Chereads / Dua Kucing Oren / Chapter 1 - Bagian 1

Dua Kucing Oren

🇮🇩sgma_nanana
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bagian 1

Sebelum SMA aku mempunyai kehidupan yang yah lumayan bagus. Nilai akedemik yang baik, selalu masuk 10 besar baik di SMP maupun di SD, menjadi pengurus OSIS di SMP, rajin untuk mengerjakan PR dan tidak pernah terlambat masuk sekolah. Namun semua berubah ketika di masa SMA. Itu karena seorang gadis.

Terlebih dahulu aku ingin kalian tahu tipe-tipe siswa yang ada di sekolahku. Namun tidak semua tipe yang ada akan aku ceritakan. Ada beberapa tipe siswa di SMA ku ini. Tipe pertama Anak Motor, mereka biasanya mengendari motor dengan velg jari-jari, ban yang tidak tebal, mempreteli bodi motor sehingga membuat motor menjadi sepeti kurang gizi karena yang terlihat hanya kerangkanya saja, lalu menggunakan knalpot yang sangat bising hingga membuat telinga sakit dan bahkan membuat yang memakai motor telinganya menjadi tuli setelah berhenti saat diajak ngobrol. Modifikasi yang dilakukan kebanyak hanya bagian luar saja dan tidak megubah kecepatan motor. Namun untuk yang memodifikasi hingga dalam mesin untuk meningkatkan kecepatan motor, biasanya mereka suka untuk balapan liar di malam hari dan bertaruh dengan uang. Siswa Tipe Anak Motor ini menghabiskan waktu di luar jam sekolah nongkrong di Bengkel dan mereka akan merasa lebih keren ketika merasa dirinya sudah akrab dengan pemilik bengkel.

Tipe Kedua adalah Anak Sport. Dua olahraga yang menjadi populer Anak SMA biasanya Basket dan Futsal. Anak Basket biasanya lebih populer di mata gadis karena dianggap keren dan olahraga ini memiliki permain fisik yang lebih berat. Namun Futsal lebih populer dikalangan cowok karena akar dari permainan ini adalah Sepak Bola yang merupakan olahraga paling diminati di dunia. Kesamaan untuk menjadi anggota Tim Basket dan Tim Futsal untuk mewakili sekolah adalah kamu harus bisa berlari cepat. Aku sendiri juga bingung kenapa setiap anak yang terseleksi masuk Tim olahraga untuk mewakili sekolah pasti anak-anak yang bisa berlari cepat. Padahal Olahraga juga perlu Skill, Kerjasama antar tim dan kecerdasan untuk menentukan Tindakan saat beramain. Dan oleh karena itu SMA ku tidak pernah juara di kompetisi Basket maupun Futsal karena pelatih selalu memilih orang yang hanya berlari cepat.

Yang ketiga Tipe Anak Anime. Tipe ini biasanya grup anak laki-laki yang menyukai komik buatan dari Jepang. Namun tidak hanya itu, mereka juga menyukai hal-hal lainnya yang berbau Jepang. Mereka menyukai lagu-lagu Jepang, makanan Jepang, budaya Jepang dan bahkan mereka juga bermimpi untuk menikahi gadis Jepang, lebih ekstrean lagi ada yang sampai berhalusinasi menjadi pacar tokoh kartun karena mereka terlalu suka dengan komik yang dibacanya ataupun kartun yang ditontonnya. Tipe ini biasanya dianggap culun karena tampilan mereka biasanya sangat rapi dan mereka jarang bicara kecuali dengan orang yang sepahaman dengan mereka. Yang menarik meskipun mereka menyukai hal-hal yang berbau Jepang, nilai Bahasa Jepang mereka jelek dan selalu mengulang. Aku pernah mendengar perkataan orang, jika seseorang menggunakan kacamata namun dia tidak memiliki nilai akedemik yang bagus pasti dia Tipe anak Anime. Kalian boleh percaya atau tidak namun selama ini menurutku kalimat itu benar.

Selanjutnya ada Anak Tipe Pemusik. Tipe ini mungkin menjadi rival untuk menjadi tipe anak paling populer di SMA bersaing dengan Anak Tipe Sport. Unutk tipe ini biasanya yang paling disukai oleh gadi-gadis adalah yang bermain Bersama Band. Anak laki-laki akan lebih merasa keren jika mereka dapat memainkan gitar karena jika dapat bermain gitar dan menyatakan perasaanmu kepada gadis sambil bermain gitar peluang diterima juga akan lebih besar. Meskipun tampang muka juga memiliki penilaian yang lebih besar.

Kelima ada Anak Tipe Modis. Anak tipe ini biasanya menggunakan Brand yang sedang digandrungi oleh anak muda. Bagi cewek Tipe ini pasti memeliki isi dompet yang tebal dan Orang Tua yang berpenghasilan tinggi. Selain itu mereka juga melakukan perawatan untuk kulit dan rambut bagi yang cewek. Saat di sekolah tidak jarang ditemui ada anak yang menggunakan Make up yang tebal dan tampil menor. Mereka juga menggunakan Tas yang bermerk luar negeri seperti Channel dan Luis Vuitton. Untuk anak cowok biasanya mereka menggunakan jaket dan topi yang keren serta sepatu yang bermerk seperti Vans, Macbeth, Nike dan Adidas. Namun banyak juga tipe anak menggunakan Brand yang tidak orisinil alias palsu agar tampil keren. Mereka membeli dari Pasar ataupun Distro yang menjual dengan tulisan Brand tersebut dan memiliki harga yang jauh lebih murah serta kualitas produk yang buruk.

Keenam ada Tipe Anak Gangster. Tipe ini adalah yang paling dibenci oleh Guru karena membuat pekerjaan para-Guru menjadi lebih banyak, khususnya Guru BK (Bimbingan Konseling). Mereka biasanya membolos, berkelahi, merokok dan memalak uang. Tipe ini sanagat tidak peduli dengan nilai yang didapatkan, bagi mereka yang penting mereka bisa naik kelas dan juga lulus dari sekolahan. Namun tidak jarang juga anak dari tipe ini banyak disukai oleh anak-anak gadis. Menurut mereka, tipe ini dapat memberikan perlidungan dan rasa aman ketika di sekolah agar tidak ada yang berani mengganggu. Dan gadis-gadis SMA memang biasanya menyukai cowok Bad Boy karena mereka lebih keren dan membuat mereka penasaran.

Lalu selanjutnya ada Tipe Anak Novelis. Biasanya tipe ini adalah gadis-gadis yang tampak penyendiri. Bisa dibilang tipe ini merupakan persamaan dengan tipe ketiga yaitu Tipe Anak Anime. Namun bedanya tipe ini anak-anak nya mendapatkan nilai akademis yang lebih baik serta lebih rajin dan terkadang anak dari tipe ini menjadi peringkat satu di kelas. Biasanya mereka suka sekali membaca Novel yang beraliran Romantis. Sama seperti Tipe Anak Anime, mereka juga terkadang berkhayal dapat memiliki kehidupan sama seperti yang ada di Novel. Anak tipe ini biasanya pendiam dan misterius.

Kemudian ada Tipe Anak Religious. Tipe ini bisanya yang menjadi favorit oleh para Guru yang akan memasuki masa pensiun. Sebab terkadang ada Guru yang mengajak diskusi mengenai masalah kehidupan dengan mereka. Dan juga, terkadang mereka juga mengajarkan untuk mengaji. Tipe ini biasanya jika akan sholat bersama selalu dipilih menjadi Imam untuk yang laki-laki dan selalu diminta untuk memimpin doa jika akan memulai dan mengakhiri pelajaran di kelas.

Kesembilan ada Tipe Anak Organisasi. Tipe ini jarang sekali masuk kelas, karena sering sekali mengadakan rapat. Walaupun mereka jarang masuk ke kelas, namun mereka selalu mendapatkan nilai yang baik dari Guru. Itu karena mereka sangat patuh sekali dengan perintah Guru yang membuat mereka dicintai oleh Guru. Ketika diadakan acara seperti Pensi (Pentas Seni) mereka tidak dapat menikmati seperti siswa lainnya. Mereka akan sibuk mengurus keperluan Pensi tersebut agar acara berlangsung dengan lancar.

Terakhir ada Tipe Anak Smart. Anak yang termasuk tipe ini biasanya mendapat peringkat 3 besar di kelas maupun di seluruh Angkatan. mereka tidak memiliki kemampuan fisik serta kemampuan memainkan alat musik yang tidak baik. Itu karena biasanya mereka selalu membaca buku pelajaran serta mengerjakan tugas sehingga tidak ada waktu untuk olahraga dan bermain alat musik. Waktu mereka biasanya dihabiskan di tempat Bimbingan Belajar. Tipe ini merupakan penentu citra dari suatu sekolahan. Karena tipe ini biasanya yang akan mewakili sekolah untuk mengikuti Olimpiade, dan jika mereka berhasil menang sekolah akan dicap sebagai sekolah yang berprestasi, sekolah yang siswanya pandai-pandai dan kemudian akan menjadi sekolah favorit.

Untuk aku sendiri masuk tipe yang mana, aku tidak tahu. Mungkin kalian dapat menentukan aku masuk tipe yang mana setelah membaca certia ini.

Namun sebelumnya aku ingin menceritakan awal di mana aku bisa terdampar di SMA ini. Setelah lulus SMP pada tahun 2010, aku sebenarnya ingin masuk di SMK karena aku berpikiran setelah lulus akan mudah mendapatkan pekerjaan karena di SMK akan diajarkan ketrampil yang dapat digunakan setelah lulus nanti. Aku sudah membawa syarat untuk mendaftar. Namun ketika aku sampai disana, aku melihat yang tampak di sana hanyalah cowok-cowok dengan rambut plontos. Aku langsung mengurungkan niatku disana sebab aku ingin di masa SMA aku harus mempunyai seorang pacar, mempunyai banyak teman dan menjadi terkenal. Saat SMP aku berada di kelas yang sama dengan teman-teman yang sama selama tiga tahun. Kelasku merupakan kelas yang dihuni oleh anak-anak yang pintar. Tidak semua anak bisa masuk kelasku, karena sebelumnya ada seleksi terlebih dahulu. Pembelajarannya pun menggunakan Bahasa Inggris. Karena tidak pernah berganti teman, aku tidak banyak mengenal siswa lain selain teman sekelasku.

Keesokan hari nya setelah tidak jadi mendaftar di SMK, temanku Ryan mengajakku untuk mendaftar di SMA 1 Ganesha. SMA 1 Ganesha merupakan sekolah favorit di daerahku. Aku waktu itu datang ke rumahnya. Ryan adalah tipe Anak Sport waktu SMP. Dia merupakan bintang basket waktu SMP dan banyak sekali gadi-gadis menyukainya. Namun dia tertarik dengan Wanita yang umurnya lebih dewasa darinya. Pacarnya waktu itu berkisar 3 tahun lebih tua darinya.

"Edi, Kamu sudah membawa semua persyaratannya?" Kata Ryan.

"Sudah, ayo sekarang kita langsung kesana dan mendaftar sebelum ramai" Kataku.

Kami mengendarai motor dan ketika tiba langsung mendaftar. Waktu itu belum ramai.

Dua hari setelah itu, kami menjalini tes tertulis yang diadakan oleh SMA tersebut. Banyak sekali tes yang harus kami kerjakan mulai tes bidang seperti Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia hingga Psikotes untuk mengetahui berapa IQ kita dan tes tersebut berlangsung dari pagi hingga sore.

