Chereads / STAY [MileApo One-Shoot] / Chapter 33 - RIPK BAB 1

Chapter 33 - RIPK BAB 1

[REINCARNTED INTO PERSIAN KITTEN]

[Reinkarnasi menjadi kucing Persia putih]

Author: Kinnporche_STAND a.k.a Ren/Renji

***

Alkisah--ralat--ini bukan dongeng, tapi kenyataan. Maka kita ceritakan saja dengan cara lebih sederhana.

Apo adalah bidadara yang terbuang ke bumi. Itu disebabkan kecerobohannya memecahkan guci Puteri Davikah, walau konteksnya tidak sengaja. Saat itu acara makan malam besar Istana Langit. Tujuannya adalah untuk ulang tahun, tapi sayang guci itu tersenggol pecah.

Puteri Davikah pun murka dan melempar Apo ke bumi. Hal itu membuatnya mati, dan jiwanya masuk ke tubuh kucing Persia. Kucing tersebut berwarna putih, masih ranum, dan sumpah Apo takut dikejar pejantan kampung saat baru membuka matanya.

"Meooow! Meoww! Meoooww!" jerit Apo yang bermakna umpatan. Dia lari diantara lorong-lorong kota. Kabur sambil memikirkan bijinya tak lagi ada. Bahkan hampir ditabrak mobil lewat. "MIAAAWWWWW!!"

Bagusnya itu membuat si pejantan kaget. Langsung kabur. Tapi Apo terserempet di tepi jalan. Tubuhnya masuk ke genangan air hujan, kotor total. Basah kuyup membuat bulunya menjadi berat. Lalu dia bersin karena sangat kedinginan.

"Hatchi!"

"Wahhh! Ada kucing ...."

Apo pun mengeong karena tubuhnya diangkat. Ternyata si pelaku adalah pria tampan berpakaian hoodie atlet renang. Namun, ajaibnya dia punya senyum lebar yang manis. Tak seseram tampilannya, pria itu ternyata mau mendekap Apo ke dada sebelum masuk ke mobil.

"Ya ampun, aku yakin usiamu masih muda. Kitten, kitten ... siapa yang menelantarkanmu di sini? Aku akan mengobati kakimu yang luka."

Luka? Apo tidak pernah merasa begitu--

"MEOOOWWWWWWW!!"

"Aduh, brengsek! Kenapa kau menekan paw-paw-ku?!" batin Apo yang keperihan. Sampai rumah pria itu memeriksa Apo. Mengobati lukanya. Lalu memandikan Apo di wastafel cucian piring--

"MEOOOOOWWWWWWW!! MEOOOWW! MEOOOOWW!" berontak Apo jijik dengan bau nasi basi. Sayang si pria kukuh melanjutkan, tak peduli berapa kali pun Apo ingin mencakar. Tunggu, apa dia sudah biasa? Apo berhenti karena lengan berotot itu punya bekas luka lain. Lalu mereka saling berpandangan

"Hm? Kenapa tiba-tiba patuh? Kau tak ingin meninjuku lagi?" tanya pria itu dengan senyuman khasnya. Bentuk bibir itu sampai melengkung karena terlampau gemas. Lalu Apo melirik kucing lain yang mendengkur di pojok ruangan.

Sial! Dia punya persia jantan yang tampan sekali! Jangan bilang--

"Ho, apa kau tertarik padanya? Mau kawin tidak setelah ini? Kucingku jago gaya apa saja lho. Penasaran?"

Matamu!

"MEOOOOWWWWW!! RAWRRR! RAWRRR! RAWWR! Hisssshhhh!" desis Apo karena tersinggung. Dia memberontak karena alat kelaminnya diraba-raba. Dan ternyata dia punya bekas steril yang artinya berstatus jantan tapi tanpa rudal.

"Astaga ... kau bukan betina rupanya."

"MEOOW!! MEOOOOOOOOW! MEOOOOOWWWW!! HISSSH!"

