Chereads / Just A Observed / Chapter 3 - Episode 3 - Kemunculan (2)

Chapter 3 - Episode 3 - Kemunculan (2)

Omongan burung itu terpotong oleh suara-suara ribut dari orang-orang, sehingga bisa membuat gendang telinga sumbang, ada yang berteriak, kaget, takjub, tertawa, menangis, dan tentunya marah. Berbagai emosi muncul saat itu juga.

Singggโ€ฆ mata burung itu menyala dengan terang disertai warna merahnya yang sangat kuat. Seorang laki-laki yang bertatapan dengan mata burung itu karena kesal tadinya langsung berubah menjadi gila. Aku bisa menebak jika ini benar semua seperti yang ada di buku seharusnya, orang itu terjebak dengan trauma, masa lalu, atau masa yang sangat sengsara dan menyedihkan baginya sehingga membuatnya gila dan ingin membunuh diri sendiri karena tidak tahan dengan semua kejadian yang di alaminya.

[๐™Ž๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™จ๐™–๐™ฉ๐™ช ๐™™๐™–๐™ง๐™ž ๐™ข๐™–๐™ฃ๐™ช๐™จ๐™ž๐™– ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™–๐™ฉ ๐™จ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐˜พ๐™ง๐™š๐™–๐™ฉ๐™ช๐™ง๐™š ๐™ ๐™š๐™จ๐™–๐™ก ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™–๐™๐™ฃ๐™ฎ๐™–, ๐™จ๐™š๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™– ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™–๐™ฉ ๐™˜๐™ง๐™š๐™–๐™ฉ๐™ช๐™ง๐™š ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™š๐™ก๐™ช๐™–๐™ง๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š๐™ ๐™ช๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฃ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™š๐™ง๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™–๐™œ๐™–๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ก๐™–๐™จ๐™š๐™ง ๐™ข๐™š๐™ง๐™–๐™ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ ๐™š๐™ก๐™ช๐™–๐™ง ๐™จ๐™ž๐™–๐™ฅ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ž๐™™๐™ž๐™  ๐™ฉ๐™–๐™ง๐™œ๐™š๐™ฉ๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ช๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™  ๐™™๐™ž ๐™๐™–๐™—๐™ž๐™จ๐™ž. ๐˜ฟ๐™–๐™ง๐™–๐™ ๐™™๐™ž๐™ข๐™–๐™ฃ๐™–-๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ง๐™ค๐™ข๐™– ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™ž๐™Ÿ๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™จ๐™š๐™—๐™–๐™ง ๐™™๐™ž ๐™ข๐™–๐™ฃ๐™–-๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™ช๐™–๐™ฉ. ๐™๐™–๐™ฃ๐™ฅ๐™– ๐™ฅ๐™ž๐™ ๐™ž๐™ง ๐™ฅ๐™–๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ ๐™–๐™ง๐™š๐™ฃ๐™– ๐™ฉ๐™–๐™ช ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ก๐™–๐™ž๐™ฃ ๐™๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ช ๐™™๐™ž๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™ฎ๐™–, ๐˜ฟ๐™ž๐™– ๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ๐™จ๐™ช๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™๐™–๐™—๐™ž๐™จ๐™ž ๐™จ๐™š๐™ก๐™ช๐™ง๐™ช๐™ ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™—๐™š๐™ง๐™–๐™™๐™– ๐™™๐™ž ๐™ฉ๐™š๐™ข๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™ฎ๐™ž๐™จ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™–๐™ฉ๐™ช ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™™๐™ž๐™– ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ก๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ช๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™  ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™˜๐™–๐™ฅ๐™–๐™ž ๐™จ๐™ ๐™š๐™ฃ๐™–๐™ง๐™ž๐™ค ๐™–๐™ ๐™๐™ž๐™ง ๐™˜๐™š๐™ง๐™ž๐™ฉ๐™–. ]

Itulah bagian halaman pertama dalam cerita, setelah bagian sinopsis yang diceritakan dengan singkat. Awal cerita yang selalu kuingat, karena bodohnya sang tokoh utama itu. Membuatku mengepalkan tangan saking kesalnya dengan sifatnya yang sedikit kekanak-kanakan itu.

