Chereads / Paijo I Lope You ❤️ / Chapter 8 - Bab 08

Chapter 8 - Bab 08

Di rumah opa Tri,

Masih di depan rumah opa Tri..

"Sampun dereng ta, punapa dangu sekali ?"

(Sudah belum sih, kok lama sekali ?), tanya oma Dyah.

"Saya tidak tahu oma, Citra belum kembali ke mobil, berarti belum oma", jawab Hakim.

"Nah ini dia anaknya pi", kata Titah.

"Why mom ?"

(Kenapa ibu ?), tanya Citra.

"Grandma asks is my daughter yet"

(Nenek tanya sudah belum putriku), jawab Titah.

"Oh, that's it, mother, everyone has entered the car, Kamil's brother has also entered the car, sitting next to grandpa"

(Oh itu, sudah ibu, sudah masuk mobil semua, mas Kamil juga sudah masuk mobil kan itu, duduk disebelah kakek), kata Citra.

"Oh I see, yes, my husband left"

(Oh begitu, ya sudah berangkat suamiku), sambung Titah.

"Ok ready to go my wife"

(Oke siap berangkat istriku), sambung Hakim juga.

Di rumah pak Hakim,

Di depan rumah pak Hakim..

"Ini Hakim rumah barumu ?", tanya opa Tri.

"Inggih opa"

(Iya opa), jawab Hakim.

"Ageng uga ugi mewah ugi nggih griya enggal panjenengan"

(Besar dan juga mewah juga ya rumah barumu), kata oma Dyah.

"Alhamdulillah oma, opa, dan istriku bisa beli rumah yang di impikan selama ini", sambung Hakim yang mengucap syukur.

"Ya sudah yuk masuk kedalam opa, oma", sambung Titah juga.

Malaysia

Di rumah pak Faisal,

Di kamar bu Nurmala dan pak Faisal..

"Ini orang kemana ya, di teleponin dari tadi tidak di angkat, coba telepon Titah saja deh, emm sama saja, Titah dan Hakim di hubungi tidak bisa, yang satu tidak di angkat dan yang satunya lagi sibuk, haduh hubungi siapa lagi ya..", keluh pak Faisal.

Satu menit kemudian..

Masih di kamar bu Nurmala dan pak Faisal..

"Aha..!!, hubungi cucu ku saja, haduh kenapa tidak dari tadi saja ya", keluh pak Faisal lagi.

"Kamil, Kamil, Kamil, Kamil, mana ya, nah ini dia ketemu, alhamdulillah nyambung", kata pak Faisal.

Indonesia

Di rumah pak Hakim,

Di halaman samping rumah pak Hakim..

"Mas hpnya bunyi tuh", kata Citra.

"Iya, kamu lihat dari siapa dik", sambung Kamil.

"Iya mas..", kata Citra lagi.

"Siapa dik ?", tanya Kamil.

"Datuk Faisal, mas..", jawab Citra.

"Angkat saja dik", kata Kamil lagi.

"Oh oke..", sambung Citra lagi.

Percakapan Citra dan pak Faisal lewat telepon.

"Assalamu'alaikum datuk Faisal", Citra memberikan salam pada pak Faisal.

"Wa'alaikumussalam", pak Faisal menjawab salam dari Citra.

"Ini Citra ya ?", tanya pak Faisal.

"Iye atuk Faisal"

(Iya kakek Faisal), jawab Citra.

"Pak awak mana ?"

(Papi kamu mana ?), tanya pak Faisal lagi.

"Papi ade atuk Faisal, sedang lihat-lihat umah yang baru"

(Papi ada kakek Faisal, sedang lihat-lihat rumah yang baru), jawab Citra lagi.

"Oh macam itu, emm awak bise kasih hpnya ke papi tak, atuk Faisal nak becakap same papi awak, Citra ?"

(Oh begitu, emm kamu bisa kasih hpnya ke papi tidak, kakek Faisal mau ngomong nih sama papi kamu, Citra ?), tanya pak Faisal lagi.

"Bise atuk Faisal, tunggu ya sekejap, Citra cari papi dulu"

(Bisa kakek Faisal, tunggu ya sebentar, Citra cari papi dulu), jawab Silvy lagi.

"Iye"

(Iya), kata pak Faisal.

Di rumah pak Hakim,

Masih di halaman samping rumah pak Hakim..

"Loh dik hp mas Kamil mau kamu bawa kemana ?", tanya Kamil.

"Pinjam dulu sebentar ya mas", jawab Citra.

Di ruang keluarga..

"Kamu tidak repot tah mengurus rumah sebesar ini sendiri ?", tanya opa Tri.

"Tidak opa, kan saya ada yang bantu, tuh Paijo, hehe..", jawab Titah.

"Masa berdua saja, Hakim, Hakim Hafiz", kata oma Dyah.

"Inggih oma"

(Iya oma), sambung Hakim.

