Terdengar samar-samar suara bisikan mereka ke telingaku, aku tidak mempermasalahkannya selagi itu tidak mengganggu dan merugikan ku. Yang penting sekarang adalah pesan ini. Dan aku harus bertemu dengan pak guru!
"Pak, apa maksudnya kalimat itu? Apa yang harus saya lakukan?" Ujarku bertanya sambil kebingungan dengan semua hal yang terjadi.
"Karena cuman kamu, dan hanya kamu yang memahami baik buku itu. Isha. Dibalik halaman puisi maupun syair pasti ada suatu makna yang sangat kamu pahami, jangan hanya tersudut oleh satu kalimat ingatlah makna dari beberapa kalimat yang sudah kau pahami. Setiap buku pasti memiliki seorang tuan yang sangat sayang kepadanya. Tapi, kamu berbeda isha. Kamu tidak hanya di sayang, dicintai, dan di banggakan oleh buku itu. Kamu bahkan sangat diinginkan oleh buku-buku yang lain. Mereka iri karena, tidak mempunyai tuan seperti dirimu. Yang sangat paham seluruh isinya buku itu. Kamu hanya tidak sadar bahwa selama membaca buku itu kau pun menjadi salah satu bagian dari cerita itu, karena kau adalah seorang PENGAMAT dan Mengamati seluruh hal, seluruh alur, bahkan seluruh cerita ini dengan baik. Aku tau kau pasti paham maksudku kan? " jawab pak guru dengan nada yang lembut hingga membuatku terhanyut sementara.
"Paham Pak" balasku yang singkat dan padat mengakhiri percakapan.
#
Sudah berlalu dua tahun aku menghabisi waktu untuk membaca buku itu sambil bekerja, Pekerjaanku yang sekarang hanyalah sambilan menjaga toko buku, ntah bagaimana aku dapat pekerjaan ini. Aku sudah berpindah-pindah tempat kerja di karenakan Aku tidak kuliah. Jadi, yang menerima anak seperti diriku hanya sedikit. Namun, aku juga sedikit senang setiap buku yang ku rekomendasi kan kepada pelanggan di toko mereka selalu senang, Sebenarnya aku selalu menunda untuk membaca halaman terakhirnya karena, aku benci setiap akhir cerita selalu dan selalu menggantung bagi ku. Maupun itu ending yang bahagia ataupun sedih, aku selalu merasa semua ending cerita itu gantung. Katakan lah jika cerita itu mempunyai ending sedih maka setelah itu kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, begitu juga sebaliknya. Itulah alasanku mengatakan 'GANTUNG'.
Aku memilih untuk membacanya pada hari ini karena hari ini adalah hari peringatan ke-12 tahunnya ibu meninggal. Setiap detik membaca buku itu aku terkadang melupakan Beberapa kejadian bersama ibu, kali ini aku akan mengingatnya. Selain, ibu aku juga teringat pada Anna. Sulit berkata tidak pada sahabatku yang hanya satu-satunya itu. Halaman akhir berisi cerita yang sedikit menyayat hati. Tokoh utama dapat bertemu sang waktu dan berhasil mengungkap rahasia dunia Namun, seperti dugaanku pasti terdapat ending yang gantung kali ini. Sang waktu langsung menghilang seolah lenyap hanya karena melihat diri tokoh utama yang sendirian menemui dirinya. Gantung. Sang tokoh utama pun kembali mengulang seluruh alur cerita dunia itu untuk bertemu Sang waktu dan Seseorang yang dimaksud dengan "Dia" untuk mengungkap rahasia dunia itu. Dan pada akhirnya dia selalu tersesat dalam lorong waktu dunia itu. Pada akhirnya yang dimaksud dengan 'DIA' hanya sedikit dijelaskan orang itu siapa? Sang waktu pun seperti kecewa terhadap tokoh utama.