Setelah menunggu sekitar seminggu, hasil dari seleksi itu pun diumumkan , aku dan Ryan berhasil lolos. Panitia kemudian membawa kami ke Aula untuk mengumumkan di kelas mana kami nantinya. Aku mendapatkan kelas 10 C dan temanku Ryan mendapatkan kelas disamping kelasku 10 D. Setelah itu aku dan Ryan berkeliling di SMA tersebut untuk melihat kelas kami nantinya. Masa Orientasi dimulai seminggu setelahnya. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman baruku.

Teman pertamku waktu itu adalah Udin. Dia merupakan Tipe Anak Motor hal tersebut mudah sekali karena terlihat dari Motor yang digunakannya. Dia Menggunakan Motor klasik dari ayahnya yaitu RX King tahun 89. Motornya masih sangat terawat sekali dan juga hanya sedikit bagian motor yang diganti dengan aksesoris yang baru, mungkin hanya velg yang dibuat jari-jari selain itu semuanya masih orisinil. Dia sangat mengerti bagian motor mulai dari bagian luar hingga dalam.

Lalu kemudian aku berkenalan dengan Diba. Dia orang yang sangat pendiam. Pada awal aku masih belum tahu dia Tipe apa, namun setelah beberapa saat aku mengetahui bahwa Dia merupakan Tipe Modis karena Dia sangat tertarik dengan berbagai merk pakaian yang sedang digemari oleh anak muda.

Kemudian aku berkenalan dengan Deni. Dia sebenarnya masih satu SMP denganku namun aku hanya mengetahui saja dan tidak pernah bicara dengannya sebelumnya. Dia juga Tipe Anak Modis. Menurutku dia lah yang paling keren di SMA ku karena dia mengetahui dan mengikuti semua merk yang sedang menjadi trend saat itu.

Masa Orientasi berlangsung kurang lebih 3 hari. Kami bermain, diajak lebih mengenal lingkungan sekolah, diperkenalkan ke Guru yang akan mengajar kami di kelas 10 dan yang paling iseng dari Masa Orientasi adalah diminta untuk mengumpulkan tanda tangan dari para pengurus OSIS waktu itu. Kenapa iseng, karena waktu itu banyak sekali kakak kelas yang bukan anggota OSIS mengaku menjadi anggota dan memberikan tanda tangan dengan tulisan yang terkadang nyeleneh , setelah di konfirmasi ke koordinator acara ternyata tanda tangan itu adalah palsu yang membuat kami menjadi capek dan harus mencari lagi tanda tangan dari orang yang benar.

Hari terakhir Masa Orientasi sekolah adalah permainan antar kelas, dimana kami harus membuat barisan. Barisan yang terpanjang yang akan menang. Untuk membuat barisan yang panjang kita dapat mengulurkan tangan kita serta menggunakan pakaian kita untuk dapat memperpanjang barisan. Saat itu siswa yang cowok melapas baju mereka dan bahkan ada yang melapas celana mereka dan hanya menggunakan celana boxer. Kelas kami menjadi yang terpanjang dan mendapatkan hadiah. Tidak disangka ternyata hadiah yang didapatkan hanyalah tiga snack makanan ringan. Itulah rangkaain akhir Masa Orientasi, minggu depan kami sudah mulai masuk dan sekarang kami resmi menjadi siswa SMA.

Hari pertama masuk, aku, Udin dan Diba mencoba melihat stan dari ekstrakulikuler yang ada di SMA ini. Saat itu berbagai program ekstrakulikuler memamerkan program mereka dengan menggelar stan. "Kamu ingin mendaftar ekstrakurikuler apa Ed?" tanya Udin kepadaku.

"Sepertinya aku mau mencoba Basket", jawabku.

"Aku juga ingin mendaftar basket. Aku dulu pernah menjadi bagian tim basket waktu SMP namun hanya beberapa saat karena aku waktu itu lebih menyukai motor. Sekarang aku ingin mencoba kembali," jawab Udin.

"Kalau kamu ingin mendaftar apa Ba?" tanyaku pada Diba.

"Aku belum tahu, kalian daftar dulu saja," jawab Diba.

Saat itu aku dan Udin langsung mendaftar untuk ekstrakurikuler basket. Lalu tidak lama kemudian Ryan juga mendaftar.

"Daftar basket Ed?" Tanya Ryan.

"Yoi Yan," jawabku.

"Mantap, nanti kalo berangkat kita sama-sama ya Ed?"

"Oke Yan, nanti aku kerumah mu dulu," jawabku.

Lalu aku memperkenalkan Udin dan Diba ke Ryan. Waktu SMP aku sering bermain Basket bersama Ryan. Namun aku tidak mengikuti Ekstrakurikuler basket waktu SMP karena waktu itu jarak rumahku dan sekolah cukup jauh dan aku waktu itu masih menggunakan sepeda untuk berangkat sekolah. Serta ekstrakurikuler basket biasanya selesai hingga pukul 7 malam, saat pulang ke rumah pasti aku sudah kecapekan dan tidak dapat mengerjakan PR serta belajara. Aku pernah mencoba ikut sekali dan aku sangat kecepekan saat pulang di rumah kemudian aku berhenti mengikuti basket. Sebenarnya tembakanku saat bermain basket cukup baik itu yang dikatakan Ryan. Dan menurutku pergerakan Ryan sangat gesit dan dia mempunyai Lay Up yang bagus sekali. Sebab itu waktu SMP dia menempati posisi Small Forward saat basket. Dan dia coba memberikan saran saat aku bermain basket aku harus menempati posisi Shooting Guard karena tembakanku yang bagus.

Aku, Diba dan Udin kembali ke kelas. Saat di kelas aku melihat Deni sedang berbincang dengan orang lain yang ternyata juga teman sekelas kami.

"Dari mana kalian?" Tanya Deni.

Kami habis melihat-lihat dan mendaftar ekstrakurikuler. Kamu tidak mendaftar ekstrakurikuler Den?" Jawabku.

"Nanti gampang. Aku rencananya mau daftar ekstrakurikuler Futsal. Kalian daftar apa tadi?"

"Aku dan Udin mendaftar Basekt, si Diba masih bingung mau daftar apa," jawabku.

"Ayo Dib daftar Futsal sama aku", kata Deni.

"Aku piker-pikir dulu deh," jawab Diba.

"Oh ya perkenalkan ini Alex teman sekelas kita, dia juga mau mendaftar Futsal", kata Deni.

Lalu kami berlima mengobrol. Alex adalah anak yang lucu. Dia pada awalnya sama seperti Diba sangat sulit untuk ditebak tipe apa. Ternyara dia sama seperti Diba dan Deni menyukai brand yang sedang diminati oleh kaum muda saat ini. Beberapa saat kemudian Guru kami datang, ternyata Guru tersebut adalah Wali Kelas kami. Beliau meminta kami untuk memilih ketua Kelas.

"Nama saya adalah Atun, saya akan menjadi Wali Kelas kalian. Hari ini saya ingin memilih Ketua Kelas untuk kelas ini. Ada yang bersedia menjadi ketua kelas?" Tanya bu Atun.

Saat itu tidak ada yang mengajukan diri. Semua diam saja. Tiba-tiba Deni dengan lantang menyebut nama Diba.

"Diba saja bu yang menjadi Ketua Kelas," teriak Deni dengan lantang.

"Ada yang setuju Diba menjadi Ketua Kelas?" Tanya bu Atun kepada semua siswa di kelas.

Karena sikap Diba yang pendiam dan pemalu saat Masa Orientasi Sekolah, teman-teman sekalas pun iseng ingin menjadikannya Ketua Kelas.

"Setuju Bu!" Jawab seluruh siswa.

"Baik, mulai sekarang kamu menjadi Ketua Kelas untuk kelas ini," jawab bu Atun dan kemudian beliau pergi begitu saja meninggalkan ruangan kelas.

Diba masih menggerutu karena dia menjadi ketua kelas. Sementara kami semua hanya tertawa kepada Diba.

Namun kesialan Diba belum berakhir. Saat hendak pulang sekolah, tiba-tiba datang seorang Guru. Beliau beranama bu Wiwik.

"Siapa di kelas ini yang mau menjadi petugas Paskibra?".

Saat itu semua siswa kembali diam.

"Baik saya tunjuk ya. Kamu yang di belakang yang paling tinggi", tunjuk bu Wiwik kea rah Diba.

"Besok sore kamu datang ke Lapangan Belakang untuk latihan Paskibra. Namamu siapa"?

"Diba, bu". Jawab Diba

Kami semua kembali tertawa dan Diba kembali menggurutu. Kemudian jam bel untuk pulang terdenngar, kami semua pulang ke rumah masing-masing.

Keesokan harinya, aku melihat Diba berangkat bersama salah satu anak di kelas kami. Aku belum tahu dia siapa. Kemudian Diba dan anak itu mendekatiku.

"Ed, ini Arfi rekan satu kelas kita. Dia ternyata satu komplek dengan aku.," kata Diba.

"Oh halo, jadi kalian satu komplek tapi tidak mengenal sebelumnya?" Canda ku terhadap mereka.

"Iya, sebetulnya rumah kami berbeda gang, aku baru mengetahuinya saat tadi akan berangkat dan aku melihat Diba sedang menunggu Bus. Aku menghampirinya dan memberinya tumpangan. Kalau tahu kita satu komplek sebelumnya kita kisa berangkat sekolah bersama kemarin-kemarin." Kata Arfi.

"Hahaha, iya tapi nanti naik motormu ya Fi," Kata Diba.

"Gampang itu, asal kamu bayarin bensinnya. Oh iya kamu ikut ekstrakurikuler apa Ed?".

"Aku ikut basket Fi, bareng sama Udin, kalua kamu Fi."

"Aku ingin ikut Karate Ed," kata Arfi sambil berjalan bersama kami menuju ke Kelas.

Arfi ternyata adalah Anak Tipe Sport. Arfi bercerita saat di kelas bahwa dia adalah atlet Karate. Walaupun dia memiliki tubuh yang gemuk, ternyata dia sudah sering sekali bertanding dan mendapatkan juara. ayahnya juga merupakan pelatih Karate, jadi dia mendapatkan bimbingan langsung dari ayahnya. Dan ternyata rival Karate Arfi selama berkompetisi Karate juga bersekolah di SMA ini. Namanya adalah Rifki, dia juga merupakan satu SMP denganku. Aku tidak pernah berbincang dengan Rifki dan hanya mengetahui saja dia memang suka bertanding karate, karena pihak sekolah selalu mengumumkan dia ketika mendapatkan penghargaan dan piala bahwa dia menang lomba karate saat upacara bendera.

"Dia memilik pergerakan yang gesit ketimbang aku, mungkin karena tubuhku yang besar membuat aku lambat dalam bergerak. Namun untuk masalah pukulan dan tendangan aku memiliki power yang lebih besar darinya. Pernah dia terkena pukulanku sekali dan langsung kalah. Sejak itulah dia bermain lebih gesit jika berhadapan denganku, dia sudah mengetahui kelemahanku," kata Arfi.

"Lalu kamu sudah berapa kali menang dari dia?" Tanyaku.

"Aku saudah menang 3 kali darinya dan kalah 3 kali juga.Mungkin sekarang kami akan lebih sering bertanding bersama karena kami satu sekolahan sekarang"Jawab Arfi.

Tiba-tiba ada seorang gadis datang ke tempat kami mengobrol, dia adalah Fajria. Dia adalah Sekretaris di Kelas kami.

"Hai, Kalian punya Facebook tidak? Aku ingin membuat group untuk kelas ini," tanya Fajria.

"Kami punya, nama akun kamu apa? Aku sudah berteman dengan Diba, Deni, Alex dan Udin di Facebook. Nanti aku bisa memasukkan mereka ke dalam group jika kamu memasukkan aku dulu," jawabku.

