Chereads / One Piece: Pemanggil Servant / Chapter 108 - Bab 108

Chapter 108 - Bab 108

"Meskipun Sengoku dan Tsuru sama-sama meragukan informasi ini, tapi Pemerintah Dunia bersedia untuk mencobanya." Kata Borsalino, dia melanjutkan, "Pemerintah Dunia bermaksud memisahkan Anda dari awak kapal menggunakan bantuan Kalifa, setelah itu CP0 yang telah mereka tugaskan akan menangkap Anda."

"Ide mereka memang cukup menarik." Vermillion tersenyum.

"Karena Pemerintah Dunia ingin mengirimkan orang-orang mereka, maka aku akan menyambut mereka dengan tangan terbuka."

"Pokoknya, terima kasih atas informasi yang kamu berikan, Borsalino. Kita akan bertemu di Duel Island."

"Oke, Marshal. Sudah saatnya bagiku untuk menampakkan diri di hadapan para prajurit Angkatan Laut." Borsalino mengangguk.

Setelah menutup telepon, Vermillion menjelaskan situsi yang terjadi kepada tiga Raja dan Ratu yang sebelumnya berhasil dia panggil.

"Ada beberapa musuh yang berencana menyerang kita, tapi dengan kekuatan kalian, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Pedang saya akan selalu ada di bawah komando Anda, Master." Kata Artoria.

"Dengan Raja ini di sini, tidak perduli berapa banyak musuh yang datang, saya akan membersihkan mereka, bwahahaha!" Gilgamesh tertawa liar.

"Saya akan meminjamkan kekuatan saya kepada Anda, Master." Semiramis tersenyum.

"Semuanya, terima kasih."

"Mereka akan sampai ke Duel Island dalam beberapa hari ke depan, sebelum itu mari adakan perjamuan makan." Vermillion mengangguk sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, cahaya misterius menyelimuti keempat orang itu, mentransfer mereka langsung ke Golden Hind milik Drake.

Setelah Vermillion dan lainnya menghilang, sambaran kilat tiba-tiba muncul tak jauh dari posisi Hanging Gardens sebelumnya.

Kilat tersebut perlahan mulai memadat menjadi bentuk manusia, segera, seorang pria pemegang tongkat emas muncul.

"Jelas saya merasa ada sebuah pulau apung di sini sebelumnya, mengapa tiba-tiba menghilang?" Sosok yang memancarkan kilat di sekujur tubuhnya itu terlihat bingung.

"Lupakan saja, karena telah menghilang, mari kembali dulu." Secepat dia datang, sosok itu menghilang meninggalkan suara kilat yang menggelegar.

Kembali ke Golden Hind. Rune Teleportasi yang awalnya tenang tiba-tiba memancarkan cahaya terang.

Dari dalam cahaya terang tersebut, Vermillion, Artoria, Gilgamesh dan Semiramis muncul secara bersamaan.

"Hmm, apakah mereka teman baru yang kamu maksud?" Melihat tiga anggota baru tersebut, Drake tersenyum.

"Nampaknya teman baru kita bukanlah Heroic Spirit biasa."

"Dengan hadirnya Raja dan Ratu ini, sekarang team kita menjadi lebih terhormat dan kuat." Kata Tsunade sambil menyambut mereka.

"Ngomong-ngomong, Emiya, kamu harusnya sudah mengenal nona yang satu ini." Vermillion menunjuk ke arah Artoria.

"Um, apakah pria itu mengenalku?" Artoria menatap Emiya dengan penasaran.

"Ya, dalam ingatan saya, saya pernah bertarung dengan Anda, King of Knights."

"Tapi, sepertinya Anda tidak mengingat saya." Emiya menggelengkan kepalanya.

"Dengan banyaknya dunia paralel, kemungkinan besar King of Knights yang saya temui bukanlah Anda."

"Anda benar." Artoria mengangguk, "Akan tetapi, takdir mempertemukan kita demi membantu Master."

"Saya tahu. Baiklah, semuanya, perjamuan makan telah disiapkan, mari kita mulai pestanya!" Emiya mengangguk sambil tersenyum, setuju akan perkataan Artoria.

"Hmm~ Anggur ini sangat enak!" Di dalam kastil tempat perjamuan diadakan, Drake menyesap anggur pemberian Gilgamesh.

"Saya belum pernah minum anggur seperti ini sebelumnya, sungguh, saya merasa telah untung besar." Drake memuji rasa anggur tersebut.

"Semua koleksi Raja ini adalah harta yang sangat berharga." Kata Gilgamesh sambil tertawa kecil.

Mengguncang gelas anggurnya, Gilgamesh melanjutkan, "Baik itu senjata maupun anggur, semuanya adalah harta tak bernilai. Mengingat Anda adalah rekan teman saya, maka saya bersedia untuk membagikannya kepada Anda."

"Uaah~ Ini benar-benar enak!" Sekarang giliran Tsunade yang mengerang kesenangan.

"King of Heroes, bawakan anggur lagi. Akan sangat disayangkan jika anggur seperti ini hanya disimpan. Hal ini perlu di minum dengan sepenuh hati!"

"Apakah kamu menyukainya? Memang, minuman ini sangat enak. Namun, meskipun saya sangat kaya, tapi anggur ini terbatas dan saya tidak berencana untuk meminum semuanya." Kata Gilgamesh sambil menyesap anggur tersebut.

"Apakah kamu ingin lebih? Saya masih punya yang lain di sini." Menutup matanya, riak emas tiba-tiba muncul di belakang tubuh Vermillion, kemudian dia menyerahkan beberapa tong anggur berkualitas kepada domba manja tersebut.

"Sayang, terima kasih banyak!" Tsunade memeluk Vermillion lalu menciumnya dengan penuh semangat.

"Nanti lagi." Ucap Tsunade sambil mengedipkan matanya.

"Kamu benar-benar memanjakan mereka." Kata Gilgamesh sambil menggelengkan kepalanya.

"Haha, lagipula ini adalah pesta, jadi kita perlu bersantai dan bersenang-senang sedikit."

"Aku yang tidak terlalu suka anggur saja dibuat cukup ketagihan." Vermillion tertawa sambil menyesap anggur tersebut.

"Hehe, aku senang kamu menyukai koleksiku." Gilgamesh mengangkat gelas anggurnya, bersulang dengan Vermillion.

Sampai malam hari, perjamuan tersebut masih terus berlangsung. Di bawah dorongan rekan-rekannya, Vermillion yang jarang sekali mabuk dibuat mabuk, dan kini dia berbaring di pelukang Scheherazade.

"Rajaku sedang mabuk, saya akan mengantarnya kembali ke kamar." Scheherazade merangkul Raja-nya kembali ke kamar.