"kamu tidak spesial"
"kamu hanyalah manusia"
"BUNUH DIRIMU"
"KAU LAGI!!!"
"DIA!!! INI ADALAH SALAHNYA"
"Bangun..."
Thili : !!!!!!! Haaahhh..... haaaahhhhh... haaahhhh....
Thili : ....
Thili : ........
Thili terbangun dengan jeringat dingin disekujur tubuhnya, tubuhnya bergetaran dan ia mencoba sedang menenangkan dirinya sendiri.
Ia tak mengerti mengapa sejak ia memulai petualangannya ia selalu mendapat mimpi buruk. Thili bergumam.
Thili : (apakah ini sebuah pertanda ataukah ini adalah peringatan, aku tka mengerti tapi aku tak akan berhenti sampai disini, diawal awal seperti ini!!)
Ketika Thili sudah mulai tenang ia segera membersihkan dirinya sendiri, sarapan, dan pergi menuju guild. Sesampainya ia disana ia bertemu dengan anggota partynya, saat ia melirik kearah lily ia teringat kembali kejadian semalam namun Thili tak ingin membahasnya.
Norman : Hi Thili! bagaimana kabarmu hari ini? ahaha..... ha....
Thili : .....
Thili : terima kasih sudah menanyakan, aku tak apa apa
Norman : be- begitu ya ahahaha- aduh!
Alex : langsung ke intinya Norman!
Norman : aku minta maaf atas kejadian kemarin, karena aku sarung tanganmu jadi meleleh kan? itu pasti berharga
Thili : tak apa, itu hanya sarung tangan biasa
Norman : .....
Alex : ...
Norman : Thili.... aku tak tega melihatmu kehilangan peralatanmu di hari pertamamu bergabung party ini, jadi kemarin aku dan Alex memutuskan untuk membelikanmu sarung tangan baru, ini bukan yang terbaik tapi tolong terimalah
Norman : ini, kuharap kau menyukainya
Thili : terima kasih aku menghargainya
Thili pun menerima dan memakai sarung tangan tersebut.
"..."
"......."
Ina : HEY KENAP SUASANANYA JADI SURAM BEGINI???
Norman : be- benar juga ya! ahahah!!!!
Alex : apa yang dikatakan Ina itu benar, kita tidak boleh terlalu memikirkan kejadian kemarin
Thili : aku tidak terlalu memikirkan kejadian kemarin, tetapi kau memberiku sarung tangan ini. Aku berterima kasih
Norman : kalau begitu ayo kita cari misi selanjutnya!!!
Sementara mereka semua mencari misi untuk dijalankan, Elvy selalu memperhatikan mereka dari belakang.
Elvy : sepertinya aku tidak salah memasukan Thili kedalam party tersebut
Elvy : walaupun Norman seperti orang yang tidak bisa diandalkan namun ia berhati lembut
Elvy : aku berharap mereka semua tetap menjadi anggota party yang utuh dan bisa mempertahankan egonya
Setelah mereka berdebat beberapa saat saat menentukan mereka terpaksa untuk memilih quest mengambil tanaman obat dikarenakan mereka tidak memenuhi kriteria untuk menjalankan quest tersebut.
Norman : AKU TIDAK SETUJU!!!
Alex : TIDAK USAH MENGELUH DASAR SIALAN!!!!
Norman : KALAU BEGITU LIBUR!!!! HARI INI LIBUR!!!
Norman : MEMANG LEBIH BAIK LIBUR SAJA!!!!
Alex : LIBUR DARIMANANYA BANGSAT!!!! KAU KIRA UANG BISA TUMBUH DARI POHON????
Alex : AKU BUTUH UANG UNTUK MEMBAYAR PERISAIKU YANG BARU INI DASAR KETUA TOLOL!!!
Norman : ORANG GILA MANA ALEX YANG MAU MENGAMBIL QUEST YANG MEMBOSANKAN DAN DIABAIKAN INI!!!???
Alex : YANG PENTING UANG, KITA BUTUH UANG
Mereka berdua terus memperdebatkan hal konyol tersebut selama beberapa waktu.
Ina : lagi lagi seperti ini, kita akan dimarahi habis habisan dah oleh petualang lain
Thili : memang seburuk itukah memgumpulkan bahan untuk obat obatan?
Ina : yang jadi masalahnya sebenarnya adalah ketika kau mengambil obat obatan biasanya kau akan diserang monster lain, jika kau membunuh/membiarkan monsternya kau tidak akan mendapatkan hadiah apapun.
Thili : jadi semisal armormu meleleh maka.....
Ina : ya, kau tidak akan mendapatkan kompensasi apapun
Ina : jadi Thili bisakah kau bujuk-
Lily : ELVY!!! KAMI INGIN MENGAMBIL QUEST INI!