"Oh ok kalau begitu. Terimakasih ya" jawab Fajria.

"Oh iya, aku belum berteman dengan Arfi, kamu bisa langsung memasukkanya dia ke group."

"Baik, Arfi tolong tulis akun Facebook mu di sini yan anti aku undang ke group."

Pertama bertemu dengan Fajria, dia anak yang sangat keren sekali, telihat dari handphone nya dan di meja nya juga banyak sekali novel. Dia juga sepertinya sangat pandai mengaji, karena waktu Masa Orientasi Sekolah dia sering sekali membacakan doa sebelum acara dimulai dan setelah acara selesai. Aku tidak tahu apakah dia Tipe Anak Novel ataupun Tipe Anak Religius.

Bel pelajan pun berbunyi. Pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris. Tiba-tiba Deni yang duduk disebalah Diba menoleh kebelakang ke meja ku dan Udin.

"Kalian tahu kan siapa Guru mata pelajaran Bahasa Inggris ini?" Tanya Deni kepada kami semua.

"Bu Atun kan yang akan mengajar Bahasa Inggris," jawab Udin.

"Kalian harus hati-hati dengannya," jawab Deni.

"Kenapa memangnya? Beliau keliatan baik-baik saja tidak galak sepertinya," jawab Diba.

"Aku mendapatkan informasi dari kakak kelas kalau beliau ini sebetulnya Guru yang sangat disegani di SMA ini. Dan dia juga merupakan Guru terkiller di sini," jawa Deni.

"Memang killer nya seperti apa beliau?"Tanyaku.

"Kata kakak kelas, dia selalu menyuruh untuk anak perempuan yang ada di kelas dia mengajar untuk mengucir rambut, kalau tidak akan di keluakan dari kelas. Lalu untuk anak laki-laki ketika akan berjabat tangan dengannya jangan sampai bersentuhan dengan tangannya. Dan ketika kalian ingin berbicara dengan beliau, jangan menatap matanya secara langsung. Jangan pernah menyontek ketika ulangan ataupun tes. Dan juga kalian harus mendengarkan dan menuruti beliau, jika beliau bilang catat maka kalian harus cepat mencatat dan ketika beliau bilang berhenti mencatat kalian harus cepat berhenti, apabila kalian masih mencatat kalian akan dimaraji", Ungkap Deni.

"Sepertinya tidak masalah buatku selama dia tidak marah sambil menggunakan tangannya," kata Alex.

"Oh iya aku lupa mengatakan bahwa beliau sering menarik dengan keras rambut perempuan yang tidak dikuncir, dan kata kakak kelas ada anak perempuan yang sampai menangis ketika rambutnya ditarik. Dan ketika mengajar, beliau sering sekali membentak-bentak siswanya jika ada yang tidak bisa menjawab. Ada juga siswa laki-laki yang ditampar karena saat berbicara menatap langsung kearah matanya,"imbuh Deni.

"Hah? Gara-gara hal seperti itu masak langsung maen tangan. Apakah mungkin mereka sebelumnya membuat keselahan yang besar dulu sehingga membuat beliau menjadi sangat marah," kata Udin.

"Aku tidak tahu, yang pasti kalian jangan macam-macam dengan Guru ini. Karena Guru ini merupakan Guru senior dan yang paling berpengaruh di SMA ini," jawab Deni.

Aku semakin penasaran dan juga takut dengan Guru ini. Aku juga merasa aneh jika di sekolah favorit seperti SMA ini masih ada Guru yang masih maen tangan seperti itu. Dan setelah menunggu sekitar 10 menit Bu Atun pun memasuki ruangan kami.

Sebelum melanjutkannya, aku sudah memberi tahu kalian tipe-tipe siswa yang ada di sekolah ini. Sekarang aku ingin memberitahu tipe-tipe Guru yang ada di sekolah ini.

Yang pertama ada Guru Tipe Pendongeng. Guru tipe ini biasanya suka menceritakan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya ataupun mengenai kehidupan dalam rumah tangga nya. Guru dengan tipe ini ketika mengajar mungkin hanya memberikan 45 persen materi mengenai hal apa yang sedang dipelajari dan sisanya biasanya hanya bercerita. Guru yang bercerita mengenai pengalaman dan petualangan masa muda biasanya akan menjadi Guru favorit bagi beberapa siswa. Namun Guru yang menceritakan kehidupan peribadi seperti menceritakan kisah sukses anaknya ataupun anggota keluaganya yang lain bisanya akan menjadi tidak disukai oleh siswa. Karena jujur saja siapa yang peduli dengan kisah mereka, malah banyak yang beranggapan sebaiknya jangan bercerita dan lebih baik mengajar saja.

Yang kedua ada Guru Tipe Dominan. Guru tipe ini yang pertama adalah Guru yang memiliki umur yang sudah senja atau boleh dikatakan hampir pensiun Karena sudah berumur biasanya Guru-guru yang lebih muda akan mengikuti apa saja permintaan Guru tipe ini, bahkan Kepala Sekolah akan tunduk dan patuh dengan Guru tipe ini. Mungkin karena sudah menjadi budaya kita untuk menghormati siapa saja yang lebih tua. Dan murid-murid juga harus mengikuti Guru tipe ini apabila memiliki sebuah acara. Biasanya Guru tipe ini suka sekali mengatur semua aspek jika sekolah akan mengadakan acara. Jika ingin membuat Pentas Seni Sekolah (Pensi), sangat sulit sekali mendapatkan ijin dari tipe Guru ini, bahkan lebih sulit dibandingkan mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah. Beliau-beliau ini biasanya akan mengkonfrontasi panitia Pensi dengan banyak sekali pertanyaan.

Seperti produk atau institusi apakah yang akan menjadi sponsornya . Karena beliau-beliau ini merupakan orang yang taat beragama biasanya akan melarang sponsor dari produk-produk yang tidak baik untuk kesehatan dan produk yang dilarang digunakan atau dikonsumsi oleh agama.

Lalu acara apa saja nantinya di Pensi tersebut. Mereka biasanya ingin acara yang tidak menimbulkan kekacauan ataupun yang dapat membuat properti di sekolah menjadi hancur karena acara Pensi biasanya akan dihadiri oleh orang-orang dari luar sekolah. Biasanya untuk membuat Guru-guru senior ini menjadi tenang adalah dengan mengadakan pengajian sebelum acara Pensi utuma digelar. Biasanya acara ini digelar malam hari sebelum acara Pensi utama dengan mengundang orang-orang yang berada di sekitar sekolah untuk hadir. Hal ini juga sekaligus untuk menenangkan orang-orang sekitar agar Pensi tidak mengganggu pihak-pihak tersebut, atau boleh dibilang car aini adalah suap untuk Guru-guru senior dan orang-orang disekitar sekolahan.

Untuk pertanyaan terkahir beliau-beliau ini ingin tahu siapa penampil di acara tersebut. Karena beliau-beliau ini masih memiliki pemikiran yang masih tradisional, ingin para artis yang mengisi acara tersebut tidak memakai pakaian yang terbuka. Dan ingin juga para penampil di acara tersebut tidak membawakan acara yang aneh-aneh seperti berkata-kata kotor saat tampil. Karena keinginan anak SMA yang biasanya ingin artis yang boleh dibilang agak nakal mengenai musiknya ataupun penampilannya, panitia Pensi akan berdebat keras akan hal tersebut dengan Guru-guru senior terlebih jika artis yang akan diundang sedang naik daun namun memiliki pakain yang terbuka ataupun lirik dari lagu yang dibawakan mengandung kata-kata kotor. Panitia biasanya akan berkata pada beliau-beliau ini akan memberitahu kepada artis-artis tersebut untuk tampil dengan sopan dan membawakan lagu yang tidak mengandung kata-kata yang tidak sopan. Namun terkadang artis yang tampil dipanggung tidak mengindahkan permintaan tersebut, dan membuat panitia Pensi setelah acara selesai akan dimarahi habis-habisan dan terkadang acara Pensi untuk tahun yang akan depan tidak diadakan.

Yang selalu dinginkan oleh para Guru senior ini sebetulnya hanya citra yang baik untuk sekolahan. Mereka tidak ingin ada wartawan yang membertikan hal-hal yang buruk mengenai sekolah mereka di publik. Dan yang beliau-beliau selalu khawatirkan akan membuat citra buruk untuk sekolahan ada pada acara Pensi.

Guru yang suka marah-marah juga termasuk tipe ini alias biasa dikenal dengan Guru killer. Beliau-beliau ini biasanya memiliki tekanan darah yang tinggi sehingga selalu ingin marah dengan berkata dengan nada yang tinggi ataupun menggunakan kata yang kasar apabila ada siswa yang tidak sesuai dengan keingannya. Namun ada juga yang tiba-tiba marah hanya karena melihat siswa tersebut, bahkan tidak ada salah yang dibuat oleh siswa tersebut. Mungkin mereka teringat dengan sesorang yang tidak disukai waktu masa sekolah. Guru dengan tipe ini juga biasanya sangat sulit sekali mendapatkan nilai yang bagus. Beliau-beliau ini biasanya memberikan soal yang sanagat sulit dan banyak. Saat menjaga ujian beliau-beliau ini sangat ketat, apabila ada yang menyontek ataupun berbuat curang lainnya, terkadang akan merobek kertas ujian, menggugurkan peserta ujian atau bahkan langsung memberikan nilai yang buruk bagi siswa yang melanggar.

Lalu yang masuk Guru tipe ini adalah Guru yang tidak memiliki pasangan hidup. Biasanya mereka menjadi seorang yang mudah sekali tersinggung apabila ada murid yang terlibat masalah. Guru yang tidak memiliki pasangan akan lebih mudah marah kepada siswa tersebut ketimbang Guru Tipe Dominan lainnya. Bagian kalian yang masih menjadi pelajar, mungkin tipe ini lebih berbahaya daripada tipe killer. Jika tipe killer memiliki pasangan untuk diajak berbagi masalah ketika di rumah. Dan tentu saja hal itu dapat meringankan beban pikiran. Bandingkan jika tidak memiliki pasangan dan harus menanggung sendiri masalah tersebut. Banyak yang melampiaskan beban tersebut kepada siswanya, namun yang memiliki jiwa professional yang tinggi mereka tidak akan melampiaskan kepada muridnya, tetapi sangat jarang sekali menemui orang seperti itu.

Yang ketiga ada Guru Tipe Humoris. Guru dengan tipe ini biasanya suka bercanda dengan siswa-siswa saat pelajaran berlangsung. Beliau-beliau ini terkadang membuat lelucon mengenai teman-teman Guru yang lain, biasanya yang menjadi sasaran adalah Guru-guru yang berada pada Tipe Dominan. Selain itu juga beliau-beliau ini suka membuat lelucon dan monggoda siswa yang ada di kelas. Dan tak jarang memberikan nama julukan yang aneh bagi siswa yang dianggap beliau nyelenah dan siswa tersebutlah yang akan dijadikan lelucon ketika mengajar di kelas tersebut. Siswa yang dijadikan bahan lelucon itupun tidak ada yang pernah marah karena lelucon beliau-beliau ini tidak pernah ada yang membuat sakit hati. Bahkan saat diluar kelaspun beliau-beliau ini suka bergaul dan bercengkrama dengan siswa baik itu dikantin ataupun ditempat lainnya. Tak jarang juga biasanya beliau-beliau ini suka bermain permainan olahraga seperti futsal bersama siswa. Namun terkadang beliau-beliau ini juga dapat marah akibat siswa yang tidak menurut karena para siswa menganggap mereka terlalu santai sehingga terlalu membuat meremehkan pelajaran dari Guru tersebut. Jika sudah marah biasanya beliau-beliau ini berubah menjadi serius dan tidak menjadi asik lagi.

