Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

GERBANG AWAL

🇮🇩AGNI_UBED
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.4k
Views
Synopsis
Dunia kini sudah hancur. degradasi berpikir manusia sangat terasa faktanya. Agresi militer sudah berhenti satu dekade lalu, semua negara dalam tahap perbaikan. di luar itu kontribusi negara terhadap tatanan masyarakat tidak diperhatikan dan imbas dari Peperangan mempengaruhi semua aspek kehidupan. klasifikasi masyarakat menjait peristiwa yang di luar nalar. krisis sandang-pangan membuat manusia akhirnya memakan sesama agar bisa bertahan hidup di alam bumi. penjarahan, subversif, kudeta masyarakat ke pemerintah menjadi momok menakutkan bagi anak-anak yang sedang bertumbuh, mereka menyaksikan kekerasan setiap harinya. ada sebuah ramalan yang menyatakan bahwa di masa depan yang tengah kacau balau akan ada ratu adil datang. menyelamatkan kesesatan dan kesengsaraan manusia dengan cara yang abstrak. dharma seorang anak yang diwarisi kekuatan oleh para leluhur untuk memperbaiki dan mempertahankan umat manusia dari kepunahan. seorang anak dengan tidak sengaja membuka portal dimensi lain menggunakan gelombang otak. ditengah kekacauan ia menambahkan beban pikiran manusia untuk terus bertahan dari berbagai ancaman dan ditambah makhluk luar dimensi yang akan memporak porandakan alam bumi. malam mencekam melantunkan ritme KARINDING menghiasi pendengaran jiwa seolah alat musik ini membawa spirit yang membara terhadap keberadaan dimensi luar. "tidakkah mungkin seorang manusia bisa menelaah metafisika dalam kacamata Buhun(dulu)" Tanya seorang guru. ramuan jahat telah dibuat untuk merusak para petarung agar tidak bisa berubah ke dalam mode Jirah, tidak semua manusia ingin menumpas musuh ada juga manusia yang memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan pribadi dan bekerjasama dengan mahluk lintas dimensi agar dirinya dapat disembah dan diagungkan. persoalan semakin menambah beban pikiran manusia semakin kacau, pola pikir mereka sedikit demi sedikit rusak dan mudah terhasut oleh musuh sehingga alam bumi diperiksakan kacau balau nantinya. namun petualangan akan tetap dihadapi para petarung dengan backing Karuhun(leluhur) yang turun kembali ke masa sekarang.
VIEW MORE

Chapter 1 - DIMULAI

Agresi militer meletus satu dekade lamanya, semua hancur tak tak karuan imbas terhadap semua aspek kehidupan. Dunia sedang kacau dengan para pemimpin yang sering mementingkan egonya, mereka menghiraukan seluruh lapisan masyarakat yang menangis terkena dampak peperangan.  Tidak tanggung sepuluh negara melancarkan serangan satu sama lain hanya karena harga diri negara mereka dipertaruhkan demi satu atau beberapa hal lain.

Satu rekam jejak buruk membekas terhadap semua ingatan masyarakat. Mereka dipaksa jegat senjata dan ikut berperang, dengan landasan negara membutuhkan SDM dan kuantitas prajurit agar tetap kokoh dalam pertahanan. Dari sana orang yang sudah dewasa wajib mengikuti latihan militer, baik itu pria atau wanita semua harus menjalani proses latihan, tidak ada kesenjangan gender dalam hal ini, demi membekali basic bertempur dan bagaimana caranya berperang walaupun itu hanya sebatas teknik dasar.

Serangkaian peristiwa kejam terjadi selama sepuluh tahun itu, mengerak dalam memori mereka sehingga memengaruhi struktur berpikir yang kemudian ketika dihadapkan dengan masalah, kekerasan adalah jalan utama untuk menyelesaikan.

Namun ketika agresi militer telah selesai lewat jalur diplomasi, keadaan tetap saja kacau melahirkan kudeta yang dilakukan warga terhadap pemerintah atas dasar ekonomi dan sandang pangan yang kian semakin langka. Ketika perut kosong, lambung sakit, dan nutrisi tidak terpenuhi maka SDM mulai menurun nilainya. Sekolah ditutup, dan hanya rumah sakit lah yang dibuka itupun hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk contohnya pemerintah dan jajaran warga menengah ke atas yang mengungsi ketika peperangan terjadi dan kembali ketika telah usai.

Supermarket hancur, bahkan pasar tradisional sudah tidak berfungsi selama hampir setengah abad, hal ini terjadi sebab masyarakat modern menyimpan rasa malu ketika berbelanja di pasar tradisional. Oleh karenanya dengan keputusan bersama pasar tradisional resmi ditutup. Mengenyampingkan manfaat yang telah ada selama ratusan tahun.

Kemunduran daya pikir manusia semakin menjadi, sebagian orang memutuskan mengakhiri hidup mereka dengan cara bunuh diri daripada hidup dalam kesengsaraan. Sebagian orang lagi hidup dalam bayang-bayang kegelapan dengan perut penuh kelaparan dan rasa khawatir akan indahnya hari esok. Hingga pada akhirnya kanibalisme merasuki pemikiran manusia untuk sebagian orang. Mereka dengan belalah melahap daging sesamanya, orang-orang yang bunuh diri dijadikan santapan segar atas perut yang sudah tidak bisa ditoleransi rasa laparnya. Makin kesini kaum kanibalisme semakin frontal, target mereka semakin luas merambah ke seseorang yang sedang mengungsi di tempat-tempat terpencil dan pedalaman hutan belantara, mereka mencari sasaran mangsa di tengah pelosok hutan agar kejahatan mereka tidak terhendus oleh pihak lain.

