Chereads / Peace Hunter / Chapter 199 - Chapter 199 : Rid vs Ludmilla

Chapter 199 - Chapter 199 : Rid vs Ludmilla

Ludmila terus menyerangku dengan serangan cakarnya yang sudah diperkuat dengan tekniknya. Tekniknya itu tidak hanya menambah kecepatan dan pertahanannya tapi juga menambah kekuatan dan dampak serangan yang dilancarkannya itu. Aku penasaran apakah Lily juga bisa menggunakan teknik ini.

Beberapa kali aku berusaha untuk menghindari serangan yang dilancarkan Ludmila dan beberapa kali pula aku berusaha menahan serangannya itu dengan pedangku. Setelah beberapa kali menyerang menggunakan cakar di tangannya, dia pun beralih dan kali ini menggunakan kakinya untuk menyerang. Ludmila pun melakukan serangan tendangan ke arahku.

~Wind Magic : Jaguar Five Claws Wind Slash~

Dari tendangannya itu, muncul 5 tebasan angin yang mengarah kepadaku. Aku pun bersiap menahan serangan itu dengan pedangku. Aku berhasil menahan dan membelokkan 5 tebasan angin itu. Tebasan angin yang kubelokkan pun mengarah ke pohon-pohon yang berada di sekitarku. Pohon-pohon itu pun langsung terpotong dan tumbang setelah terkena tebasan angin itu.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Ludmila terus melakukan tendangan yang sama ke arahku. Aku pun terus menahan dan membelokkan tebasan-tebasan angin yang muncul dari tendangan itu. Pada awalnya, aku masih bisa untuk menahan dan membelokkan tebasan-tebasan angin itu, namun lama-kelamaan karena saking banyaknya tebasan angin yang terus menerus mengarah kepadaku, aku pun terkena tebasan-tebasan angin itu. Tebasan-tebasan angin itu berhasil menggores badan, tangan dan kakiku. Setelah itu, aku pun bergerak menghindari tebasan-tebasan angin itu. Dan disaat aku sudah berpindah tempat, Ludmila pun berhenti melancarkan serangannya itu.

Aku memegangi lukaku yang terkena tebasan angin itu. Darah yang keluar akibat terkena tebasan itu lumayan banyak. Aku pun langsung memulihkan luka-lukaku dengan sihir.

~Heal~

Luka-lukaku pun menghilang hanya dalam beberapa detik. Ludmila hanya terdiam melihatku melakukan sihir penyembuhan.

"Melawan seseorang yang bisa menggunakan sihir penyembuhan benar-benar merepotkan,"

"Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk dapat melukaimu karena sebelumnya pertahananmu benar-benar tangguh. Setelah aku dapat berhasil melukaimu, kamu malah bisa menyembuhkan lukamu itu. Benar-benar merepotkan,"

"Aku mengakui kalau kamu lawan yang kuat meskipun kamu adalah seorang murid akademi dan lebih muda dariku. Sepertinya aku harus mengeluarkan seluruh kekuatanku untuk mengalahkanmu," ucap Ludmila.

Setelah mengatakan itu, Ludmila pun menarik nafasnya dalam-dalam lalu dia menahannya. Setelah itu, dia pun menghembuskan nafasnya dari mulutnya. Saat Ludmila menghembuskan nafasnya dari mulutnya, disaat yang sama wujud Jaguar yang terbuat dari sihir angin yang menyelimuti tubuhnya tiba-tiba langsung membuka mulutnya.

~Wind Magic : Jaguar's Great Wind Roar~

Dari mulutnya itu, keluar serangan sihir angin yang sangat dahsyat. Serangan itu langsung menghempaskan segala sesuatu yang ada di depannya. Aku yang berada di depan Ludmila pun juga terhempas karena serangan itu. Tidak hanya terhempas, serangan itu juga menimbulkan luka yang cukup parah pada tubuhku. Selain mengakibatkan luka luar, aku pun juga terkena luka dalam yang mengakibatkan aku memuntahkan sejumlah darah dari mulutku karena serangan itu.

"Serangan yang gila, sepertinya serangan itu gabungan dari serangan sihir dan serangan gelombang kejut," pikirku.

Aku terhempas sangat jauh hingga mencapai pinggiran danau akademi. Sebelum aku menghantam tanah karena terhempas oleh serangan itu, aku memutuskan untuk menyembuhkan lukaku terlebih dahulu.

~Full Heal~

Seluruh luka baik luka luar maupun luka dalam pada tubuhku pun mulai menghilang. Aku pun sudah pulih total. Namun setelah aku memulihkan tubuhku, tiba-tiba Ludmila sudah berada di atasku saat aku sedang terhempas. Dia pun langsung mencengkeram kepalaku dan menghantam kepalaku dengan keras ke tanah yang berada di pinggiran danau akademi.