Kemudian ada Guru tipe yang disukai oleh semua orang, yaitu Tipe Guru Pemurah. Guru dengan tipe ini sangat mudah sekali mendapatkan nilai yang baik di mata pelajaran yang diajarkannya. Beliau-beliau ini sangat sabar ketika mengajar, tidak pernah marah ketika kelas menjadi ribut dan ketika ada siswa yang membuat pelanggaran peraturan biasnya beliau-beliau ini hanya akan menegur dengan lembut. Dan para siswa biasanya suka sekali berkunjung ke rumah beliau-beliau ini ketika momen Lebaran. Guru tipe ini biasanya akan selalu diingat oleh para muridnya ketika sudah lulus dari SMA.

Lalu ada Tipe Normal. Guru dengan tipe ini merupakan tipe yang paling profesional dari tipe Guru lainnya. Tipe ini memberikan siswa nilai apadanya tergantung berapa yang dia peroleh saat ujian, mengerjakan tugas atau saat ulangan. Nilai itulah yang akan didapatkan siswa pada Nilai Raport nya. Guru tipe ini tidak terpengaruh dengan latar belakang siswa seperti anak siapak siswa tersebut atau seberapa dekat siswa tersebut dengan Guru, atau bahakan apakah ada orang tua siswa yang menitipkan anaknya kepada Guru untuk memberikan nilai yang bagus. Semua hal tersebut tidak memberikan dampak saat Guru tipe ini memberikan penilaian kepada siswa.

Yang terakhir ada Guru Tipe Junior. Guru tipe ini biasanya diisi oleh Guru-guru yang masih muda. Banyak dari Tipe ini masih baru lulus dari Kuliah. Tipe ini bisanya masih menjadi pesuruh dan juga masih selalu mengikuti kebjikan apapun dari Guru Tipe Senior. Tipe ini boleh dibilang belum memiliki karakter, namun setelah beberapa tahun kemudian Tipe ini bisa menjadi Tipe lain sesuai dengan lingkungan sekitar mereka.Baik kita kembali ke kelas. Bu Atun memasuki ruang kelas dengan langkah yang cepat. Kemudian beliau meletakkan buku ke meja dan berdiri kedepan sepertinya ingin mengatakan sesuatu.

"Bagi yang perempuan tolong rambutnya dikucir. Kalau tidak mempunyai alat untuk mengkucir silahkan keluar dan cari alat untuk mengkucir rambut. Bagi yang laki-laki buka Bab pertama!" Kata Bu Atun lantang.

Para siswi perempuan yang tidak mengkucir rambutnya dan tidak mengenakan hijabpun keluar. Sepertinya mereka menuju kantin untuk meminta karet gelang untuk mengkucir rambut mereka. Aku pun mulai memikirkan kata Deni sebelum pelajaran dimulai. Sepertinya dia benar mengenai Bu Atun.

Kemudian setelah 10 menit berlalu, para siswa perempuan sudah kembali ke kelas dengan rambut telah terkucir semuanya. Namun ada beberapa siswi yang belum kembali. Kemudian Bu Atun menuliskan beberapa Struktur Kalimat Bahasa Inggris di papan tulis.

"Cepat ditulis di buku kalian sekarang juga!" Teriak Bu Atun.

Tak lama setelah itu ada 5 orang siswi perempuan yang tadi keluar untuk mencari alat yang digunakan untuk mengkucir rambut datang. Hal tersebut ternyata membuat Bu Atun marah.

"Kalian jangan masuk ke kelas saya, kalian keluar sekarang!"

"Kalau kalian tidak mau keluar saya yang akan keluar sekarang!" Teriak Bu Atun kepada 5 siswi itu.

Kelima siswi itupun akhirnya keluar dari kelas dengan muka agak takut dan juga bercampur bingung. Sebenarnya kami semua dikelas juga bingung. Setelah mereka keluar, Bu Atun tiba-tiba bertiak kepada murid yang berada dalam kelas.

"Semuanya berhenti menulis!" Teriak kembali beliau.

Karena takut akupun berhenti, semua muridpun juga berhenti. Namun ada seorang siswa yang tetap mencatat. Lalu Bu Atun dengan langkah yang cepat menghampiri siswa tersebut.

"Saya bilang berhenti menulis! Apa kamu tuli?" Teriak Bu Atun kepada siswa tersebut.

Kemudian Beliau melempar buku siswa tersebut, dan menariknya keluar dari bangku duduknya.

"Kamu keluar dari kelas ini sekarang juga!" Teriak beliau.

Kemuadian siswa itu pun keluar dari kelas tersebut. Kemudian Bu Atun berkata kembali kepada murid yang ada di dalam kelas.

"Kalian saya peringatkan kembali, ketika saya bilang menulis kalian tulis di buku kalian, ketika saya bilang berhenti kalian harus berhenti menulis dan meletakkan pulpen kalian, Paham?" Teriak beliau ke semua murid di kelas.

"Paham Bu!" Jawab semua Murid.

Kemudian setelah kurang lebih 2 jam mengajar, bel tanda istirahatpun berbunyi. Bu Atun kemudian dengan langkah yang cepat sama seperti waktu memasukki ruang kelas, meninggalkan ruangan kelas. Lima orang siswi dan seoarang siswa yang diusir dari kelas tadi pun kembali kedalam kelas. Mereka tampak masih sedikit syok dan kebingunan dengan peristiwa tadi. Aku dan Deni mencoba berbicara dengan siswa tadi, dia bernama Ivan. Dia adalah Tipe Anak Pemusik yang nantinya aku ketahui setelah beberapa kali aku bermain dan agak akrab denagannya.

"Apa kamu tadi tidak dengar saat Bu Atun berkata untuk berhenti menulis? Tanya Deni.

"Dengar, tapi tadi tanggung sekali untuk menyelesaikan tulisanku. Aku tidak tahu kalau beliau akan berbuat seperti itu," Kata Ivan.

"Yasudah tenang saja Van, jangan diambil hati. Sepertinya beliau memang suka membentak-bentak muridnya,"kata ku menenangkan Ivan.

"Iya tapi aku agak syok dengan perbuatan beliau yang sangat kasar sekali,"jawab Ivan.

"Sudah jangan dipikir yang tadi, ayok kita ke kantin saja," Ajakku kepada Deni dan Ivan.

Kamipun kemudian pergi ke kantin dan berkumpul dengan teman-teman kami satu kelas disana. Kami pun bercerita tentang kejadian tadi sambil makan di kantin. Semua tampak kebingunan dan juga takut dengan tingkah Bu Atun.

Setelah beberapa jam pelajaran, waktu pun menunjukkan pukul 13.45. Jam pulang pun terdengar. Kami pun segera keluar dari kelas dan kembali ke rumah masing-masing.

"Ed nanti jangan lupa jam 4 sore ada ekstrakurikuler basket, kamu datang dulu kerumahku yak kan serah dengan tempat Latihan," Ucapa Udin kepadaku.

"Oke baik nanti aku ke rumahmu dulu, setelah itu kita kerumah Ryan ya. Kebetulan dia searah juga saat nanti kita menuju tempat latihan," jawabku.

"Oke siap bos!" Jawab udin.

Setelah sampai di rumah, aku langsung makan dan mengganti pakaianku. Kemudian aku bermain sebentar dengan kucingku yang aku beri nama Si Dul. Dia adalah kucing jantan yang memiliki ras Persia. Dia diberi nama Dul karena dia aku dapatkan dari teman ayahku waktu Idul Adha. Teman ayahku bilang dia menemukan kucing itu didepan rumahnya. Setelah beberapa hari merawatnya, tidak ada seorangpun di sekitar tempat tinggalnya yang merasa kehilangan dan mencari kucing itu, Kemudian teman ayahku menceritakan mengenai hal tersebut dan bertanya kepada ayahku apakah mau mengadopsi kucing tersebut. Ayahku kemudian bertanya padaku apakah aku mau memelihara kucing itu dan akupun langsung menjawab dengan senang bahwa aku sangat ingin merawat kucing itu.

Setelah beristirahat sebentar, waktu telah menunjukkan pukul 15.15. Aku mulai bersiap-siap untuk berangkat menuju latihan ekstrakurikuler basket. Pertama aku menuju ke rumah Udin, itu sekitar sepuluh menit perjalanan. Ternyata Udin telah menungguku di depan gang rumahnya. Karena ada hajatan di rumah tetangganya, kendaraan tidak boleh lewat. Kemudian kami menuju ke rumah Ryan. Dari rumah Udin kurang lebih hanya 7 menit. Ryan pun sudah bersiap-siap sebelum kami datang. Ryan menggunakan motor sendiri, aku dan Udin berboncengan menuju tempat latihan yang letaknya tepat di belakang sekolah kami, membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih hanya 5 menit dari rumah Ryan. Ternyata temanku Doni juga mengikuti ekstrakurikuler basket. Tentu saja dia adalah Tipe Anak Sport. Saat di SMP dia juga merupakan bagian tim basket kami walaupun dia jarang sekali bermain. Dia tidak sehabat Ryan, namun memiliki stamina dan kecepatan berlari yang baik. Dulu dia menempati posisi sebagai Center. Karena dia memiliki tinggi badan yang menjulang, tentu saja dia cocok untuk posisi itu.

"Kamu ikut ekstrakurikuler basket juga Ed? Tanya Doni.

"Iya Don, coba-coba hehehe," Jawabku sambil tertawa.

"Sepertinya yang ikut cuman sedikit ya," kata Doni.

"Iya, sepertinya basket di SMA ini tidak sepopuler ekstrakurikuler futsal," jawabku.

Lalu tak lama kemudian pelatih untuk basket datang. Beliau juga merupakan Guru olahraga kami, nama beliau adalah Pak Waluyo. Beliau Adalah Tipe Guru Dominan karena beliau sudah termasuk Guru senior dan sangat berpengaruh di sekolahan ini. Beliau tidak termasuk Guru yang killer namun sangat tegas.

"Hari ini kita akan melakukan latihan layup, kalian perhatikan contoh yang akan saya berikan. Setalah itu lakukan Gerakan ini secara bergantian," kata Pak Waluyo.

Setelah Pak Waluyo memberikan contoh, kami pun bergantian melakukan gerakan itu.

"Perhatikan langkah kalian, 2 langkah setelah itu loncat. Jika melangkah lebih kalian akan terkena travelling,"teriak Pak Waluyo.

Travelling sendiri adalah pelanggar dalam permainan bola basket apabila kita melangkah lebih dari 2 langkah atau dapat juga apabila kita telah menghentikan bola alias sudah tidak memantulkan bola kemudian kita melangkah, itu juga termasuk travelling. Dari semua yang ikut latihan basket ini, sepertinya Ryan lah yang paling bagus gerakannya dan juga paling sering berhasil dalam gerakan tersebut, dan membuat pelatih juga kagum terhadap dirinya.

Setelah sekitar satu jam berlatih lay up, kamu kemudian diberikan waktu untuk istirahat sekitar 10 menit. Lalu setelah itu kami berlatih kembali. Kali ini kami berlatih untuk shooting dari beberapa titik di dalam area tembakan 2 poin. Untuk kali ini aku rasa aku tidak kalah dengan Doni dan Ryan karena aku selalu lebih banyak masuk dari semua yang mengikuti latihan. Lalu waktu sepertinya sudah menujukkan pukul 6 dan langit sudah gelap dan terdengar suara Adzan Maghrib. Lalu pak Waluyo meminta kami berhenti latihan.

