Chereads / WANITA UNTUK MANUSIA BUAS / Chapter 7 - Jaguar Hitam

Chapter 7 - Jaguar Hitam

007 Jaguar Hitam

Anindira berdiri dengan tubuh gemetaran mendapati dirinya bukan hanya berada dalam bahaya dengan kehadiran sesosok makhluk buas tepat di hadapannya.

''Bagaimana aku akan menyelamatkan diri?'' tanya Anindira di dalam hati, ''Aku berada di ketinggian puluhan meter... Ough!!!... Kenapa pria itu harus membawaku ke tempat tinggi... aku tidak tahu harus bagaimana dalam keadaan sepertin ini...''

DEG DEG DEG

Degup jantung Anindira terus berderu seolah hendak meletup di dalam dadanya.

Bulir keringat mulai terbentuk dan siap menetes di pelipisnya. Wajahnya semakin memelas, memperlihatkan dengan jelas kengeriannya.

''Apa yang harus aku lakukan sekarang?!'' pekik Anindira di dalam hatinya, ''Adakah seseorang yang bisa menolongku?...''

Tiba-tiba alis Anindira terangkat. Tubuhnya masih kaku tapi bola matanya mulai berputar melihat ke sekeliling.

''Dimana dia?!'' pekik Anindira dengan perasaan penuh harap menanti kedatangannya, ''Kemana dia meninggalkanku sendirian?... Jahat sekali dia... Apa dia kerepotan untuk menjagaku? Setidaknya berpamitanlah padaku. Kalau begini, aku akan terus berharap kepadanya... Tolong aku... dimana kau, Tuan?''

GROAR

Tiba-tiba saja Jaguar hitam di hadapan Anindira mengaum lembut. Meski begitu tentu saja Anindira hampir terjerembab karena sangat terkejut mendengarnya. Bola mata Anindira kembali fokus memperhatikan gerak-gerik Jaguar hitam dihadapannya karena dia tiba-tiba bersuara.

''Huh?!'' pekik Anindira dengan mata terbelalak, ''Aku tidak asing dengan tatapan itu...'' ujar Anindira sambil memicingkan mata.

Semp[at berdegup tidak karuan sebelumnya, kini detak jantung Anindira perlahan mulai kembali ke ritme normalnya.

''Sejak kapan Jaguar punya bola mata seperti itu?!'' gumam Anindira meski suaranya masih sedikit tersendat, ''Bola mata biru seperti safir... bukankah itu mirip dengan bola matanya. Aneh, tapi unik dan indah.''

Setelah beberapa saat akhirnya dia mendapat sedikit keberaniannya, pikirannya mulai bisa berpikir dengan sedikit lebih tenang sekarang, walau tubuhnya masih gemetaran.

''Hehehe...'' tiba-tiba Anindira tertawa dengan sangat aneh, ''Masa' sih?!... Tidak... Itu tidak mungkin!''

Sesaat lalu degup jantung Anindira mulai kembali tenang. Tapi sekarang, perlahan-lahan detak jantungnya mulai kembali memperdengarkan ritme cepatnya.

''T-T-TUAN!...'' seru Anindira. Suaranya terbata saat menjerit memanggil pemuda yang telah menolongnya kemarin, ''TU-TUAN!... TUAN!...'' Anindira kembali menjerit tapi kali ini nada panik terdengar saat dia terbata memanggil pemuda itu, ''ANDA DI MANA?!'' semakin histeris Anin dira karena tak ada respon sama sekali.

Anindira tetap mewaspadai Jaguar besar di hadapannya. Kepalanya tetap lurus menghadap ke arah jaguar tapi matanya berputar berkeliling ke sana ke mari. Saat ini, bukan lagi hanya perasaan takut di hatinya. Rasa ngeri mulai menggelayuti relung hatinya karena mulai menyadari kalau dunia tempatnya berada sekarang bukan dunia yang sama dengan dunia tempatnya di lahirkan.

''Tidak... Kumohon... Itu pasti tidak benar... Tolong... Aku mohon, itu tidak benar... Aku masih ingin pulang... katakan itu tidak benar dan aku masih punya harapan untuk kembali pada keluargaku...''

Anindira bergumam dengan bibir gemetar, matanya pun mulai berkaca-kaca. Energi dan harapan seolah berangsur pergi meninggalkan dirinya meski dia tetap berusaha berpegangan meski hanya seutas benang tipis harapan di hatinya.

''Kenapa dia?!'' gumam si Jaguar yang langsung mengetahui perubahan emosi Anindira yang menuju ke arah negatif, ''Ada apa dengannya?''

