Di lantai 2 gedung tengah akademi yang merupakan lantai tempat perawatan.
Terlihat beberapa dinding dan lantai di tempat itu sudah mengalami kerusakan. Lalu, di salah satu ruangan yang ada di tempat itu, terlihat Ratu Kayana sedang terbaring di ranjang yang ada di tempat itu sambil memegangi perutnya yang sebelumnya terluka. Meski luka pada perut Ratu Kayana sudah ditutup oleh sebuah sihir, Ratu Kayana masih terus memegangi perutnya itu. Sementara itu, di sekitar Ratu Kayana, beberapa prajurit yang sebelumnya membawanya terlihat sedang berjaga. Tidak hanya beberapa prajurit itu saja, di ruangan itu juga ada beberapa murid akademi yang sepertinya sedang berlindung.
"Jika kalian juga mau berlindung disini, silahkan saja. Setelah komandan Oliver mengalahkan lawannya yang merupakan tuan Duke Remy seperti yang kalian bilang, kalian segera bergegas ke lantai 1 dan pergi meninggalkan gedung ini," ucap salah satu prajurit kepada beberapa murid itu.
"Baik," ucap murid itu.
Setelah mereka saling berbicara, tiba-tiba mereka merasakan ada getaran yang terjadi di lantai itu. Tidak hanya di lantai itu saja, melainkan keseluruhan gedung itu. Getaran itu tidak berlangsung lama, hanya sebentar saja. Tetapi getaran yang terjadi sebentar itu terus terjadi berulang-ulang. Saat getaran itu terjadi, mereka mendengar suara benturan dan guncangan yang berasal dari bawah. Suara itu berasal dari lantai 1 gedung tengah.
"Sepertinya komandan Oliver dan tuan Remy bertarung dengan sangat sengit,"
"Iya, efek pertarungan mereka bahkan terasa hingga ke seluruh gedung ini,"
"Aku berharap komandan Oliver dapat memenangkan pertarungan itu dan berhasil mengalahkan tuan Duke Remy,"
"Iya, aku juga," ucap para prajurit itu.
Sementara itu, disaat para prajurit sedang berjaga di sekitar Ratu Kayana, Ratu Kayana yang sedang terbaring, secara perlahan mulai terbangun dari ranjang. Para prajurit yang menyadari kalau Ratu Kayana mulai terbangun langsung bergegas menghampiri Ratu Kayana.
"Yang Mulia Ratu, kenapa anda bangun ?," tanya salah satu prajurit yang menghampiri Ratu Kayana.
"Aku tidak bisa hanya terbaring saja di tempat ini. Aku harus pergi," ucap Ratu Kayana yang sudah bangun dan kini mencoba untuk melangkah pergi.
Tetapi para prajurit itu langsung menahan Ratu Kayana yang ingin pergi.
"Anda ingin pergi kemana, Yang Mulia Ratu ?," tanya prajurit itu.
"Aku harus pergi untuk bertarung lagi dengan tuan Remy. Aku harus mengalahkan dan membunuhnya dengan tanganku sendiri untuk membalas semua yang telah dia lakukan," ucap Ratu Kayana.
"Tetapi, kondisi anda saat ini terlihat sangat tidak memungkinkan untuk bertarung kembali, Yang Mulia Ratu. Lebih baik anda istirahat saja disini," ucap prajurit itu.
"Menurut kalian mungkin kondisiku saat ini terlihat sedang tidak baik-baik saja, tetapi aku sendiri yang tahu bagaimana kondisi tubuhku sendiri. Aku saat ini sudah baik-baik saja, jadi kalian tidak perlu khawatir. Lebih baik mulai sekarang kalian melindungi para murid yang masih berada di gedung ini. Aku yakin para murid akademi tidak hanya berada di lantai ini saja, melainkan juga ada di lantai lain yang ada di gedung ini. Jadi aku minta kalian untuk melindungi mereka semua," ucap Ratu Kayana.
"Tetapi, Yang Mulia Ratu-," ucap prajurit itu.
Tetapi sebelum prajurit itu menyelesaikan perkataannya.
"Tidak ada tapi-api. Kalian semua harus menuruti perintahku. Apa kalian mengerti ?," tanya Ratu Kayana.