*BUMMMMMM

Suara benturan pun terdengar kencang. Tanah yang terkena hantaman kepalaku pun langsung retak dan hancur. Sementara itu, meskipun kepalaku sudah menghantam tanah, Ludmila masih tetap mencengkeram kepalaku yang sudah mengeluarkan darah. Melihat dia masih duduk di atasku dengan mencengkeram kepalaku, aku pun dengan cepat langsung menendangnya dan dia pun terpental ke danau akademi. Dia pun tenggelam ke danau itu.

Setelah berhasil menyingkirkan Ludmila, aku langsung menyembuhkan kembali kepalaku yang terluka akibat menghantam tanah.

~Heal~

Kepalaku yang terluka pun telah pulih kembali. Lalu, Ludmila pun keluar dari dalam danau itu. Meskipun dia baru saja tenggelam, tetapi tubuhnya tidak basah sedikitpun. Sepertinya itu karena sihir angin yang menyelimuti tubuhnya yang menghalangi air untuk membasahinya.

"Meskipun sudah mengalami luka yang cukup parah, kamu masih bisa untuk menyembuhkan diri ya," ucap Ludmila.

"Jika kamu ingin mengalahkanku, setidaknya kamu harus membunuhku secara langsung dengan 1 serangan. Karena dengan begitu, aku tidak akan bisa menyembuhkan diriku apabila aku sudah terbunuh," ucapku.

"Baiklah kalau begitu," ucap Ludmila.

Ludmila mengangkat tangan kanannya ke atas. Lalu tiba-tiba di atasku muncul sebuah cakar raksasa yang terbuat dari sihir angin. Setelah mengangkat tangan kanannya ke atas, Ludmila pun langsung menurunkan tangan kanannya dengan cepat.

~Wind Magic : Giant Wind Jaguar Claw~

Cakar raksasa itu langsung menyerangku yang berada di bawahnya. Aku pun dengan cepat langsung menghindari area yang akan terkena dampak serangan itu. Serangan cakar raksasa itu pun menghancurkan tanah yang berada di area serangannya dan membelahnya menjadi 5 bagian.

"Jika aku telat sedikit saja untuk menghindari area yang terkena serangan itu, entah apa yang akan terjadi denganku," ucapku.

Ketika aku sudah berhasil menghindar dari serangan cakar raksasa itu, tiba-tiba dihadapanku muncul Ludmila yang bersiap untuk menyerang kembali.

~Wind Magic : Jaguar Five Claws Wind Slash~

Ludmila menggunakan tangannya untuk menyerang dengan serangan cakar jarak jauhnya. Sekali ayunan satu tangannya itu, menghasilkan 5 tebasan angin yang mengarah kepadaku, sama seperti tebasan angin yang muncul saat dia menggunakan kakinya untuk menyerang sebelumnya. Aku pun dengan sigap langsung menahan dan membelokkan tebasan-tebasan itu dengan pedangku. Meski tebasan-tebasan angin itu berhasil aku tahan semuanya, Ludmila terus menyerangku dengan tebasan angin itu.

"Aku yakin kalau serangan ini semakin lama akan semakin cepat. 1 pedang saja tidak cukup untuk menahan serangan-serangan itu. Kalau begitu.....," pikirku.

~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~

Aku pun menciptakan 6 buah pedang es yang mengeliliku. Pedang-pedang es mulai bergerak dan membantuku dalam menahan tebasan-tebasan angin yang dilakukan Ludmila secara terus-menerus. Beberapa saat kemudian, sesuai dugaan kalau tebasan-tebasan angin itu bertambah cepat. Namun dengan bantuan pedang-pedang es yang kuciptakan, aku sama sekali tidak kesulitan meskipun tebasan angin itu bertambah cepat.

"Sebelumnya aku berhasil melukainya saat tebasan-tebasan anginku bertambah cepat. Tapi sekarang dia bahkan belum terluka meskipun aku mempercepat seranganku. Semua ini karena pedang-pedang es yang dibuatnya itu. Kalau begitu aku hanya perlu untuk terus mempercepat seranganku sampai dia dan pedang esnya itu tidak sempat untuk menahan seranganku," pikir Ludmila.

Ludmila pun mempercepat serangannya kembali. "Sepertinya fokus dia saat ini hanya untuk mempercepat serangannya. Dan karena itu, fokusnya untuk menyadari kalau ada serangan yang datang ke arahnya akan melemah. Kalau begitu.....," pikirku.

