Membuka matanya, satu-satunya orang yang masih berada di tempat dia bernyanyi hanyalah Vermillion. Mau tidak mau Nero bertanya, "Master, kemana perginya teman-teman yang lain?"
Melihat Masternya masih tidak menjawab, Nero mencoba mendekat lalu mendongak ke atas, "Master, apa yang sedang Anda gumamkan? Yang lainnya kemana?"
"Hmm?" Mencium bau harum bunga, Vermillion segera tersedar. Tanpa dia sadari, si cantik sudah berada sangat dekat di depannya.
"Akhirnya Anda tersadar. Omong-omong, dari dekat, Anda memang terlihat cukup tampan... Maukah Anda menjadi kekasihku?" Nero mengobah topik pembicaraan secara tiba-tiba.
"Menjadi kekasih? Nero, kita baru mengenal." Vermillion keheranan.
"Jika Anda menyukai sesuatu, pastikan untuk bertindak cepat! Inilah prinsip saya." Nero mengangguk dengan riang.
"Tapi maaf, aku harus menolak."
"M-mengapa? Apakah saya kurang cantik?" Nero terkejut.
"Tidak perlu pacaran, langsung saja menikah." Jawabnya sambil tertawa.
"Hei! Ternyata Anda menginginkan Kaisar Roma ini menjadi istri Anda? Sungguh berani! Tapi saya menyukainya." Nero memeluk lengan berotot pria itu dengan gembira, "Tapi, bukankah Anda sudah bersama dengan wanita-wanita yang lain? Nampaknya saya memang benar terlambat."
"Tidak ada kata terlambat, Nero."
"Umu! Ngomong-ngomong, Master, dimana yang lainnya?" Setelah berpelukan, Nero kembali bertanya.
"Mereka pergi untuk menyiapkan perjamuan makan. Pastikan untuk menyanyikan lagumu untuk mereka nanti."
"Baiklah." Angguknya, "Mereka pasti mengira bahwa konserku akan menghabiskan banyak energi, jadi mereka ingin menyiapkan makanan terlebih dahulu untukku. Umu, pasti begitu. Nanti saya akan bernanyi untuk mereka dengan lebih bersungguh-sungguh!"
"Bagus kalau kamu mengerti, Nero. Nanti gunakan saja Noble Phantasm-mu agar mereka bisa lebih mengapresiasi nyanyianmu."
"Aku mengerti, Master! Saya akan membawakan lagu baru untuk Master juga, hehe~"
"..." Keringat dingin langsung mengucur.
"Nero, Hanging Garden perlu dijaga, jadi aku tidak bisa hadir. Bukankah aku sudah mendengarmu bernanyi penuh barusan?"
"Apakah Master tidak ingin mendengarkanku bernanyi?" Nero terlihat agak sedih.
Memeluk wanita itu secara tiba-tiba, kemudian Vermillion menciumnya. "Bukan begitu, Nero. Aku ingin, tapi aku memang perlu berjaga. Nati kamu dapat bernanyi untukku secara pribadi jika kamu mau, bagaimana?"
Walaupun Nero adalah wanita yang sangat proaktif, tapi ini merupakan pertama kalinya dia dicium.
"Umu." Nero mengangguk secara mekanis, masih pusing oleh ciuman barusan.
Kalau begitu mari kembali ke atas. Tubuh Nero dibungkus oleh aura hijau, kemudian mereka berdua terbang ke Hanging Garden.
-----
read chapter 199 on;
patréon.com/mizuki77