"Kamu carikan juru masak untuk istrimu ya, kasihan pasti repot dia nantinya", kata oma Dyah lagi.

"Oma tenang saja kalau masalah itu sudah Hakim atur", sambung Hakim lagi.

"Bagus..", kata oma Dyah lagi.

"Titah Kesumawardani, istriku, belahan jiwaku, kekasih dunia dan akhiratku, bidadari surgaku, jantungku, dan kelemahan ku, dengarkan aku ya, mulai besok dan seterusnya kamu jangan mengerjakan pekerjaan rumah cukup Paijo dan Puji saja yang bekerja di rumah ini, kamu santai-santai saja di rumah ya", kata Hakim.

"Iya bang, tapi saya tidak bisa santai, diam di rumah seharian, harus ada kegiatan juga di rumah, mungkin saya bantu-bantu mereka sedikit saja ya", sambung Titah.

"Iya sayang, oh ya katanya kamu mau ngajar tari lagi di taman mini, jadi tidak ?", tanya Hakim.

"Jadi dong bang, memangnya diizinkan oleh abang Hakim Hafiz ?", tanya Titah juga.

"Ya diizinkan dong, dan ada orang juga yang akan antar jemput kamu ketika nanti kamu ngajar tari sayang", jawab Hakim.

"Oh ya siapa bang ?", tanya Titah lagi.

"Assalamu'alaikum", Citra memberikan salam pada semua yang ada di ruang keluarga.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang keluarga menjawab salam dari Citra.

"Eh Citra, sini sayang, loh mas Kamil dimana ?", tanya Titah lagi.

"Ada di halaman samping mi", jawab Citra.

"Oh gitu..", kata Titah.

"Iya mi, oh ya pi nih ada telepon", sambung Citra.

"Dari siapa ?", tanya Hakim.

"Tidak tahu, tidak mau sebut namanya, katanya mau ngomong sama papi sudah gitu saja", jawab Citra lagi.

"Oh oke, biar papi yang angkat di luar ya", kata Hakim.

"Iya pi..", sambung Citra lagi.

"Nah Citra sayang", kata Titah.

"Iya mi", sambung Citra.

"Tolong kamu panggil mas Kamil di halaman samping rumah dong sayang, kan kasihan mas Kamil di sana sendirian", kata Titah lagi.

"Oke siap mi", sambung Citra lagi.

"Kamu suruh kemana Citra, tah ?", tanya oma Dyah.

"Saya suruh ajak Kamil ke sini oma, kasihan habisnya dia sendirian di halaman samping rumah", jawab Titah.

"Oh gitu..", kata oma Dyah.

"Iya oma", sambung Titah lagi.

Di depan rumah pak Hakim lagi..

"Loh kok kalian disini, bukan di dalam sana, kenapa ?", tanya Hakim.

"Saya dan Paijo di luar saja pak", jawab Abdul Latief.

"Tunggu kopi dan gorengan buatan Darmi, pak Hakim", jawab Paijo juga.

"Oh gitu, ya sudah", kata Hakim.

Percakapan Hakim dan pak Faisal lewat telepon.

"Assalamu'alaikum", Hakim memberikan salam pada pak Faisal.

"Wa'alaikumussalam", pak Faisal menjawab salam dari Hakim.

"Siapa nih ?", tanya Hakim.

"Pak awak, Hakim Hafiz"

(Ayah kamu, Hakim Hafiz), jawab pak Faisal.

"Oh pak, ade ape ?"

(Oh ayah, ada apa ?), tanya Hakim lagi.

"Ade yang nak pak bicarakan padamu"

(Ada yang ingin ayah bicarakan padamu), jawab pak Faisal lagi.

"Ape itu ?"

(Apa itu ?), tanya Hakim lagi.

"Pak dan ibu berangkat ke Indonesia besok jam sembilan pagi dan sampai sekitar jam sebelas, awak jemput tak Hakim ?"

(Ayah dan bunda berangkat ke Indonesia besok jam sembilan pagi dan sampai sekitar jam sebelas, kamu jemput tidak Hakim ?), tanya pak Faisal.

"Ya pasti Hakim jemput pak dan ibu, same Titah dong pak"

(Ya pasti Hakim jemput ayah, bersama dengan Titah dong ayah), jawab Hakim.

"Oh macam itu, memangnya bila selamatan umah baru awak ?"

(Oh begitu, memangnya selamatan rumah barumu kapan ?), tanya pak Faisal lagi.

"Tigo hari lagi pak"

(Tiga hari lagi ayah), jawab Hakim lagi.

"Oh macam itu, ya udah pak tutup teleponnya ya"

(Oh begitu, ya sudah ayah tutup teleponnya ya), kata pak Faisal.

"Iye pak"

(Iya ayah), sambung Hakim.

"Assalamu'alaikum", pak Faisal memberikan salam pada Hakim.

"Wa'alaikumussalam", Hakim menjawab salam dari pak Faisal.