"Baik untuk hari ini kita cukup sampai disini karena sudah malam, kita akan latihan lagi minggu depan. Hati-hati di jalan," kata Pak Waluyo.

"Terimakasih pah", jawab semua peserta latihan.

Kemudian aku, Ryan, Udin dan Doni nongkrong sebentar didekat rumah Doni untuk membeli minuman. Rumah Doni dan tempat latihan memiliki jarak yang sangat dekat. Kami mengobrol masalah apa saja yang terjadi di sekolahan.

"Kalian Guru Bahasa Inggrisnya dapat Bu Atun?" Tanyaku kepada Doni dan Ryan.

"Tidak sepertinya kelas 10 A sampai Kelas 10 C saja yang dapat. Katanya itu Guru killer ya?" Tanya Doni.

"Gak cumin killer, tapi super killer," jawab Udin.

"Memang killer nya gimana sih? Kok kayaknya pada takut semua," jawab Ryan.

"Gimana ya ceritanya, galak tapi campur sama aneh saja orangnya,"jawab Udin.

"Aneh gimana?" Jawab Doni penasaran.

"Masak iya orang mencatat pelajaran malah dimarahin dan disuruh keluar, menurut kalian aneh kan?" Jawab Udin.

"Hah, kok bisa," Jawab Doni.

"Iya jadi kita harus menurut sama beliau kalau beliau bilang menulis kita harus menulis, ketika beliau bilang berhenti kalian harus berhenti menulis dan meletakkan pulpen kalian. Kemarin teman kami Ivan masih menulis ketika beliau bilang berhenti menulis, dan beliau melempar buku Ivan kemudian menyuruh nya keluar dari kelas," Jawab Udin.

"Wah kok bisa seperti itu ya, untung aku tidak dapat Guru seperti itu,"jawab Ryan sambil tertawa.

"Ya lebih baik dapat diawal, semoga berikut-berikutnya sampai lulus tidak dapat lagi," jawabku sambil bercanda.

Setelah itu kami pun juga bercerita banyak mengenai tugas sekolah. Kami di warung itu kurang lebih satu jam. Setelah pukul 19.15 kami pun akhirnya pulang. Aku terlebih dahulu mengentarkan Udin pulang ke rumahnya.

Sesampainya dirumah, aku mandi dan makan kemudian istirahat sebentar untuk kemudian mengerjakan PR dan sedikit belajar mengenai pelajaran tadi pagi di sekolah. Latihan basket di Sekolah ini sepertinya tidak lebih berat dari dulu waktu di SMP yang selalu menggembleng fisik kita. Aku tahu hal itu karena dulu temanku sering berkata demikian dan aku dulu juga pernah ikut latihan.

Lalu kemudian sekitar pukul 9 malam, aku membuka facebook untuk mengetahui apa saja yang terjadi di media sosial itu, terutama jika ada hal-hal yang ada di halaman grup kelas kami. Ternyata tidak ada apa-apa di halaman grup kelas kami. Aku coba melihat siapa saja yang sedang online saat itu. Kemudian aku melihat Fajria sedang online malam itu. Aku memberanikan diriku untuk mengirim pesan kepadanya.

"Hai," kataku padanya.

Lalu dengan cepat, tidak ada sekitar 2 menit kemudian dia membalas.

"Hai," Jawabnya.

"Ada PR gak ya di sekolah?" Aku mencoba basa-basi dengannya. Padahal aku sudah mengerjakannya.

"Sepertinya ada, bentar aku cek ya."

"Ada PR Matematika." Jawabnya

"Oh iya, kamu sudah mengerjakan PR itu?" Jawabku.

"Belum besok paling, sudah malam mau tidur," jawabnya.

"Aku sudah, kamu mau lihat PR ku?" Jawabku.

"Hmm, kenapa tadi tanya kalau sudah mengerjakan," Jawabnya.

"Biasalah cumin basa-basi hehehe," jawabku.

Lalu kemudian aku memfoto PR ku dan aku mengirimkannya kepadanya. Kami kemudian saling mengirim pesan hingga tidak terasa waktu sudah lewat jam 12 malam.

"Sudah dulu ya, sudah malam besokkan harus sekolah," kata Fajria.

"Ok baiklah, good night," jawabku.

"Good night," jawabnya.

"Selamat tidur," jawabku lagi.

"Selamat tidur juga", jawabnya.

"Katanya mau tidur kok masih balas pesanku?" Tanyaku.

"Lha kamu masih kirim pesan terus," jawabnya.

"Hahaha yasudah tidur, besok sekolah," jawabku.

"Baik," jawabnya.

Akhirnya aku tidak membalas pesannya karena sudah ngantuk sekali dan besok harus sekolah.

Beberapa bulan sudah berlalu, Bu Atun masih terus memarahi kamu dan itu sudah membuat kami akhirnya menjadi terbiasa, aku masih bertahan untuk mengikuti ekstrakurikuler basket dan juga aku masih terus berkirim pesan dengan Fajria yang membuat kami merasa semakin dekat.

Lalu kemudian ada pengumuman akan diadakannya acara makrab atau biasa disebut malam keakraban yang diadakan oleh ekstrakulikuler wajib Pramuka di sekolah kami. Jadi acara tersebut adalah acara wajib yang harus dihadiri oleh siswa kelas 10, jika tidak hadir siswa tersebut tidak dapat naik kelas, begitulah ancaman yang dikatakan oleh Guru Pembina kami waluapun tidak masuk akal namun kami tetap mengikuti acara tersbut karena takut. Acara tersebut berupa kegiatan pramuka seperti baris berbaris dan juga ada permainan tim. Dan acara tersebut diadakan di dalam sekolah kami selama satu malam dari Sabtu sore hingga Minggu siang. Kami harus tidur di kelas kami masing-masing.

Untuk setiap kelas ada 2 grup perempuan dan 2 grup laki-laki. Untuk grup di kelas kami yang laki-laki ada grup yang bernama Pendobrak dan yang satunya lagi bernama Pencoba setiap kelompok terdiri dari 8 hingga 10 orang. Aku masuk di grup Pendobrak bersama dengan Alex, Udin dan juga Diba. Sementara Arfi dan Deni masuk kedalam grup Pencoba. Lalu untuk setiap grup ada Ketua dan Wakil Ketua. Di grup ku aku yang menjadi Ketua, sebenarnya itu terpaksa karena Diba yang mengusulkannya kepada Kakak tingkat yang menjadi panitia acara. Lalu kemudian Ketua berhak untuk memilih wakilnya. Aku lalu memilih Diba untuk menjadi Wakil Ketua, hitung-hitung balas dendam padanya. Grup Pramuka itu dibentuk sekitar 1 minggu sebelum acara ini dimulai pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

Sebelum aku melanjutkan mengenai acara Makrab ini, aku ingin sedikit menceritakan mengenai kegiatan Pramuka di sekolah kami. Biasanya kegiatan Pramuka di sekolah kami diadakan setiap hari Kamis. Kegiatan ini bersifat wajib untuk kelas 10. Jika tidak masuk pada kegiatan itu, hari berikutnya waktu jam sekolah kami akan di hukum. Biasanya hukumannya yaitu berlari mengelilingi lapangan sekolah. Bahkan ketika terlambat, siswa tersebut juga akan menerima hukuman ini. Namun jika beruntung, siswa yang terlambat tersebut dapat diijinkan masuk namun akan dihukum untuk push up atau bahkan berlari. Guru yang menjadi pembibing pada Ekstrakurikuler Pramuka yaitu Bu Muriani atau ketika kegiatan Pramuka biasa dipanggil Kak Mur. Beliau adalah Guru senior untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling atau BK. Sebenarnya memanggil beliau dengan panggilan Kak Mur sepertinya kurang cocok mengingat usia beliau, namun di Pramuka semua yang menjadi Pembibing mendapatkan panggilan itu tidak peduli berapa usianya. Dan juga beliau merupakan Guru Tipe Dominan yang juga terkenal killer di sekolah kami. Beliaulah yang biasanya mengurus dan menghukum jika ada anak nakal ataupun bermasalah di sekolah kami.

Baik kembali lagi di acara Makrab tadi. Setelah jam sekolah pada hari Sabtu, aku bergegas pulang ke rumah untuk mempersiapkan apa saja yang dibawa untuk acara Makrab. Ada beberapa item wajib yang harus dibawa untuk acara tersebut sesuai perintah Panitia acara tersebut. Seperti gunting, lalu ada benang, kemudian ada alat makan. Setelah semua siap aku istirahat sebentar di rumah karena masih lama dan acara tersebut dimulai pukul 5 sore.

Waktu telah menunjukkan pukul 16.30, aku bergegas berangkat agar aku tidak dihukum karena terlambat. Aku berhasil tiba tepat waktu dan kemudian beberapa menit kemudian pintu gerbang ditutup dan aku melihat masih banyak sekali yang terlambat. Aku melihat Alex masih di luar karena terlambat. Aku mengejeknya dengan menjulurkan lidah karena dia terlambat, dia terlihat kesal dan kemudian menjulurkan lidahnya kepadaku. Kemudian aku pergi kedalam kelas untuk mencari teman-temanku yang lainnya.

Lalu ketika waktu menunjukkan pukul 17.15, ada pengumuman agar semua siswa berkumpul di Aula sekolah tempat yang sama ketika dulu kami berkumpul untuk pembagian kelas. Disana kami mendengarkan salah satu Alumni dari SMA kami. Kami duduk berurutan sesuai kelas kami. Dia yang dulu mendesain lambing sekolah kami. Dan juga dia merupakan orang disabiltias. Dia memberikan motivasi agar kami tidak menyerah dan terus mengejar mimpi kami. Sekarang dia telah bekerja sebagai Design Graphis di salah satu perusahaan dan telah memiliki istri dan juga seorang anak.

Beberapa menit kemudian, Anak-anak yang tadi terlambat masuk kedalam ruangan Aula. Mereka terlihat sangat kelelahan dan juga banyak sekali mengeluarkan keringat. Sepertinya mereka mendapatkan hukuman yang cukup berat dari Kak Mur. Lalu Alex mendatangi tempat duduk kelas kami.

"Habis mandi dimana bro?" Canda Deni kepada Alex.

"Dihukum apa saja tadi Lex? Kok kamu sampe basah kuyup begitu?" Tanya Arfi.

"Wah parah tadi hukumannya, tadi disuruh mengelilingi halaman sekolah sebanyak 10 kali, kemudian kami harus push up sebanyak 50 kali. Kak Mur sepertinya lagi marah sekali hari ini", jawab Alex.

"Hahaha kamu dapat jackpot hari ini Lex," canda Udin.

"Makanya jangan terlambat, acara seperti ini kamu masih saja terlambat," Kata Arfi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore lebih dan juga sudah banyak terdengar Masjid dan Mushola yang mengumandangkan adzan untuk sholat Maghrib. Acara untuk sesi ini pun selesai dan kami pergi menuju Mushola yang berada di Sekolah kami untuk mengerjakan sholat Maghrib. Karena Mushola yang tidak besar kami bergantian untuk mnegerjakan sholat Maghrib. Setelah itu kami makan malam bersama namun kami bergantian antara siswa putra dan siswi putri, kami mendapatkan makanan yang dibagi oleh panitia acara. Setelah siswi putri selesai makanan malam, tiba-tiba Fajria menghampiriku yang sedang masuk menuju ruangan.

"Hei Edi, aku masih punya makanan nih. Kamu mau tidak?" Kata Fajria.