Saat Ratu Kayana menanyakan itu, tiba-tiba tekanan udara yang berada di tempat itu berubah menjadi sedikit lebih berat. Para prajurit itu awalnya bingung dengan tekanan udara yang tiba-tiba berubah, tetapi setelah itu mereka tahu kalau yang membuat tekanan udara itu berubah adalah Ratu Kayana.
"B-baik, Yang Mulia Ratu. Kami akan menuruti perintah anda," ucap prajurit itu.
Prajurit yang lainnya pun mengangguk yang menandakan kalau mereka juga akan menuruti perintah Ratu Kayana. Mereka memutuskan untuk menuruti perintah Ratu Kayana karena mereka tidak mau membuat Ratu Kayana semakin marah dan membuatnya merubah tekanan udara di tempat itu menjadi lebih berat.
"Baguslah kalau kalian mau menurut perintahku. Kalau begitu aku pergi dulu, seperti yang aku bilang tadi, kalian tidak perlu mengkhawatirkanku," ucap Ratu Kayana.
"B-baik, Yang Mulia Ratu," ucap para prajurit itu.
Kemudian, Ratu Kayana pun mulai melangkah pergi dari ruangan tempat dia terbaring sebelumnya. Awalnya Ratu Kayana terlihat kesusahan untuk melangkah. Apalagi Ratu Kayana melangkah sambil terus memegangi perutnya yang terluka akibat tusukan tombak yang dilakukan oleh Duke Remy. Tetapi secara perlahan Ratu Kayana bisa melangkah seperti biasanya dan dia pun langsung bergegas untuk pergi ke lantai 1.
-
Di lantai 1 gedung tengah akademi.
Komandan Oliver dan Duke Remy saling melesat dengan cepat untuk saling mendekat dan melakukan serangan. Komandan Oliver terus melesat ke arah Duke Remy dan melancarkan serangan ke arahnya, tetapi serangan yang dilancarkan oleh komandan Oliver selalu dapat dihindari oleh Duke Remy. Sementara Duke Remy juga terus melesat ke arah komandan Oliver dan langsung menyerangnya dengan menggunakan tombak miliknya. Komandan Oliver juga berhasil menghindari serangan yang dilancarkan oleh Duke Remy. Namun komandan Oliver tidak menghindari serangan itu dengan sempurna karena serangan yang dilancarkan oleh Duke Remy berhasil menggores tubuh dari komandan Oliver.
Saat ini, tubuh komandan Oliver memang belum terdapat luka yang parah karena belum ada serangan telak yang berasal dari tombak Duke Remy yang mengenai komandan Oliver karena komandan Oliver berhasil menghindari serangan-serangan itu. Tetapi tubuh komandan Oliver saat ini sudah dipenuhi oleh banyak luka goresan akibat serangan tombak yang dilancarkan oleh Duke Remy yang gagal dihindari oleh komandan Oliver dengan sempurna. Luka goresan itu hampir berada di seluruh bagian tubuh komandan Oliver. Selain luka goresan, komandan Oliver juga mengalami luka di kepalanya akibat tendangan yang dilancarkan oleh Duke Remy sebelumnya.
Setelah beberapa saat saling melesat untuk mendekat dan menyerang, kini komandan Oliver dan Duke Remy terlihat sedang terdiam sambil menjaga jarak. Kemudian, komandan Oliver terlihat sedang bersiap untuk melancarkan serangan ke arah Duke Remy.
~Lightning Sword Art : Great Lightning Slash~
Komandan Oliver melakukan tebasan jarak jauh kepada Duke Remy. Tebasan jarak jauh itu melesat dengan cepat ke arah Duke Remy. Duke Remy yang melihat itu dengan cepat langsung menghindari tebasan itu. Setelah menghindari tebasan itu, Duke Remy lalu melemparkan tombak miliknya ke arah komandan Oliver. Tombak itu melesat dengan cepat ke arah komandan Oliver. Komandan Oliver yang melihat itu dengan cepat langsung menghindari lemparan tombak itu. Komandan Oliver pun berhasil menghindari tombak itu agar tidak mengenainya dengan telak, tetapi tombak itu berhasil menggores bagian kiri perutnya dengan cukup dalam. Komandan Oliver pun langsung berlutut setelah perut bagian kirinya tergores oleh tombak itu. Sementara, tombak itu terus melesat hingga ke belakang komandan Oliver dan menghantam dinding yang berada cukup jauh di belakang komandan Oliver.