Disaat Ludmila sedang fokus untuk menyerangku dan mempercepat serangannya, aku langsung menghentakkan tanah dibawahku dengan kaki kananku.

~Earth Magic : Earth Pillar~

Tiba-tiba dari bawah tanah tempat Ludmila berpijak, muncul sebuah pillar tanah yang berukuran sedang yang langsung menghantam Ludmila tepat di perutnya. Karena Ludmila sedang fokus untuk menyerangku, dia pun tidak menyadari akan hal itu dan membuatnya terkena serangan itu. Ludmila pun terhempas ke atas setelah terkena hantaman pillar itu.

Melihat Ludmila terhempas ke atas, aku langsung melompat dengan tinggi dan melesat dengan cepat ke arah Ludmila. Aku pun berhasil mendekat ke arah Ludmila dan Ludmila menyadari akan hal itu. Ludmila berniat menyerangku lagi dengan serangan dari mulut jaguar yang menyelimutinya itu. Tapi sebelum dia berhasil menyerangku, aku pun melancarkan serangan duluan ke arahnya.

~Secret Sword Art : Wind Slayer Slash~

Aku melancarkan tebasan itu ke arah Ludmila dan membuat wujud jaguar yang terbuat dari sihir angin yang menyelimutinya langsung menghilang.

"A-apa ? Bagaimana mungkin ?," tanya Ludmila yang terkejut.

"Teknik yang kamu gunakan ini benar-benar merepotkan dan berbahaya, jadi aku harus menghilangkannya. Teknikmu tadi juga meningkatkan ketahanan tubuhmu juga kan, nona ? Dan karena teknik itu sudah hilang, sekarang waktunya untuk mengalahkanmu," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku langsung mencengkeram kepala Ludmila dan melemparkannya ke arah hutan akademi. Ludmila pun terlempar ke arah hutan akademi dan menghantam tanah di hutan tersebut. Tanah yang dihantamnya pun langsung hancur. Terlihat dia memuntakan sejumlah darah setelah menghantam tanah tersebut.

Sementara itu, setelah melempar Ludmila ke arah hutan Akademi, aku dengan cepat langsung melesat mendekatinya. Dan saat ini aku sudah berada di hadapan Ludmila yang masih terbaring karena menghantam tanah setelah aku lempar. Lalu tak lama kemudian Ludmila pun mulai bangkit kembali.

"Sebelumnya aku sudah babak belur menghadapi salah satu komandan kerajaan ini dan sekarang aku malah babak belur melawan seorang murid akademi ber-ras Manusia ? Ini benar-benar penghinaan. Mana mungkin aku akan kalah melawan seorang murid akademi ber-ras Manusia!!," ucap Ludmila yang langsung melesat ke arahku.

Ludmila bersiap untuk menyerangku menggunakan serangan cakarnya. Tapi sebelum dia berhasil mendekatiku, aku kembali menghentakkan kaki kananku.

~Earth Magic : Earth Pillar~

Pilar yang terbuat dari tanah pun kembali muncul di bawah Ludmila dan berhasil menghantam perutnya kembali. Ludmila pun kembali terhempas ke atas. Aku pun kembali melompat dengan tinggi dan melesat ke arah Ludmila yang terhempas ke atas.

Meskipun Ludmila sedang dalam posisi yang sedang terhempas, dia masih bisa melancarkan serangan jarak jauh menggunakan cakarnya. Namun aku dengan mudah menahan dan membelokkan serangan itu dan saat ini aku berhasil berada di dekatnya.

"Saatnya mengakhiri ini, nona," ucapku.

Aku pun bersiap menyerang Ludmila menggunakan pedangku.

"Bocah kurang ajar, aku akan mengingatmu. Setelah berhasil selamat dari seranganmu ini, suatu saat nanti, aku akan kembali untuk membunuhmu," ucap Ludmila.

~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Dragon Skin Piercer Thrust~

Aku menusuk Ludmila menggunakan pedangku. Karena pedangku tidak terlalu tajam, tusukan itu tidak menembus tubuhnya dan hanya menghempaskan Ludmila dengan sangat jauh. Ludmila pun terhempas hingga ke arah gedung akademi.

Sementara itu, aku yang berada di udara pun melihat ke arah tubuh Ludmila yang terhempas.

"Kenapa dia jadi ingin membunuhku nantinya ? Bukankah target yang harus dia bunuh itu adalah Charles, Chloe dan Caroline ? Yah, apapun itu silahkan saja untuk datang kembali, nona. Meskipun kamu datang kembali untuk membunuhku, aku hanya perlu untuk mengalahkanmu lagi," ucapku.

-Bersambung