"Ya boleh, mana makanannya," jawabku sambil agak gugup.

Ini, habiskan ya jangan dibagi-bagi ke teman yang lainnya," Jawab Fajria.

"Iya nanti aku habiskan, terima kasih ya," Jawabku.

"Iya sama-sama," jawabnya.

Makanan yang diberikan oleh Fajria banyak sekali. Lalu Alex datang dan ingin meminta makanan itu.

"Wah banyak sekali makanan yang kamu punya Ed. Sini bagi-bagilah," Katanya.

"Iya, ini tadi dapat dari Fajria," jawabku.

"Sepertinya kalian sudah sangat dekat ya," jawabnya.

"Ah biasa saja bro," jawabku.

Lalu aku membagikan beberapa makanan yang aku dapatkan ke Alex. Dan Alex pun memberitahu ke teman-teman yang lainnya. Kemudian Udin, Deni dan Arfi pun juga datang kepadaku untuk meminta makan yang tadi diberikan oleh Fajria. Akhirnya hanya tersisa sedikit makanan yang diberikan Fajria tadi untuk diriku.

Setelah makan malam, kami diminta untuk kembali kedalam kelas kami masing-masing untuk istirahat sebentar sambil menunggu sholat Isya'. Saat memasukki kelas, Fajria kembali lagi menyapaku.

"Gimana tadi makanan yang aku berikan tadi, enakkan?" Tanya dia kepadaku.

"Enak banget, kamu beli dimana emang itu?" Jawabku.

"Aku buat sendiri loh itu, aku rasa itu agak keasinan sih," jawabnya.

"Gak kok pas, benar kata si Edi makanan itu enak banget," jawab Alex tiba-tiba.

"Kamu kasih ke si Alex ya, padahal aku buat itu spesial buat kamu lho," jawab Fajria.

"Iya tadi dia minta, dan aku rasa aku gak habis juga makan sebegitu banyak makanan ditambah tadikan dapat dari panitia juga," jawabku.

"Tadi kata Deni, Udin dan Arfi juga makanan itu enak sekali kok Faj," jawab Alex lagi.

"Lah? Deni, Udin sama Arfi minta juga? Terus kamu tadi gak kebagian Ed?" Tanya Fajria.

"Kebagian kok, masih dapa banyak. Ternyata kamu pintar masak juga ya. Lain kali boleh dong masakin buat aku lagi," jawabku.

"Syukukurlah kalau kamu masih kebagian, iya besok aku masakin lagi. Mau apa Nasi Goreng atau Mie Goreng," jawab Fajria.

"Terserah kamu saja, yang penting masakin aja yang enak," jawabku.

"Aku mau juga dong dimasakin," kata Alex.

"Kamu minta mama saja Lex," jawab Fajria.

Lalu Fajria pergi meninggalkan aku dan Alex. Dia pergi menuju teman satu mejanya, Shima. Fajria dan Shima sangat dekat sekali. Shima merupakan Anak Tipe Sport Sport. Aku pernah melihatnya ikut Ekstrakurikuler Basket. Dia memiliki tubuh yang sangat tinggi untuk anak perempuan, mungkin tingginya diatas 170 cm. Kata Deni, saat di SMP Shima memang bintang Basket di SMP nya. Lalu kemudian Agatha, Sesil dan Asti datang bergabung dan berbincang dengan Fajria dan Shima.

Mereka bertiga dulunya satu SMP denganku. Namun aku tidak akrab dengan mereka dan hanya mengetahui saja. Agatha adalah Tipe Anak Modis. Sejak SMP, Agatha memang sangat terkenal sekali karena menggunakan brand yang sangat ternama. Dia banyak sekali disukai oleh anak laki-laki. Mereka tidak menyukai Agatha karena penampilan atau fisiknya, kebanyakan dari mereka menyukainya karena Agatha selalu memberikan barang-barang dan juga kerap banyak sekali mengeluarkan uang untuk laki-laki yang menjadi pacarnya. Selain pacarnya, teman-teman yang dekat Agatha juga beberapa ada yang memanfaatkan uangnya, Lalu Sesil dan Asti juga merupakan teman dekat Agatha sewaktu SMP. Mereka berdua juga merupakan Tipe Anak Modis, namun barang dan pakaian yang mereka miliki tidak semewah milik Agatha. Mereka sangat loyal sekali dengan Agatha, mereka memang benar-benar menjadi teman baik untuk Agatha dan tidak memanfaatkan uang yang dimiliki oleh Agatha. Bahkan kata Deni, mereka bertiga sudah berteman semenjak SD dan kebetulan Deni satu SD dengan mereka. Fajria dan Shima akhirnya bergabung dengan mereka berlima dan akhirnya menjadi sangat dekat kemudian mereka menjadi salah satu grup perempuan yang sangat dominan di kelas kami. Dan mungkin grup perempuan yang paling terkenal di Sekolahan kami, terutama angakatan kami.

Lalu saat waktu menunkukkan pukul 7 malam, Panitia meminta kami untuk pergi ke Mushola Sekolah untuk menjalankan sholat Isya'. Sama seperti tadi, kami bergantian untuk menjalankan sholat Isya'. Lalu setelah menjalankan sholat Isya', kami diminta untuk berkumpul di halaman Sekolah. Kami diminta berkumpul dan berbaris sesuai dengan grup Pramuka yang sudah dibagikan sebelumnya. Kemudian Ketua Panitia meminta Ketua Grup untuk maju kedepan.

"Ini kertas kegiatan untuk kegiatan kali ini, kalian bersama teman-teman satu grup diminta untuk mengumpulkan beberapa tanda tangan beberapa Panitia yang berjaga di setiap Pos. Setiap Pos yang akan kalian datangi, kalian harus menjalankan beberapa perintah. Perintah itu menutut kalian untuk saling bekerjasama denga rekan satu grup kalian. Total ada 5 Pos yang harus kalian datangi. Kalian diberikan waktu selama 2 Jam untuk mengumpulkan tanda tangan dan jika selama 2 jam tersebut kalian belum mendapatkan semuanya kalian dan satu grup teman kalian akan mendapatkan hukuman. Apakah sudah jelas?" Tanya Panitia kepada semua Ketua grup.

"Jelas Kak!" Jawab seluruh Ketua Grup.

"Baik silahkan kembali ke grup masing-masing, kegiatan tersebut akan dimulai kurang lebih 30 menit lagi," Kata Ketua Panitia.

Lalu kemudian aku kembali ke Grup ku dan kemudian memberikan informasi yang aku dapatkan tadi ke mereka. Kami kemudian berdiskusi untuk menentukan Pos mana dulu yang akan kami datangi agar waktu yang kami miliki cukup. Sebagian dari kegiatan tersebut adalah mengenai pengetahuan kita sehari-hari, yang lainnya yaitu permainan yang menuntut kerja sama tim dan juga ada yang merupakan pengetahuan untuk kegiatan Pramuka, seperti mengahafalkan Dasa Darma dan Trisatya dalam Pramuka. Karena kami kebanyakan belum menghafal Dasa Darma dan Trisatya, kami sangat panik dan selalu membaca hal tersebut dan mencoba untuk mengingatnya. Kami pergi ketempat yang lebih terang untuk mencoba membaca dan menghafalkannya. Jika kami tidak dapat meghafalkannya, kami akan gagal di Pos ke 5. Memang dapat mengulangi tantangan tersebut, namun kami harus antre dengan kelompok lainnya yang jumlahnya sangat banyak dan itu akan membuang waktu yang banyak sehingga kami harus sekali mencoba dan berhasil.

Waktu menunjukkan pukul setengah 8 malam. Kemudian Panitia Acara meminta kami untuk berkumpul sesuai grup masing-masing, kemudian mereka menyuruh kami untuk mulai mencari tanda tangan dari Panitia pada kelima Pos. Aku dan kelompokku mencoba mendatangi Pos ke 2 terlebih dahulu. Pada pos ke 2 ini tantangan yang diberikan cukup mudah. Kami hanya diminta untuk memasukkan lingkaran karet kedalam kayu-kayu yang sudah diteggakan. Kami diharuskan untuk melemparnya dari jarak yang telah ditentukan. Kami harus memasukkan 8 lingkaran karet dan semua anggota grup yang berjumlah 10 orang harus ikut terlibat, itu berarti hanya boleh ada 2 orang saja yang gagal. Apabila gagal kami akan mendapatkan hukuman yaitu berlari mengitari halaman, kemudian kami harus mengantre dua kelompok lagi sebelum dapat giliran kami untuk kembali mencoba.

Alex mencoba yang pertama kali, dan dia langsung gagal memasukkan lingkaran karet tersebut. Kemudian Udin mencoba untuk dan berhasil memasukkan gelang itu dengan mudah. Kemudian secara berurutan hinggan orang ke 6 berhasil memassukan lingkarang karet itu. Pada orang ke 7, salah satu anggota kelompok kami gagal dan itu membuat semua anggota kami menjadi cemas karena kami hanya mendapatkan 5 lingkaran yang berhasil masuk. Diba mencoba pada urutan ke 8, kemudian disusul oleh Udin. Mereka berdua berhasil memasukan lingkaran tersebut. Kini tinggal giliranku, nasib anggota kelompok berada ditanganku, jika aku gagal maka semua anggota akan mendapatkan hukuman. Dengan menghela nafas panjang sebelumnya, aku melempar lingkaran tersebut dengan mantap, dan karet itu berputar-putar di atas batang kayu, kemudian turun kebawah dan masuk kedalamnya. Kami berhasil mendapatkan tanda tangan pertama kami. Kemudian kami memetuskan untuk menuju Pos 1.

Pada Pos 1 ini sepertinya banyak sekali yang gagal, banyak kelompok yang mendapatkan hukuman. Mereka diminta untuk push up dan squat jump. Dan ternyata memang tantangan yang diberikan pada pos ini cukup sulit dan misterius. Kami diminta mengambil gulungan kertas kecil yang berada di wadah, gulungan kecil itu berisi pertanyaan yang harus kami jawab. Pertanyaannya pengetahuan seputar internasional ataupun domestik. Maka wajar saja banyak kelompok yang gagal pada Pos ini.

"Lex ambil gulungan itu untuk kelompok kita," suruhku kepada Alex.

"Kok aku yang ambil? Aku lagi kurang beruntung hari ini, apa kamu tidak melihat ditantangan pertama tadi aku kurang beruntung? Mending suruh yang lain aja," jawab Alex.

"Udah gak apa-apa, kamu saja yang ambil," jawabku.

"Yaudah, resiko ditanggung pemenang ya," jawab Alex.

Kemudian Alex mengambil gulungan kecil itu yang diletekkan di dalam wadah yang dipegang oleh panitia. Benar saja, pertanyaan yang kami dapat sangat sulit, kamu harus menyebutkan beberapa nama ibu kota yang berada di Asia Tenggara.

"Sepertinya memang hari ini bukan hari mu Lex," kataku kepada Alex.

"Kan sudah aku bilang tadi," jawab Alex.

"Tapi tenang saja, kita pasti bisa," jawabku.

Waktu lomba Pramuka tingkat SD, aku juga pernah mendapatkan pertanyaan semacam ini dan kelompok pramuka kami waktu itu juara. Jadi aku menjawab semua pertanyaan tersebut yang membuat anggota kelompokku keheran.

"Bagaimana kamu bisa tahu semua jawaban itu Ed?" Tanya Udin.

"Aku kan rajin membaca buku, pasti bisalah," jawabku bercanda.

"Tapi itu semua jawabannya benarkan? Kamu gak ngasalkan Ed?" Tanya Diba dengan agak sedikit panik.