Melihat komandan Oliver yang sedang berlutut sambil memegangi perut bagian kirinya, Duke Remy langsung berjalan perlahan untuk mendekati komandan Oliver.
"Sebelumnya saya sudah bilang kepada anda kalau saya dapat mengalahkan anda tanpa harus mengendalikan batang-batang pohon di tempat ini kan ? Sekarang itu semua sudah terbukti. Memang saya belum mengalahkan anda, tetapi melihat anda yang sudah kewalahan seperti ini sudah cukup untuk membuktikan kalau anda telah kalah, tuan Oliver,"
"Lebih baik anda menyerah saja, tuan Oliver. Anda tidak akan mampu untuk mengalahkan saya. Pergerakan saya saat ini lebih cepat daripada pergerakan anda. Mustahil bagi anda untuk bisa mengenai atau melukai saya dengan serangan anda disaat saya bergerak lebih cepat untuk menghindari serangan anda," ucap Duke Remy.
Komandan Oliver hanya diam saja setelah mendengar perkataan Duke Remy. Dia terus diam sambil memegangi perut bagian kirinya yang terluka. Lalu tidak lama kemudian, komandan Oliver mulai tertawa.
"Ahahaha, menyerah ? Mana mungkin saya menyerah kepada anda. Saya tidak akan menyerah kepada orang yang telah melakukan kejahatan besar seperti anda, tuan Remy. Jika saya menyerah kepada anda, saya akan menodai diri saya sendiri sebagai komandan tertinggi di kerajaan ini," ucap komandan Oliver.
Sementara itu, Duke Remy terlihat sudah menghentikan langkahnya untuk mendekati komandan Oliver. Duke Remy kini sedang melihat ke arah komandan Oliver yang terlihat sudah mulai berdiri kembali setelah sebelumnya berlutut.
"Memang saat ini saya harus mengakui kalau pergerakan anda lebih cepat daripada pergerakan saya. Jika saya terus bertarung seperti ini, pastinya saya akan kalah. Sepertinya saya harus menggunakan teknik itu," ucap komandan Oliver yang sudah berdiri kembali.
Komandan Oliver lalu memegang pedang miliknya dengan kedua tangannya. Setelah itu, komandan Oliver menancapkan pedang itu ke lantai dan tetap memegangnya dengan kedua tangannya.
~Wahai kilat yang menyala, pinjamkanlah aku kecepatan secepat yang engkau miliki dan kekuatan sebesar yang engkau miliki. Pinjamkanlah aku seluruh kekuatanmu untuk mengalahkan musuh-musuhku~
~Lightning Magic : Deus Fulgur~
Setelah itu, tubuh komandan Oliver secara perlahan mulai diselimuti oleh sebuah sihir yang terlihat seperti sebuah sihir listrik. Sihir itu pun kini telah menyelimuti seluruh tubuh komandan Oliver. Tidak hanya tubuhnya saja, pedang yang dipegang oleh komandan Oliver pun kini juga telah diselimuti oleh sihir itu.
Setelah itu, komandan Oliver mencabut pedangnya kembali yang sebelumnya dia tancapkan ke lantai. Kemudian, komandan Oliver tiba-tiba melesat dengan sangat cepat ke arah Duke Remy. Duke Remy yang melihat itu pun langsung terkejut. Setelah komandan Oliver melesat dan sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Duke Remy, komandan Oliver langsung melancarkan serangan ke arah Duke Remy.
~Lightning Magic : Great Lightning Speed Slash~
Duke Remy tidak sempat bereaksi dengan serangan itu karena serangan itu melesat dengan sangat cepat dan Duke Remy pun masih terkejut dengan komandan Oliver yang melesat dengan cepat ke arahnya. Duke Remy pun terkena serangan itu dengan telak dan membuatnya terhempas dengan sangat cepat hingga menghantam dinding yang berada cukup jauh di belakangnya. Duke Remy menghantam dinding itu hingga hancur. Debu asap pun mulai menyelimuti sekitar tempat Duke Remy yang menghantam dinding.
Sementara itu, komandan Oliver yang baru saja menghempaskan Duke Remy, kini sedang melihat ke arah tempat Duke Remy yang sedang diselimuti oleh asap.
"Nah, tuan Remy, sekarang mari kita adakan pertandingan ulang untuk menentukan siapa yang memiliki pergerakan tercepat di antara kita berdua," ucap komandan Oliver.
-Bersambung