Chereads / My Harem The Kingdom / Chapter 3 - chapter 3

Chapter 3 - chapter 3

Kalo ada tanda kek gini ( ' ) itu ngebatin, atau bicara dalam hati

kalo tanda ( " ) itu dialog

selamat membaca..

.

.

.

.

"Hosh.. hosh.. hosh.."

Mata dengan netra hijau Jade itu terbuka, nafasnya memburu dengan dahi yang di penuhi oleh bulir bulir keringat

"Apa gua cuma mimpi?" Monolognya pada diri sendiri

Kemudian mengedarkan pandangan, seketika keningnya berkerut bingung

"Gue di mana?!" Paniknya, ketika melihat interior pada ruangan yang ia tempati sangat berbeda dengan kamarnya

"Jangan panik, jangan panik!"

"Gue pasti Masi mimpi!" Ujarnya sambil memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali

"Gue ga mimpi?"

"Aww!! Sakit anjing!" Ia mencubit punggung tangannya sendiri, mencoba untuk menyangkal bahwa ia masi di mimpi

'Tu-tunggu.. kok tangan gue halus banget yak?' Batinnya menggebu

Kemudian bangkit dan berjalan kearah cermin yang cukup besar di dalam kamar mewah itu, seketika ia berteriak keras apa yang ia pikirkan benar benar terjadi

"Aaaaaaaaaa!!!!"

Ia terduduk di lantai, sambil meraba raba permukaan wajahnya. Teriakannya membuat pengawal yang berjaga di pintu kamar bergegas masuk

"Yang mulia! Anda kenapa?!" Ujar pengawal itu panik

"Siapa Lo! Jangan Deket Deket!" Seketika gerakan pengawal itu berhenti, menatap bingung sang kaisar

'gue ga ngalamin yang terjadi pada salah satu cerita yang gue baca kan?! Ga mungkin itu terjadi! Itu cuma dongeng, ga mungkin gue tranmigasi ke tubuh orang lain?! Oke, tenang Boby pikirkan yang realistis aja!'

"Kaisar.."

Lamunan Boby buyar ketika pengawal yang dari tadi berujar, ia menatap khawatir ke arah Boby. Seketika Boby bangkit dari terjatuhnya

"Lo siapa? Gue di mana?" Tanya Boby memastikan. Pengawal di depan Boby mengkerut aneh, Lo? Gue? Apa artinya itu? Pikir pengawal itu bingung

Boby yang paham segera meralat ucapannya "maksud saya, kamu itu siapa? Dan aku sedang di mana?" Jelasnya

Seketika wajah pengawal tersebut cerah, ia mengangguk "Saya adalah pengawal pribadi yang mulia kaisar. Dan ini adalah kamar milik anda yang mulia" jawab pengawal itu santai, tanpa memikirkan perkataan sang kaisar yang terdengar sedikit melenceng

Boby menganggukkan kepalanya, sedangkan ibu jari dan jari telunjuknya mengapit dagunya, pose berpikir

'jadi ini bukan mimpi atau pun ilusi? Gue beneran mengalami transmigrasi ke tubuh orang lain? Tapi siapa?" Boby melamun, memikirkan apa yang terjadi dengannya secara mendadak begini?

Tu-tunggu..!! Boby menatap Lamat pria didepannya 'Wajahnya tak asing..'

"Nama kamu siapa?" Tanya Boby memastikan

"Saya Aldrin yang mulia"

Mata Boby membulat dengan tampang shock yang kentara, nama itu nama salah satu tokoh di buku yang baru saja ia baca sebelum kecelakaan

'jadi gue masuk dalam novel atau cuma kebetulan? Agggrrrhhh sial! Gue bingung. Ga pernah gue sebingung ini dalam memahami sesuatu, bahkan buku dengan alur cerita yang rumit dapat gue pahami dalam sekejap. Tapi ini? Sialannnn!!' Boby mengacak surai-nya frustasi

Aldrin hanya menatap ngeri tuan nya ini, bangun dari tidur panjangnya malah menjadi gila. Aldrin menggelengkan kepalanya ke kiri kekanan, mengundang tatapan aneh dari Boby

"kamu kenapa?" Tanya Boby dengan menatap aneh ke arah Aldrin. Gelengan Aldrin makin mengencang tanpa mengucapkan sepatah kata

Boby mengdikkan bahunya acuh. 'Mungkin gila' pikir Boby

'Oke, sekarang mari berpikir Boby, kalo emang lo masuk novel, ayo cari tau sampai di mana kejadian yang Lo alami sekarang. Pertama tama, pastiin novel apa yang Lo masukin'

"Nama saya siapa?" Aldrin terkejut atas pertanyaan tuannya itu, segera ia berlari keluar mencari tabib. Meninggalkan Boby yang menunjukan wajah cengo

Tak lama kembalilah Aldrin yang ngosh ngosh-san dengan seorang pria tua yang kondisinya juga sama seperti Aldrin

"Cepat periksa!" Wajah panik Aldrin dengan intonasi mengancam itu membuat tabib tersebut menelan ludah nya gugup dengan tergesa gesa ia memeriksa Boby setelah menyuruh Boby untuk kembali berbaring

"Yang mulia kehilangan separuh ingatannya" jelas sang tabib, setelah memeriksa Boby

Mata Aldrin langsung menyendu, menatap Boby yang kembali tidur karna di beri ramuan entah apa pada tabib tersebut

"Apa tidak apa apa? Maksud ku apa itu tidak berbahaya?" Tanya Aldrin, bagaimana pun ia tetap harus mewanti wanti untuk kedepannya

"Ya, soal ini tidak perlu khawatir. Tidak akan membuatnya terluka, hanya saja saya harap anda tidak membuatnya berpikir keras di kemudian hari" jelas sang tabib lagi. Aldrin mengangguk, segera membimbing sang tabib keluar dari kamar sang kaisar muda itu

.