"Udah tenang saja kalian," jawabku.

Kemudian aku memberikan jawabanku tadi ke Panitia.

"Yak jawaban kalian benar semua, mana kertas tanda tangannya," kata Panitia.

Seluruh anggota kelompok tertawa dan bisa menghela nafas lega, karena aku lihat mereka sangat cemas sekali sebelumnya. Kami kemudian pergi meninggalkan Pos itu sambil tersenyum lebar dan sambil menoleh kebelakang makin banyak sekali kelompok yang mendapatkan hukuman. Kemudian kami menuju ke Pos 5, pada Pos ini kami diminta untuk baris – berbaris.

Disini kami benar-benar dituntut untuk menunjukkan kekompakan kelompok kami. Pertama kami harus menunjukkan kerapian barisan kami. Lalu tantangan seseunggahnya yaitu kami diminta untuk memeriksa kelengkapan kami mulai dari bawah hingga ke atas, apabila ada yang tidak lengkap kami dianggap gagal dan juga gerakan kami harus sama.. Kemudian tantangan selanjutnya kami harus jalan ditempat kemudian diharuskan untuk berhenti pada gerakan yang sama. Pada tantangan yang pertama, yaitu tantangan kerapian kelompok kami membawa atribut dan pakaian yang lengkap serta sesuai. Gerakan kami juga kompak. Lalu untuk tantangan yang kedua yaitu jalan ditempat, pada percoban kami yang pertama kami gagal karena kami tidak berhenti pada tumpuan kaki yang sama. Kami diberikan 3 kali percoban, sehingga masih tersisa 2 lagi. Pada percobaan yang ke 2, kami kembali gagal karena masalah yang sama. Kami mencoba menenangkan diri dan juga saling menyemangati anggota yang lain sebelum mencoba untuk terkahir kalinya. Pada kesempatan terakhir ini, kami berhasil dan gerakan kami akhirnya bisa seragam. Beruntung sekali padahal aku melihat gerakan si Diba salah, namun kemudian dia dengan cepat mengubah kakinya. Beruntungnya pengelihatan Panitia teralihkan oleh hal lainnya, kebetulan Bu Mur lewat dan Panitia sepertinya melihat beliau sedang lewat. Kemudian Panitia menyatakan kami berhasil dan kami mendapatkan tanda tangan untuk Pos ini.

"Untung Panitia tadi tidak melihat si Diba mengubah kakinya saat akan berhenti," kata Udin.

"Beruntung sekali kita tadi ya," jawab Alex.

Kemudian kami melanjutkan menuju ke Pos 3, pada Pos ini kami harus menyanyikan lagu-lagu nasional Indonesia. Sama seperti Pos 1, kami diminta untuk mengambil gulungan kecil untuk mengetahui tantangan kami nantinya. Pada Pos ini aku menyuruh Diba untuk mengambil gulungan tersebut, karena aku yakin hari ini sepertinya dia sedang dalam peruntungan yang baik. Betul saja, kami mendapatkan lagu yang sangat mudah. Kami harus menyanyikan lagu Garuda Pancasila. Kemudian kami bersama-sama menyanyikan lagu tersebut dan tentu saja kami berhasil. Setelah mendapatkan tanda tangan untuk Pos ini, kami menuju ke Pos terakhir yang belum kami kunjungi yaitu Pos 4.

Pada Pos ini kami akan diberikan pertanyaan mengenai Dasa Darma dan juga Tri Satya. Pertanyaan yang diberikan tidak berurutan, namun kami dapat menjawab secara bersama-sama dan akan ada 10 pertanyaan yang harus kami jawab. Tentu saja hal ini tidak semenakut yang kami bayangkan tadi bahwa kami harus menjawab dan mengurutkan satu-satu dan seorang diri. Kemudian Panitia mulai memberikan pertanyaan secara lisan. Pertanyaan pertama hingga pertanyaan kedelapan kami semua dapat menjawabnya. Pada pertanyaan kesembilan kami mulai agak lupa, namun Alex dengan penuh percaya diri menjawab sendiri pertnyaan kesembilan dan kesepuluh. Akhirnya Panitia menyatakan jika kami telah berhasil menyelesaikan tantangan pada Pos ini dan memberikan tanda tangan terakhir yang kami butuhkan.

"Wah hebat sekali kamu Lex, sepertinya tahun depan kamu cocok menjadi pengurus Pramuka sekolah kita," canda Diba.

"Sebenarnya aku mencatat Dasa Darma ditanganku karena aku takut jika aku tidak hafal," jawab Alex yang membuat semua anggota kelompok kami tertawa.

"Pantas saja kamu dapat menjawab semuanya," jawab Udin.

Setelah kami mendapatkan semua tanda tangan, kami duduk-duduk sebentar sambil istirahat serta melihat kelompok peserta lainnya yang sedang berusaha mendapatkan tanda tangan dari Panitia. Banyak dari mereka yang mendapatkan hukuman pada Pos 1 yang mengenai pertanyaan pengetahuan internasional dan domestic serta pada Pos 5 mengenai baris-berbaris. Namun Pos 1 yang paling ramai dari Pos yang lainnya, banyak yang mengantre dan juga mendapatkan hukuman. Aku juga melihat kelompok Deni sedang mengantre di Pos 1, mereka sepertinya gagal sebelumnya dan mendapatkan hukuman.

Kemudian tiba-tiba Panitia mengumumkan bahwa waktu kurang dari 10 menit. Hal tersebut sontak membuat peserta yang belum mendapatkan tanda tangan lengkap dari panitia terlihat panik, Pos 1 terlihat sangat ramai sekali. Banyak peserta yang berteriak untuk cepat kepada kelompok lain dan berteriak untuk gentian. Namun banyak juga grup yang terlihat pasrah atau mungkin cuek saja dengan apapun hasilnya nanti seperti kelompok Deni yang sangat santai dengan kondisi itu.

Setelah 10 menit berlalu, Panitia kemudian meminta kami untuk berbaris serta mengumpulkan kertas yang berisikan tanda tangan panitia setiap Pos. Setelah itu, Panitia mengumumkan kelompok mana saja yang harus mendapatkan hukuman. Namun, ada satu kelompok dari kelas lain yang ketahuan memalsukan tanda tangan. Mereka kemudian disuruh untuk maju kedepan. Di hadapan semua kelompok, mereka diminta untuk mengakui jika tanda tangan itu adalah palsu. Namun mereka bersikeras bahwa tanda tangan itu asli. Setelah dikonfrontasi oleh Panitia serta meminta Panitia di Pos yang bersangkutan untuk mengecek, mereka akhirnya mengakui bahwa tanda tangan itu palsu. Kemudian kelompok tersebut dibawa ke hadapan Bu Mur untuk mendapatkan hukuman. Kami yang berbaris di halaman sekolah tidak mengetahui hukuman apa yang mereka terima. Namun kami mendengar terikan dari Bu Mur yang sangat marah sekali.

Kemudian Panitia mengumumkan bahwa Kelompok yang tidak mendapatkan tanda tangan diharuskan menyanyikan lagu saat acara api unggun pada jam 11 malam nanti. Setiap tanda tangan yang kurang berarti jumlah lagu yang ditampilkan di hadapan semua peserta. Mereka diperbolehkan menggunakan alat musik seperti gitar ataupun menggunakan barang-barang lainnya yang dapat menghasilkan suara musik.

Setelah mengumumkan hal tersebut, kemudian panitia menyuruh kami untuk istirahat dan mempersiapkan penampilan pada api unggun untuk kelompok harus tampil. Kemudian semua Panitia terlihat menuju ke tempat Bu Mur berada, sepertinya mereka akan menangani kelompok yang memalsukan tanda tangan tadi.

Aku melihat kelompok Deni dan Alfi sedang berdiskusi dan terlihat bingung mengenai lagu apa yang akan dibawakan.

"Udah bawa lagi balonku ada lima saja," ucap Udin untuk membuat kolompok Deni dan Alfi tambah bingung.

"Heh kamu bukan kelompok lain pergi sana," jawab Alfi sambil terlihat agak kesal.

"Udah jangan diganggu, kasian mereka. Tapi mending nanyi balonku ada lima saja biar gampang," ucap Alex.

"Kamu sama aja Lex, kalau kami bawa lagu itu, kemana harga diri kami nanti. Sudah kalian pergi sana, kami lagi bingung semua ini," jawab Deni.

Kemudian kelompokku pergi dari kelompok Deni agar mereka dapat berfikir apa yang akan mereka nyanyikan nanti. Aku melihat ke kelompok para-Wanita, tentu saja aku mencari kelompok Fajria. Mereka sepertinya mendapatkan hukuman juga. Mereka juga terlihat berlatih bernyanyi bersama-sama, aku tidak dapat mendengar mereka bernyanyi apa. Sepertinya banyak kelompok yang akan mendapatkan hukuman untuk bernyanyi nanti. Kemudian aku melihat para Panitia kembali ke halaman sekolah dan dibelakang mereka diikuti oleh kelompok yang tadi memalsukan tanda tangan. Mereka tampak sangat berkeringat dan terlihat dari mata mereka sepertinya berkaca-kaca serta berwarna merah. Hukuman yang diberikan sepertinya memang berat sekali, semua mata tertuju pada kelompok mereka. Kemudian Udin yang penasaran dengan mereka, menyelinap menuju kelompok mereka. Salah satu anggota dari kelompok tersebut adalah teman dekat Udin saat SMP.

Beberapa saat kemudian Udin kembali menuju kelompok kami. Dia mengatakan jika tadi mereka di tarik telinganya oleh Bu Mur serta ada yang ditampar karena mereka berbohong mengenai tanda tangan Panitia. Kemudian mereka mendapatkan hukuman untuk berlari mengelilingi sekolahan sebanyak 2 kali. Setelah itu mereka disuruh untuk push up sebanyak 50 kali.

"Pantas saja mereka terlihat kelelahan dan ada yang sampai hampir menangis, terus nanti mereka disuruh menanyi juga?" Tanyaku.

"Iya nanti mereka masih harus menanyi," jawab Udin.

Aku melihat para Panitia sedang mempersiapkan acara untuk api unggun nanti. Mereka membawa beberapa kayu ketengah halaman sekolah. Dan mereka membawa beberapa gitar bagi para peserta yang membutuhkan untuk penampilan mereka nantinya.

Setelah beberapa menit kemudian, Panitia menyuruh kami untuk membentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang sudah ada sesuai dengan kelompok. Kemudian Bu Mur memberi nasihat mengenai hal kelompok yang memalsukan tanda tangan tadi.

"Saya ingin kalian menjadi orang-orang yang jujur. Tidak peduli apapun hasil yang kalian dapatkan, yang penting kalian sudah mencobanya dengan jujur. Hasil yang baik akan datang kepada kalian jika kalian bersungguh-sungguh dan tentu dengan cara yang jujur. Saya keras kepada kalian agar kalian menjadi pribadi yang lebih baik. Paham kalian semua!" Tanya Bu Mur.

"Paham!" Jawab semua siswa.

