Adelio menyesap teh nya dengan nikmat, sambil menunggu pangeran Idrus datang. Sesekali akan mencomot kue kering yang di bawa dayang tadi, acara makan memakan kue Adelio terus di tatap oleh semua orang karena makan seperti anak anak, belepotan dan menggemaskan menurut orang orang yang menatap nya, tak terkecuali para pengawal serta dayang dayang yang kebetulan lewat, mereka mengigit pipi dalam mereka menahan gemas
Pemandangan sangat langka sekali, Adelio yang pecicilan kini bagai bocah yang sangat menggemaskan. Dan sejak kapan pipi tirus itu kini terlihat seperti bakpao? pikir semua orang
apa lagi oleh pria yang menatap lurus ke arah Adelio yang tampak tak tau kehadirannya, ya memang karena jarak dan tempat pemuda itu juga membuat adelio tak menyadarinya
"Ekhem!"
acara makan memakan kue kering adelio terhenti, saat suara deheman Idrus keluar. Adelio membersihkan tangannya dari remah kue dengan cara menepuk nepukkan keduanya. Ia mengambil duduk dengan posisi sesopan mungkin, ia mempersilahkan Idrus duduk. Masi tak menyadari mulutnya saat ini benar benar kotor karena remah kue
"Silahkan duduk pangeran"
Idrus tak menjawab, ia langsung mendudukkan tubuhnya yang bersebrangan langsung dengan adelio. ia menatap adelio bingung, kenapa anak ini seperti bocah? bukankah ia sangat pembersih? maksud Idrus, bukankah adelio itu sangat benci kotor? Kalian pasti tau, bahwa adelio tak ingin terlihat memalukan di depan selirnya, tapi ini? Idrus memilih menghiraukan, mungkin Adelio tak menyadarinya, itu yang dapat Idrus simpulkan
"Begini pangeran, saya ingin mengetahui bagaimana perkembangan pada tentara dari kerajaan anda, yang baru pulang dari Medan tempur?" ucap adelio dengan tatapan serius. oke mulai sekarang, ia akan fokus pada jalur cerita mungkin dengan sedikit mengubah alurnya bisa membuatnya keluar dari novel ini. itu yang di pikirkan Boby saat ini
"Baik yang mulia, yang terluka sudah mendapatkan penanganan lebih baik. Dan untuk prajurit yang gugur, sudah di makamkan di tempat makam pahlawan tak lupa bagi keluarga yang di tinggalkan mendapat kompensasi untuk kehidupan kedepannya"
"Bagus. Jika membutuhkan dana lebih, tolong katakan pada ku. Dan aku memperintahkan mu untuk gaji para buruh yang merakit senjata perang untuk di naikan" titah Adelio, ia sekarang benar benar terlihat sebagi seorang kaisar di mata Idrus
Sebetulnya Idrus agak bingung dengan perubahan Adelio, kemana anak manja dan tidak tau aturan itu? kenapa sekarang Adelio berubah menjadi bijak sana dan dermawan? itu yang sekarang melayang layang di pikiran Idrus
"Anda sebagai yang sekaligus menjabat sebagai menteri keuangan, tolong siapkan catatan pengeluaran. Dan saya minta jangan ada kecerobohan, jika itu terjadi maka anda yang akan menanggung hukumannya" sambung Adelio.
Adelio memang percaya pada Idrus mengingat sikap Idrus yang jujur dan kompeten dalam pekerjaan yang ia geluti. Tapi tetap saja, Idrus juga manusia yang bisa berubah kapan saja, bukan?
Namun perkataan nya di anggap angin lalu oleh Idrus yang terlihat melamun, membuat Adelio kesal. Ia memukul dahi Idrus dengan tangannya menyalurkan rasa kesalnya
Membuat Idrus langsung tersadar dan menatap tajam ke arah Adelio. Sedangkan Adelio tersenyum kikuk menyadari perbuatannya, ia merutuki sikapnya yang jika kesal akan memukul langsung lawan yang membuatnya kesal itu
"Maafkan aku..." cicit Adelio
interaksi di antara mereka tak pernah luput dari sepasang netra merah darah, yang sedari tadi masi menatap kearah mereka, tepatnya ke arah Adelio
Bibir pucat itu menyeringai, setelahnya menghilang dengan kepulan asap di sekitarnya...
Kembali di tempat adelio dan Idrus, setelah adelio meminta maaf keadaan mereka di isi dengan kecanggungan. lebih tepatnya hanya Adelio, sedangkan Idrus hanya terus menatap ke arah Adelio dengan pandangan yang sulit di artikan oleh Adelio
Adelio sedikit risih dan takut? karena di tatap begitu intens oleh Idrus, tapi anehnya kenapa ia harus takut? bukankah adelio yang memegang segalanya? apa ia takut karena sekarang bukanlah adelio yang asli, melainkan Boby? Kalau memang iya, mungkin wajar saja. Mengingat di di dunia novel yang ia tempati sangat berbeda jauh dengan dunia yang di ketahui sebagai tempatnya manusia
Disini tempatnya kerjaan yang sulit di jelaskan oleh akal sehat Boby. Bagaimana tidak? Banyak naga dengan beberapa level kekuatan, manusia-lebih tepatnya ada banyak jenis ras di negeri ini, di tambah kekuatan magic dan sihir yang sangat menyatu dengan kehidupan. Siapapun pasti takut melihat semuanya yang dulu hanya bisa di jadikan dongeng atau fantasi manusia² di tempat Boby dulu?
Boby yang awalnya melamun, kini tersadar dari lamunannya saat nafas hangat menerpa wajahnya. Ia terkejut ketika melihat wajah Idrus yang sudah berada dekat di depan matanya, dengan refleks adelio mendorong tubuh Idrus hingga pria itu jatuh dari atas valium bunga
"Ah! maafkan aku, maafkan aku!" ujar adelio panik, sambil membantu Idrus untuk bangun
Beberapa dayang sempat terkejut melihat adegan di depan mereka yang secara mendadak itu, mereka hanya bisa membatu tak bisa bereaksi akibat terkejut
Idrus mendengus, ia bangkit dari jatuh tidak elite nya
"Maafkan aku, aku sungguh tak sengaja" ucap Adelio merasa bersalah
"Hm" Idrus menjawab singkat, setelahnya Idrus pergi meninggalkan Adelio yang kini bertambah merasa bersalah