Chapter 83 - BAB 74

"VEGAS!!"

Dari katedral Stormy Duomo, Pete berlari menyusuri lorong-lorong bangunan menuju ke ratusan anak tangga yang terus menanjak tinggi. Anehnya, meski nyata-nyata Vegas tengah membidik seseorang di depan sana, tak ada seorang pun warga yang panik. Mereka tetap melanjutkan kegiatan masing-masing, begitu pun para turis yang datang melancong. Kegiatan jual beli tetap berlanjut, foto-foto juga berlanjut, bahkan anak kecil di jalanan hanya melongo melihatnya ngos-ngosan mengejar.

Ah, apa di sini sudah biasa?

"VEGAS! VEGAS!!"

Pete terus berteriak karena dia yakin takkan ada yang paham bahasa yang dia ucapkan.

DOR! DOR!!

"HAHAHAHAHHAHAHAHA!!" Gilanya, suara tawa freak itu tak berhenti meski Vegas memuntahkan pelurunya berkali-kali.

DOR! DOR!! DOR!!

"FUCK!"

"TANGKAP AKU, BRENGSEK! HA HA HA HA!!"

Pete pun mempercepat larinya sebaik yang dia bisa. Pemandangan sekitar sampai membaur dan pudar. Namun, tak ada yang lebih mengkhawatirkan daripada Vegas yang tidak sanggup membidik. Sebab sang kekasih jarang meleset saat menginginkan kematian seseorang. Tapi ini?! Kenapa musuhnya selalu lolos?!

"ULULULULULULULULU!!! HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!"

Malahan makin menjadi-jadi. Tawanya begitu keras, membahana, dan kasar mirip barbarian tak terdidik yang hanya bisa bercawat kemana pun mereka pergi.

"KALIAN ENYAH!!" perintah Vegas sangat geram. "MENYEBAR KE LORONG LAIN DAN TANGAKAP SECEPAT MUNGKIN!"

"BAIK!"

DOR!! DOR!! DOR!!

Saat keenam bodyguard Vegas mencari jalur sendiri untuk mengejar, Pete malah melompati pagar untuk cepat sampai di sisi lelaki itu.

"VEGAS!!"

DEG

"PETE?!"

KACRAK!!

Hapal kebiasaan sang kekasih, Pete pun langsung merebut dua pistol yang tersembunyi di pinggang Vegas. Dia menyusul berguling di bawah bangunan tinggi. "AKU IKUT!" kata Pete. "Ceritanya nanti saja! Sekarang beritahu aku musuh kita yang mana!" tegasnya. Sebelum menyusul Vegas masuk ke sebuah mobil curian.

BRAKHHH!!

"SEPERTIKU!" kata Vegas sambil menutup pintu mobilnya kasar.

"HAH?!"

"YANG PASTI MUKANYA BENAR-BENAR SAMA DENGANKU!"

BRRRRRRMMMMMMMM!!

"VAFFANCULO! LA MIA AUTO!" (*)

(*) Italia: Brengsek kau! Itu mobilku!

Tak peduli makian istri pemilik mobil yang membeli hotdog di pinggir jalan, Vegas tetap memacu kendaraan itu bersama dengan sang kekasih. Pete juga menendang keluar si suami yang tidur dari sebelah kursi kemudi.

Membuat orang itu terguling jatuh. Menabrak tanaman hias, padahal tadinya tidur menjaga setir.

"HEEEIIII!!"

... dan bla bla bla bla ....

Pete serta Vegas kompak tidak melihat raut muka jengkelnya yang memantul di kaca spion.

Mereka pun melesat bagaikan angin. Melewati jalur kanal besar yang entah apa namanya, hingga Pete merasa mabuk. Namun, kali ini dia tak melarang Vegas melakukan kemampuan uniknya dalam menyetir. Lelaki itu bahkan bisa nekad membuat kendaraan mereka terbang menjebol gerbang, kalau itu memang diperlukan untuk mendapat target.

"OKE! JADI DIA ADALAH KLONA-MU?!" tanya Pete membentak--memang harus begitu kalau ingin suaranya terdengar diantara deburan ombak laut sekitar.

"SHIT! MERUNDUK!"

SRAAAAAAAAAKHHHHHH!!

DORRR!! DORRR!! DORRRR!!

DORRR!! DORRR!! DORRR!!

Vegas sempat-sempatnya menempeleng kepala Pete sebelum berevolver ke jalur sempit. Dia tidak akan membiarkan peluru balasan mana pun mengenai kepala lelaki itu hingga Pete yang lengah hanya bisa tercenung. Dia pun bertahan memeluk pangkuan Vegas. Lalu mencari-cari tombol untuk menutup atap kendaraan mewah tersebut.

"BRENGSEK LAH! MANA BAGIAN ITU!" teriak Pete frustasi. Mungkin karena merek mobil ini tak pernah dipakai Keluarga Theerapanyakul, dia jadi bingung dengan desainnya saat mencari-cari. Meskipun begitu, akhirnya dapat juga dan dia segera duduk kembali.

