"Hoam.... Ah, jam berapa ini?" Ia masih sangat mengantuk. Menggeliat dan mengusap mata bagai rutinitas harian, teringin melanjutkan perjalanan ke pulau kapuk, tapi sepertinya hari sudah pagi.
Termenung untuk sesaat karena otaknya masih belum memproses apapun di pagi hari, sesaat kemudian ia bangun secara mendadak. Tersentak. Melotot.
"HAH! Sial, aku bisa terlambat di kelas! Duh, dosen hari ini adalah Mr. Alex. Si dosen killer gila itu!" Gerutunya sambil memegangi kepala tanda akan frustasi.
Secepat mungkin ia beranjak dan melangkah ingin keluar. Langkahnya berhenti begitu ia menyadari bahwa ini bukanlah rumahnya. Itu adalah sebuah kamar kecil biasa. Tidak terlalu sempit, tapi sangat biasa.
"Tunggu....memangnya tadi malam aku minum alkohol? Bagaimana bisa aku masuk kamar orang lain!?" Elijah gelisah dan menggigit jarinya, kebiasaan yang dilakukan apabila ia tengah cemas.
"Sial.....sial. Bagaimana INIII???? Aku bisa dilaporkan sebagai orang gila yang menerobos masuk!!!!" Teriaknya.
Elijah adalah orang yang sangat ekspresif, ia dengan bebasnya menunjukkan ekspresinya dimanapun dan dalam keadaan apapun seperti sekarang ini. Elijah menarik napas, tidak ingin menjadi gila dan menghancurkan seisi ruangan, ia memutuskan untuk mencari petunjuk.
Dilihatnya kamar itu, sangat biasa. Bahkan tidak ada cermin! Siapa yang hidup seperti ini?
"Yah, mungkin kalau mahasiswa akhir semester, masuk akal sih." Batinnya
Rasa penasaran yang berkecamuk sampai membuat Elijah melupakan konflik utama pagi harinya. "Terlambat masuk kelas".
Secara tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka.
Refleks mendongak dan melihat siapa gerangan yang membuka kamar itu, apakah pemiliknya? Apakah ia akan dilaporkan polisi? Elijah semakin panik dan bingung.
"Rachel, kenapa ribut sekali? Apa terjadi sesuatu?" Elijah yang lemot, kini semakin tidak bisa memproses seseorang di depannya yang memanggilnya tidak dengan namanya.
"Rachel, siapa itu? Dan siapa orang ini? Bagaimana bisa dia kenal denganku? Bukankah aku menerobos rumahnya ya!?"
Pemikiran Elijah semakin lambat dan menimbulkan banyaknya salah pemahaman.
"Tunggu.. rambut coklat itu... dia sangat tampan! Sepertinya aku pernah melihatnya..." Dalam sepersekian detik, menatap dalam wajah lelaki muda di depannya. Sontak matanya terbelalak.
"Ada apa, Rachel?" lelaki tampan itu kebingungan melihat tingkahnya.
"Bocah ini...Baal!!" Elijah membatin. Ia menutup mulutnya karena terkejut. Tapi tak bisa menahan kalimat yang akan keluar,
"Si protagonis pria!!" Ucapnya