"... tapi ini menujukkan kau sebenarnya punya majikan kan? Hayo, siapa?"

"Meooow?"

"Kau tak ingat tempat tinggalmu?

Biasanya kucing-kucing selalu tahu kemana mereka harus pulang."

"Meoooww ...." dengkur Apo karena dagunya dielus. Dia diangkat dari kubangan air untuk diihanduki. Lalu tubuh gemoy-nya diterpa angin hairdryer yang amat hangat. Wuuungg~

Rasanya nyaman sekali ....

Apo pun menurut karena keenakan, dan matanya terpejam oleh kehangatan tiada tara. Paw berplester-nya pun diangkat perlahan. Lalu si pria itu menatap mata biru-nya kagum. "Hei, jantan. Kau itu kenapa cantik sekali?" katanya sambil menggamit dagu Apo. Pria itu suka mengelusnya. Lalu terkekeh senang tanpa sadar. "Kau bahkan seperti bidadari khayangan ...."

"Meoooww~ grrr, grrr, grrr ...."

Sial! Aku kan memang bidadara langit! Tapi kenapa rasanya dielus nikmat sekali? Ya Tuhan, padahal aku ingin menggigiti jari kotornya! Ahhh! Dadaku ikutan diremas! Dasar kau manusia bejat otak porno--

"Ha ha ha ha ha ha ha ha ...." tawa pria itu gemas. Dia pun menggendong Apo di bahu. Membuat tubuh lembek Apo tersampir seperti baju, lalu dia direbahkan di sebuah kasur lembut. Kasur itu khusus kucing yang ditata rapi. Bersebelahan si Persia tampan, lalu Apo disodori piring mungil bertuliskan royal canin. "Nah, sekarang makan ini biar kenyang. Aku mengambil susu untukmu dulu."

"Meooowww ...."

"Tenang saja, Paopao itu baik kok. Asal kau tak mengganggu duluan. Dia pasti akrab dan kalian bisa berteman. Tunggu ya, kitten manis ....!"

Kepala Apo terangguk-angguk karena ditepuki. Dan sebetulnya itu nyaman karena dia kucing. Sayang jiwa bidadara Apo kesal. Itu tidak bermartabat, serius! Tapi sayang paw-nya tidak sanggup meraih apapun. Dia pun terlonjak-lonjak karena ingin mencakar si pria. Sementara targetnya hanya melenggang pelan. "Ada-ada saja tingkahnya. Gemas. Pasti si pemilik sayang sekali padanya. Hahhh ...."

Sayang, huh?

Sayang macam apa sampai biji pelerku diambil?!

Apo pun membung hidungnya ke samping. Dia mendekat demi mengendus makanan itu. Lalu menggeleng tak enak. Hmm ... Sejujurnya dia ingin muntah saat pertama mencoba, tapi anehnya malah doyan ketika terus menggigit. "Grrrr, grrr, grrr, grrr ...."

Enak juga rasa benda ini. Kenapa lidahku jadi ajaib? Harusnya aku hanya doyan ayam! Shit! Beri aku ayam lain kali!

"Kelihatannya kau lapar sekali. Bagus, bagus," puji pria itu saat kembali. "Kalau begitu nikmatilah ini. Sementara aku akan mencari tuanmu, hm?"

"MEOWWWWWWWW!!" jerit Apo saat mukanya dijepret cahaya ilahi. Rasanya sebutan flash ponsel saja tak cukup, dan benda itu sepertinya cukup mahal. Apo pun cengo melihat mukanya sendiri. Sebab layar penuh oleh kecantikannya sebagai kucing. Tapi dia merasa konyol setelah memuji diri sendiri di dalam hati.

"Hisssh, hisssh!" desis Apo saat layar didekatkan. Entah kenapa dia tak suka disebut cantik. Karena bagaimana pun dia laki-laki. Awas saja mereka melihat ketampanannya! Apo pasti akan pencak silat, tapi pria ini santai saat mem-posting salah satunya ke Stagram.

