," tanya Duchess Arlet.
"Ada, nona. Orang yang telah menyembuhkan anda adalah Rid Archie. Itu orangnya ada disana," ucap prajurit itu sambil menunjuk ke arah Rid.
"Jadi Rid yang telah menyembuhkanku ya. Aku telah diselamatkan dua kali olehnya," ucap Duchess Arlet.
Saat Duchess Arlet sedang melihat ke arah Rid, Duchess Arlet merasakan kalau ada seseorang yang sedang menghampirinya dengan terburu-buru.
"Sayang, kamu sudah bangun ?," tanya orang itu.
Duchess Arlet lalu menoleh ke arah orang yang mengatakan itu. Orang itu ternyata adalah Duke Louis. Duke Louis kini telah berada di samping Duchess Arlet.
"Sudah, sayang. Aku minta maaf kalau aku telah membuatmu repot disaat aku sedang tidak sadarkan diri," ucap Duchess Arlet.
"Tidak apa-apa, sayang. Aku lega karena sekarang kamu sudah baik-baik saja. Ini semua berkat, Rid," ucap Duke Louis.
"Iya, sayang," ucap Duchess Arlet.
-
Kembali ke sisi Rid dan Elaina.
Setelah menyembuhkan semua orang yang ada di tempat ini, aku pun menurunkan kedua tanganku kembali. Setelah itu, aku memegang pedangku kembali yang sebelumnya aku taruh di pinggangku. Setelah aku memegang pedangku, aku mendengar Elaina berbicara di sampingku.
"Tidak hanya bisa mempelajari teknik ayahandaku hanya dengan melihatnya, kamu pun juga bisa menggunakan sihir penyembuhan skala area untuk menyembuhkan semua orang yang ada di tempat ini. Senior Rid, sebenarnya kamu itu siapa ?," tanya Elaina.
Luka yang sebelumnya ada pada tubuh Elaina terluhat sudah tidak ada lagi. Elaina telah pulih sepenuhnya.
Setelah Elaina mengatakan itu, aku pun menoleh ke arah Elaina yang berada di sampingku.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Elaina ? Bukankah itu sudah jelas ? Aku ini adalah seorang murid tahun keempat San Fulgen Akademiya dan juga ketua Elevrad akademi ini," ucapku.
Elaina terdiam setelah mendengar perkataanku. Sepertinya jawaban yang kuberikan kepadanya tidak membuatnya puas. Setelah mengatakan itu, aku lalu menoleh ke arah Irene yang masih bertarung melawan para iblis dalam jumlah yang banyak.
"Karena aku sudah menyembuhkan semua orang yang ada di tempat ini, aku harus segera membantu Irene," ucapku.
Setelah itu, aku pun langsung melesat dengan cepat ke arah Irene.
"Irene, terima kasih karena telah menahan mereka," ucapku.
"Rid," ucap Irene yang masih sedang bertarung melawan para iblis itu.
"Aku akan membantumu," ucapku.
Setelah itu, aku mengangkat pedangku dengan tangan kananku. Lalu, aku mengaliri pedangku itu dengan sebuah sihir yang mirip dengan sihir listrik.
~Lightning Sword Art - Consecutive Lightning Speed Slash~
Kemudian aku melesat dengan cepat ke arah beberapa iblis yang ada dihadapanku dan langsung menebas mereka. Para iblis itu pun langsung tewas dengan beberapa bagian tubuh yang sudah hancur dan terpotong setelah terkena serangan itu. Setelah mengalahkan para iblis itu, aku melesat lagi ke arah beberapa iblis yang ada di sisi lainnya dan mengalahkannya lagi. Aku terus melakukan itu secara berulang-ulang.
Sementara itu, Elaina terlihat terdiam ketika melihat Rid yang sedang mengalahkan para iblis itu.
"Senior Rid benar-benar bisa menggunakan teknik milik ayahanda," pikir Elaina.
Tidak hanya Elaina saja yang sedang terdiam sambil melihat ke arah Rid. Semua orang yang ada di tempat itu pun juga terdiam sambil melihat ke arah Rid. Mereka masih tidak menyangka kalau Rid telah menyembuhkan mereka semua yang terluka sekaligus. Setelah menyembuhkan mereka, Rid bahkan masih bisa bertarung kembali untuk melawan para iblis yang menyerang tempat itu.
Disaat semua orang itu sedang terdiam, tiba-tiba Duke Louis mengatakan sesuatu dengan suara yang cukup keras.
"Apa yang kalian lakukan ? Kenapa kalian hanya diam saja saat melihat ada 2 orang yang sedang bertarung melawan para iblis yang menyerang tempat ini. Aku tidak mempermasalahkan apabila kalian sedang terluka, tetapi kalian semua baru saja telah disembuhkan kan ? Lalu kenapa kalian hanya diam ? Angkat senjata kalian dan terus bertarunglah melawan para iblis yang menyerang tempat ini," ucap Duke Louis.
