Chereads / Dari A Sampai Z / Chapter 3 - 3. GAMBAR BURUNG DAN DUA TELUR

Chapter 3 - 3. GAMBAR BURUNG DAN DUA TELUR

"Wellcome to mobile legend". Suara yang familiar dan sering terdengar dimanapun berada bahkan di seluruh penjuru dunia. Opening game moba yang sangat digandrungi seluruh kalangan saat itu, anak-anak, remaja, bahkan ibu-ibu arisan dan bapak-bapak pos ronda pun tak sedikit yang ikut memainkannya. Banyak sekali orang yang berkumpul hanya untuk sekedar mabar yang artinya maen bareng mobile legend di suatu tempat.

"Lu maen apasih? Daritadi nunduk liatin hp mulu?" tanya Gita penasaran dengan apa yang dilakukan Rea.

"Lagi mabar mobile legend sama Rio, yha sambil chatan juga sih" jawab Rea sambil nyengir kuda.

"Seru tuh keknya, kita juga download kuy" ajak Sofi kepada anggota geng gong yang lain.

"Laa kuy, kita coba aja dulu gapapa kali jadi beban juga xixixi" jawab Alka terkekeh.

Nurul dan Fitri tak sependapat dengan Gita, Sofi, dan Alka. Mereka mengeluhkan jika penyimpanan di HP mereka sudah penuh dan tak bisa menambah aplikasi lain.

"Kasiaaaan deh loooo" ledek Alka.

Serentak mereka hanya tertawa diatas penderitaan kedua sahabatnya itu.

------

"Ayang, kapan pulang?" isi pesan Rea kepada Rio yang jauh disana.

"Gatau, libur semester masi lama. Sabar yaa" jawab Rio berusaha menangkan Rea.

"Ya deh iya, lagi apa dong?" tanya Rea.

"Dah mo masuk kelas sih ini, ntar mo praktek ke lab" jawab Rio.

"Ayaaang cepet pulang jan kek bang Toyib" rengek Rea kembali.

"Sabaarr ayaang, ntar dibawain emas dan permata biar langsung ke KUA" canda Rio.

"Iya deh iya, percayaaa" jawab Rea dengan kedongkolan hatinya.

"Ku masuk kelas dulu ya mau ambil jas lab, babayy ayaang. Cemunguud iyaah" Rio menutup percakapan singkat mereka.

Rea mendesah pelan... Tiga bulan sejak pertemuan terakhir dengan Rio, Rea sudah sangat rindu akan kehadiran dan kehangatan bersama pacarnya itu. Rio sosok yang cuek dan tergolong tidak romantis jika berkirim pesan ataupun telpon dan panggilan video. Namun ketika mereka berdua bertemu seolah dunia hanya miliknya, semua orang di dunia ini mungkin saja hanya dianggap bak kaktus di tengah padang pasir.

------

RIO POV

"Tadi jas lab gue dimana sih ya? Perasaan di tas ini?" tanya Rio kepada teman sekelasnya Iqbal.

"Gatau sih kalo itu, gue baru abis dari kantin soalnya" jawab Iqbal.

Rio menggerutu seolah hari ini adalah hari terburuknya. Ketika uang jatah mingguan yang tersisa selembar merah malah kena copet ketika naik angkot. Gurunya yang menuduh dia pergi ke klub sedangkan Rio adalah sosok yang sangat introvert, ditambah lagi tiba-tiba jas lab yang hilang entah kemana.

Bukan hanya di zaman SMP, ketika masuk SMK pun Rio dikenal dengan julukan Aliando KW yang sudah sangat melekat dengannya. Begitu banyak teman seangkatan, adik kelas, bahkan kakak kelas yang menyukai juga berharap menjadi pacarnya. Namun mengetahui hal ngetahui hal itu bukannya membuat Rio senang, dia malah merasa sangat risih. Rio merasa pergerakannya di sekolah begitu sempit ketika banyak mata yang memandangnya takjub.

Sejenak langkah Rio berhenti ketika dia hendak menuju ke lab tempatnya praktek. Tiba-tiba saja matanya memerah dan seolah air terjun akan mengalir ke pipinya. Tak hanya Rea yang merindukan Rio, Rio pun tak kalah begitu merindukan sosok mungil Rea yang selalu dia peluk jika bertemu. Aroma khas Rea yang menjadi favoritnya tiba-tiba saja tercium entah berasal darimana membuat perasaan Rio tak karuan.