"Tunggu, ya, kitten. Diantara follower-ku pasti ada yang mengenalimu," kata pria itu. "Nanti aku akan minta maaf kepadanya. Dan tuanmu pasti menerima uang kompensasi agar kakimu bisa diperiksa lebih jauh."

Apo sebetulnya tak terlalu paham konteks dialog mereka apa, yang pasti dia senang telah dipertemukan dengan orang baik. Namun, selama makan Apo juga penasaran. Mengapa jika bertuan, dia malah dilepas di tengah kota? Mengapa kucing secantik dia sendirian di tengah jalanan kotor? Mengapa sisa hujan tidak mengampuni eksistensinya? Apo pun merintih perih saat malam hari. Sebab ngilu-nya baru terasa setelah mengendap sedikit lama. "Grrr, grrr, grrr, grrr ...."

Sakit, ya Tuhan! Sakit! Paw-ku rasanya mau lepas!

"Wah ... kau demam? Belek bahian keluar dari matamu ...." kata pria itu usai makan malam. Dia tampak baru meletakan piring kotor, tapi langsung memberikan perhatian kepada Apo dengan tisu basah. Pria itu pun menyeka wajahnya, lalu berhenti setelah Apo kembali cantik paripurna. "Ayo, kita periksa dulu ke dokter hewan ...." katanya sambil menggendong Apo.

***

"Halo, Tuan Mile. Apa kabar ....? Apa Paopao sakit lagi? Perasaan awal bulan sudah diimunisasi."

Apo yang pusing pun meringkuk di dalam kurungan hewan. Dia memejamkan mata sambil menyimak pembicaraan, yang mana intinya pria bernama Mile ini cerita tentang asal-usul merawatnya. Mile bilang dia ingin tuan Apo cepat ketemu, karena Mile benar-benar tak sengaja menyerempetnya kemarin malam. Apo sendiri kehilangan rasa marah, sebab jasa Mile lebih banyak daripada daripada kesalahannya. Andai Mile tak datang, dia pasti sudah ternodai. Dan betapa mengerikan kalau penis pejantan kampung tadi menusuknya--AHHHHHH!

"MEOOOOWWWWWWW!!" teriak Apo saat bokongnya disuntik dokter. Menjadi good-looking memang tak menjamin tahan banting. Sebab nyatanya Apo menangis usai dibubuhi salep tipis. Apo pun memberontak sambil dipegangi. Barulah dia terbius dalam buaian peluk hangat Mile lagi di rumah.

"Tenang, tenang. Daddy akan bertanggung jawab padamu, kitten manis. Kupastikan saat pulang ke tuanmu nanti kau dalam kondisi sembuh. Hm?"

Apo pun balas memeluk Mile di balik selimutnya. Mendengkur halus, lalu menemani tidur pria itu hingga pagi tiba.

***

Paginya, Apo tersentak kaget karena diciumi bibir pria. Dia bangun karena terganggu sekali. Lalu menampar-nampar muka Mile dengan brutal. "MEOWW!"

Arrrrrghhhh! Sudah cukup dengan pelecehan seksualnya! Hei! Hei! Heeeeeeeeeeeeeeiiiiii! Tidaaaaaaak! Jangan ciuuuum! Tubuh suciku ini harus dihormati, tolooooooooong!

"Meooowwww! Meoooow! Meooow! Meooooowwww!"

Apo pun kelimpungan, walau pusingnya sudah menghilang. Tamparan paw-nya malah berbuahkan tawa Mile, jadilah Apo terlolong memandangi wajah itu.

"Hhh, hhh ... hhh ... pagi, kitten ...." sapa Mile sambil menindihnya. Apo pun berdebar hingga tak bisa bergerak. Sebab ketampanan pria ini mendadak berlipat ganda. "Kau sudah baikan rupanya. Tidak panas, hm? Daddy senang sekali tahu itu ...."

"Meow?"

Apo pun terpejam saat lehernya disayang brutal. Dia ditubruki bibir, tapi kaki berbulunya hanya bisa menendang.

