Chereads / WANITA UNTUK MANUSIA BUAS / Chapter 44 - Telah ditetapkan

Chapter 44 - Telah ditetapkan

044 Telah di tetapkan

Hans tidak menyukai apa yang dikatakan Halvir tapi tatapannya yang tajam dengan auranya yang teduh apa lagi menimbang situasi yang menekan Halvir saat ini membuat Hans menekan emosinya.

''Kau!... Apa yang kau pikirkan?!''

Nada suara Hans tegas dengan tatapan menyelidik.

''Aku tahu kau!'' sahut Halvir dengan sangat tenang, ''Saat ini kau tidak sedang mengincar wanita wanita mana pun... apa yang salah jika kau berpasangan dengannya?!'' ekspresi Halvir membuat Hans kesal karena sedang menantangnya untuk melakukan sesuatu di luar keinginannya, ''Karena tidak ada ruginya juga untukku dengan adanya dirimu.''

''Jaguar hitam brengsek!'' pekik Hans meluapkan kekesalannya, ''Dasar kau *Safir sialan!''

''Untuk saat ini aku menerimanya...'' sahut Halvir santai menanggapi umpatan Hans.

''Kau tahu kalau saat ini aku sangat membencimu bukan?!''

''Aku tidak peduli... selama kau berguna untukku.''

''Halvir, aku datang ke desa ini mengikutimu bukan untuk hal seperti ini!''

''Selama kau bertanggung jawab, aku tidak akan menghalangi melakukan apa pun yang kau suka.''

Hans menatap Halvir dengan gamang. Dia kesal tapi tidak sedikit pun dia merasa marah. Bahkan di salah satu sudut relung hatinya, Hans mengetahui kalau dia tidak ingin menolak permintaan sahabatnya.

''Keparat, kau terlalu bangga dengan dirimu!'' umpat Hans sekali lagi.

''Apa pikirmu begitu?'' sahut Halvir.

Ekspresi Halvir tampak menyebalkan bagi Hans sekarang.

''Halvir, kau brengsek! Kau menyebalkan!''

''Aku tahu. Tidak perlu untukmu memberitahuku!'' jawab Halvir santai. Wajahnya datar tapi sorot matanya sedang tersenyum menggoda Hans, ''Lagi pula kau sudah mengumpat sedari tadi. Apa ada perubahan lain jika kua melakukannya berkali-kali...''

''Aku membencimu!'' sekali lagi Hans meluapkan rasa kesalnya.

Halvir mengedikkan bahu sambil mencebikkan bibirnya menanggapi Hans.

''Sialan!'' Hans kesal tapi dia sudah pasrah, ''Kau menyeretku...''

''Jadi kau setuju…'' Halvir terlihat lega melihat Hans tidak lagi berkutik didesak olehnya.

''Tapi aku tidak mau bertarung denganmu!'' seru Hans dengan nada tinggi memperingatkan Halvir. Hans mengajukan persyaratan, ''Kau telah memberiku tiket untuk Anindira. Jadi tidak ada lagi seleksi!'' antara serius dan hanya sebuah basa-basi, Hans meminta dispensasi dari Halvir.

''Jangan khawatir. Lagi pula, kamu tidak akan bisa menjatuhkanku dalam duel. Jadi, aku juga tidak mau buang waktu untuk itu!'' jawab Halvir menyombongkan diri.

''Brengsek!'' sahut Hans membalas ledekan Halvir, ''Awas kalau kau mengeluh karena dia lebih sayang padaku nanti!''

''Coba saja! Bukan hanya kekuatan, tapi, kau juga tidak akan menang dariku kalau untuk perhatiannya…'' balas Halvir semakin bangga karena Anindira telah ter*imprint olehnya.

''Terserah!'' pekik Hans yang telah menyerah kalah dari perdebatan, ''Sudahlah. Siapkan segala sesuatunya! Aku akan memelalukannya. Menutup pendarahan di rahimnya...''

''Hans, air panas sudah siap. Haruskah kubawa ke atas?!'' teriak Ruvi di bawah.

Setelah semuanya jelas antara Halvir dan Hans. Ruvi menawarkan bantuannya. Dia mendengar semua perdebatan mereka sejak awal tanpa menginterupsi sepatah kata pun.

''Baik. Bawa kesini dan juga bak mandinya!'' jawab Hans.

Ruvi segera menyiapkan sebuah bak besar dan dua buah ember yang diisi air hangat.

Setelah semuanya siap di atas. Ruvi kembali ke bawah. Dia bersiaga menunggu instruksi selanjutnya sambil terus memasak dan menyiapkan air. Karena dia juga tahu kalau akan butuh banyak air dalam keadaan seperti ini. Dia juga telah mendapat instruksi dari Hans untuk merebus obat-obatan yang sudah diracik dan menjaga nyala api sesuai instruksi.