Setelah mengatakan itu, Duke Louis lalu pergi melesat ke arah kerumunan para iblis yang menyerang tempat itu. Tidak hanya Duke Louis saja, Duchess Arlet dan beberapa prajurit yang sebelumnya menjaga Duchess Arlet pun juga ikut melawan para iblis itu.
Melihat Duke Louis dan Duchess Arlet pergi untuk melawan para iblis itu, orang-orang yang ada di tempat itu pun akhirnya ikut bergerak untuk melawan para iblis itu.
-
Sementara itu di lantai 1 gedung tengah.
Terlihat Charles dan Chloe telah terbaring di lantai dengan kondisi tubuh yang sudah dipenuhi oleh cukup banyak luka. Luka tusukan yang ada pada dada Chloe juga terlihat sudah terbuka kembali. Di samping Charles dan Chloe saat ini, ada beberapa batang pohon berwarna hitam yang sedang meliuk-liuk.
Sementara itu, tidak jauh dari tempat Charles dan Chloe yang sedang terbaring, terlihat Ratu Kayana yang sedang dicekik oleh tangan kanan Duke Remy yang telah memanjang. Charles dan Chloe yang sedang terbaring pun saat ini sedang melihat ke arah Ratu Kayana yang sedang dicekik.
"Ibunda....," ucap Charles.
Charles berusaha bergerak untuk menyelamatkan Ratu Kayana, namun dia tidak bisa. Begitupun juga dengan Chloe.
"Lepaskan....aku, tuan Remy," ucap Ratu Kayana yang sedang dicekik.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, Ratu Kayana lalu mengarahkan tangan kanannya ke arah Duke Remy. Ratu Kayana awalnya membuka telapak tangan kanannya ketika diarahkan ke Duke Remy. Namun secara perlahan, telapak kanannya itu mulai menutup. Disaat telapak kanannya itu mulai menutup, terlihat ada retakan pada armor yang dikenakan Duke Remy. Retakan itu secara perlahan semakin membesar. Duke Remy yang melihat armor miliknya mulai retak pun mulai tersenyum.
"Sepertinya anda berusaha untuk menghancurkan armor saya dengan tekanan dari segala arah yang berasal dari sihir gravitasi milik anda. Tetapi sebelum anda bisa menghancurkan armor milik saya dengan sihir gravitasi milik anda, anda dulu lah yang akan mati, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Duke Remy lalu menguatkan cekikannya pada leher Ratu Kayana. Ratu Kayana yang merasa cekikan di lehernya semakin kuat pun berusaha melepaskan diri dengan menggunakan tangan kirinya, tetapi cekikan itu tetap tidak bisa terlepas dari lehernya. Cekikan itu terus semakin kuat sehingga membuat Ratu Kayana semakin kesulitan untuk bernafas. Ratu Kayana pun sudah tidak memiliki tenaga untuk terus menghancurkan armor milik Duke Remy dengan menggunakan sihir gravitasinya. Ratu Kayana terlihat mulai kehilangan kesadarannya karena kedua matanya secara perlahan mulai terpejam. Melihat Ratu Kayana yang sudah mulai kehilangan kesadarannya, Duke Remy berniat untuk meningkatkan kekuatan cekikannya lagi agar bisa langsung membunuhnya.
"Inilah akhirnya, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Namun sebelum Duke Remy meningkatkan kekuatan cekikannya itu, dari bawah lantai tempat Ratu Kayana berada tiba-tiba muncul batang pohon yang berbentuk seperti sebuah pedang. Batang pohon itu lalu bergerak dan langsung menebas tangan kanan Duke Remy yang sedang mencekik leher Ratu Kayana hingga terputus. Setelah tangan kanan Duke Remy terputus, Ratu Kayana pun berhasil terlepas dari cekikan tangan kanan Duke Remy. Ratu Kayana lalu terjatuh dan terbaring di lantai setelah terbebas dari cekikan itu.
Sementara itu, Duke Remy terlihat sedikit terkejut dengan munculnya batang pohon berbentuk pohon itu. Namun saat Duke Remy sedang terkejut, tiba-tiba ada 2 orang yang melesat dengan cepat ke arahnya. Duke Remy pun kembali terkejut saat melihat ke arah dua orang itu.
"Kalian berdua ?!," ucap Duke Remy yang terkejut.
Disaat Duke Remy sedang terkejut ketika melihat 2 orang yang sedang melesat ke arahnya, 2 orang itu dengan cepat langsung menyerang Duke Remy.
~Plant Sword Art Secret Technique : Manchineel Death Slash~
~Flower Sword Art Secret Technique : Oleander Blossom - Death Slash~
Duke Remy tidak sempat bereaksi terhadap serangan itu karena dia masih terkejut dengan munculnya 2 orang itu. Duke Remy pun terkena serangan dari kedua orang itu dengan telak.
-Bersambung