Semakin gentar hati Anindira saat melihat Jaguar itu mulai bangkit berdiri. Meregangkan tubuhnya kemudian perlahan berjalan ke arah Anindira.

Anindira si gadis tomboy akhirnya meneteskan air matanya tidak kuasa menahan rasa takut di hatinya saat melihat makhluk besar dengan ukuran tidak biasa bergerak maju mendatanginya.

''M-Ma-mau... a-apa... J-ja-jangan mendekat, aku mohon... Pergilah... dagingku tidak enak... cari makanan yang lain...''

Dengan suara parau yang bergetar Anindira mencoba mengusir Jaguar yang bergerak perlahan menghampirinya.

DEG

Sekali lagi. Dua pasang bola mata bertemu pandang.

Entah bagaimana momentum itu seolah menghipnotis Anindira yang sedang cemas, perlahan menjadi tenang kembali.

Jaguar hitam besar melangkah maju ke depan. Pijakan kakinya mantap, dia berjalan dengan sangat elegan. Jaguar hitam itu terus maju menghampiri Anindira yang ketakutan.

''Apa lagi yang dipikirkan oleh gadis ini?!'' tanya Jaguar di hadapan Anindira, ''Aku betul-betul heran dengan kelakuannya. Apa yang membuatnya setakjub itu... tidak mungkin karena penampilanku, 'kan?!''

Respon aneh dari Anindira membuat Jaguar di hadapannya sampai geleng kepala melihatnya.

''A-anu... Ja-jaguar, kau menggelengkan kepalamu?'' tanya Anindira yang merasa seperti mengerti arti tatapan matanya. Anindira tiba-tiba mengernyitkan dahinya melihat keanehan dari Jaguar di hadapannya, ''Apa aku salah? Tuan Jaguar, kau sepertinya sedang mengejekku?!''

Jaguar di hadapan Anindira melengos mengacuhkan Aninidra yang masih termangu dengan kejadian di luar nalar pola pikirnya sebagai manusia dari Dunia Modern.

''Itu!... Itu, kan... Pakaian yang dipakai pria itu!'' pekik Aninidra saat melihat Jaguar itu mendekati helai pakaian yang tergeletak, ''Tuan Jaguar!'' panggil Anindira yang lupa dengan ketakutannya beberapa saat lalu, ''Apa kau benar-benar dia?!''

Jaguar hitam itu hanya menatap tajam menaggapi Anindira.

''TUAN!... TUAN!... TUAN!'' seru Anindira menjerit memanggil-manggil pemuda yang telah menolongnya kemarin, ''KAMU DI MANA?!''

Jaguar itu melengos melihat Anindira, menatapnya, ''Dari sekian banyak wanita, kenapa aku harus ter*imprint oleh wanita aneh seperti dirinya?!''

Anindira sudah menebak kalau Jaguar Hitam di hadapannya adalah makhluk yang smaa dengan pemuda yang menolongnya. Tapi tetap saja logika di otaknya menolak kenyataan yang baru saja di saksikan olehnya.

Anindira mewaspadai Jaguar besar di hadapannya. Kepalanya tetap lurus menghadap ke arah jaguar tapi matanya berputar berkeliling ke sana ke mari. Dia masih berusaha untuk tetap tenang dan memantau situasi dan kondisi lapangan.

''Bodoh, apa yang kau lakukan?!'' pekik Jaguar Hitam itu, ''Perhatikan kakimu!''

Jaguar itu segera berlari secepat kilat ke arah Anindira yang sedang mewaspadainya hingga tidak menyadari jika pijakan kakinya melangkah ke arah yang berbahaya.

Jaguar hitam itu terus maju menghampiri Anindira yang ketakutan. Kemudian, pemandangan yang lebih gila akhirnya terjadi. Membuat Anindira yang ketakutan tadi, sekarang malah membelalakkan matanya karena heran dan terkejut. Dia melihatnya sendiri tapi tetap sulit untuk bisa mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.

WOOSSSHHH

Sosok Jaguar Hitam berubah menjadi seorang pemuda gagah yang sejak kemarin bersama Anindira. Dia menangkap tubuh Anindira yang nyaris terjun bebas sejauh puluhan meter.

Jaguar hitam itu terus maju menghampiri Anindira yang ketakutan. Kemudian, pemandangan yang lebih gila akhirnya terjadi. Membuat Anindira yang ketakutan tadi, sekarang malah membelalakkan matanya karena heran dan terkejut. Dia melihatnya sendiri tapi tetap sulit untuk bisa mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.

WOOSSSHHH

Sosok Jaguar Hitam berubah menjadi seorang pemuda gagah yang sejak kemarin bersama Anindira. Dia menangkap tubuh Anindira yang nyaris terjun bebas sejauh puluhan meter.