Chereads / THE TOUGH TEACHER || teenfiction / Chapter 8 - CHAPTER 08

Chapter 8 - CHAPTER 08

"KAK, KAK ASTER."

Aster dan seluruh murid tersentak

"Azka kenapa?." Tanyanya

"Eh erkk… hehe, bentar." Azka berbisik

Aster menatap para murid sebentar

"Nanti aku hubungin kamu, bentar lagi istirahat kan?. Kita ke kantin aja nanti, dah sana balik!." Usir Aster. Azka mencibir lalu pergi

"Kak Azka kenapa kak?."

"Hm?. Biasa si jamet." Canda Aster yang membuat seluruh penghuni kelas itu tertawa

"Oke balik lagi ya. Panjang luas lapangan sepak bola…"

Kantin…

"Theo ngilang?!."

"Iya!. Nih ya gw nyuruh salah satu bodyguard gw buat nyamar jadi bodyguard keluarga itu, dan dia bilang kalau mereka itu lagi nyari Theo!." Seru Azka tapi untungnya kantin sangatlah ramai

Aster pun juga menceritakan yang terjadi semalam. Saat Theo yang dikejar-kejar bodyguardnya dan berakhir menginap di rumahnya, tapi paginya ia sudah pergi dengan meninggalkan pesan bahwa dirinya akan menginap di rumah bibinya

"Pasti ada sesuatu. Kamu sudah dapat tentang keluarganya?."

"Em, keluarganya itu ternyata terpandang. Ayahnya bernama Verza Alexandre, ia menikahi ibunya yang bernama Julia Janeeta, karena uang. Gak ada cinta didalam keluarga itu, tapi ibunya tentunya sayang dengan Theo. Nah hal yang paling bikin kesal adalah ayahnya itu ternyata selingkuh." Ujar Azka. Aster yang memakan siomay pun tersedak, dengan cepat ia meminum air

"Serius?!."

"Iya, semuanya juga tahu kalau dia selingkuh. Tapi keluarganya gak berani nentang, dan bu Julia itu selalu dipandang rendah oleh keluarga pak Verza. Terus pak Verza lebih sayang sama anak dari selingkuhannya. Dan Theo itu, tahan nafas lo. Theo itu dijodohkan dengan seorang janda kaya." Lanjut Azka. Aster ternganga

"What the fuck!." Aster menggebrak meja membuat mereka menjadi perhatian

Azka segera menarik Aster duduk

"Aku gak nyangka bakal kayak gini." Ucap Aster

"Nah makanya, lo mau gimana sekarang?." Tanya Azka

"Kita cari Theo. Panggil buan lo, kita cari sepulang sekolah." Azka mengangguk

Aster kembali menyantap siomaynya dengan perasaan berkecamuk

"Ini seriusan buan lo?."

Azka mengangguk lucu. Aster menatap anak-anak itu

"Oke, aku mau minta tolong kalian bisa?."

"Bisa!." Jawab mereka serentak

"Tapi bantu apa?." Tanya Ricky

"Kenal Theo gak?. Anak olimpiade yang baru masuk seminggu." Ujar Aster. Semuanya saling tatap dan mengangguk

"Dia ngilang dan sekarang kita harus cari dia." Lanjut Aster

"What's?!. Hilang gimana?!." Seru Mahesa

"Kenapa kita harus nyari dia?." Ujar Juan

"Theo itu punya masalah, dan semalam dia mendatangiku untuk minta tolong tapi kemudian menghilang begitu aja. Entah ia beneran mengunjungi rumah bibinya, karena dari informasi yang Azka dapat … keluarganya berada diluar kota semua. Untuk itu kakakmu yang super cantik dan baik ini minta tolong ya adik-adik sekalian." Jelas Aster dengan penekanan diakhir

"Hmm, boleh aja sih. Tapi kita nyarinya dimana?." Tanya Yudha

"Kita bagi tiga kelompok. Kelompok pertama aku, Reyhan, Ricky, dan Surya. Kelompok kedua Azka, Satya, Kemal, dan Yudha. Kelompok ketiga Mahesa, Juan, Sean, dan Bima. Kelompok pertama dan ketiga mencari diujung barat timur kota, dan kelompok kedua mencari di tengah kota. Oke?. Ayo bergerak!." Seru Aster

Semua segera beranjak ke mobil masing-masing, dengan Surya Yudha dan Mahesa yang menyetir

(Kelompok Kedua POV)

"Hmm, dari yang gw dapat. Theo itu senang pergi ke pasar ikan Cak Imin." Ujar Azka

"Coba kita kesana dulu." Yudha membelokkan setir. Mereka sampai di pasar ikan Cak Imin

"Permisi pak."

"Iya dik, mau membeli ikan?."

"Ah tidak, kami temannya Theo." Ujar Yudha

"Theo?. Ah anak itu!. Dia sudah tak datang selama 2 hari, apa kalian tahu kabarnya?." Tanya pak Imin

"Justru kami datang untuk mencarinya pak." Jawab Satya

"Kami ingin tahu hal apa saja yang dilakukan Theo saat berada disini." Ujar Kemal seraya menyalakan perekam di handphonenya

"Hmm, dia anak yang baik. Dia membantu kami mengangkut jualan karena melihat kami sudah tua dan akan kesusahan mengangkat yang berat, ia tak pernah mau dibayar. Setiap pagi dia datang entah itu untuk membagikan sarapan atau berbelanja di pasar. Apa ada suatu hal yang terjadi?."

