Test
Test
Halo?
Seorang gadis tak lain adalah jangmi yang tidur di kelas terkejut, dengan suara seseorang yang tiba-tiba datang dari jam tangannya. Lalu ia melihat sekeliling kelasnya yang tidak terusik dengan suara dari jamnya.
"Loh? Kak s.coups kok ada di jam tangan gue?" tanya jangmi bingung, setelah melihat hologram wajah s.coups dengan setengah badannya yang seluruhnya berwarna biru, berada di atas jam tangannya.
Keren kan, jam tangan buatan om leader?
Lagi, jangmi terkejut karena s.coups mengeluarkan suara lagi. Kemudian ia melihat teman-teman juga gurunya yang masih tidak menyadari ada suara yang terdengar dari jam tangannya.
"Tapi kak, kenapa testing-nya sekarang? Aku lagi sekolah loh!" ujar jangmi dengan suara pelan, agar tidak ketahuan oleh guru. Jangmi melihat s.coups yang memutar bula matanya.
Lo lupa? Atau belom dikasih tau terry? Rasanya gak mungkin terry lupa kasih tau lo. Suara jam tangan lo sama gue cuma bisa di dengar sama orang tertentu aja, jadi mereka gak akan mungkin dengar.
Jangmi menepuk dahinya pelan, "oh iya, gue lupa. Tapi harus sekarang banget testing-nya? Gue ada jam pelajaran nih!" ucapnya kesal.
Lo kira gue gak tau? Lo di kelas kan kerjaannya cuma tidur!
"Ihh, sok tau lo! Udah deh gak usah ganggu gue di jam sekolah, matiin dong gue gak mau dengar suara lo di sekolah!"
Gak mau! Kapan lagi coba ganggu luluby sepuasnya gini? Haha.
S.coups yang meledeknya membuatnya semakin kesal. Ia kemudian mencari tombol atau apapun itu yang bisa memutuskan komunikasinya dengan s.coups.
Lo gak dikasih tau te-
Ucapan s.coups terputus karena tangan lelaki di sebelahnya yang menutup layar jam tangan jangmi, "jam tangan lo lebih menarik ya dari pada gue?"
Jangmi menatap riki aneh, menepis tangan riki dan melihat jam tangannya yang tidak terlihat s.coups lagi. Lalu ia mengangkat tangannya, "Bu lisa!" teriak jangmi membuat seluruh perhatian menuju ke arahnya, begitu pula bu lisa yang terkejut dengan teriakan muridnya.
"Bisa gak sih kamu gak perlu teriak-teriak begitu?!" teriak bu lisa yang membuat jangmi menyengir, "maaf bu, saya izin ke toilet sebentar!"
"Kerjakan satu soal di depan, baru boleh ke toilet!" penuturan bu lisa membuat jangmi cemberut, "balas dendam ceritanya bu karena udah buat kaget ibu?" tanya jangmi sambil mengerjakan soal di papan tulis.
"Bukan, itu karena kamu tidak memperhatikan ibu dan malah tidur di kelas!" elak bu lisa yang dihiraukan jangmi, "udah ya bu saya ke toilet dulu!" pamit jangmi dengan suara yang agak keras karena ia sudah berada di pintu keluar.
Bu lisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan muridnya itu. Lalu ia melihat papan tulis dengan soal yang seluruhnya sudah di jawab oleh jangmi, yang membuat murid lainnya menyalin jawaban dari jangmi.
"Ibu tau kamu pintar. Tapi ibu suruh kamu kerjain 1 soal saja, kenapa semuanya kamu kerjakan jangmi?!" teriak bu lisa yang kesal sekaligus marah karena 1 muridnya, ia harus membuat soal lagi untuk tugas murid-muridnya.
Sedangkan di luar kelas, jangmi yang sedang berjalan di sepanjang koridor tertawa mendengar teriakan gurunya.
"Makasih ya, mba"
Sebelum kembali ke kelasnya, jangmi membeli sebotol minuman untuk kakaknya yang tadi ia lihat sedang olahraga bersama teman-teman sekelasnya.