"Sudah ku katakan dan dengarkan saja ucapanku. Kalian semua jika ingin hidup bermainlah mulai sekarang, jika ada yang tidak mau bilang saja. "

"โ€ฆ "

Suasana yang hening. Hanya terdengar suara angin yang dingin di malam itu, di selimuti dengan aroma darah segar yang tersebar di mana-mana. Menimbulkan suasana seperti masuk dalam film horor.

Kejadian ini memberikan ku dejavu seperti kisah di buku dari suasana, kemunculan, bahkan jumlah orang nya pun sama. Tidak mungkin ini sebuah kebetulan yang sangat banyak, apa dunia ini berubah?

Tunggu jika diingat dengan baik kata pak guru ada seseorang yang aku kenal akan mendatangiku dan membantuku. Siapa? Aku menoleh ke kanan dan kiri walau sulit mengenali wajah di tengah kegelapan hanya di sinari dengan cahaya bulan, sulit.

Sampai ada seorang perempuan di ujung lampu jalan menarik perhatiaanku terlihat tidak asing di mataku, kaki ku hendak melangkah maju. Tiba-tiba tanganku di tahan oleh salah satu karyawan toko ku, seorang laki-laki yang aku kenal dengan baik. Suaranya yang berat dan wajahnya yang tinggi dari kepalaku membuatku mendongak menoleh. Gelap. Aku tidak bisa melihat namun bisa memastikan bahwa itu dia, perhatiaan ku kembali menuju perempuan itu. Semakin ku tatap semakin jelas ciri-ciri orang itu tidak familiar dia beramput putih, mengenakan baju turtleneck hitam, dengan rok bercorak sepanjang mata kaki. Tidak asing.

Sepertiโ€ฆ Anna? Itu Anna?! Anna yang aku kenal? Tunggu, kenapa dia ada di sini? Apa dia tau aku bekerja dekat sini? Apa dia tinggal di wilayah ini? Kenapa tiba-tiba? Seseorang yang ku kenal itu pasti Anna aku yakin! T-tungguโ€ฆ dia berjalan ke arah mana? Arah ku? Wajahnya gelap? Aku tidak bisa melihat bayangan orang-orang yang berlari dan terdiam itu menghalangi cahaya bulan.

"Diamlah di dekatku isha. " bisik karyawan itu.

Tunggu panggilan isha itu hanya beberapa orang saja yang cukup akrab dengan ku, kenapa dia memanggil ku isha. Pegawai toko semua memanggilku dengan natya.

"Kau.. Siapa? Lepaskan tanganku" ujarku dengan sedikit memberontak.

"Aku sudah menunggu saat ini dan tahu pertemuan kita akan seperti ini, aku datang untuk menemuimu. Bukan kah kau seharusnya mendapat pemberitahuan dari buku? "

T-tunggu.. Buku? Buku ini?

Bagaimana dia tahu soal buku ini, apa dia termasuk segelintir orang yang membacanya. Aku memilih tidak memberitahukan soal ini kepada siapapun termasuk Anna. Tapi, kemungkinan ini bisa saja terjadi.

"Buku? Apa maksudmu? D-dia adalah sahabatku aku mengenalnya. "

"Bodoh kau tidak lihat dirinya. Dia sedang di kendalikan oleh orang lain. "

Di kendalikan apa maksudnya itu. Tiba-tiba mataku berubah menjadi terang aku bisa melihat sekililingnya di penuhi aura yang aneh seperti boneka yang dimainkan oleh tuannya, benang itu terlihat samar namun aku yakin itu benang dari orang yang mengendalikannya.

"Nah, baik sekarang sudah tenang. Diam dan dengarkan kata-kata ku. "

Clingโ€ฆ

[Streamer Na-0108 telah dimulai]

[Para penghuni semesta masuk]

"Wah... Padahal baru satu hari saya tidak aktif. Tetapi, setelah melihat para penonton yang datang menunggu saya, saya jadi terharu... Baiklah, karena sekarang adalah stream pertama lagi setelah saya kembali. Saya akan memberikan cerita-cerita yang bagus tentunya. Bagaimana jika kita memulai permainannya sekarang? Skenario pertama dimulai!! "

Tring...

[Misi : Menuju hamparan bintang yang terbentang luas begitu cantik menghiasi langit malam.

Waktu : 60 menit.

Hadiah : ???

Kegagalan : Mati. ]