Chereads / Peace Hunter / Chapter 249 - Chapter 249 : Penyerangan di Hutan Hevea part 4

Chapter 249 - Chapter 249 : Penyerangan di Hutan Hevea part 4

Aku berhasil menebas lengan kanan Enzo sampai terputus dengan menggunakan pedangku. Lengan kanan Enzo yang sudah terputus pun melayang dan jatuh ke tanah. Lalu Enzo pun berteriak kesakitan.

"Arrrgggghhhh lenganku!!!!!," teriak Enzo.

Darah pun mengalir deras dari bekas potongan di lengannya itu. Javier dan 3 orang 'subjek' yang mengenakan armor elemen pun terkejut melihat itu. Sementara 3 orang subjek yang memiliki bola mata hitam pekat nampak terdiam saja dan tidak bereaksi apapun. Javier dan 6 orang 'subjek' itu nampak sudah mengalami cukup banyak luka di tubuh mereka. Bahkan armor elemen yang dikenakan oleh Javier dan 3 orang 'subjek' itu pun sudah 'rusak'. Beberapa bagian tubuh mereka ada yang tidak terlindungi oleh armor itu, padahal sebelumnya armor itu melindungi seluruh tubuh mereka. Itu karena Rid berhasil menembus armor elemen milik mereka dengan teknik miliknya dan melukai mereka di bagian tubuh yang sudah tidak terlindungi oleh armor elemen itu.

Selain itu, area sekitar hutan yang menjadi tempat pertempuran mereka ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Ada area hutan yang sudah hangus terbakar, ada juga area hutan yang masih terbakar dengan api yang sangat dahsyat dan ada juga area hutan yang keseluruhan objek di hutan tersebut telah membeku sepenuhnya. Pertempuran yang dilakukan mereka benar-benar memberikan dampak yang sangat besar pada hutan ini.

Sementara itu, setelah aku berhasil memotong lengan kanan Enzo, aku pun langsung menoleh ke arah Enzo dan mendekatinya. Aku melihat Enzo masih memegangi lengannya yang sudah terpotong itu sambil merintih kesakitan.

"Sihir listrikmu itu benar-benar merepotkan, Enzo. Jadi aku harus memotong lenganmu itu agar kamu berhenti menggunakan sihir listrik itu untuk menyerangku," ucapku.

Enzo yang masih memegang lengannya itu pun perlahan menoleh ke arahku.

"Keparat kau, Rid!!. Kalian semua, bunuh dia!!," ucap Enzo.

Javier dan 6 orang 'subjek' lainnya pun langsung melesat ke arahku dengan cepat. Mereka langsung menyerangku menggunakan sihir mereka masing-masing tetapi aku langsung menghindari sihir itu.

"Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu kepadamu, Enzo, tapi kelihatannya masih ada beberapa orang yang mengganggu. Kalau begitu aku akan membereskan orang-orang ini terlebih dahulu," ucapku.

Aku terus menghindari serangan-serangan yang dilakukan oleh mereka sehingga membuatku menjauh dari tempat Enzo saat ini. Setelah menghindari serangan-serangan sihir yang di arahkan kepadaku, aku langsung melesat ke arah seorang 'subjek' yang mengenakan armor elemen.

"'Subjek' yang mengenakan armor elemen masih mempunyai ekspresi di wajah mereka. Kelihatannya mereka berbeda dengan 'subjek' yang memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Sepertinya mereka ini merupakan 'subjek' yang menggunakan jantung Elf sebagai inti Mana mereka sama seperti Javier dan juga Enzo yang baru saja aku sadari saat ini. Alasan dia tidak pernah menggunakan kekuatan penuhnya saat berada di akademi adalah karena dia tidak ingin kalau dia ketahuan sebagai 'subjek'. Jika mereka merupakan 'subjek' jantung Elf, itu berarti tubuh mereka tidaklah sekuat 'subjek' yang memiliki bola mata berwarna hitam itu. Kalau begitu, serangan biasa saja sudah cukup untuk melukai mereka, dan bahkan membunuh mereka," pikirku.

Lalu aku pun berhasil mendekati 'subjek' itu yang merupakan seorang perempuan. Dia masih mengenakan armor elemen tetapi ada beberapa bagian tubuhnya yang tidak terlindungi armor elemen itu, salah satunya adalah perutnya. Aku pun bersiap untuk menyerangnya menggunakan pedangku.