Ahhh! Geli! Geli! J-Jangan lakukan itu, Mile! Kumohon! Kau ini homo ya? Arrghhhhhhh! I-Ini adalah pelanggaran hak asasi perkucingan!

Mile pun puas usai menggigit pipinya. Dia membuat Apo tersengal. Lalu mendengkur protes ketika dicium di bibir. Cup. "Cantik."

"Grrrr, grrr ...."

"Kau ini benar-benar kitten menawan ...."

Apo pun rasanya ingin pingsan saja. Sayang tubuh berbulunya ternyata suka dimanja. Dan dia menggeliat saat di-sun sayang berkali-kali. "Meeeow~ meoww!" Apo pun melenguh ala kucing, apalagi Mile gemar meremas dada berbulunya. "MEOW!" Tapi Apo pun hanya bisa menjerit, capek sendiri. Baru ditinggalkan di ranjang begitu saja.

Apa? Astaga ... barusan apa yang terjadi?!

"Baiklah, baiklah. Breakfast time. Daddy akan siapkan makanan untuk kalian ...." kata Mile sambil melangkah ke kasur pet-nya. "Ah, Paopao. Sampai kapan kau mau tidur? Ayo, Baby ... bangun. Baumu ternyata acem sekali. Habis ini grooming ya? Daddy nanti antar ke tempatnya Uncle Dylan."

Serius, ya. Apo serasa baru diperkosa luar dalam.

Hei! Bedebah! Mana bisa begitu?!

KAU SEENAKNYA MAIN DADA LALU MENCAMPAKKANKU DI SINI?! ARRRGHHHHHHH!

Apo pun berguling mengulat dalam selimut. Sepenuh bingung karena krisis identitas. Padahal dia benci disentuh, tapi entah kenapa lebih benci jika dicampakkan.

Apakah semua kucing asli begitu? Mental Apo pun ikutan hancur. Bahkan dia merasa tidak perjaka lagi.

Oke, kutarik kata-kataku. Tidak ada ada bagusnya jadi tawanan! Persetan ada tuan asli atau tidak. Jangan-jangan dia mesum juga seperti si Mile ini. Argh! Pokoknya aku harus pergi saat ada kesempatan.

Paw Apo pun mencengkeram selimut dengan kuku, tapi tubuhnya sudah diangkat lagi ke lantai agar sarapan. Mile ternyata memaksanya menghadapi Paopao. Diajak kenalan dengan kucing asli itu, tapi Apo takut saat ditatap matanya.

"Meooww ... meooow ...." kata Paopao sambil mendekat.

Belum habis rasa ternoda Apo karena Mile, dia kini merinding oleh Paopao yang tampak bernafsu padanya.

"Meoow! Meoooow!" balas Apo mundur-mundur. Di pun mengayunkan paw-paw-nya ke udara, nyaris ditabrak--untung Mile sudah kembali saat Paopao ingin kawin.

"Paopao ...! Daddy datang ....!! Hei, bagaimana menurutmu? Sudah kenalan dengannya? Cantik kan? Kalian boleh kok berteman sebelum dia kupulangkan ...."

Cih, berteman baik? Plis!

Apo bersumpah penis berbola Paopao ingin ditancapkan pada bokongnya!

"Meoooow!" rajuk Paopao sebelum berbalik. Tampaknya kasih sayang Mile lebih dia butuhkan, sehingga Apo dicampakkan untuk kedua kalinya pada pagi itu. "Meoww! Meow! Meow!" katanya ingin dimanja. Paopao pun diangkat Mile ke gendongan. Diciumi juga, lalu Apo sadar bukan cuma dia kucing yang merana karena dilecehkan oleh manusia.

.... ya kalau menyentuhnya maka jangan menyentuhku, Mile. Ck ... bodoh!

Apo pun menahan rasa kesal sambil makan lahap-lahap. Dia menyusruk sarapan pemberian Mile, karena merasa butuh tenaga sebelum pergi. Apo menanti-nanti momen Mile bersiap latihan renang. Sesekali juga mengawasi Mile yang menelpon rekannya.

