Misi selanjutnya dimulai, Thili sedang menelusuri hutan untuk mengambil pedang seorang petualang lain yang tak sengaja terjatuh, petualang itu terlalu takut untuk menulusuri hutan tanpa pedang dan meminta bantuan Thili.
Singkat cerita Thili menerima permintaannya, kini Thili menelusuri semua hal yang pernah dilewati petualang tersebut.
Thili kemudian mendengar suara tangisan anak kecil, Thili menghampiri suara tersebut. Thili melihat sosok hitam seorang anak kecil sedang menangis, dan saat anak tersebut menoleh ke arah Thili....
Thili terbangun dipanti asuhannya, ini adalah hari terakhirnya berada dipanti asuhan karena ia sudah dewasa dan mendapatkan pekerjaan dengan menjadi petualang.
Lana : HEY MAU SAMPAI KAP-... ohh~ kau sudah bangun, kalau begitu segera siapkan barang barangmu, jangan sampai mama membiat mama marah lagi!
*bruak* pintu kamar Thili dibanting dengan keras. Thili pergi kebawah untuk terakhir kalinya makan bersama para pengasuh dan temannya.
Norik : Lihat! Sepertinya ada orang bodoh yang tidak diterima diadopsi oleh keluarga manapun! bwahahaha
Rena : idiot ini tidak akan pernah belajar dari kesalahannya, karena dia idiot, ahahahahaha
Lana : NORIK!! RENA!! Kalau kalian mau makan sebaiknya kalian diam!!
Norik : sepertinya ada yang marah nih~
Alsava : sudah, sudah~ kalian berdua sudah dewasa jadi jangan bersikap seperti anak kecil lagi~
Lana : dia yang mulai ma!
Norik : aku sama sekali tidak mengusikmu!!
Alsava : mulai lagi, .... oh pagi Thili~ bagaimana tidurmu? apakah kamu sudah mengemazi barangmu? semisal kau ingin tinggal 1 malam lagi juga tak apa kok
Lana : mama kau terlalu memanjakannya, lagipula dia sudah besar!
Thili : mama, aku sudah menyiapkan semua keperluanku jadi tak perlu khawatir
Alsava : kalau begitu ayo makan dahulu, makan yang banyak ya~
Setelah selesai makan Thili mengambil tas dan koper untuk pindah dari panti asuhan. Ia berpamitan dengan mama dan temannya.
Thili pergi dari panti asuhan dan menuju ke penginapan rumah kenalan mama Alsava. Setibanya Thili di penginapan ia tidak melihat siapapun, Thili mengelilingi seisi penginapan namun tak bertemu siapapun.
??? : siapa sih itu... berisik banget..... kalau mau mencuri jangan ganggu tidurku.... dasar... brengsek..
Thili : halo namaku Thili, mama Alsava yang memberikanku alamat ini
?? : ...
Thili : jadi apakah aku bisa-
Malis : ya ya... terserah lah.... aku mau tidur!!.....
Thili : .....
Malis : zzz.....
Thili : (aku harus mencari kamarku sendiri)
Thili mengambil kunci kamar nomor 3, dan Thili menuju kamar nomor 3. Kamarnya terletak di lantai paling atas.
Pintunya tidak dikunci, saat Thili membuka pintu ternyata kamarnya sedikit kumuh dan bobrok. Kasurnya kotor, berdebu dan jendelanya kotor.
Thili : (mungkin aku harus mulai membersihkan kamar ini sebelum menaruh barang barangku)
Thili : (sekarang dimana Malis menaruh alat bersih bersih)
Thili mencari dari lantai 3 hingga lantai 1, singkat cerita ia menemukannya di kamar mandi lantai 1.
Thili pergi kekamarnya dan mulai membersihkan semua debu dan kotoran, ada beberapa lantai dan dinding yang bobrok, dia tidak bisa melakukan apapun terhadap hal itu.
Thili menaruh semua barang barangnya, setelah itu ia turun dan menemui Malis lagi.
Malis : zz.....
Thili : (kalau dilihat lihat lagi penginapan ini terlihat kumuh, bahkan tidak ada yang menghuninya selain dia)
Malis : zzz....
Thili : (bagaimana caranya ia mendapatkan uang? ia hanya tidur seharian saja, bahkan didapur tidak ada makanan sama sekali)
Thili : (mungkin aku akan menaruh beberapa dukat untuk ia membeli makan)
Thili pergi keluar dari penginapan menuju toko senjata milik Gando. Saat Thili sampai ia melihat seorang wanita di toko sedang beradu argumen dengan Gando.
Gando : sudah kubilang ini aku tidak menjual barang seperti itu, coba kau ketoko lain saja
??? : hmm~ apa boleh buat kalau begitu~
Saat wanita itu berbalik ia melihat Thili, tiba tiba wanita itu tersenyum ke arah Thili dan pergi dari toko.
Thili : siapa wanita tadi Gando?
Gando : entahlah, tadi dia sedang mencari gulungan sihir yang bisa memindahkan barang. Kau tahu? mana mungkin toko kecil seperti ini menjual barang barang seperti itu
Gando : jadi nak apa yang bisa kubantu?
Thili : aku ingin memperbaiki armorku dan juga pedangku, semuanya hancur karena goblin kemarin
Gando : hari pertama berpetualang sudah hancur semua, apa sih yang kau lawan sampai bisa seperti ini?
