Chereads / One Piece: Pemanggil Servant / Chapter 141 - Bab 141

Chapter 141 - Bab 141

"Scheherazade, tahukah kamu di mana Jimmy berada?"

"Setahuku dia pindah ke area luar pulau setelah dirawat oleh Tsunade." Jawabnya.

"Bisakah kamu mengantarku ke sana?"

"Baik, rajaku."

"Semuanya, kalian dapat kembali ke kastil, aku ingin mengurus sesuatu dulu."

Dalam perjalanan, tatapan para penduduk pulau di arahkan kepada mereka berdua. Ada yang takut, ada juga yang terkesima, sama sekali berbeda saat pertama kali rombongannya mendarat di pulau ini.

Setelah menyaksikan pertempuran sebelumnya, kini yang tersisa hanyalah rasa takut.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka berdua sampai di sebuah gubuk di mana Jimmy berada.

Bertelanjang dada sambil menghadap ke arah laut, Jimmy mengayunkan pedangnya dengan keras beberapa kali.

"Sepertinya kamu sudah pulih." Sapanya sambil menatap bekas luka tebasan yang disebabkan oleh Musashi.

"Melihatmu membangun gubuk di sini, nampaknya kamu masih tidak berkeinginan untuk meninggalkan pulau."

"Marshal Blue? Mengapa kamu datang kepadaku? Mungkinkah kamu ingin aku meninggalkan pulau ini?" Jimmy bertanya setelah menyarungkan pedangnya.

"Tidak, sebaliknya aku ingin membuatmu menjadi pengelola pulau."

"Apakah kamu ingin merekrutku?" Jimmy terkejut, "Tidakkah kamu takut aku akan membalaskan dendam rekan-rekanku?"

"Aku merasa bahwa hubunganmu dengan mereka tidak terlalu baik." Vermillion mengungkapkan pendapatnya.

Mendengar hal tersebut, Jimmy diam sesaat, kemudian meraih pedangnya, "Jika aku memenuhi permintaanmu, bisakah aku berlatih dengan Musashi?"

"Tentu." Angguknya, "Selain Musashi, sebenarnya ada pendekar pedang lain di kelompokku. Jika kamu ingin, kamu dapat berlatih dengan mereka juga. Kebetulan salah satu dari mereka berhasil mengalahkan Garp kemarin."

"Ya, aku telah mendengarnya. Walaupun tidak hadir di zona pertempuran, tapi aku masih merasakan fluktuasi energi pedang yang kuat." Angguknya.

"Jadi, apa keputusanmu?" Tanyanya.

"Setelah sekian lama tinggal di pulau ini, jujur saja saya tidak ingin pergi. Jika saya dapat berlatih dengan pendekar pedang yang hebat seperti Musashi, maka saya setuju."

"Wise choice." Menepuk pundak pria itu, dia melanjutkan, "Jangan khawatir, selama kamu bekerja kepadaku, aku akan memberikanmu upah yang adil."

"Omong-omong, karena aku berencana mendekorasi kastil, kamu tidak bisa tinggal di sana."

"Fair enough, bagaimanapun kamu adalah Rajanya." Angguk Jimmy.

"Bukannya aku tidak ingin, hanya saja ada hal berbahaya yang akan aku tempatkan di sana. Demi keselamatanmu, kamu tidak bisa masuk begitu saja." Dia melanjutkan, "Ketika terjadi penyerbuan dan kamu tidak dapat menghentikan mereka, kamu dapat menjebak mereka untuk masuk ke dalam kastil, mereka pasti akan terhibur."

"Membiarkan musuh masuk ke dalam kastil merupakan kelalaian besar. Sebagai bawahan, aku tidak akan membiarkan mereka masuk sebelum mereka melangkahi mayatku."

"Aku menghargai ketulusanmu, Jimmy." Pujinya sambil tersenyum puas.

"Baiklah, nanti aku akan meminta rekan-rekanku membagikan bendera kita kepadamu. Kamu dapat menggantungnya di berbagai area pulau."

"Sebelum kami pergi, aku akan memberi tahu penduduk pulau bahwa kamu yang akan menjadi pengurus utama. Kalau begitu, sampai jumpa." Setelah itu Vermillion dan Scheherazade kembali ke kastil.

Di atas kapal perang yang berlayar menjauh dari Duel Island, para prajurit kapal terlihat telah kehilangan semangat juang mereka. Setelah mengalami kekalahan telak, kini mereka mengalami depresi.

"Itulah yang berhasil aku pelajari dari mereka." Garp memberitahu Sengoku apa-apa yang dia ketahui.

"Raja dan Ratu dengan senjata ampuh, kah... Marshal Blue memiliki anggota yang luar biasa di kapal mereka." Di Marine HQ, Sengoku memegangi kepalanya yang pusing.

-----

read chapter 176 on;

patréon.com/mizuki77