Suasana perkuliahan berjalan dengan lancar. Terdengar bunyi lonceng tanda waktu perkuliahan telah selesai. Marco dengan tas ranselnya keluar dari ruangan kelas. Dia mengajak Bonar si Ketua kelas untuk keluar dan pulang bersama. Di tempat parkir, Bonar bertanya kepada Marco "Co, gua mau nanya sebenarnya alasan loh pindah ke sekolah ini apa sih? dan asal sekolah lo dulunya darimana, kok gak ada yang tau satu pun?"
"Privasi bro, suatu saat loh bakal tau juga"
"Penasaran gua" "Kapan-kapan aja yahh, gua cabut dulu yahhh" Ucap marco sambil meninggalkan Bonar di parkiran sendirian. Sedang Melly tiba di parkiran dan berjumpa dengan Bonar disana. Sejak semester 5 Bonar dan Melly tidak pernah bersatu, Bonar selalu merendahkan dan menghina Melly ditempat sepi, meski ditempat umum dia terlihat kalam namun aslinya Bonar sangat menyakitkan.
" Heh, Mel loh kok gak ada kapok-kapoknya sihh buat gua muak sama loh" Ucap Bonar dengan wajah yang sangat tidak suka.
"Apa lagi sih Nar? kenapa sih gua selalu salah dimata Loh?"
"Selama loh masih hidup, gua akan selalu membenci loh" Ucap Bonar sambil meninggalkan Melly disana.
Mendengar perkataan Bonar yang sangat menyakitkan itu tanpa terasa air mata Melly mengalir dengan derasnya. Dia diam termenung dengan apa yang dia hadapi saat itu. Dia kemudian terbayang dengan pengalaman pahitnya.(Sambil membayangkan)
Bonar yang sekarang sangat membenci Melly ternyata pernah mencintai Melly. Mereka pernah menjalin hubungan yang erat, saling mencintai dan juga saling mendukung. Namun, pada suatu hari Melly dengan tidak sengaja melakukan kesalahan, dia tidak sengaja menjatuhkan obat yang seharusnya Bonar berikan kepada adek perempuannya. Karena kesalahan Melly tersebut, adik semata wayang Bonar tidak bisa terselamatkan. Dengan pengalaman yang sangat menyakitkan hati Bonar tersebut, dia sangat membenci Melly, bahkan melihat Melly pun sangat membuat dia Muak.
Sambil menangis Melly pun mengambil sepeda kesayangannya dan segera pergi dari sana dengan hati yang tidak menyenangkan. Diperjalanan dia selalu berusaha untuk tidak mengingat hal tersebut. Dia berusaha untuk tersenyum namun tidak bisa. Dia pun memutuskan untuk berhenti ditengah jalan tol besar dan duduk dipinggir jembatan tersebut. Sambil menangis dia berteriak sekencang-kencangnya untuk melepaskan rasa sakit yang ada di hatinya.
"Tuhannn, aku sudah berusaha melakukan yang gterbaik, tapi mengapa sampai saat ini dia masih membenciku? apakah aku harus seperti ini terus? aku ingin hidup damai" Teriak Melly dengan tangisannya yang menjadi-jadi.
Setelah beberapa saat, diapun kembali tenang dan melanjutkan perjalanan pulang. Setelah dirumah seperti biasa dia menyapa kedua orangtuanya dengan lembut, dan melakukan aktivitas dirumah.
Disatu sisi Marco juga sampai dirumahnya. Dia menyapa kedua orangtuanya dengan lembut seperti biasanya. Kehidupan yang serba ada membuat hidup marco serasa sempurna untuk semuanya. Dia masuk kedalam kamarnya dan membuka hp nya.
Nampak Walpaper hp nya adalah sebuah lukisan yang sangat persis dengan wajah Melly, namun bukan Melly. Segera Marco istrahat selama satu jam. Setelah itu dia pergi keluar untuk privat musik, disalahsatu tempat privat yang terkenal pada saat itu.
Disisi lain Melly mengikuti latihan tari disebuah sanggar seni yang berdekatan dengan tempat privat Musik. Di jam pulang Marco tampak melihat Melly keluar dari sanggar seni tari tersebut, dia mencoba menjumpai Melly. "Haiii, lo kan anak kalam yang diruangan kita? kenalin dong, nama ku Marco, kalau boleh tau namamu siapa yah?
"Maaf saya lagi buru-buru" Ucap Melly
"Tinggal jawab doang susah amat sih? mau saya antar gak, kebetulan saya juga mau kearah sana? Tawar Marco
"Saya bisa sendiri"
"Nama, nama, nama siapa? " tanya marco dengan wajah penasaran
"Melly. Maaf, saya duluan" balas melly sambil meninggalkan Marco sendirian
"Halooo Melly, kapan-kapan kita bareng yahh, thankyou. Sampai jumpa besok di kampus" Teriak Marco
Dengan sifat Juteknya Melly, Marco pun penasaran dengan dirinya. Kenapa sihh, siapasih di hati mu yang dingin itu>? Gumam Marco. sambil kembali meninggalkan tempat tersebut.
Waktu begitu cepat berganti, tidak terasa sudah seminggu setelah Marco hadir di kampus baru bagi dirinya. Banyak yang berubah bagi dirinya, namun satu hak yang belum bisa dia dekatkan adalah si Melly siWanita Kalem. Namun dengan semangatnya dia tak pernah berhenti sampai saat itu, dia selalu berusaha untuk mendekatkan diri dengan Melly. aking penasaran marcopun bertanya kepada sahabatnya yang sekarang adalah siketua kelas Bonar. Ketika menjumpai Bonar dengan menanyakan pertanyaan tentang Melly, tidak satupun yang dapat Bonar beritahu kepada marco, hanya satu kalimat yang dia lontarkan yaitu. "Jangan coba-coba dekat dengan Dia, dia jangan sampai menyesal" ucap Bonar
Marco pun terkejut mendengar perkataan bonar, namun satu sisi Marco tidak percaya akan hal tersebut. Dia pun berusaha mendekatkan diri kepada Melly dengan berbagai cara.