"Nice ...." puji Vegas sambil tersenyum tipis. Lelaki itu tidak menoleh. Namun, Pete cukup tersanjung apalagi mereka bertemu lagi. Sayang situasi itu tidak bertahan lama. Begitu Vegas menjebol pagar kanal, mereka pun melayang di udara sepersekon detik dengan geraman mesin yang sangat berisik.

BRRRRRMMMMMMMMMM!!!

"AWASSSS!!!"

Sraakhh!

Giliran Pete yang membelokkan setir secara paksa sebelum mereka menabraki barisan para pedagang di seberang sana.

BRAKH!!

"AAAAAAAAAAA!!"

Teriakan orang-orang sipil pun begitu nyaring saat mereka lewat sembrono. Namun, tak ada satu pun yang terserempet hingga keduanya kehilangan jejak klona Vegas di balik kelokan jalan.

"KENAPA DIA CEPAT SEKALI?!" omel Pete entah kepada siapa. "GILA!!"

Oktaf mereka pun turun setelah melewati jalanan yang lebih mulus.

"Karena dia punya kemampuan parkour," kata Vegas dengan mata yang nyalang ke depan. "Dan kita harus menangkapnya sebelum lewat 1 jam."

"Hah?!"

Vegas justru berteriak ke semua bodyguard-nya. "APA ADA YANG MENEMUKANNYA?!" tanyanya sambil memencet earpiece.

"Belum, Khun Vegas! Kami kehilangan dia setelah ke jalur kota!"

"Dia cepat!"

"Shiaaa!! Tadi baru lewat sini!"

"ARAH MANA?!"

Tiba-tiba suara truck dan beberapa mobil bertabrakan riuh sekali di seberang sana.

TIN TIIIINNNNN!!!

"ARRRGGGGHHHH!!"

"BAHAYA!!"

"MINGGIR!!"

"AAAAAAAAAAAAAA!!"

BRAKHHH!! SRAAAAAKHHH! BRAKH!! Psssss ....

BOOOMMMMMM!!!

Terdengar seperti tabrakan beruntun yang teramat parah.

....

...

..

Suasana pun senyap sejenak sebelum earpiece Vegas berbunyi. "Maaf, Khun Vegas!! Tempat ini macetnya semakin parah!" teriak salah satu bodyguard panik. "Sepertinya "orang tadi" sengaja menempelkan benda entah apa di mobil-mobil ini agar meledak--tapi kelihatannya punya efek magnetik juga. DIA HILANG!"

"...."

BRAKH!

Vegas pun memukul setirnya kesal. "Dammit!" makinya. Lalu menambah kecepatan sekali lagi.

"Vegas ...." Pete sampai menyentuh lengan sang kekasih agar emosinya tidak terlalu naik. "It's okay. It's okay. Bagaimana kalau tenangkan diri dulu sebelum kita melanjutkan pengejarannya?"

BRAKHHH!!

BRAKHHH!!

BRAKHHH!!

Vegas tetap menyalurkan murkanya sebelum berhenti di tepi jalan. Dia meremas rambut, mengomando pasukannya untuk berhenti, lalu dipeluk Pete meski dia enggan sekali. Kemari, Vegas.

"Tenang, tenang ...." kata Pete sambil menahan paniknya sendiri. Lelaki itu bahkan melepaskan tangan Vegas dari setir agar tidak gemetar penuh emosi lagi. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa mendadak ada klonamu? Dan untuk apa kau mengejar dia?" tanyanya ulang. "Kau tidak harus menghadapinya sendiri."

SSSAAAKHH!

"Shit."

Vegas pun mendorong Pete karena dadanya masih terlalu panas. Dia tahu, itu memang kasar untuk ukuran orang tercinta, tapi dia tidak mau menggampar Pete saat emosinya masih sangat tercoret-coret.

Meskipun begitu, Pete tetap mencoba mengajak bicara dengan nada selembut-lembutnya. "Vegas ... apa aku bisa membantumu melakukan sesuatu?"

"HAHHHHHH!" teriak Vegas sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. "Tadinya aku di Regio Di Calabria!" Rautnya begitu keras, dan Pete tahu ini bukanlah permasalahan yang sepele. "Kinn bilang, Laura dalam bahaya. Dan aku harus mengambilnya dari lab secepat mungkin. Tapi apa kau tahu apa yang aku lihat?"

"...."

BRAKHHH!!

Vegas memukul setir sekali lagi. "Sshsshhhh ...." desisnya. Tak sanggup lagi berkata-kata, apalagi ada Pete di sini.

"M-memang apa yang kau lihat, Vegas?" tanya Pete dengan dada berdebar aneh. Entah kenapa, dia juga tidak nyaman dengan situasi saat ini, lebih-lebih Vegas mengepalkan tangan seperti ingin membunuh seseorang di tempat.

"Aku pasti akan menghukum siapapun yang membuat "salinan" kotor seperti itu ...."