Di atas, Halvir dan Hans bersama-sama membersihkan tubuh Anindira dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mengganti air di bak mandi berkali-kali.

''Halvir, jaga Anindira tetap di pangkuanmu agar tubuhnya tetap hangat!'' seru Hans memberi perintah.

Hans mulai membuka selangkangan Anindira. Membuka kakinya lebar-lebar. Memeriksa bagian dalam organ pribadi Anindira. Jari-jari Hans perlahan-lahan melakukan kontak dengan rahimnya. Memberikan obat dan perawatan yang dibutuhkan.

''Bagian dalamnya terluka parah. Aku melakukan segala yang aku bisa. Sekarang kita hanya bisa menunggu sambil terus menjaganya. Butuh kekuatan dari Anindira sendiri untuk bisa melewatinya. Mungkin sepuluh hari. Selama sepuluh hari dia butuh perhatian ekstra dari kita semua karena dia masih dalam keadaan kritis...''

Hans menjelaskan pada Halvir dan secara tidak langsung, juga pada Ruvi yang bersiaga di bawah setelah menyelesaikan semua perawatan yang dibutuhkan Anindira.

''Kau mau ke mana?'' tanya Halvir, dia menghentikan Hans yang hendak keluar.

''Aku akan ke rumah. Ambermu habis dan dia butuh banyak. Aku akan pulang dan mengambil milikku.''

''Hans tidak perlu!'' seru Mischa di bawah, ''Ini. Aku bawa milikku... '' ujar Mischa memberitahu. Dia telah mendapat laporan perkembangan Anindira dari Ruvi.

Mendengar suara Mischa Hans segera turun untuk menemuinya.

''Kepala Desa, aku paham maksudmu. Tapi untuk saat ini aku tidak bisa menerimanya. Sepertinya yang sudah kau dengar. Sekarang, aku adalah salah satu walinya. Bukan hanya Halvir tapi dia juga tanggung jawabku. Kalau yang aku punya tidak cukup, aku tidak akan sungkan meminjamnya darimu... Kau punya dua wanita di rumahmu. Kau membutuhkannya...''

Atas izin Halvir. Hans memberikan penjelasan sebagai kandidat calon pasangan Anindira.

''Baik aku terima penjelasanmu. Aku mengerti. Tapi aku harap kalian juga mau mengerti kami. Jangan menolak bantuan kami! Kalian akan sangat sibuk merawatnya dan kami akan menyediakan semua kebutuhan yang kalian butuhkan. Itu bahkan tidak cukup untuk menebus kesalahan kami. Tapi setidaknya, hanya seperti itu... biarkan aku dan juga rekanku yang lain menutupi rasa malu ini padamu Halvir dan juga Anindira!'' seru Mischa juga menegaskan keputusannya.

Hans tidak pernah pergi ke Hutan Larangan. Tapi dia punya cukup banyak *Amber emas. *Amber yang dia dapat dari upah untuk biaya pengobatannya. Terkadang dia juga menggunakan *Amber untuk pengobatan pasien kritis. Tapi bukan malah berkurang. *Ambernya justru bertambah. Karena setiap *Ambernya yang terpakai. Maka akan diganti dua kali lipat. Bagi yang tidak punya atau tidak bisa mendapat *Amber maka akan memberi hewan buruan atau kulit yang sudah di samak atau bisa juga daging yang telah diawetkan.

Dengan adanya Hans yang menjadi wali Anindira sekarang. Tentunya akan sangat meringankan beban Halvir yang tidak punya persiapan untuk menghadapi musim dingin nanti. Karena stok makanan yang dimiliki Hans sangat melimpah.

**

Setelah semuanya selesai, Kepala Desa segera mengumpulkan para pemimpin klan dan juga komando tertinggi kecuali Halvir dan Ruvi yang menjaga Anindira. Mereka menyusun kembali pola penjagaan dan berpatroli ke lingkup yang lebih luas lagi, karena Hyena dengan berani telah memasuki Desa Hutan Biru.

Lazimnya, Hyena hanya menyerang desa-desa kecil. Dan, dari jumlah Hyena yang hanya empat orang, kemungkinan besar mereka hanya pengintai. Tapi, Anindira yang sedang tidak beruntung, malah membuat mereka berubah pikiran. Hanya saja, mengintai, bukalah kebiasaan Hyena yang terbiasa bergerak serampangan. Tapi, karena tidak ada hal lain lagi yang bisa ditambahkan untuk penyelidikan, maka Desa Hutan Biru hanya bisa memperketat penjagaan untuk sementara ini.

*****