Chereads / Dari A Sampai Z / Chapter 4 - 4. SENIMAN AMATIR

Chapter 4 - 4. SENIMAN AMATIR

"Ayang? Lagi belajar kah?" tanya Rea mangawali percakapan kepada Rio.

"Ngga kok, barusan guru nya baru keluar. Ayang ga belajar juga?" tanya Rio kembali.

"Lagi nungguin buku paket, bacanya gantian" jawab Rea.

"Hush udah belajar aja dulu nanti ketauan loh" perintah Rio.

"Yauda oke, ayang jan nakal yaa" pinta Rea.

"Iyaa gabakal nakal, kan cuma punya ayang " ucap Rio dengan emotikon yang menghiasi pesan darinya.

------

Tiba saatnya giliran Rea untuk membaca buku paket. Dibukanya halaman yang bu guru minta dan dia pun mulai membaca...

"Anak-anak, apakah kalian sudah selesai membaca buku paket?" tanya bu Guru.

"Sudaaahhh buuu" jawab seluruh murid.

"Okee mulai merangkum ya, nanti kita adakan kuis" perintah bu Guru.

"Haisshhh, apasih disuru baca dulu trus ngerangkum. Kenapa ga daritadi suru ngerangkumnya biar sekalian?". Alka mengeluarkan ekspresi antagonisnya yang begitu dikenal semua orang. Dia mengerlingkan mata dengan mimik wajah yang terkadang begitu menyebalkan namun itulah ciri khasnya.

"Emang ribet banget y, yodah sih kita nulis aja biar cepet pelajaran selanjutnya." ajak Gita kepada sahabatnya.

"I don't know what you want, let's have a bit of fun 'til I downfall. . .  My love, if you feel like I do rightnow. . . Don't say you're on the run to other side, My love. . ."

Rea merangkum apa yang tertulis di buku paket dengan khidmat sembari menyenandungkan lagu bejudul Why we lose - Cartoon, Coleman Trapp. Sebuah lagu yang sangat sering diputar oleh Rio jika bertemu dengan Rea, membuat Rea pun sering menyanyikannya ketida merindukan Rio.

"Tapi penasaran ga sih siapa yang gambar burung dan dua telur ini?" tunjuk Sofi ke meja Rea dan Alka sembari berbisik agar tak terdengar oleh bu guru.

"Yaiya, ga sopan banget sih gambarin kek ginian di meja cewe" jawab Rea begitu kesal.

"Ntar cari siapa pelakunya kuy, ga terima gue sahabat gue digituin" ajak Gita.

Rea, Alka, Sofi, dan Gita setuju untuk nanti mencari siapa seniman amatir yang menggambar tak senonoh di mejanya.

------

"Segera kumpulkan rangkuman dan kita mulai kuis yaa anak-anak". Bu guru meminta seluruh penghuni kelas untuk mengumpulkan rangkuman yanh selesai mereka tulis ke mejanya. Murid-murid pun mulai bersiap di bangkunya masing-masing untuk segera mengikuti kuis kimia.

"Kita mulai dari soal yang paling mudah ya, yang bisa menjawab acungkan tangan" perintah bu guru.

"Elektrolit adalaaahhhh?!!!" bu guru memberikan pertanyaan pertama.

Seketika Ramadhan yang pernah mendapat peringkat 2 di semester 1 pun mengacungkan tangannya.

"Iya, apa jawabannya Ramadhan?" tanya bu guru.

"Elektrolit merupakan mineral bermuatan listrik yang banyak terdapat pada sel dan jaringan tubuh manusia" jawab Ramadhan.

Kuis terus berlanjut hingga tak terasa jam pelajaran kimia pun sudah berakhir. Bu guru pun pamit kepada murid-murid untuk segera pergi mengajar di kelas lain.

------

Hampir 40 menit lamanya sejak pelajaran kimia berakhir, guru matematika wajib yang ditunggu-tunggu pun masih belum juga datang. Daaannn, seluruh penghuni kelas terutama geng gong bersorak begitu riang gembira mendapat jam kosong.

"Ayoo ayoo kita cari pelaku siapa seniman misterius yang gambarin meja Rea dan Alka" ajak Sofi begitu bersemangat.

"Hayyuuuukk" jawab Alka tak kalah menggebu-gebu.

"Lhaaa tapi gimana caranyaaa?!! Maen detektif-detektifan ini ceritanya?" tanya Rea.