"Iya, Bib. Aku nanti gaya punggung 100 meter. Besok lah, kita medley lagi. Kapan-kapan gantian aku gaya bebas."

"Oke, Mile."

"Sip, begitu ya," kata Mile sambil memasang sepatu. Dia mengapit ponsel pada bahu dan telinga, lalu menali sambil fokus ke obrolan. "Tapi, Bib ... menu latihan kita yang dulu masih ada kan? Aku butuh print terbaru buat para junior sekarang."

"Ada, Mile."

"Bagus. Tapi, lebih baik nama ketua-nya diganti. Karena aku tidak lagi menjabat di sana."

"Ha ha ha ha. Aku sebenarnya tidak memusingkan hal itu ...."

Mile pun mengomeli temannya yang bernama Bible. Dia ingin mengukuhkan posisi sebagai ketua senior, sekaligus tak mau berurusan di tempat yang dulu. Mile rasa Bible cukup untuk menangani para perenang junior itu. Toh dia ingin meluangkan waktu bermesraan dengan Paopao.

"Baby-ku sebentar lagi ulang tahun yang ketujuh, ya. Aku tidak mau melewatkannya seperti tahun lalu."

"Hmm, iya. Iya. Kalau begitu salam untuk Paopao-mu itu. Bilang kapan-kapan mau tidak ketemu perawanku di sini."

"Ha ha ha ha ha."

***

Apo pun ngeri mendengar pembicaraan mereka, padahal tidak setiap hewan mau kawin sembarangan, contohnya dia. Sayang jika salah satunya sudah bernafsu. Sebagai pihak yang diincar, Apo pun paham rasanya. Syukurlah Puteri Davikah memasukkannya dalam tubuh pejantan. So, paling tidak Apo bisa kabur tanpa beban bayi, tapi rasanya---

[Asosiasi Perenang Alpha Senior]

__ APAS __

MILE PHAKPHUM ROMSAITHONG

Dinobatkan sebagai perenang gaya punggung terbaik Universitas Pachimrai aliansi akar USA

2022

Sebentar, sebentar ....

Jangan bilang ....

Apo pun melompat lebih dekat ke piala Mile. Lalu berjalan catwalk dalam melintasi rak penyimpanan. Dia mengendus beberapa medali, dan ternyata Mile itu mahasiswa berprestasi pada bidang olahraga. Tapi Apo tidak tahu sisi akademiknya. Sebab Mile terlihat bersemangat dengan bidang yang dia tekuni, maka tidak heran jika badannya bagus sekali.

"Aku memang pernah dengar ada Dunia bernama Omegaverse," batin Apo saat melompat ke lantai lagi. "Tapi tenang.. Kucing pasti tetap kucing kan? Aku tak perlu takut hamil cuma karena dikejar pejantan ...."

Yakin?

Nyatanya Apo gemetar saat Mile pamitan pergi kepada Paopao. Lalu mengunci pintu rumahnya dari luar. Paopao, si pejantan itu pun menoleh padanya dengan mata berkilat. Tampak nafsu, lalu berjalan mendekatinya.

"Meowwwwww ...."

"Ah! Tunggu, tunggu, tunggu. Tunggu, tunggu! Apa? Kumohon jangan mendekat!"

"Meoooowww ...."

"TIDAK! TIDAK! TIDAK! PLIS JANGAN KAWIN DENGANKU! AKU INI PEJANTAN JUGA LOH! KUMOHON!"

Apo pun mundur-mundur untuk lari ke lorong dapur. Dikejar Paopao. Dan mereka akhirnya main kucing-kucingan. Apo pun naik ke rak piring hingga memecahkan dua diantaranya. Sehingga Paopao mengamuk lalu melompat untuk menyusulnya. Apo seketika bingung karena ekornya terlampau berbulu, sehingga sulit dipakai kabur mau bagaimana pun caranya. Selain tak hapal peta rumah, tiap langkahnya bermakna kibasan seksi, padahal demi Tuhan Apo tak bermaksud menggoda Paopao.