Norman & Alex : HUUHHH!!!???
Norman : woi woi jangan bercanda Lily, aku adalah ketua jadi ak-
Elvy dengan tatapan kejam dan senyum menakutkannya menatap ke Norman.
Elvy : apakah kau ingin ribut ribut sekali lagi?
Norman : uhmmm.....
Elvy : apa perlu kupanggilkan ketua?
Norman : ti- tidak perlu sama sekali, benar kan Thili!!
Norman : ayo semuanya kita selesaikan quest yang sangat menyenangkan ini ahahahaha....
mereka bertiga berjalan menuju hutan disebelah selatan, saat mereka sampai didalam hutan mereka hanya menemukan 2 buah tanaman saja.
Lily : duh kenapa susah sekali mencari tanaman obatnyaa.....
Ina : bener nih..... baju ku juga jadi kotor haaa...
Norman : sudah kubilang kita seharusnya tidak mengambil misi ini..
Alex : tapi kalau kita tidak ambil quest ini kita tidak bisa dapat uang....
Ina, Lily, Norman & Alex : Haaaaaahhhh......
Thili : aku mendapatkan 1 tanaman obat
Norman : kerja bagus Thili, sekarang tersisa.....
Norman : ....
Norman : 12.....
Thili : ....
Thili : .....
Thili : aku akan mencarinya lagi
Norman : tolong ya Thili, aku berharap padamu
Thili : ok
Thili semakin mencari kedalam hutan sementara teman temannya mencari diarah yang berbeda. Tanpa disangka saat Thili mencari tanamannya ia menemukan sebuah danau kecil, danau tersebut dikelilingi oleh tanaman obat yang ia cari.
Sebelum Thili mengambil tanaman tersebut ia berpikir "apakah ini adalah sebuah jebakan? bagaimana bisa tanaman tersebut tumbuh sebanyak ini?".
"bisa saja ini pengaruh air danaunya, mungkin aku akan kembali menemui yang lainnya terlebih dahulu", gumamnya.
Thili kembali kepada rekan timnya dan memberi tahu tentang tanaman obat yang sangat banyak, tetapi saat mereka berada ditempat yang dikatakan Thili mereka tidak menemukan apapun.
Norman : Thili apakah kau yakin disini tempatnya?
Thili : aku sangat yakin sekali tempat itu berada didekat sini
Lily : uhhhmmm....
Alex : hmmm.....
Ina : Thili.... mungkin kau sedikit kelelahan, kalau begitu kau istirahat saja dengan Lily
Ina : tenang saja kami akan mencari sisanya, ok?
Thili : ok
Ina : bagus, Lily tolong jaga Thili ya
Lily : baik Ina!
Thili dan Ina pergi keluar hutan untuk beristirahat, Lily membukakan kotak bekalnya dan membaginya dengan Thili.
Lily : Ini bagianmu Thili, kau pasti lapar kan?
Thili : terima kasih
Lily : sama - sama
Thili : .....
Lily : .....
Thili : aku ingin membahas tentang yang sema-
Lily : terkadang manusia selalu berkata hal hal tidak jelas dalam hidupnya, entah itu merasa membuatnya keren/sebaliknya
Lily : gajala itu biasa disebut Disartria
Thili : ...
Thili : (kurasa ia hanya ingin mengalih topik pembicaraanya dan tidak mau membahasnya)
Mereka berdua menikmati makannya dan beristirahat selama beberapa waktu.
Thili : kurasa ini saatny untuk kemba-
Norman : aku capek daaaahhh.....
Alex : aku ingin istirahat dan juga makan...
Norman : hmm....!!!!!!
Norman : WOY KALIAN SUDAH MAKAN DULUAN?!!!!!
Norman : KALIAN TIDAK MEMGHABISKAN ROTI KESUKAANKU KAN? KAN??!!!!!
Lily : te- tenang Norman masih banyak kok rotinya
Norman : syukurlah.....
Alex : Thili, total tanaman yang sudah kami kumpulkan adalah sekitar 12 jadi kamu dan Lily hanya perlu mencari 3 tanaman lagi
Thili : ok, aku mengerti Alex
Mereka berdua kembali menyusuri hutan tersebut, mereka mencari tanamannya bersama sama namun saat sedang mencari tanamannya mereka menemukan danau kecil yang ditemukan Thili tadi.
Danau tersebut bercahaya jauh lebih terang dan dipenuhi tanaman obat yang melimpah, disaat itu entah kenapa Thili merasakan bahwa tubuhnya terbakar.