Hahh….. Aku menghela napas panjang kali ini. Pada akhirnya dia hanya terkurung dalam labirin waktu itu dan Sang waktu selalu menolak dirinya bahkan dalam cerita itu tentang orang "itu" sangat sedikit dikisahkan. Ingatan tentang Anna dan ibu muncul, Diriku berpikir pada akhirnya semua itu berlalu dan aku yang terkurung dengan kisah buku ini karena selalu mencari tau makna tiap kata dalam buku itu. Waktu berjalan sedikit lambat mungkin karena aku sudah selasai membaca buku itu.
"Wah langit nya gelap banget.. Pasti deras banget malam ini… "
"Anginnya juga sangat kencang, bisa-bisa mobil di luar sana ikut terbawa angin"
"Sepertinya kita bakal tutup agak lama, hehe… " Sahutku diantara pembicaraan kedua pegawai itu.
Jika dipikir-pikir ini waktu yang pas saat aku menyatukan isi secarik kertas itu dengan omongan pak guru dulu, berarti seharusnya aku bertemu seseorang kan. Tapi, kalimat sebelumnya mengatakan aku banyak masalah Namun, seperti yang dilihat aku sangat tidak ada masalah. Jika pun ada itu hanya hujan dan angin ini. Tiba-tiba aku teringat ucapan pak guru Kamu adalah seorang PENGAMAT dan hanya MENGAMATI. .
Lampu di toko tiba-tiba mati, tidak hanya di toko aku melihat sekeliling rumah juga mati termasuk lampu jalan dan mobil, aneh. Suara angin begitu deras menghantam hamparan tanah, sehingga batu-batu kerikil berterbangan dan terkena warga. Hanya ada sinar bulan yang menerangi jalanan. Sebagian dari mereka berteriak terkena batu itu, langit pun bergemuruh nyaring, sekali lagi. Aneh. Hujan tidak turun lagi, dan udara menjadi sangat dingin.
"apakah bakal terjadi sesuatu?! "
"APA INI?! KALAU GEMPA TIDAK SEPERTI INI!"
"I-Ibu aku takut… ibu ada dimana? Hueeee…."
Suara ricuh warga dan isi toko ku sendiri terdengar di mana-mana, orang yang panik, orang yang tidak menyadari situasi itu, menangis, marah, dan orang yang tenang. Seperti diriku.
Ditengah kericuhan itu muncul sesosok cahaya yang sangat terang lalu mengeluarkan seekor burung hantu kecil. Dia terlihat lucu namun, juga sedikit menyeramkan. Semua orang terkejut akan kemunculan burung itu, Burung itu tiba-tiba mengeluarkan suara dengan bahasa yang sangat asing. Namun, anehnya bahasa itu seperti tidak asing bagiku seperti aku sudah pernah mendengarnya sekilas. Tidak lama bahasanya berganti menjadi bahasa yang di pahami oleh seluruh orang disini.
Bukankah itu... Tidak salah lagi, aku tidak mungkin salah dari karakteristik wujudnya dan perkataan nya itu pasti dia! Sang 𝘾𝙧𝙚𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚... Penyiar stream untuk para 𝙎𝙥𝙚𝙘𝙩𝙖𝙩𝙤𝙧 di seluruh galaksi.
"Dengarkan aku manusia yang kecil, Namaku Athena Noctuna kalian panggil saja Noctuna, kalian akan bermain permainan mulai sekarang. Dan aku yang akan memberi informasi dan perintah sekarang. Kalian harus mendenga-".
"B-burung itu berbicara? KALIAN SEMUA MENDENGARNYA KAN?! "
"Apa ini hologram?"
"Apa sedang ada konser disini? Atau ada pertunjukan "
"BISAKAH KAU PERGI KETEMPAT LAIN! AKU SEDANG ADA URUSAN PENTING! SEKARANG RAPAT YANG PENTING MENUNGGUKU!!"
Omongan burung itu terpotong oleh suara-suara ribut dari orang-orang, sehingga bisa membuat gendang telinga sumbang, ada yang berteriak kaget, takjub, tertawa, menangis, dan tentunya marah. Berbagai emosi muncul saat itu juga.