.

Boby membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah langit langit yang sama. Menghela nafas sejek, ia mendudukkan diri

'gue beneran transmigrasi?' pikir Boby lagi

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Aldrin dengan nampan yang berisi makanan

"Hormat yang mulia" ujar Aldrin, membungkukkan sedikit tubuhnya menunjuk salam hormat

"Saatnya makan malam yang mulia" sambung Aldrin

"Telakkan saja di situ" ujar Boby. Segera Aldrin meletakkan nampan berisikan makanan itu di atas nakas dekat dengan tempat tidur Boby

Aldrin beranjak ingin keluar, namun di tahan Boby. Ya, mana mungkin Boby membiarkan Aldrin satu satunya informan untuknya saat ini pergi?

"Kau belum menjawab pertanyaan ku tadi. Nama ku siapa?"

"Maafkan hamba yang mulai, saya tadi panik. Dan nama anda adalah Adelio manuth"

Boby mengangguk-angguk kepalanya, dugaannya benar ia masuk kedalam novel yang baru dia baca sebelumnya. Entah merasa beruntung atau tidak, ia masih mengingat jelas alur ceritanya

"Bagaimana aku bisa terbaring sekarat?" Tanya Boby memastikan, ia ingin tahu sampai di bagian mana ia masuk kedalam novel, jadi ia bisa mewanti wanti apa yang akan terjadi ke depannya

"Anda keracunan yang mulia, saat ini kami masi mencari siapa dalang nya yang mulia" Terang Aldrin

Mulut Boby membentuk O sambil menganggukkan kepalanya lagi. Perlakuan Boby terlihat menggemaskan di mata Aldrin, tanpa sadar mencubit pipi Boby atau yang sekarang adalah tubuh Adelio

"Awch!" Adelio menatap garang ke arah Aldrin "Berani sekali kamu!" Ujarnya setelah melepas kasar cubitan di pipinya. Perkataan serta ucapan Adelio membuat Aldrin tersadar dari tindakan tidak sopan ya itu, ia segera bersujud di lantai

"Maafkan hamba yang mulia karna telah lancang"

Adelio menatap tak minat ke arah Aldrin. Untung ia miliki ingatan tentang betapa baik dan tulusnya Aldrin untuk Adelio di dalam novel tersebut, apa lagi adelio menganggap Aldrin seperti kakak kandungnya sendiri. Jika tidak, mungkin tangan Aldrin sudah tak berada di tempatnya

"Berdirilah.. " titah Adelio. Ia langsung memeluk Aldrin yang baru bangkit itu. Perlakuan yang diberi Adelio, memberikan kesan anti-mainstream pada Aldrin, benar benar membuat jantung Adrin shock setengah mati

Meski pun hanya sebentar, hal itu mampu membuat Aldrin linglung

"Bisa kamu panggilkan pangeran Kiral, Aldrin?" Namun perkataan Adelio tak di gubris sama sekali oleh Aldrin yang masi bingung dengan keadaannya. Membuat Adelio kesal sendiri

"Heiii..." Ujar Adelio sedikit keras, mampu membuat Aldrin sedikit tersadar dari cengo bingungnya

"Ha? Apa? Kenapa?" Adelio mengeram kesal

'kenapa kaisar satu ini bisa memiliki orang bodoh di sisinya?!' batin Boby menggerutu

"Panggilkan pangeran Kiral!" Tegas Adelio dengan aura yang berubah seram

Membuat Aldrin langsung tersadar dari acara linglungnya, dengan segera beranjak pergi dengan kecepatan kilat. Insting nya mengatakan berbahaya jika ia masi di sana

Adelio mengusap wajahnya kasar..

Mungkin ia harus ekstra sabar mulai sekarang, karna tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti alur dan menghindar dari hal yang terburuk kemungkinan terjadi kedepannya

Adelio melamun, ia berpikir keras bagaimana ia bisa masuk kedalam novel yang baru ia baca. Yang anehnya kenapa genrenya berubah, seharusnya tidak ada genre bl di sana

Apa karna pergantian tokoh utama? Karna tokoh utama seorang wanita, kini berganti menjadi seorang pemuda?

Tidak bisa di pungkiri sih jika memang seperti itu. Dari segi nama hanya sedikit berubah, yang awalnya Adelia menjadi Adelio

'Berarti yang harus gue lakuin sekarang adalah mengikuti alur sambil mencari jalan pulang ke tubuh asli gue' batin Adelio memutuskan