Tubuhnya terasa sangat panas, ia kesulitan bernafas. Tidak ada api yang membakar tubuh Thili sama sekali namun saat itu ia seperti berhalusinasi, saat apinya semakin panas ia tidak bisa merasakan apapun.
Panasnya berhenti, disaat itulah Thili tersadar kembali kedunia nyata. Thili menyadari bahwa Lily sudah berjalan perlahan lahan kedalam danau tersebut.
Lily : Ka- kau.....
Lily : aku tahu itu kau, kau adalah wanita peramal itukan??!!!
Lily : dimana ibuku? bagaimana keadaan ibuku?
Lily : Hey tunggu dulu kemana kau pergi? bagaimana dia tiba tiba menghilang?, huh??!!
Lily : IBU?!!!
Lily : ternyata kau ada disana? tunggu ibu aku akan segera kesana
Thili segera melompat kearah Lily dan berusaha menyelamatkannya.
Thili : Lily!! Tolong berhenti Lily, jika kau melangkah lagi aku tak tahu apa yang akan terjadi padamu!!
Lily : ahhh sang peramal itu adalah penyelamat, puja sang juru selamat
Thili : Lily kalau kau tak kunjung sadar aku akan menggunakan kekerasan
Lily : aku telah melakukan semua yang kau ramalkan, jadi beritahu aku cara untuk menghindari kematianku~
*suara yang hanya bisa didengar Lily : kematianmu sudah ditentukan sejak kau bertemu bocah berambut putih itu
Thili : Lily maaf
Lily : huh??
Thili memukul perut Lily dengan sangat keras hingga membuatnya pingsan, Thili menggotong tubuh Lily dan membawanya pergi.
Sebelum Thili pergi ia mengambil 3 tanaman obat tersebut dan melanjutkan menggotong tubuh Lily.
Sesampainya Thili di luar hutan Norman melihat Thili menggotong tubuh Lily.
Norman : Thili! apa yang terjadi pada kalian?
Thili : (aku tidak yakin bahwa aku bisa menceritakan kejadian didanau tersebut)
Thili : saat kami sedang mencari obat kami menemukan sebuah sungai, Lily tidak sengaja terseret arus sungai
Norman : kalau begitu ayo kita kembali sekarang, kita harus mementingkan nyawa Lily terlebih dahulu
Mereka segera kembali kekota dengan cepat, saat ditengah perjalanan Alex sedikit curiga dengan Thili dikarenakan seingatnya tidak ada sungai sama sekali di hutan tersebut.
Alex : (Mengapa Thili berbohong dengan apa yang dikatakannya, padahal dihutan tersebut tidak memiliki sungai sama sekali)
Alex : (Ada sebuah sungai sih, tapi sungai tersebut berada dibawah jurang yang sangat tinggi, tapi letak jurang tersebut sangatlah jauh)
Alex : (Tidak mungkin Thili dan Lily pergi ke jurang tersebut, bahkan jika benar maka Lily seharusnya sudah mati)
Thili : Norman
Norman : tenang Thili, aku sama sekali tidak menyalahkanmu
Thili : bukan itu, ini adalah sisa tanaman yang ditemukan oleh Lily. Jumlahnya 3 pas
Norman : terima kasih, namun kita bisa membahas itu nanti setelah kita sampai dikota
Mereka jalan terus sampai kekota tanpa adanya halangan, sesampainya di kota mereka menuju klinik terdekat dan memeriksa kondisi Lily.
Norman : jadi bagaimana kondisi Lily dokter
Dr. Natasha : dia tidak apa apa, hanya saja pingsan dan butuh beristirahat selama 2 hari ini
Alex : jadi dia pingsan karena apa dok?
Dr. Natasha : dari yang kulihat dia terdapat luka ringan diperutnya seperti sebuah pukulan kecil, dan juga ia terlalu banyak menghirup zat meth yang membuatnya susah bernafas, suhu tubuh meningkat, dan halusinasi
Dr. Natasha : untuk pengobatan lebih lanjut aku sarankan biar ia dirawat disini untuk selalu memastikan kondisinya tetap stabil
Norman : baik dok, terima kasih banyak
Dr. Natasha : aku hanya dokter, itu adalah tugasku
Mereka semua kembali ke guild untuk mengambil hadiah quest, mereka menjelaskan kejadian yang dialami Thili dan Lily ke Elvy.
Setelah itu Norman memutuskan untuk menghentikan pencarian quest dengan alasan tidak adanya Lily, Semuanya memutuskan untuk pulang.
Alex akan menetap di klinik untuk mengawasi kondisi Lily, Norman dan Ina pulang kerumahnya masing masing, dan Thili melakukan aktivitasnya sebelum pulang.
Bersambung.