"MEOOOWWWW! MEOWW!"

Apo pun terkesiap saat melihat pecahan piring di bawah. TAPI SUMPAH! Dia benar-benar tidak mau menyerahkan bokong kepada Paopao!

"MEOOOOWWWWWWWWW!! HISSSSHHHH! HISSSSSSSSHH! HISSSSSHH!! MEOWWWW!!"

"KAU INI SEBENERNYA NGOMONG APA HAH?! AKU BENAR-BENAR TIDAK PAHAM!"

"MEOOOOWWWWWWWWW!!"

Apo pun naik ke tempat yang lebih tinggi, lalu mencengkeram pinggiran kayu dengan paw-nya yang awam. Dia menatap betapa tingginya tempat berpijak tersebut. Lalu bingung karena Paopao semakin dekat. "Sial, Paopao! Diam saja disana kau! Diam! Awas kalau sampai nanti mendekat! Tidak mau! Aku tidak akan kawin denganmu! Jijay!" bentaknya sambil melongok ke bawah.

Sayang Paopao teramat gigih. Sehingga dia mengejar Apo hingga ikutan kemana pun. Apo yang gugup pun tergelincir ke bawah. Bingung dengan ketinggian, lalu melompat turun seolah mau bunuh diri.

"TIDAAAAAAAAAAAAKKK!"

Bugh! Bunyi meow-an kencang Apo pun terdengar riuh, tapi daging lenturnya akan saat terjatuh ke lantai. Apo pun tertimpa panci. Dan kondisinya masih pusing saat Paopao melompati punggungnya untuk berkawin.

"MEOOOOWWWWWWW!! MEOOW! MEOOOWWWWWW!"

T-Tidak! Tidak! No! Jangan--ahhh ....

"MEOWWWWW! MEOOOW! MEOWWW! MEOOOOWW!!"

Detik itu juga, Apo pun terkejut karena lehernya digigit. Dia mengeratkan paw-ke lantai untuk pegangan, tapi syok nan takut oleh beban berat tubuh Paopao saat penis itu masuk ke dalam bokongnya

"Meoooww~"

N-No! Plis ... aku tidak mau seperti ini, hiks ....

Detik itu, pagi itu. Apo sang mantan bidadara pun terpejam erat. Tidak sanggup dikawini, dan dadanya berdebar saat ada urin disemprotkan ke lubangnya agar penis itu bisa masuk lagi.

Ahhh! T-Tolong aku ....

Apo pikir dengan menjadi kucing dia paham bahasa binatang, tapi ternyata tidak. Jiwa-nya tetap bidadara dengan bungkusan tubuh ras Persia begitu indah. Sehingga reaksinya pun seperti kucing dikawini pada umumnya. Paopao menguasai Apo selama 4 menit tiap sesi. Menusuknya maju mundur, sementara Apo mengeong sedih.

"Meoooww, meoooww, meoww!"

Apo ingin Mile cepat kembali untuk memisahkan, tapi dia hanya tertunduk. Sejujurnya Apo juga merasakan nikmat, tapi itu sedikit aneh. Dia belum pernah bercinta selama jadi bidadara, dan melakukan seks sebagai kucing tentu membingungkan. Apo tidak tahu ekornya bisa naik tinggi saat bergairah, atau kakinya berjinjit dan menendang lantai karena penis Paopao terus membobol. Dia merasakan semprotan urin itu bertambah, membasahi bokongnya. Tapi itu tidak lekas berhenti.

"Ahhhhh! C-Cukup! Sudaaaah! Ahhhhh!" rintih Apo karena tidak hanya dikawini sekali. Setelah dimuncrati, Paopao memang turun dari badannya. Tapi begitu Apo bernapas normal, ternyata Paopao birahi lagi. Kucing itu tidak menunggu syok Apo menghilang, lalu menaikinya dalam posisi terlentang--HELLA FUCK! "Aahhh! K-Kau ini mesum sekali, Paopao! Lepasss! Lepas! Ahhhh!" protesnya terus menerus.

