Chereads / Memories of Munder / Chapter 4 - Part four

Chapter 4 - Part four

"Yang benar saja, tapi tidak apa. Apapun itu yang bisa di jadikan uang, maka itu pasti berharga. Juga bisa di jadikan bahan taruhan!"

Orang-orang yang sudah mencintai judi itu, terlihat hanya mementingkan kesenangan sementara saja. Mereka tidak pernah berpikir, untuk besok hari. Mereka masih memiliki kehidupan, juga masih perlu untuk mengisi perut yang lapar.

"Tuan Johan anda datang lagi!" sebut seorang bernama Jack.

Jack adalah pria yang memiliki kasino ini, Johan adalah pelangan VIP untuknya.

"Hari ini terlihat lebih ramai ya,"

"Tuan Johan bukankah setiap hari memang ramai seperti ini!"

"Banar, namun hari ini terlihat jauh lebih ramai lagi!" balas Johan.

"Mari tuan, saat ini saya sudah menyiapkan beberapa botol minuman untuk anda. Hari ini anda bisa menghabiskan uang anda sesuka hati!"

Sedangkan masih di dalam rumahnya, terlihat Maria hanya duduk dengan elegan dengan dilayani oleh beberapa asisten rumah tangga.

"Nyoya hari ini apakah anda akan pergi ke salon?"

"Hari ini aku tidak akan pergi ke mana-mana!"

"Baiklah nyonya,"

Lalu tidak lama, datanglah satu pria. Terlihat pria itu berpakaian sangat rapi, pria itu Bernama Han, seorang asisten pribadi yang ditugaskan untuk mengawasi semua gerak-gerik Maria. Han adalah orang bayaran suaminya, namun Han juga sangat menghormati Maria. Tidak jarang, Han sering kali melakukan tugas yang Maria berikan kepada dirinya.

"Nyonya!"

"Apakah kamu sudah menemukan orang itu?" tanya Maria saat ini.

Lalu tidak lama, Han mulai memberikan kode kepada para asisten rumah tangga. Jika mereka harus pergi, Han dan nyonya Maria akan membicarakan hal penting.

"Sebenarnya sampai saat ini, saya masih belum mendapatkan lampu hijau. Namun anda tenang saja, saya telah membayar beberapa orang. Untuk bisa menemukan orang yang anda cari!" jelas Han.

"Begitukah?"

"Nyonya saat ini kita hanya bisa menunggu!"

"Ini sudah sepuluh tahun, ini sudah sangat lama. Orang itu sudah lama terbebas di luar!"

"Nyonya saat ini saya sangat mengerti,"

"Kamu tidak mengerti, tidak akan pernah mengerti. Ini semua hanya aku saja yang tahu bagaimana!"

"Nyonya!"

"Saat ini aku sangat lelah, pergilah. Aku akan beristirahat!"

"Baiklah Nyonya!"

Lalu Han mulai pergi, hanya tertinggal Maria sendirian. Tidak terasa hari telah menjadi malam kembali, jam telah menunjukkan tengah malam. Seperti biasa, Johan kembali dengan keadaan mabuk parah. Namun kali ini, dia membawah seorang tamu yang tidak diundang.

Tok!!! Tokk!!! Tok!!!

Johan mengetuk pintu dengan kasar, saat Maria baru saja membuka pintu. Maria, melihat seorang wanita memeluk tubuh suaminya dengan sangat manja.

"Kamu cukup mengantarnya sampai di sini saja, sisanya biarkan aku yang urus. Dia adalah suamiku, ini juga adalah rumah kami. Kamu saat ini boleh pergi!"

Tanpa basa-basi, Maria langsung saja mengusir wanita itu.

"Jangan benari menyentuhnya!"

Johan mulai menyentuh bibir Maria dengan kasar, seolah tidak terima. Jika Maria, mengusir wanita yang sedang berada dipelukkannya itu.

"Apa katamu?"

"Jangan menyentuhnya,"

Lalu Johan mulai membawah wanita itu, masuk ke dalam kamar mereka. Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya, beberapa minggu yang lalu, suaminya juga membawah wanita lain pulang ke rumah. Maria, terlihat tidak ingin ikut campur lagi. Lagi pula, pernikahan ini bukanlah soal cinta. Namun ini adalah mengenai kekuasaan, Maria. Mau tidak mau, harus menerima semua perlakuan buruk dari suaminya. Dia hanya seorang wanita sebatang kara, dirinya juga bergantung dengan suaminya yang kaya. Bahkan ketika saat, Maria menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya. Suaminya dan wanita yang dia bawah itu, melakukan hubungan badan. Maria, hanya menjadi penonton saja.

