"Gue anterin lo pulang ya?"
Belum sempat jangmi menjawab, seseorang menyentak tangan geonu yang mencekalnya dan orang itu beralih menggandeng tangan jangmi, "gak perlu, gue udah ada janji sama dia!" setelah berujar demikian, orang itu langsung menyeret jangmi menuju parkiran sekolah dan meninggalkan geonu yang menatap lelaki itu kesal.
"Riki?"
Yang dipanggil hanya diam dan terus menyeret jangmi hingga parkiran sekolah. Riki mengambil helm motor dan dipakaikan pada jangmi dengan terburu-buru tanpa meminta izin.
"Eh? Maksud lo apa? Lo mau bawa gue kemana?" tanya jangmi yang kebingungan melihat riki yang tampak seperti sedang marah.
Bukannya menjawab, justru riki malah memerintah nya untuk menaiki motornya. "Apa sih mau lo? Gue gak mau ya pergi sama lo!" jangmi yang kesal dengan perilaku riki hendak melepas helm di kepalanya, tapi riki justru menggendong jangmi dan menempatkannya di jok motor. Lalu riki langsung menjalankan motornya keluar sekolah.
Di sinilah jangmi berada sekarang, di sebuah danau yang terlihat sepi tetapi juga sejuk dan membuatnya nyaman. Riki menyeretnya kembali ke kursi panjang dengan lokasi yang mengarah ke danau.
"Sebenarnya lo mau apa dari gue?" pertanyaan jangmi lagi-lagi diabaikan oleh riki yang hanya menatap danau dengan raut yang benar-benar lelah.
Riki benar-benar sudah membuat jangmi sangat kesal sekarang, rasanya ingin sekali jangmi membunuh riki sekarang, "lo beneran ga ingat sama sekali sama gue?" tanya riki menatap jangmi serius.
Jangmi berani bersumpah, dia sangat tidak mengerti apa yang riki bicarakan sekarang. Apa maksudnya dengan tidak ingat sama sekali?
Riki tersenyum miris melihat raut kebingungan dari jangmi sekarang, "gak perlu lo pikirkan lebih jauh, lupain apa yang gue bilang tadi"
Jangmi benar-benar dibuat bingung sekarang, apa maksud dari perkataan riki barusan. Bagaimana bisa seenak itu dia bilang lupakan pertanyaan yang sudah dia lontarkan padanya?
Belum jangmi akan protes pada riki, riki sudah memberinya pertanyaan lain. "Ah iya, gue hampir lupa!" riki mengambil handphonenya dari saku celananya kemudian dia sodorkan padaku sebuah foto keluarga, "yang ada di foto ini beneran lo 'kan?"
Jangmi terkejut dengan foto yang riki tunjukkan padanya, "ini kan foto keluarga gue, lo stalking gue ya?!"
"Tenang, jangan panik. Gue bisa jelasin! Gue bukan tipe orang yang lo pikirin sekarang"
"Yaudah kalau gitu, cepat jelasin dari mana lo dapet foto itu?"
"Jadi gini, lo tau 'kan kalau ibu lo itu akan menikah lagi?"
"Dari-"
"Gue udah bilang tadi, gue itu bukan orang yang lo pikirin sekarang!"
"O-oke, memang benar mama gue akan menikah lagi tapi apa hubungan- HAH?! Jangan-jangan..." jangmi baru menyadari kemana arah pembicaraan riki pun terkejut.
Riki tersenyum simpul melihat ekspresi jangmi sekarang, "lo cepat tanggap ya, seperti dul- ah! Maksudnya iya benar, papa gue yang akan menikah sama mama lo"
"Eh, tunggu! Tapi gue yakin banget kalau foto keluarga lo yang mama gue kasih ga ada sosok yang mirip lo di sana" riki memalingkan wajahnya dari jangmi dan menatap danau dengan tatapan datar.
"Ah! Sepertinya itu foto sebelum gue ada di Korea, lo masih ingat perkenalan gue di kelas kemarin 'kan kalau gue pindahan dari Jepang?"
Jangmi mengangguk menatap riki yang tengah menatap kosong ke danau, "gue jadi penasaran sama lo" pernyataan jangmi yang tiba-tiba membuat riki melirik ke arahnya dan tersenyum penuh arti.
"Penasaran? Kenapa tiba-tiba lo penasaran sama gue, bukannya lo ga suka ya kalau ada gue? Ah! Apa jangan-jangan lo penasaran karena gue udah gak ngegoda lo lagi seperti di sekolah? Oh.. Jangan-jangan lo lebih suka kalau gue ngegoda lo terus ya?"