Apo heran kenapa dia bisa bertahan, padahal Paopao mengawininya lebih dari 45 kali. Hari itu mereka membuat rumah Mile berantakan. Dan tubuh Apo beraksi dengan jilatan Paopao pada lidahnya. Mungkin kalau manusia itu berciuman, tapi rasanya memang begitu nikmat.

Apo hanya berharap kucing tak ada jenis Omega, karena jika hamil. Apo bingung harus bagaimana melahirkan anak setelahnya.

"Hhh, hhh ... hhh ... hhh ... hhh ... hhh ...."

"Meoooww?"

"Apa?!" bentak Apo.

Tiba-tiba tatapan Paopao melembut, fokus ke Apo. Lalu dia mengeluarkan penis setelah betul-betul puas. Paopao juga menjilati pipi basah Apo. Menggigitnya pelan, mungkin kalau manusia itu bentuk rasa sayang. Apo heran kenapa Paopao menjadi romantis, dan dia ingin memahami apa yang Paopao katakan sejak mereka bertemu pertama kali. Apakah sebetulnya Paopao tidak galak? Hanya saja dia langsung mesum saat menatap betapa cantiknya Apo.

"Aku capek, tahu. Turun ...." kata Apo. Tapi Paopao malah duduk roti di sampingnya. Dia menunggu Apo seperti gentleman hebat, tampak senang saat Apo berguling karena seks. Sebab efeknya belum reda pada lubangnya.

Kenapa bokongku terasa gatal! Serius!

Apo pun terpaksa melampiaskan rasa dengan membolak-balik badannya. Mengeong-ngeong, tapi juga kesakitan karena paw-nya digencet saat masih terluka. "Meoooowwww, meooww! Ahhh! Kenapa rasanya sakit sekali? No ...! Hiks, hiks, hiks ...." Apo pun menangis bercucuran, sulit bangun. Sebab bokongnya menjadi perih. Tusukan penis Paopao memang terlalu hebat, sehingga Mile kaget saat dia pulang latihan.

"Halo, Baby Paopao! Daddy pulang untukmu ....! HAH?! Tunggu, PAOPAO?! kau baru saja mengawini dia?"

"Meeoooowww~" rajuk Apo saat ditunjuk Mile. Dalam posisi terlentang dia menatap si perenang sebagaimana korban perkosaan. Lalu Mile buru-buru melepas tasn untuk mengecek kondisi paw Apo ulang. Darah Apo pun keluar lagi. Lengkap pesing di areal bokong yang sangat menyengat, padahal baru dimandikan.

Astaga, itu pasti urin penetrasi Paopao!

Mile pun menatap Paopao tajam, lalu memarahi pet-nya sendiri. "Ya ampun, Baby! Dia itu masih luka! Kenapa tidak menunggu dulu sampai sembuh?"

Apa?

Mile pun menoyor Paopao, lalu mengamankan pet-nya ke kandang. Apo lihat Paopao tampak sedih memandang dirinya di lantai, menyeruduk jeruji seolah sudah rindu. Sayang Mile menasihatinya banyak hal.

"Dengar, ya. Daddy tidak suka kau begitu, Sayang. Sakit tahu. Kau lihat tidak tadi darahnya mengalir? Paw-nya sobek, paham? Persia putih itu masih dalam masa pengobatan!"

Mile pun mendatangi Apo. Lalu mengangkat Apo yang terus berguling. Dia merawat ulang dengan memandikan Apo di wastafel (Ah, lagi-lagi), dan Mile menggosok areal bokongnya juga--YA AMPUN SAKIT! AHHHHH! T-TOLONG JANGAN KENCANG-KENCANG! SIALAN! Lalu memplester luka Apo lebih kencang.

"MEOOOWW! MEOOOW! MEOOOWWW!!" jerit Apo saat diangkat dari proses mandi.