"Udaahh kita introgasi aja teman-teman di kelas ini, ya masa murid kelas lain pelakunya?" ajak Gita.

Geng gong dengan kompak menanyai teman-teman sekelasnya tentang siapa yang menggambar alat kelamin pria di meja Rea dan Alka.

"Tau ga tadi pas istirahat siapa yang duduk di mejanya Rea dan Alka?" tanya mereka kepada penghuni kelas satu persatu. Kebanyakan dari mereka hanya menggelengkan kepada dan menjawab tidak tahu.

Tak patah arang, geng gong masih melanjutkan pencarian seniman amatir tersebut. Hingga akhirnya ada seorang siswa kelas 10 MIPA 1 menjawab bahwa dia melihat seorang murid laki-laki yang duduk di meja Rea dan Alka di jam istirahat.

"Oiya, tadi sih liat Eko sama Rian yang disana. Gatau juga soalnya keburu ke kantin juga tadi." jawab salah satu murid perempuan di kelas.

"Ohhh gitu ya? Makasii ya" geng gong pun berterima kasih lalu pergi ke bangku tempat Eko dan Rian duduk.

Alka yang terkenal begitu barbar dan pemberani pun tanpa ba-bi-bu langsung berteriak.

"HEH, LU YA YANG GAMBARIN BURUNG AMA DUA TELUR DI MEJA GUE?!" solot Alka dengan mata melotot.

Eko dan Rian hanya berdiam diri saja pada awalnya, namun melihat Alka yang penuh amarah akhirnya mereka pun membuka mulutnya.

"Gue bukan gambarin, gue cuma mindahin aja mejanya" jawab Eko.

"Lhaa ngapain tukerin ama punya gue?" tanya Rea kembali.

"Gue malu, masa iya gue laki kudu liat gambar punya gue sendiri" jawab Eko menjelaskan.

"Ciihhh, apa susahnya minta penjaga sekolah ambilin meja baru?" tanya Rea kembali dengan wajah penuh emosi.

Eko dan Rian pun kembali terdiam, mereka seolah kehabisan kata untuk berasalan.

Pada akhirnya Rea dan Alka menyerah untuk menukarkan kembali mejanya, mereka pun meminta penjaga sekolah untuk mengambilkan meja yang lain. Entah siapa sebenarnya seniman misterius yang menggambar tak senonoh tersebut, kemungkinan besar adalah kakak kelas sebelum mereka. Setelah kejadian itu, suasana kelas pun kembali damai hingga tak terasa kini jadwal mata pelajaran bahasa Indonesia akan segera dimulai.

Seperti biasa, bu guru mata pelajaran bahasa Indonesia pun memasuki kelas dan menyapa anak-anak. Dilanjut dengan memeriksa pekerjaan rumah, merangkum materi, mengerjakan soal, dan memberikan tugas baru. Tak terasa selesai sudah kelas hari ini. Bel pun berbunyi, seluruh penghuni kelas begitu bahagia membubarkan diri dan berhamburan keluar dari kelas.

"Reaaa, Sofiii, Gitaaaa... Ayooo cepet dooong" panggil Nurul dan Fitri serentak.

Seketika Rea, Sofi, dan Gita pun mempercepat langkahnya menghampiri sahabatnya itu.

"Etapiii gue mo simpen dulu tas ama sepatu ah, ntar keujanan kek minggu kemaren sepatunya. Baru aja senin ini" pinta Rea.

"Yauda ntar kita tungguin di parkiran aja, Ayu dah nungguin di alfamart katanya" jawab Nurul.

"Owkaayyy". Rea pun berlari secepat kilat menuju rumahnya yang memang tak jauh dari SMA.

" Assalamualaikum"...

Rea dengan cepat membuka sepatu dan kaos kakinya. Belum sempat mamanya menjawab salam, Rea sudah berlari memasuki kamarnya melemparkan tasnya.

"Maaaaaaa, Rea mo main dulu ke rumah Nurul" teriak Rea berpamitan kepada mamanya.

"Iyaaa, jangan lewat maghrib pulangnya keburu ujan" pinta mama kepada Rea.

"Owkeeyyy maaa, assalamualaikum".

Rea pun kembali ke parkiran untuk menghampiri sahabat-sahabatnya yang sudah menunggunya itu. Geng gong pun berangkat ke rumah Nurul, dan di pertengahan jalan mereka pun bertemu dengan Ayu untuk pergi bersama.