Ketika Vermillion sampai di ruang tamu, meja makan telah diisi penuh dengan makanan lezat.
Untuk sarapan pagi, hal ini bisa dikatakan sangat mewah.
Selain makanan, mata Vermillion juga tertuju pada Artoria. Di sana dia melihat Artoria yang memancarkan tatapan antusias akan makanan melimpah tersebut.
Saat Artoria melihat kedatangan Masternya, pipinya langsung menggembung cemberut, "Sungguh, mengapa Anda terlambat? Menunda makan selama pawai adalah hal yang tabu, Master."
"Haha, tolong maafkan aku, Artoria." Melihat ekspresi cemberut Artoria yang imut, Vermillion merasa terhibur sambil meminta maaf.
"Sebenarnya, kamu tidak perlu menungguku. Jika kamu ingin makan, maka makanlah, aku bisa meminta Emiya untuk menyiapkan makanan untukmu terlebih dahulu jika kamu mau." Kata Vermillion.
"Bwahaha! Sahabatku, jika Minamoto tidak menghentikannya, dia pasti sudah makan sejak tadi." Kata Gilgamesh sambil rebahan di sofa panjang.
"Minamoto bersih keras untuk menunggu kedatanganmu, dia bahkan tidak segan-segan untuk menghunuskan pedangnya jika ada yang berani makan terlebih dahulu."
"Bagiku, tidak masalah, toh aku tidak sedang terburu-buru. Sebagai teman, merupakan tugasku untuk menunggumu datang."
Mendengar informasi tersebut, Vermillion langsung memandang ke arah Minamoto dengan tatapan terkejut.
"Sayangku, katakan ah~" Mengambil sumpit, Minamoto ingin menyuapi kekasihnya dengan makanan.
Melihat Minamoto ingin memperlakukannya seperti anak kecil, Vermillion sendiri tidak menolak, toh Minamoto memang sangat ingin memanjakannya. Sambil tersenyum, dia menangkap suapan Minamoto.
"Minamoto, sebenarnya kamu tidak perlu melayaniku seperti ini." Kata Vermillion setelah menelan makanan enak tersebut.
Saat ingin memberikan suapan kedua, tiba-tiba tangan Minamoto terhenti di udara.
"Sayang, apakah kamu membenciku? Wooo~" Air mata mulai terkumpul di sudut mata Minamoto.
"Tidak, tentu saja tidak, bagaimana mungkin aku membencimu? Kamu adalah wanita kesayanganku." Vermillion buru-buru menghiburnya. Di saat yang bersamaan, dia menyerah untuk menasehati Minamoto. Jika dia ingin menyuapinya, maka dia akan menerimanya.
"Tapi, Minamoto, ketika sarapan, jangan menungguku lagi jika aku terlambat."
"Kamu dan yang lainnya dapat makan terlebih dahulu. Lagi pula kita punya teman dengan nafsu makan yang tinggi." Sambil memberi tahu Minamoto, Vermillion dengan sengaja melirik ke arah Artoria yang saat ini makan dengan lahap.
"Selama itu keinginanmu, maka aku akan menurutinya~" Minamoto mengangguk dengan senang, setuju akan semua keinginan pria yang sangat dia cintai.
Setelah sarapan, Vermillion memutuskan untuk berjalan-jalan keluar kastil bersama Semiramis yang akan mengikutinya secara diam-diam.
Awalnya Minamoto ingin pergi menemaninya, akan tetapi, demi keberhasilan rencana Vermillion, Minamoto menahan keinginannya.
"Semiramis." Vermillion mengangguk ke arah Semiramis, memberinya aba-aba.
Menjawab dengan anggukan kecil, perlahan-lahan sosok Semiramis menjadi transparan.
'Baru pergi selama sehari, tempat ini telah kembali pulih serta mengalami perubahan yang sangat signifikan.' Gumam Vermillion sambil bersiul senang.
Pulau yang sebelumnya rusak akibat pertempuran Musashi melawan perwakilan pulau kini telah diperbaiki berkat Amulet of Uroborus milik Kratos.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di pulau ini, para penghuninya sering kali bertarung. Tapi kini tidak lagi terjadi berkat perubahan yang ditetapkan oleh Drake.
Meskipun tradisi duel masih dipertahankan, tapi persyaratan duel tersebut telah banyak dirombak.
"Sir Vermillion, akhirnya aku menemukanmu!" Saat Vermillion berkeliaran di kota dengan santai, tiba-tiba terdengar suara akrab yang memanggilnya dari belakang.
'Hmm? Apakah mangsa telah terpancing?' Gumam Vermillion, sudut mulutnya terangkat.
"Cally? Apakah kamu memiliki keperluan lain denganku?" Melihat Kalifa yang berlari ke arahnya dengan penuh semangat, Vermillion pura-pura bingung.
Agar tidak membuat Kalifa curiga, dia tetap memanggilnya dengan nama palsunya.
Setelah dekat, Kalifa berhenti berlari sambil berpura-pura lelah.
"Hah~ Akhirnya saya dapat bertemu dengan Anda, Sir Vermillion." Kata Kalifa dengan penuh antusias sembari memegang kedua tangan pria itu.
"Saya telah mendengar kabar bahwa pulau ini telah berada di bawah kekuasaan Anda."
"Saya punya banyak pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Anda, apakah saya dapat mewawancarai Anda sekali lagi?"
"Saya tidak keberatan untuk diwawancarai, tapi kamu pasti tahu syaratku, kan?" Vermillion tersenyum sambil mengedipkan matanya, berpura-pura seperti bajingan.
"Selama kamu mau membayar biaya wawancara itu, saya akan menyutujui wawancaramu. Lagi pula, aku cukup menyukaimu, hehe."
"Hebat!" Kalifa berpura-pura senang.
"Sebenarnya kami telah menyiapkan bayarannya, hal itu ada pada pemimpin redaksi kami sekarang."
"Jika memungkinkan, bisakah Anda pergi ke tempat pemimpin redaksi bersama saya? Dengan begini kita dapat membayar Anda segera setelah wawancara."
"Jangan khawatir, Pak, hadiahnya pasti akan memuaskan Anda."
'Jika aku tidak tahu identitasmu yang sebenarnya, mungkin aku telah tertipu oleh-mu, Kalifa.' Dalam hati Vermillion memuji akting nona muda cantik ini.
"Hmm, lupakan saja kalau begitu. Saat ini aku sedang ingin melihat-lihat wilayah baruku. Aku tidak punya waktu untuk pergi ke tempatmu." Vermillion menolak dengan tenang.
Setelah memberi penolakan halus, Vermillion ingin melepaskan tangannya yang di pegang erat oleh Kalifa.