Apo rasa capeknya tak seperti dulu. Sebab mau bangun malas, padahal tadi ingin kabur. Apo pun menangis dalam tidurnya, di pelukan Mile. Karena dia merasa tidak berharga lagi. "Astaga, kau ternyata menangis terus. Mau habis tisu berapa, hm? Paopao memang suka kucing cantik. Tak peduli jantan atau betina, dia pasti ingin mengawini kalau memang tertarik. Aku tahu seleranya bagus sekali ...."

"Meooow, meooow, meooow ... meowwwwwwww!" rajuk Apo karena tahu faktanya.

"Tapi kalau mengawini kucing luka memang baru sekali, kau tahu? Aku kira aman tadi kalian aman jika kutinggal begitu saja."

Hiks, jahat! Kau tidak tahu berapa kali penis lancip Paopao menyodokku! Hiks ... hiks ...

"Meowww, meowww ...."

"Sudah, diam. Mungkin karena kau tampak seperti Tuan Puteri. Jadi dia tidak bisa tahan lagi. Kulihat-lihat kau memang cantik sekali ...."

Apo pun terperanjat karena pernyataan Mile. Dan bukannya tenang, dia justru kecewa kepada pria ini. Apo seperti korban yang hanya di-safe-zone. Sebab Mile tidak peduli padanya melebihi kepada Paopao sendiri.

Ya, bagaimana pun Paopao itu peliharaan aslinya.

"Lagipula kau tidak akan hamil kok. Kau itu jantan kan. Lupakan saja karena besok sudah waktunya pulang."

Eh?

".... ya Tuhan. Bagaimana bisa aku tidak tahu. Kau itu peliharaan baru Omega-ku, kitten manis. Namanya Gulf. Tapi dia kehilangan dirimu karena katanya kabur-kaburan--"

Mile pun menjelaskan bagaimana asal-usul Apo, walaupun Gulf bukanlah tuan aslinya. Sebab tuan Apo sedang sakit dalam fase kritis, dan dia adalah keponakan Gulf yang beranama Ta Nannakun. Ta ini punya penyakit paru-paru bawaan, sehingga dia terbaring di rumah sakit cukup lama. Gulf pun berinisiatif merawat Apo. Sayang karena tak nyaman di rumah, akhirnya Apo mencari Ta dengan keluar sembarangan.

Tentu Ta tak boleh dekat-dekat Apo untuk sementara waktu. Sebab bulu kucing--apalagi ras seperti Apo memang sangat lebat. Jadi Ta sering bersin jika Apo mendekat. Apo pun menerima jawaban it walau sedih. Apalagi saat Mile menunjukkan foto Ta dan Gulf di dalam ponselnya--ralat, lebih tepatnya akun Stagram Ta. Mile memang sengaja searching demi Apo, dan Ta ini ternyata senang memanjakan dia. Ta tampak memperlakukan Apo seperti Tuan Puteri, dan pastinya tidak tahu kalau Apo baru diperjakai.

"Kenapa, hm? Sesakit itu ya?"

"Meoww ...." kata Apo, lalu menatap layar kembali. Luka-nya pun serasa terbagi, dan Mile tersenyum ke Apo sambil mengetuk layarnya lembut.

"Iya, tahu, kitten manis. Kalau kau kangen, besok Gulf akan membawamu ke Daddy Ta. Maaf baru tahu soal kucing sengketa seperti dirimu sekarang."

Kucing sengketa, katanya?

Apo makin sakit hati.

.... atau dia berlebihan? Apo hanya trauma karena sekali bercinta, bokongnya langsung digempur hingga nyawanya mau keluar.

"Pokoknya aku mau pergi ...." gumam Apo, meski Mile hanya mendengar meong-an kucingnya. "Aku benci di sini. Kalian tega. Ugh ... tadi itu sakit sekali ....."

"Cup, cup. Kitten manis. Kau nanti jelek kalau terus-terusan menangis ...." kata Mile sambil mengeratkan pelukannya.

Bersambung ....