~Flower Sword Art : Chaenomeles Thorn Thrust~

Aku melancarkan serangan tusukan ke arah perempuan itu. Perempuan itu pun terkena seranganku dengan telak yang membuat perutnya tertusuk oleh pedangku. Tusukan yang diakibatkan oleh pedangku ini membuat perutnya itu berlubang. Dia pun memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Kemudian, karena efek dari seranganku ini, dia pun juga terhempas cukup jauh ke belakang.

"Dengan ini, satu sudah beres," pikirku.

Setelah itu, Javier datang ke arahku dan mencoba menyerangku dengan pedang apinya.

"Matilah kau, keparat!," ucap Javier.

~Death Burning Slash~

Pedang Javier saat ini diselimuti sihir api yang sangat besar dan pekat. Lalu dia pun mengarahkan pedangnya itu ke arahku. Aku dengan cepat langsung menghindari serangan pedangnya itu. Pedangnya itu pun mengenai tanah dan-

*DUARRRRR

Setelah itu terjadi ledakan api yang sangat besar akibat serangan pedang itu. Ledakan api itu langsung membakar apapun yang berada di sekitarnya.

"Meskipun kau berhasil menghindari serangan pedang ini. Tetapi aku yakin saat ini kau sudah mampus karena terkena ledakan api yang berasal dari serangan pedang ini," ucap Javier.

Setelah Javier mengatakan itu, aku dengan tiba-tiba muncul dari sampingnya.

"Kamu percaya diri sekali saat mengatakan itu," ucapku.

Javier pun langsung terkejut dan menoleh ke arahku.

"Kau-," ucap Javier.

Belum sempat Javier menyelesaikan perkataannya, aku langsung menyerang Javier menggunakan pedangku.

~San Lucia Art : Freezing Air Slash~

Aku langsung menebas Javier tepat di perut dan dadanya. Tebasan itu membuatnya berdarah tetapi darah itu langsung membeku dan membentuk bongkahan es yang menempel pada perut dan dada yang terkena tebasan itu.

"Arrrggggh,"

Javier pun berteriak kesakitan setelah terkena tebasan itu.

"Teknik ini sangat berbahaya juga jika digunakan dengan pedang asli yang tajam," pikirku.

Setelah itu, aku langsung berniat untuk menyerang Javier lagi.

"Sejak tadi, kamu selalu berteriak 'matilah kau' 'matilah kau' terus-menerus, itu membuat telingaku sakit, Javier," ucapku.

Aku langsung mengayunkan pedangku ke tubuh Javier, tetapi tiba-tiba 5 orang 'subjek' yang lain langsung menyerangku secara bersamaan. Mereka menggunakan senjata mereka untuk menyerangku. Aku berhasil menahan beberapa dari senjata mereka, tetapi ada beberapa juga senjata yang tidak bisa aku tahan sehingga serangan mereka berhasil membuatku terluka. Aku pun langsung mundur beberapa langkah ke belakang untuk menjauh dari mereka, sedangkan mereka saat ini sedang bersama Javier yang masih terduduk sambil memegang bongkahan es yang menempel pada tubuhnya.

"Menahan semua serangan mereka tanpa bantuan teknik keluarga San Fulgen dan keluarga San Lucia sangat sulit. Apa aku harus menggunakan teknik itu lagi ?," pikirku.

Aku langsung menyembuhkan luka yang didapat setelah terkena serangan mereka. Lalu aku melihat ke arah Javier yang sedang melelehkan bongkahan es yang menempel pada tubuhnya dengan sihir apinya. Beberapa saat kemudian, es pada tubuhnya itu pun sudah meleleh sepenuhnya. Lalu Javier pun mulai berdiri kembali.

"Kelihatannya bongkahan es itu tidak ada apa-apanya bagi sihirmu. Sepertinya aku harus memberikan bongkahan es yang sangat besar bagi tubuhmu itu atau mungkin lebih baik aku membekukanmu sepenuhnya saja ?," tanyaku.

"Dasar keparat, aku tidak akan membiarkanmu membekukan tubuhku lagi. Aku akan membakar tubuhmu sampai menjadi abu," ucap Javier.

Javier lalu menancapkan pedang apinya ke tanah yang berada di bawah.

~Wahai api yang membakar segalanya, ubahlah tempat ini menjadi tempat yang dipenuhi oleh api yang membara~

~Flame Magic : Burning Hell~

Tiba-tiba, tanah yang berada di sekitar tempat ini langsung terbakar oleh api yang membara. Pepohonan dan bebatuan pun juga ikut terbakar. Selain itu, udara yang berada di sekitar tempat ini juga menjadi panas. Aku pun memperhatikan area sekelilingku yang telah dipenuhi oleh api. Lalu aku melihat ke arah kakiku yang sedang terbakar karena menginjak tanah yang terbakar itu.