"Mana ada! Gue penasaran kenapa sifat lo berubah-ubah hari ini, gak seperti biasanya. Sebenarnya sifat asli lo yang mana?"
"Gak seperti biasanya? Memang lo kira sifat gue biasanya gimana? Penggoda cewek?"
"Eh? I-itu 'kan salah lo sendiri yang buat kesan gak bagus!"
Riki terkekeh pelan, "yah, terserah lo aja mau berpikiran seperti apa dengan sifat asli gue" sekilas jangmi mematung melihat tawa riki yang membuatnya terpesona.
"Ekhem, g-gue pulang duluan ya" riki mencekal tangan jangmi yang hendak pergi, "kenapa tiba-tiba pulang? Mataharinya belum turun, lo gak mau liat sunset?"
"S-sunset?" jangmi bingung dengan pertanyaan yang riki lontarkan, jadi maksud riki mengajaknya kemari untuk melihat sunset bersama?
"Iya, biasanya anak seumuran kita suka lihat sunset. Apa lo gak suka lihat sunset?"
"Gak, gue suka kok lihat sunset. Tapi-"
"Tenang aja, gue akan antar lo pulang sampai depan rumah lo!"
"Makasih ya udah antar gue pulang" ujar jangmi dengan memberikan helm yang ia kenakan tadi pada riki.
"Iya, ini juga termasuk tugas gue karena udah bawa pergi lo tanpa izin" jangmi mengangguk, "kalau gitu-"
"Dari mana aja lo, jam segini baru pulang?" tanya seseorang yang berjalan ke arahnya.
"Eh? J-jungwon, mama belum pulang?" tanya jangmi mengalihkan topik.
"Pulang sama siapa lo?" tanya jungwon, mengabaikan jangmi yang tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.
"Gak kok bukan siapa-siapa, udah yuk masuk aja dingin di luar" ujar jangmi yang menarik lengan jungwon untuk masuk ke dalam rumah. Tapi usahanya sia-sia karena jungwon menepis tangannya dan menuju keluar pagar.
"Lo?! Lo bawa pergi adik gue kemana sampai pulang malam gini?" teriak jungwon tersulut emosi setelah melihat riki.
"Terserah gue dong mau ajak jangmi kemana, bukan urusan lo!" jawaban riki seakan ingin memancing amarah jungwon.
"Jelas itu urusan gue, jangmi itu adik gue, sedangkan lo, siapa lo?"
"Udah won, jangan cari ribut, teriakan lo nanti kedengaran tetangga!" jungwon menggeleng tak percaya dengan adiknya, mengapa sepertinya adiknya itu selalu membela lelaki yang tidak dikenalnya?
"Kenapa lo selalu bela dia sih?! Gue ini kakak lo yang membela lo, dan lagi dia yang cari ribut sama gue bukan sebaliknya!"
"Gue gak membela siapapun di sini, tapi liat kondisinya dong won. Gue udah sampai rumah dengan selamat karena riki, tapi kenapa lo emosi banget sampai teriak segala?"
"Gimana gak emosi? Lo itu pulang malam, terus sama lelaki yang gak tau asal usulnya lagi!"
"Jungwon! Kenapa ribut?" tanya sunghoon dari dalam rumah menghampirinya.
"Ini kak, jangmi pulang malam karena udah dibawa pergi sama lelaki yang bahkan gak jungwon kenal!"
Sunghoon yang penasaran dengan lelaki yang jungwon maksud pun melongok dan terkejut melihat riki, "loh riki? Makasih ya udah antar jangmi pulang dengan selamat"
"Oh iya kak sunghoon, riki juga mau minta maaf karena telat antar jangmi pulang" dengan refleks riki turun dari motor dan menghadap sunghoon dengan tersenyum ceria.
"Gapapa kok, riki mau mampir ke rumah sebentar?"
"Ah, maaf kak riki gak bisa mungkin lain kali, takut papa marah"
"Yaudah kalau gitu, Hati-hati ya pulangnya!"
"Siap kak!" setelah berpamitan, riki menjalankan motornya dan pergi dari pekarangan rumah.
"Kak maksudnya kak sunghoon tadi apa?" tanya jungwon yang bingung dengan perkataan sunghoon yang mengatakan 'makasih' pada riki.
"Hm? Oh, kamu itu harus baik-baik dong sama riki, dia itu akan jadi adik kamu juga loh!"
"Hah?!"