Regio Di Calabria, Sisilia, Italia.

4 Jam Sebelumnya ....

Seperti kata Kinn, Vegas sampai di Regio kurang dari 90 menit. Dia sudah bisa memarkirkan helikopter ke sebuah bukit tidak jauh dari pantai, lalu menyasar koordinat laboratorium AI Laura. Dia beserta semua bodyguard yang dibawa menggerebek tempat itu dengan beberapa asap dan granat di bagian luar bangunan.

BOOOMM!! BOOOMM!! BOOOMM!!

KRIIIIIIIIIIIIIINGGGGGGG!!!

Begitu alarm berbunyi nyaring, Vegas langsung menyerbu masuk.

BRAKKHHHH!!!

"BERGERAK!!" teriak Vegas setelah masuk ke dalam. Semua kaki tangannya pun menembaki orang-orang di dalam yang sudah dia duga adalah klona. Namun, tidak butuh waktu lama, mereka juga langsung melarikan diri sebelum para jejadian itu mengaktifkan mode serangnya.

[Peringatan! Peringatan! Hitung mundur untuk mode tempur dalam waktu 20 menit]

Seketika, bawahan Vegas pun melapor histeris.

"TUAN VEGAS! WAKTU KITA HANYA SEDIKIT!!"

Sebab sistem otomatis klona yang terancam memang bisa aktif begitu saja. Mereka berhenti dari kegiatan masing-masing, tampak seperti robot yang bergerak kaku untuk disiapkan dalam perpindahan mode, lalu menutup mata hingga waktunya tiba.

"TAK MASALAH! KITA HARUS TETAP FOKUS MENEROBOS BARIKADENYA!" teriak Vegas sebelum masuk ke dalam lift yang tampak sangat futuristik.

"BAIK!!"

Tidak ada manusia asli di tempat itu. Sebab, saat beberapa penjaga kena ledakan granat sekalipun, luka-luka mereka bisa kembali normal dalam hitungan menit.

"Hossssh ... hosshhh ... hossshh ... hosssh ...." Diantara 6 orang yang masuk ke dalam, tak ada satu pun yang tenang dengan situasi saat itu. Mereka saling pandang saat mesin naik ke atas. Angka terus bergulir setiap detik, kokangan senjata juga mengerat, tapi mereka justru tidak menemukan apapun di dalam ruang inti sistem Laura yang pintunya terbuka.

"SIAGA!!" perintah Vegas begitu mereka menyisir tempat tersebut.

KACRAK!! KACRAKK!! KACRAKK!!

Padahal, banyak piranti AI yang bertebaran. Namun, tidak ada satu pun klona yang disiapkan sesuai bayangan Vegas di dalam sana.

"Kemana mereka semua sekarang, hah?!" batin Vegas murka. Dia dan para bodyguard tetap berlari ke tempat-tempat yang dirasa mencurigakan.

Lorong-lorong, bangsal penyimpanan klona baru, dan masih banyak lainnya.

Semua kosong. Semua sepi, selain pekerja klona yang pura-pura sibuk di luar sana. Suara ketukan langkah mereka sampai terdengar ribut, padahal tidak ada asli terlalu heboh selama di dalam.

"Tuan Vegas, apa kita harus keluar untuk mencari di tempat lainnya?" tanya salah satu bodyguard. "Bisa jadi wanita itu sudah dibawa ...."

"Tidak! Jangan! Aku percaya Kinn tidak keliru. Aku yakin dia di sini," kata Vegas. Lalu sengaja berputar beberapa kali dengan senjata aktif untuk memastikan tak ada titik buta terlewat. "Pasti di suatu tempat. Pasti ada. Lagipula, kalau sepi mendadak, seorang pengendali pasti ada di sini."

DEG

"Maksud Anda adalah musuh Tuan Kinn?"

KACRAK!

"COBA PIKIR DAN JANGAN BANYAK TANYA, TOLOL!" kata Vegas sambil menodongkan moncong pistolnya ke kening si bodyguard pengganggu. "Atau aku sendiri yang meledakkan kepalamu di tempat ini."

Bodyguard itu pun meneguk ludah.

Glek.

"Baik."

Mendadak ada suara lelaki tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Hmmm ... hhhmm ... hmmm ...." gumamnya. "Kenapa berisik sekali. Padahal sudah bagus kalau laboratorium kubuat tenang dan nyaman seperti ini."

DEG

KACRAKK!!

"SIAPA DI SANA?!"

Ternyata, sosok yang diancam Vegas malah keluar dari persembunyian dengan begitu santai. "Halo? Oh ... ternyata ada tamu di tempat ini," kata sosok yang wajahnya pernah Vegas lihat dalam data flashdisk Arm itu. "Kalau begitu selamat datang, Vegas asli. Apa kau senang dengan rekreasi yang tersedia? Aku bisa membawamu ke wahana pembantaian seru hanya jika mau saja."

Bersambung ....

Sial ... udah 20 gambar. Asli. Yaudah bersambung dulu.