"Setelah kamu melampiaskan napsumu, jangan lupa untuk membuang semua barang yang telah ternoda. Apapun itu aku tidak sudi untuk memakainya!"

Lalu Maria hanya pergi, dengan wajah datar saat ini Maria. Tidak menunjukkan ekpresi wajahnya, sebaliknya saat ini Maria terlihat sangat tenang.

****

Pagi saat ini telah kembali, Maria telah terbangun dari tidurnya. Dirinya juga telah menunggu di suaminya dan wanita itu, untuk keluar dari kamar tidur mereka. Di ruang tamu yang sangat besar ini, terlihat ada beberapa asisten rumah tangga yang ikut menemani dirinya.

"Nyonya apakah anda ingin minum?"

"Bawahkan saja aku satu cangkir air putih," jelas Maria.

Lalu tidak lama, akhirnya Suaminya dan wanita itu pun keluar dari kamar mereka. Saat Johan melihat, jika istrinya sudah menunggunya. Dirinya tampak tidak memiliki rasa bersalah, dia masih dengan santai berlajan duduk mendekati istrinya.

"Kamu sudah bangun istirku!" sapa Johan dengan tanpa dosa kepada Maria.

Berbeda dengan Johan yang tidak memiliki rasa bersalah, wanita ini. Nampaknya agak sedikit segan dengan Maria, tetapan sinis yang Maria tampilkan saat ini. Mampu membuat wanita itu menjadi tidak berkutik, saat ini wanita itu hanya berusaha meminta perlindungan kepada johan saja.

"Bagaimana dengan tidur kalian? Apakah kalian bermimpi indah? Aku harap aku tidak berada di mimpi kalian. Aku tidak ingin merusak malam indah kalian!' ucap Maria.

"Tentu saja, semalam berlalu dengan sangat sempurna!" jelas Johan.

"Mendengar dari suaramu, sepertinya. Napsumu terpuaskan dengan baik!"

"Istriku apakah ini sudah selesai!"

Maria hanya menatap mata wanita itu, sedangkan wanita itu bahkan tidak berani untuk membalas tatapan dari Maria.

"Bagaimana denganmu? Apakah terasa sangat menyenangkan. Bersenang-senang dengan suami orang?" ucap Maria kepada wanita itu.

Maria saat ini mencoba untuk menyudutkan wanita ini, Maria mencoba memberi tahunya. Jika apa yang telah wanita ini lalukan, itu bukanlah tindakkan yang pantas. Wanita ini beruntung, karena berhadapan dengan Maria. Jika saja, wanita lain yang ada di posisi Maria. Mungkin saja, wanita ini telah lenyapkan.

"Ayolah, apakah jawaban dariku tidak memuaskanmu?" ucap Johan saat ini berusaha untuk menghentikan istrinya.

"Saat ini aku tidak sedang berbicara denganmu!" ketus Maria.

Mendengar sindirian dari istrinya, Johan hanya tertawa kesal.

"Maafkan saya nyonya, sekarang juga. Saya akan pergi!" sebut wanita itu mulai berdiri.

Wanita itu mulai pergi meninggalkan rumah mereka, namun dari matanya. Sangat terlihat, jika dirinya sangat berharap jika Johan akan menghentikannya. Akan tetapi, wanita ini tidak tahu. Jika dirinya, hanyalah pemuas napsu satu malam dari seorang pria yang sudah beristri ini. Setelah wanita itu pergi dari rumah mereka, saat ini hanya tersisah Maria dan suaminya saja. Tampak suaminya sangat kesal, istrinya dengan sangat berani mempermalukannya di hadapan orang lain.

"Sayang, kamu tahu apa yang baru saja kamu lakukan? Kamu baru saja mempermalukanku!"

"Kamu merasa dipermalukan?"

"Ya, aku merasa dipermalukan. Mengapa kamu melakukan itu?"

"Jika kamu tidak mau dipermalukan, maka jangan mempermalukan dirimu sendiri. Dengan kamu membawah wanita malam ke rumah, itu telah merendahkan harga dirimu sendiri. Aku tidak masalah, jika kamu mempunyai wanita lain. Kalian bisa bermalam di hotel, aku tidak akan masalah jika kamu tidak pulang ke rumah. Namun membawah wanita itu ke rumah, apa yang kamu harapkan. Apakah kamu sengaja ingin membuatku menjadi memanas?"