Semuanya saling tatap

"Ah tidak pak, terimakasih sudah membantu. Kami pamit." Ujar Azka

"Baiklah hati-hati nak!."

Azka dkk pun kembali ke mobil

"Sekarang bagaimana?." Tanya Yudha

"Kita coba ke taman pancuran, dia juga sering kesana untuk main basket." Ujar Azka. Yudha mengangguk lalu menginjak gas

"Wahh gw gak tahu ternyata lo juga seorang hacker." Kata Kemal seraya bertepuk tangan heboh bersama Satya dibelakang

"Gak hacker juga njir." Semuanya tertawa

(Kelompok Pertama POV)

Aster dan tim turun dari mobil lalu mendekati sebuah rumah tua dipinggir hutan

"Beneran disini kak?." Tanya Ricky

"Dari yang Azka berikan sih disini." Jawab Aster

Reyhan maju lalu mengetuk rumah itu, namun tak ada jawaban

"Coba lagi." Suruh Surya. Reyhan kembali mengetuk, namun masih tak ada jawaban

"Apa yang kalian lakukan?!."

Semuanya menengok

"Ah maaf kami-."

"Apa dengan bapak Laks?."

"Ya itu saya, tak ada yang perlu kalian tahu cepat pergi!." Bentaknya seraya membuka pintu rumahnya

"Saya gurunya Theo!. Apa benar anda pamannya?." Ujar Aster seraya menahan pintu

Pak Laks menatap Aster sebentar sebelum akhirnya memperbolehkan mereka masuk

"Apa yang kalian inginkan?." Tanya pak Laks

Aster menceritakan semuanya

"Apa benar anda memang paman Theo?. Karena hampir seluruh keluarganya berada diluar kota, tempat kelahirannya." Ujar Aster seraya menyimpan perekam suara

"Ya. Aku adalah kakak dari ibunya." Aster tersentak

"Namun aku selalu melarang mereka menemuiku. Karena aku tak mau Verza menyiksa mereka." Ujar Laks

"Apa pak Verza memang sering melakukan itu?." Tanya Surya

"Ya. Dia dibutakan oleh uang. Namun beberapa hari ini Theo memberontak. Ia berbicara jika dirinya akan dijodohkan demi uang, dan karena ia mendatangiku dia dihabisi dan sekarang menghilang." Ujar Laks

"Kami butuh anda untuk-." Handphone Aster berdering

"Ah sebentar." Aster berdiri lalu mengangkat telpon dari Mahesa

"Hal-."

"CEPAT KE PEGUNUNGAN TRIGUNA."

Panggil terputus. Semuanya saling tatap

"Kita harus segera kesana!." Pekik Ricky

"Saya ikut."

Aster mengangguk lalu mereka segera masuk ke mobil. Surya menginjak gas kesetanan. Karena dari ujung ke ujung, mereka membutuhkan waktu sekitar setengah jam

"Hesa!."

Semua menengok. Aster terbelalak

"Theo!."

Juan menahan Aster. Semuanya diam menatap Theo diujung gunung dengan senyum tenangnya

"Nak, jauh-jauh dari sana." Theo terkejut

"Paman?." Tangisnya pecah, ia segera berlari dan memeluk pamannya itu

Semua menatap haru. Bahkan Reyhan sudah sesenggukan sambil memeluk Azka manja

"Hiks, Theo capek kayak gini terus. Theo gak mau kawin." Pekik Theo. Laks mengusap kepalanya penuh sayang

"Tapi gak gini nak, kamu gak boleh menyerah dengan mengakhiri hidupmu."

"Eh?. Emang siapa yang mau bunuh diri?."

"Lah lo napa diujung tadi?!." Sentak Kemal

"Erkk, gw cuman mau nyari angin. Ya kali gw bundir, gak level banget."

All bilek: (⁠ノ⁠ಠ⁠益⁠ಠ⁠)⁠ノ

Aster mendekat

"Terus ngapain kamu pake ngilang kayak jin ha?." Ujar Aster kesal

"Gw cuman mau nenangin diri. Gw terlalu takut untuk balik." Theo menunduk

Aster tersenyum, membuat semuanya bingung

"Ayo pulang!. Kamu bakal baik-baik aja, ayo!." Aster menarik Theo paksa

Mereka akhirnya pulang yaitu ke rumah Aster, yang kebetulan Dimas belum pulang

"Eh eh semua lihat ini!." Pekik Bima. Semuanya segera melihat ke tv

Seketika mata Theo terbelalak

'PAK VERZA ALEXANDRE DITANGKAP ATAS KASUS TUDUHAN PENGGELAPAN DANA WARISAN'

Semuanya menatap Aster, meminta penjelasan

Aster tersenyum sambil memakan kripik

"Kak." Theo menghambur ke pelukan Aster dan kembali menangis

"Lo berhak bahagia Theo." Bisiknya membuat Theo semakin menangis

Semuanya saling tatap dengan senyum lega. Laks menatap Aster seolah-olah mengucapkan terimakasih. Aster membungkukkan kepalanya sedikit sebagai jawabannya

'Selanjutnya siapa ya…'