Setelah Bu Mur menyampaikan nasihat, kemdian Panitia memanggil kelompok yang akan tampil pertama kali. Dan yang beruntung untuk tampil pertama adalah kelompok Deni dan Alfi. Mereka tampak malu-malu saat akan maju kedepan. Kemudian para peserta berteriak untuk memberikan semangat kepada mereka. Dan lagu yang dibawakan oleh mereka adalah Balonku Ada Lima. Sontak semua Peserta dan bahkan para Panita tertawa mendengar mereka membawakan lagu tersebut. Setelah selesai membawakan lagu tersebut, para Peserta berteriak untuk menanyinyikan sekali lagi. Panitia kemudian meminta mereka untuk menyanyikan lagu tersebut sekali lagi. Mereka tampak kesal dan tidak mau, kemudian Panitia mengatakan akan menghukum mereka jika tidak mau menyanyi lagi. Dengan terpaksa mereka maju kedepan lagi. Dengan sorakan seluruh Peserta dan Panitia, mereka kembali bernyanyi. Ternyata hanya ada 3 kelompok dari 38 kelompok yang tidak mendapatkan hukuman ini. Acara apa unggun ini berlangsung seru sekali, karena banyak kelompok yang menyanyi dengan aneh dan membuat kami semua tertawa. Setelah pukul 1 malam lebih acara ini pun selesai. Panitia meminta siswi perempuan untuk kembali ke kelas, sementara untuk siswa laki-laki untuk menuju ke kelas 11 untuk tidur.

Meskipun badan sudah terasa lelah dan mata sudah agak mengantuk, tetapi kami semua tidak langsung tidur. Kami masih berusaha untuk mengobrol, dan juga kami takut apabila kami tertidur akan mendapatkan perilaku jahil dari anak lainnya.

"Ayo pergi jalan-jalan keluar!" Ajak Deni.

"Pergi kemana? Udah malam begini, terus nanti apa tidak dimarahin sama Panitia?" Jawabku.

"Udah tenang saja, ini teman-temanku dari kelas lain SMS aku pada jalan-jalan dan nongkrong di Kantin. Kata mereka aman saja kok," jawab Deni.

"Lah, Kantin buka ya malam-malam begini?" Jawabku.

"Iya tapi Kantin milik Pak Sutris saja yang buka," jawab Deni.

"Yaudah ayo kit acari udara sebentar di luar, daripada gak bisa tidur juga di sinikan," jawab Udin.

Hampir semua siswa laki-laki di kelas ku pun akhirnya keluar untuk berjalan-jalan dan juga untuk membeli beberapa makanan di Kantin. Dan benar saja, ketika kami sampai di Kantin, sudah ramai sekali yang membeli makanan dan minuman. Lumayan juga Kantin buka saat seperti ini untuk mengganjal perut kami yang lapar dan juga tempat untuk nongkrong.

Setelah beberapa jam di Kantin, kami akhirnya kembali menuju kelas kami. Karena ada beberapa Panitia yang menyuruh kami untuk kembali ke dalam kelas. Saat itu pun hari sudah sangat larut, kurang lebih pukul 01.30. Kami semua pun akhirnya mencoba untuk tidur karena kami sudah sangat ngantuk dan kelelahan.

Ketika waktu menunjukkan pukul 4 pagi, Panitia membangunkan kami untuk menjalankan Sholat Subuh. Setelah Sholat Subuh kami dapat istirahat dan juga mandi jika memungkinkan. Dengan antrean anak yang akan mandi begitu banyak serta toilet sekolah yang terbatas, banyak anak yang memutuskan untuk tidak mandi, termasuk aku.

Pada pukul 5 pagi, Panitia membagikan nasi bungkus yang dibagikan ke setiap kelas. Kami diberi waktu untuk makan sekitar 1 jam, kemudian kami akan melakukan senam pagi kemudian akan dilanjutkan berjalan pagi mengelilingi kampung disekitaran Sekolahan kami. Setelah sarapan selesai, kami berganti pakaian kami dengan seragam Olahraga yang wajib dibawa sebelumnya, kemudian kami mengikuti acara selanjutnya. Dengan kondisi yang masih lelah dan mengantuk, kami melakukan semua kegiatan asal-asalan saja, yang penting terlihat bergerak.

Setelah selesai jalan santai, kami kembali ke kelas. Banyak anak yang lansung tertidur karena semalam begadang. Tak lama kemudian Panitia meminta kami untuk menuju Halaman Sekolah untuk upacara penutupan. Aku mencoba membangunkan teman-teman yang tadi tertidur. Setelah itu kami berganti kembali menggunakan seragam Pramuka. Namun sebelum kami menuju ke Halaman Sekolah untuk upacara penutupan, kami diminta untuk membereskan ruangan kami seperti semula.

Setelah kelas kami bersih seperti semula, kami semua berbaris sesuai kelas masing-masing. Kemudian kami mendengarkan Bu Mur berpidato, setelah beliau menyelesaikan pidatonya, Panitia membagikan kami badge baru kami yang menunjukkan kami telah lulus. Kami pun diminta memasang di baju kami dengan menggunakan alat jahit seperti jarum dan benang yang wajib dibawa sebelumnya. Kami pun berusaha menjahit badge tersebut, walaupun tidak rapi namun yang terpenting kami terlihat telah memasangnya. Sementara kami memasang badge, Panitia mengecek ruangan kami yang semalam dipakai untuk tidur apakah sudah rapi dan bersih. Karena aku tidak pandai menjahit dan kebetulan aku mambawa isolasasi bolak-balik, aku menggunakannya untuk menempelkan badge baruku itu. Lalu beberapa siswa juga menggunakan cara yang sama, dan meminta isolasi bolak-balikku

Tak lama kemudian sekitar pukul 10 pagi, kami diminta untuk berbaris sesuai dengan kelas masing-masing untuk memeriksa apakah badge sudah terpasang atau belum. Kemudian Bu Mur mengucupkan selamat kepada kami karena telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan mempersilahkan kami untuk pulang ke rumah. Namun ada beberapa kelas yang tidak dapat pulang ke rumah karena kelas yang mereka tempati belum bersih dan rapi. Mereka diminta untuk membereskan serta merapikan kelas mereka kembali.

Saat sampai di rumah aku langsung makan kemudian mandi lalu aku langsung menuju kamar untuk tidur karena capek dan mengantuk sekali. Tak terasa aku tertidur hingga pukul 7 malam. Setelah bangun aku teringat masih ada tugas sekolah yang besok harus aku kerjakan.

Waktu berjalan cukup cepat, tak terasa sudah hampir satu semester aku menjadi siswa SMA. Hubunganku dengan Fajria pun semakin hari semakin dekat. Kami sering sekali berkirim pesan baik melalui SMS dan juga Media Sosial. Dan dia pun semakin sering membawakanku makanan saat di sekolah. Lumayan juga untuk menghemat uang jajanku. Bu Atun pun juga masih sering marah kepada kami tanpa alasan yang jelas, namun sepertinya kami sudah mulai terbiasa dan kami mulai sudah paham dengan kebiasan beliau seperti mengkucir rambut ketika pelajaran beliau untuk anak perempuan dan tidak memandang langsung ke mata beliau saat berbicara untuk siswa laki-laki, dan yang terpenting tidak terlambat masuk ke kelas beliau saat jam pelajaran Bahasa Inggris.

Aku juga semakin sering bermain bersama dengan Udin, Deni, Diba dan juga Alex. Tidak lama, aku bersama mereka pergi menuju Semarang untuk membeli pakain di salah satu Distro terbaik disana. Ide awalnya adalah dari Deni. Kami menuju kesana dengan sepeda motor berboncengan, hanya Arfi yang tidak berboncengan. Meskipun cuaca hujan kami tetap menerjang menuju lokasi tempat Distro itu berada. Aku tidak membeli apapun, karena harganya sangat mahal untukku. Hanya Deni yang membeli sepatu dan juga Diba yang membeli Hoodie. Meskipun tidak membeli apa-apa, aku sangat senang akhirnya mempunyai beberapa teman dekat yang sangat keren.

Sepertinya kehidupanku di masa SMA ini cukup baik dan sesuai dengan yang aku inginkan. Aku mendapatkan beberapa teman dekat yang cukup keren, dekat dengan perempuan yang meskipun kami sudah saling memanggil dengan panggilan romantis namun sepertinya sebentar lagi kami akan menjadi pasangan dan juga nilaiku untuk semua pelajaran sementara ini juga sangat baik.

Sampai tiba akhirnya aku mengungkapkan perasaanku kepada Fajria melalui SMS. Sebenarnya dia yang bilang itu padaku secara tidak langsung.

"Hai sayang lagi apa?" Tanya ku.

"Lagi nonton TV saja ini," Jawabnya.

"Aku mau tanya sama kamu, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Tambahnya.

"Gak tau, kamu maunya apa? Hehehe," jawabku.

"Emang kamu mau gitu jadi pacarku?" Tambahku.

"ya kamu coba aja bilang," jawabnya.

"Gak di tolak nih?" Jawabku.

"Gaklah, kan aku juga suka sama kamu," jawabnya.

Sejak saat itu lah aku mulai pacarana dengannya, walaupun hanya lewat SMS untuk mengatakannya. Dia semakin sering membawakan aku mekanan dan saat jam istirahat kami makan bersama di kelas. Dan aku semakin jarang makan di Kantin bersama teman-temanku.

Waktuku sekarang banyak dihabiskan bersamanya, dan membuat hubunganku dengan teman-temanku menjadi lebih renggang. Aku sekarang semakin jarang bermain bersama teman-temanku. Aku lebih banyak bermain dengan Fajria dan teman-temannya serta pacar mereka.

Tak terasa sudah satu semester berlalu. Setelah ujian semester, kami menerima hasil belajar kami. Dan nilai yang aku peroleh selama satu semester pertama di SMA sangatlah memuaskan, itu membuatku mendapatkan peringkat kedua di Kelasku. Peringkat pertama diperoleh oleh Rifky, dia dulu temanku waktu SMA. Dia memang orang yang sangat pintar bahkan bisa dibilang jenius. Namun waktu di SMA aku jarang bermain dengannya. Dia adalah Tipe Anak Sport, dia mengikuti Karate namun tidak sampai mengikuti perlombaan seperti Arfi. Dia lebih banyak mengikuti Olimpiade Matematika dan selalu sampai menuju tingkat Provinsi.

Fajria sangat senang sekali ketika aku mendapatkan peringkat ke dua di kelas.

"Aku mau melihat laporan nilai mu dong Ed, boleh kan?" Tanya Fajria.

"Boleh nih," jawabku.

Setelah melihat-lihat nilai ku, sepertinya dia masih belum puas.

"Aku bawa dulu ya laporan nilai mu?" Kata Dia.

"Buat apa emangnya kok sampai dibawa pulang?" Tanyaku.

"Gak apa, cuman mau lihat lebih lama aja," jawab dia sambil tersenyum.

"Yaudah deh ini," jawabku.

Nilai Fajria sendiri sebetulnya lumayan juga, walaupun dia tidak mendapatkan peringkat 10 besar. Dia sendiri orang yang jarang sekali belajar, aku sudah beberapa kali mengingatkannya untuk terus belajar, namun dia terlihat malas terutama untuk pelajaran Kimia dan Fisika yang terlihat dari nilainya sangat pas-pas an sekali.

Setelah menerima hasil laporan kami belajar, kami mendapatkan libur sekolah selama hampir 2 minggu. Selama liburan itu aku hampir setiap 2 hari sekali pergi bersama Fajria. Deni dan teman-teman lainnya sebenarnya kerap sekali mengajak aku untuk bermain, namun aku memilih bermain bersama Fajria. Aku selalu mengajak Fajria untuk makan di tempat makan cepat saji yang tegolong murah, sampai akhirnya aku coba mengajaknya untuk menonton Film. Dia sebenarnya masih takut untuk diajak menonton Film karena lokasi Bioskop yang cukup jauh dari rumahnya. Saat menonton, kami patungan untuk membeli tiket dan juga jajannya, aku yang membayar tiket dia yang membayar untuk jajannya. Setelah menonton Film, aku merasa dia semakin dekat denganku.