Setelah sampai di lapangan, jangmi menghampiri kakaknya yang sedang duduk di pinggir lapangan sendirian. Lalu ia duduk di sebelah kakaknya dan memberi minuman yang tadi ia beli di kantin.
"Loh? Jangmi ngapain di sini?" tanya sunghoon setelah menerima minuman yang diberikan adiknya.
"Tadi izin ke toilet sebentar, terus liat kakak di sini" sunghoon mengangguk, "kak, aku ke kelas duluan ya. Takut dimarahin bu lisa kalau kelamaan di luar, dah" pamit jangmi yang diangguki sunghoon.
"Duh, iri deh punya adik kayak jangmi. Udah cantik, pinter, sayang sama kakak-kakaknya lagi sampai di bawain minuman segala" sahut lelaki yang duduk di sebelah kanannya setelah adiknya pergi.
"Iya nih, gue juga iri sama adik lo. Berbanding terbalik adik lo sama adik gue!" sahut lelaki lain yang sudah duduk di sebelah kirinya.
Sunghoon hanya tertawa mendengarnya, "itu kan dimata kalian aja adik gue sempurna"
"Masa sih? Kalau gitu kenalin dong adik lo ke kita, siapa tau jodoh. Iya ga bro!" ucap lelaki di sebelah kiri sunghoon yang membuat raut wajahnya datar, "gue ga ikutan ya bin"
"Hanbin! sini main basket lagi, ajak sunghoon sama seon sekalian!" ajak lelaki di tengah lapangan yang sedang memantulkan bola basketnya, "kuy kita ke sana, diajak kyungmin tuh"
"Hari ini lo piket kan?"
Jangmi yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas untuk segera pulang, menoleh ke asal suara dan melihat ketua kelasnya, Geonu, sedang memegang sapu.
"Iya, tapi gue gak bisa-"
"Lo udah bolos piket berapa kali? Mau gue bilangin ke bu lisa biar lo dihukum?"
"Eh! Jangan dong pak ketua, ya udah nih gue piket!" jangmi mengambil sapu yang ada di tangan geonu dan mulai menyapu lantai dari setiap sudut, mengabaikan geonu yang duduk di meja dekat pintu, mengawasi jangmi agar tidak kabur lagi.
"Gak bisa ya, lo panggil gue geonu aja?"
Jangmi yang mendengar pertanyaan geonu melirik sekilas, "bukannya itu yang lo mau dari dulu?" mendengar perkataan jangmi, geonu hanya diam karena memang itu faktanya.
Sambil menunggu, geonu mencuri pandang pada jangmi yang sedang fokus menyapu lantai. Tak lama seseorang mengejutkannya dan mengharuskannya turun dari meja dan berdiri menatap orang itu, "liat jangmi gak?"
Geonu menatapnya bingung dan melihat name tag "Park Sunghoon' yang tertera di bajunya. Dengan cepat geonu mengangguk, "iya kak, dia lagi piket di dalam!"
Sunghoon melirik sekilas ke dalam yang terlihat ada seseorang tengah menyapu, "tolong bilangin kalau gue gak bisa anter dia pulang" titah sunghoon membuat geonu mengangguk dan menatap kepergian sunghoon yang mulai menjauh.
"Siapa pak ketu?" tatapan geonh beralih pada jangmi yang kini sudah memakai ranselnya, bersiap untuk pulang karena piketnya sudah selesai.
"Kak sunghoon, katanya dia gak bisa anter lo" mendengar penuturan geonu membuat jangmi cemberut.
"Ya udah deh, kalau gitu gue pulang duluan!" pamit jangmi yang baru selangkah berjalan tangannya sudah dicekal geonu.
"Tunggu dulu!"
Jangmi melirik tangan geonu yang mencekalnya, lalu menaikkan salah satu alisnya, "Hm? Kenapa?"
"Gue anterin lo pulang ya?"
Belum sempat jangmi menjawab, seseorang menyentak tangan geonu yang mencekalnya dan orang itu beralih menggandeng tangan jangmi, "gak perlu, gue udah ada janji sama dia!" setelah berujar demikian, orang itu langsung menyeret jangmi menuju parkiran sekolah dan meninggalkan geonu yang menatap lelaki itu kesal.