"Yo cepet yo, bu Ani udah nungguin di lab" teriak Rizal memanggil Rio.

Rio pun berusaha menghapus air yang berada di ujung pelupuk matanya agar tak menetes dan berusaha tetap terlihat baik-baik saja. Dia pun mempercepat langkahnya menuju lab tempat dia akan melaksanakan praktek.

------

Teng... Teng... Teng... "Sekarang saatnya masuk kelas". 

Tak terasa bel sekolah kembali berbunyi untuk menyeru seluruh siswa dan siswi kembali masuk ke kelas memulai pelajaran baru. Geng gong pun membubarkan diri untuk segera masuk ke kelasnya masing-masing.

"Ntar jangan lupaa, kita ke rumah Fitri okee?!!!" teriak Sofi mengingatkan rencana mereka setelah pulang sekolah.

"Owkeeyy siyaaap, tar kumpul aja di parkiran ya" jawab Fitri nya sendiri.

------

Sebelum guru mata pelajaran kimia datang, Sofi dan Gita masih menghadap ke bangku belakang tempat duduk Rea dan Alka. Rea masih sibuk mempersiapkan buku dan alat tulis untuk pelajaran kimia.

"HEH INI GAMBAR APAAN?!" teriak Sofi membuat seluruh penghuni kelas menatap ke arahnya.

"HAHAHAHAHAHA KREATIF BENER LU REA" Gita tertawa dengan kencang melihat gambar yang ada di meja tempat duduk Alka dan Rea.

Rea yang masih menunduk mencari buku di tas pun penasaran dengan gambar apa yang dimaksud Sofi dan Gita.

"Loohhh, ini bukan gambar karya gue sorry anjir" elak Rea.

"Ah jujur aja lu, yang suka gambar gambar kan cuma elu disini" tuduh Sofi kembali.

"Lhaaa gatau anjir perasaan pas jum'at gada tuh gambar kek ginian" Rea menjelaskan. 

Alka pun tak kalah kebingungan seperti Rea, dia mengerutkan kedua alisnya mengisyaratkan dia begitu terheran-heran. Sejak kapan di meja tempatnya duduk ada gambar burung dengan dua telur yang digambar menggunakan tipe-X.

Sepertinya begitu khas jika di meja anak SMA ada gambar burung dengan dua telur milik lelaki. Entah hobi, gabut, atau cuma iseng? Tak ada yang tau apa motif dan tujuan seorang pelaku penggambar yang masih belum diketahui itu.

------

"Assalamualaikum anak-anak, selamat siang" sapa bu guru mata pelajaran kimia. 

Sontak saja Gita dan Sofi yang masih menghadap ke belakang buru-buru membenarkan bangku tempat duduknya.

"Waalaikumsalam buuu, selamaaat siang" sambut seluruh penghuni kelas.

"Ada tugas kah hari ini?" tanya bu guru kepada murid-murid.

"Gaada bu" jawab serentak seluruh murid.

"Baiklah jika begitu, mari kita mulai pelajaran hari ini. Coba dibuka di buku paket halaman 32-35 yaa" perintah bu guru.

"Bu, buku paketnya kurang. Ga setiap meja kebagian bu, bagaimana?" tanya seorang murid di kelas.

"Untuk meja yang ga kebagian buku paket, boleh bersama yang bangku depan atau belakangnya yaa berempat" jawab bu guru.

Rea dan Alka yang kebetulan saat itu ga kebagian buku paket pun meminta Sofi dan Gita kembali menghadap ke belakang untuk membaca buku paket bersama.

"Ayo siapa duluan baca?" tanya Sofi.

"Gue terakhir aja deh gapapa" jawab Rea.

"Yauda gue duluan ya, trus ntar Gita, Alka, terakhir lu ya Re" pinta Sofi.

Gita, Alka, dan Rea pun mengangguk tanda setuju.

Ketika ketiga sahabatnya bergantian membaca buku paket dan Rea menunggu gilirannya, Rea mencuri waktu untuk kembali mengirim pesan kepada Rio. Dengan menyembunyikan hp di kolong meja, Rea menunduk dan mulai mengetik pesan.