"Sihir area ya," pikirku.

Setelah itu, aku pun memperhatikan Javier dan 5 orang 'subjek' yang masih tersisa. Sama seperti Javier yang menggunakan sihir ini, kelihatannya sihir area ini juga tidak berpengaruh kepada mereka.

"Bagaimana rasanya terbakar oleh apiku ini, keparat ? Kamu bisa merasakannya kan ? Karena kedua kakimu saat ini sudah terbakar, dan setelah itu seluruh tubuhmu lah yang akan terbakar sampai menjadi abu," ucap Javier.

"Aku mengakui kalau sihirmu ini sangatlah berbahaya. Jika orang lain terkena sihir areamu ini, mereka pasti akan langsung terbakar sampai hangus. Tetapi itu tidak berlaku untukku, karena aku masih bisa menahan sihir area ini," ucapku.

"Kita lihat saja seberapa kau bisa bertahan dalam sihir area ini," ucap Javier.

Setelah Javier mengatakan itu, aku dengan cepat langsung melesat ke arah mereka.

~Flower Sword Art : Sword Dance In The Flower Garden~

Kemudian, aku langsung menebas mereka semua dengan tebasan bertubi-tubi secara beruntun. Mereka semua pun langsung terluka cukup parah setelah terkena serangan itu.

"Arrgggghh,"

Javier pun berteriak kesakitan lalu dia pun terduduk sambil memegang perutnya yang berdarah setelah terkena tebasanku itu.

"Aku sudah bilang kan kalau aku bisa menahan sihir area ini ? Buktinya aku masih bisa menyerang kalian di sihir area ini," ucapku.

"Kau keparat!," ucap Javier.

Kemudian kelima 'subjek' yang tersisa pun mulai melompat mengelilingiku dan bersiap menyerangku secara bersamaan. Aku menyadari hal itu dan langsung melompat juga untuk bersiap menyerang mereka.

"Aku sudah bosan berurusan dengan kalian. Aku tidak tahu kalian ini merupakan orang yang sukarela menjadi 'subjek' percobaan atau orang yang dipaksa menjadi 'subjek' percobaan. Apapun itu, aku minta maaf karena melakukan hal ini kepada kalian," ucapku.

Sebelum mereka berlima sempat menyerangku, aku dengan cepat langsung menyerang mereka berlima.

~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Full Moon Slash - Dragon Neck Slasher~

Aku menebas mereka dengan berputar layaknya menyerupai sebuah bulan penuh. Karena mereka berlima yang mengelilingiku berada di dalam jangkauan tebasan itu, mereka berlima pun terkena tebasan itu dengan telak. Tebasan itu membuat anggota tubuh mereka terpotong. Ada dari mereka yang kepalanya terpotong, badannya terpotong dan kedua lengannya terpotong. Mereka berlima langsung terjatuh dan tumbang seketika dengan anggota tubuh yang sudah terpotong dan darah mereka pun berceceran di sekitar tempat ini. Tubuh dan pedangku pun juga terkena ceceran darah mereka.

Javier yang melihat kejadian itu pun sangat terkejut.

Tubuhnya mulai gemetar dengan hebat. Dia melihat Rid yang bermandikan darah dengan dikelilingi oleh 5 orang 'subjek' yang sudah tewas dengan anggota tubuh yang sudah terpotong. Apalagi, sihir api area yang masih menyelimuti tempat ini membuat pemandangan yang dilihat Javier semakin mengerikan. Javier terlihat sangat ketakutan saat melihat pemandangan itu.

"A-apa-apaan kau ini ?! Mereka berlima itu adalah orang yang menjadi subjek percobaan, seharusnya mereka itu lebih kuat dari manusia biasa. Bagaimana bisa kau membunuh mereka semua semudah itu ?! S-siapa kau sebenarnya ?! A-apakah kau ini adalah mon-," ucap Javier.

Belum sempat Javier menyelesaikan perkataannya, aku dengan cepat langsung melesat ke arah Javier dan menebasnya. Tebasan itu mengenai lengan kanannya dengan telak. Lengan kanannya itu pun terputus dari badannya. Javier melihat lengannya yang terputus itu melayang di udara sampai akhirnya terjatuh ke tanah.

"...ster," ucap Javier yang shock setelah melihat lengannya telah terputus.

-Bersambung