Pohon berubah menjadi anala besar, oksigen segar kini sudah didapatkan. Merobohkan semua sumber kekayaan alam untuk kepentingan seseorang. Anomali cuaca sangat tidak bisa diprediksikan, langit berubah warna jadi kemerahan dengan bertaburannya abu pohon yang sudah dibakar, asap mengumbar di udara merusak mata dan penciuman manusia menambah kesengsaraan. Ini sepertinya simulasi dari akhir zaman yang semakin dekat dan gambaran surga bagi para penguasa.

Dharma dan panca meyakinkan bahwa mereka manusia yang masih berbudaya yaitu BERAKAL dan BERUPAYA untuk hidup yang lebih baik walau pada faktanya semua paradigma telah menggerogoti logikanya.

Alur cerita tuhan menumbuhkan kekecewaan bagi umat manusia, berbeda dengan apa yang dipikirkan dharma ditambah lagi dengan mimpi yang ia alami semalam membuatnya yakin dengan terangnya hari esok. Semangat membara mengobar dalam peredaran darahnya. Tekad yang kuat menciptakan keimanan yang hebat

"Di mana kita akan makan?" Tanya panca sembari  mengerutkan wajahnya.

"Di antara takdir Tuhan yang menegaskan kebenaran." Jawab dharma memegang kepala panca sambil mengelus-elus.

"Aku lapar, jadi ayo kita cari makan!" Panca berdiri lalu menarik tangan kakaknya.

"Sini Kaka gendong biar kamu ada tenaga," dharma membungkuk lalu panca menaiki punggungnya. Kedua Kaka beradik ini akhirnya beranjak untuk mencari sesuap makanan.

Lembaran judul telah diceritakan dharma untuk menghibur adiknya yang sedang kelaparan selama perjalanan mencari makanan. Hutan yang lembab membuat jalan setapak sangat licin, sering kali mereka hampir jatuh. Namun ketahanan dharma dalam berdiri membuat ia tetap kokoh mengendong satu-satunya keluarga yang dimiliki yaitu panca.

Dari arah selatan tendengar gemuruh suara yang berdatangan, sepertinya mereka adalah kelompok kanibal yang ingin mencari mangsa. Terlihat parang yang sering diacungkan ke atas dan bau darah yang sangat menyengat menjadi tanda awal datangnya sekawanan kanibal.

"Kak ada kanibal!! Ayo kabur!!" Panca sangat panik, dia sepertinya sudah sering bertemu dengan kelompok kanibal sampai sudah mengetahui tanda² mereka datang.

"Kamu tenang yah," jawab dharma memenangkan adiknya yang terus saja bergerak di atas punggungnya.

Suara mereka semakin mendekat, saut parang semakin terlihat jelas, bau darah menusuk ke Indra penciuman dharma dan panca. Pandangan dharma tak karuan, bingung harus lari kemana sedangkan suara para kanibal semakin mendekat. Jika mereka terlihat maka tidak ada kesempatan untuk selamat dari kejarannya.

Akhirnya dharma mendengus tajam, napasnya keluar masuk dengan cepat, tampaknya dia sangat panik. Kakinya bergerak tanpa diperintah sedikit berlari sambil sering menengok kebelakang mengecek apakah mereka melihatnya. Kelokan tajam disusuri dharma dengan gestur tanah yang licin, turunan yang curam ditambah batu kerikil selalu menempel di jalan setapak itu, membuat sayatan kecil terhadap kaki dharma. Dharma berjalan tanpa alas kaki, pijakan kakinya menentukan kokohnya sebuah makna hidup. Jantung dharma seolah-olah berhenti beroperasi karena adrenalin memuncak bergejolak dalam benaknya. Irama langkah membuat nada indah, kejutan itu membuat keberadaan dharma disadari oleh para kanibal walau jarak mereka kurang-lebih setengah kilo meter.

"Ada mangsa!!! Ayo kejar!" Teriak sang ketua kelompok mengajak sebagian anggotanya berlari mengejar dharma.

"UYEAHH!! MAKAN LAGII!!!" para anggota bersorak girang, anila kekejaman sedang memuncak.

"Kak ayo lari. Mereka datang," desis panca menepuk pundak kakaknya berulang-ulang.

Dekapan panca semakin erat, berkereketan giginya mengetahui mereka sedang dikejar, air mata dengan tidak sadar mengucur ke pundak dharma. Panca menangis meratapi nasib yang sangat buruk menimpa mereka. Alih-alih ingin mencari makanan agar tetap hidup, mereka harus berlarian cepat agar terhindar dan dijadikan makanan untuk hidup.

Derap langkah para kanibal semakin dekat dengan panca dan dharma. Karena dharma letih larinya kini semakin pelan, penglihatannya semakin redup, kepalanya kini terasa sangat pusing. Keringat membasahi hampir seluruh badan hingga pegangan erat mengendor sedikit demi sedikit. Sudah hampir tiga hari mereka belum jua menemukan makanan. Membuat tenaganya terkuras habis detik itu juga.

Gundah kebingungan merayap membeku, akal sehat sudah mati, seperti mereka akan berakhir di sini.

Kebahagiaan yang dinantikan hirap bersamaan dengan jatuhnya raga dharma ke tanah, ia terpeleset oleh licinnya jalan setapak dan habisnya tenaga. Kepala panca terbentur ke pohon dekat tubuh dharma, sedangkan dharma pingsan seketika itu juga.

Entah bagaimana nasib Kedua insan muda ini ketika mereka jatuh pingsan.

Beberapa menit kemudian, Tubuh dharma dan panca terdeteksi dan ditemukan oleh para gerombolan kanibal.