Thili : hanya beberapa goblin
Gando : hebat juga kau masih bisa hidup, kalau untuk armor mungkin besok sudah jadi sementara pakai pedang ini dahulu
Gando : untuk perbaikan dan pedang baru harganya 70 dukat perunggu, kuberi diskon bagus karena kau benar benar menjadi petualang
Thili : memang harga aslinya berapa?
Gando : sekitar 1 dukat perak dan 35 perunggu
Thili membayarnya dengan 1 dukat perunggu, Gando memberikan kembalian 30 perunggu. Thili bergumam tentang wanita tadi sambil berjalan keluar.
Thili : (siapa wanita tadi? aku tidak ingat pernah bertemu dengannya, aku tidak ingin terlibat masalah)
Thili pergi keguild untuk memeriksa apakah ada quest yang bisa ia ambil hari ini. Saat tiba ternyata guild sedang tutup, Thili menanyakan kepada petualang lain mengapa guild tutup hari ini.
Petualang lain menjawab guild tutup dikarenakan ada rapat serikat antar guild di kota jadi hari ini guild tutup/libur.
Thili berpikir hari ini untuk mengelilingi kota dan ke toko ramuan, Thili mengunjungi pasar untuk membeli bahan makanan lalu pergi depan gereja.
Thili hanya diam beberapa saat melihat kearah patung yang mencerminkan dewa/tuhan yang dipuja dan disembah oleh semua orang.
Thili : (tidak ada yang namanya dewa/tuhan didunia ini, meskipun ada mereka tidak peduli apa yang dialami oleh makhluk ciptaannya malahan mereka hanya menganggap ini hiburan)
Thili : (ck, ini membuatku mengingatkanku akan hal buruk. Mungkin aku akan pergi ke toko ramuan saja)
Setibanya Thili di toko ramua ia bertemu kembali dengan wanita tersebut, lagi lagi wanita tersebut beradu argumen dengan pemilik toko.
pemilik toko : aku tidak memiliki barang tersebut namun aku memiliki kenalan yang tahu akan barang itu
??? : bisakah kau menuliskan alamat tersebut?
pemilik toko : sebentar, biarkan aku mengambil kertas dan quil
??? : .... !?
??? : sepertinya kita bertemu lagi ufufu~
Thili :.!?
pemilik toko : ini dan selesai, baik kau bisa pergi ke alamat ini
??? : terima kasih, dan sampai jumpa~
Thili : permisi, aku ingi membeli beberapa ramuan untuk petualanganku
Anra : Anra
Thili : ..??
Anra : panggil saja aku Anra, ngomong ngomong ramuan seperti apa yang ingin kau cari? seperti penyembuhan? atau pemulihan stamina ataauu.... untuk mengembalikan mana?
Thili : aku akan mengambil 1 ramuan penyembuh serta ramuan pemulihan stamina dan pemulih mana masing masing 2
Anra : ok, apa ada lagi yang kau butuh kan?
Thili : apa kau memiliki ramuan peningkatan kekuatan/kecepatan?
Anra : maaf tapi ramuan seperti itu tidak dijual karena dianggap illegal, kau ingin tahu alasannya? karena itu memiliki efek samping yang luar biasa bahkan menyebabkan kematian. Ada lagi?
Thili : apakah ramuan yang kubeli memiliki efek samping?
Anra : uhmmmm..... kalau kupikir..... hm..... ahh iy, jika kau menggunakan ramuan tersebut secara terus menerus dalam waktu singkat ada kemungkinan kau akan mati, awal gejalanya kejang kejang dan muntah muntah
Anra : itu saja?
Thili : iya
Anra : kalau begitu harganya segini
Thili membayar ramuan dan pergi keluar, saat ia berjalan beberapa langkah dari toko ia bertemu wanita itu lagi.
??? : jadi itu yang kau beli?
Thili : ...!??
Lisa : tenang tenang~ tidak perlu panik seperti itu, aku bukan orang jahat
Thili : apa yang kau mau?
Lisa : dinginnya, tapi ya sudahlah~ kamu... adalah petualang yang membunuh goblin evolusi sendirian kan?
Thili : iya, jadi ada perlu apa?
Lisa : ambil bingkisan ini
Thili : apa ini?
Thili : ...?!!!
Sesaat Thili melihat bingkisan tersebut seketika Lisa menghilang dari hadapan Thili, Thili membuka bingkisan yang berisi batu permata yang mengeluarkan cahaya merah.
Setelah itu Thili bergegas pulang ke penginapannya, saat Thili membuka pintu ia melihat penginapannya berubah drastis bahkan lantainya bersih dan mengkilap.
Dinding yang bolong serta lantai yang bolong sudah hilang, bahkan saat ia berada didepan pintu ia disambut oleh Malis yang berubah drastis.
Malis : selamat datang Thili, bagaimana harimu? kelihatannya kau membawakan bahan bahan makanan akan kusiapkan makananmu sesegera mungkin
Thili : (apa yang terjadi disini? apakah uang yang kuberikan padanya digunakan untuk merenovasi seluruh bangunan? tapi itu tidak mungkin dengan hanya uang segitu)
Malis : ada apa Thili? kau terlihat kebingungan
Thili : aku tidak mengerti apa yang terjadi disini
Malis : kau tidak perlu memikirkan apapun, kembalilah kekamarmu dan nikmati makan malam. Apa yang akan terjadi besok pikirkan besok saja~
Thili tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi di penginapa, ia langsung pergi ke kamarnya, menyantap makan malam dan tidur.
bersambung...