di dalam ruang komando, semua anggota yg dikirim oleh Roland hanya bisa menatap dengan takjub melihat teknologi canggih yg ada di depan mata mereka.
"kamu bukan dari dunia ini kan" tilly mulai membuka mulutnya. "walupun di tempatmu ada mesin yg bisa di gunakan untuk membuat apapun, tapi semua itu memerlukan desain dan pengetahuan tentang benda yg ingin kamu buat."
"...." tapi aku masih tetap tenang mendengar kata kata tilly.
"di dunia ini tidak ada pengetahuan seperti itu, jadi kamu pasti dari dunia yg memiliki pengetahuan canggih seperti ini"
"...."
"kenapa kamu diam saja? apa kamu tidak berani mengakuinya?"
aku sedikit melirik ke arah tilly sebelum menjawab dengan acuh tak acuh. "itu tidak akan mengubah fakta bahwa kamu adalah adik ipar ku yg imut."
tilly tertegun dan membatu di tempat sebelum dia membuka mulutnya. "Dunia seperti apa tempat asal mu?"
tapi aku segera melemparkan kunci emas pada tilly. "kamu bisa melihatnya sendiri di dunia mimpi."
menerima kunci emas di tangannya, sedikit kegembiraan muncul di wajahnya.
"adik yg lucu" gumam ku dengan santai, tapi tilly yg mendengar ini segera menendang kaki ku dengan kesal.
"komandan, kota raja kerajaan dawn sudah terlihat." broken sword yg mengemudikan kapal segera memberikan laporan.
"Annie.. kirim 10 pasukan untuk memusnahkan semua prajurit yg ada di dalam dan minimalkan kerusakan"
"baik komandan." Annie segera mengaktifkan komunikasi untuk memerintah 10 orang yg mengenakan armor inter suit v1 untuk maju kedepan.
"blackveil.. giliran mu untuk beraksi, bersihkan kastil dari para penjaga, ikat raja Appen dan bebaskan Otto yg di penjara di dalam kastil."
"baik master" blackveil yg ada di sebelah ku segera membukukan badannya dan segera menggunakan armor Strom night.
semua orang menunjukan expresi terkejut saat melihat perubahan blackveil dan setelah blackveil pergi, tilly kembali mendekati ku.
"kakak itu..." tapi melihat aku masih acuh tak acuh tilly segera menghentikan kata kayanya. dari expresi ku dia pasti tahu kalau aku tidak ingin membicarakan hal itu saat ini.
"tuan Robert, ini berbeda dari rencana awal" Edith segera maju untuk memastikan situasi karena rencana awal mereka adalah membujuk ayah Andrea untuk menyatukan bangsawan sambil perlahan menekan raja Appen.
tapi sekarang aku telah mengubah rencana yg membuat Edith tidak bisa tidak bertanya.
"bersihkan kota dari antek antek Appen, eksekusi Appen, stabilkan warga kota, jaga tembok kota dan musnahkan para bangsawan yg menolak." aku melirik expresi tercengang Edith untuk sesaat sebelum melanjutkan kata kata ku. "di bawah kekuatan absolut, status, kekayaan dan plot konspirasi hanya sebuah omong kosong"
mengabaikan Edith yg terdiam, aku mengaktifkan sistem antar muka yg ada di depan ku.
***
di tembok kota, semua prajurit kota raja mulai panik dan lonceng alarm segera berbunyi yg membuat para kesatria bergegas berbaris rapi di atas tembok kota.
melihat benda besar mendekati mereka, tubuh para prajurit terlihat sedikit gemetar.
"bagaimana kita menghadapi benda seperti itu?"
"panah biasa tidak mungkin bisa melukai benda itu?"
"apa ini ulah penyihir?"
berbagai keluhan mulai terdengar di barisan para prajurit dan saat itu 11 mahluk dengan pakaian aneh berwarna warni segera keluar dari benda besar tersebut seperti kawanan lebah yg keluar dari sarangnya dan melayang di sekitar benda tersebut.
masih belum cukup untuk membuat mereka bingung, sebuah layar biru yg sangat besar segera muncul dari bagian bawah benda tersebut dan dari layar biru itu segera muncul sosok pria tampan dengan beberapa wanita cantik di belakangnya.
"raja kalian sudah banyak memburu dan menyiksa para penyihir yg tidak bersalah " suara dari pria di layar itu segera bergema ke seluruh kota raja.
"jadi terimalah kemarahan raja penyihir, selama kalian kaki tangan Appen Moya. maka mati lah..."
segera dua sinar laser merah menembak ke arah gerbang kota yg membuat nya hancur berkeping keping.
seperti sebuah pertanda, para pasukan armor suit mulai menembak kan sinar energi dari telapak tangan mereka untuk membunuh prajurit yg ada di atas tembok kota.
semua tembakan sangat akurat mengenai kepala para prajurit tanpa bisa menghindar dan langsung menghilangkan kepala mereka.
satu telapak tangan 5 sinar energi terpancar dan membunuh lima prajurit.
jadi satu orang bisa membunuh 10 orang dalam hitungan detik.
belum lagi roket mini yg ada di bahu mereka yg bisa menembakan puluhan roket yg mampu mengejar target yg melarikan diri.
segera adegan pembantaian segera terjadi, bahkan tidak mempedulikan semua prajurit yg menyerah.
di sisi lain mahluk dengan pakaian berwarna hitam segera meluncur dengan cepat ke kastil raja tanpa ada yg bisa bereaksi karena situasi panik.
saat itu suara musik metal juga mulai terdengar yg membuat suasana semakin riuh.
tentu saja musik ini berasal dari Fahrenheit, untuk menambah kemeriahan pembantaian.
lagu fury of the Strom dari band dragon force segera bergema di seluruh kota raja.
"aaaaa aaaaaa" teriakan mengerikan membuat para prajurit kota semakin panik.
"di dalam api keabadian"
"kita akan terbang melewati surga"
"dengan kekuatan alam semesta"
"kita berdiri teguh bersama"
"melalui kuasa dalam kekuatan kita"
"itu akan segera mencapai waktunya"
"untuk kemenangan yg kita kendarai"
"kemarahan sang badai"
Medan perang semakin kacau, banyak prajurit kota hanya bisa melarikan diri.
bahkan anak panah tidak bisa menggores pakaian yg di kenakan oleh pasukan asing ini, jadi bagaimana mereka bisa melawan.
satu satunya pilihan mereka hanya bisa lari untuk menyelamatkan diri.
tapi bahkan jika mereka lari, sebuah panah yg memiliki ekor api di belakangnya selalu dapat mengenai mereka dan langsung membuat mereka meledak menjadi kabut darah.
bahkan prajurit yg sudah pasrah untuk menyerah berkahir dengan kepala mereka yg terkena sinar energi dan meninggalkan tubuh tanpa kepala berdenyut denyut di tanah.
tapi dari semua itu, ada beberapa orang yg melepaskan armor baja mereka dan mengungkapkan tubuh telanjang mereka karena pasrah akan kematian.
tapi anehnya, pasukan asing yg menyerang tidak membunuh orang itu yg membuat mereka berspekulasi bahwa melepas armor akan menyelamatkan nyawa mereka.
benar saja, satu persatu mulai mengikuti orang tersebut dan mulai melepaskan armor mereka dan segera bersujud mohon ampun yg membuat mereka lolos dari serangan pasukan asing tersebut.
"kenapa pasukan mu tidak membunuh prajurit yg melepaskan pakaian mereka." tanya tilly dengan penasaran setelah melihat prajurit yg telanjang dari layar monitor.
"mereka hanya warga biasa saat mereka melepaskan seragam mereka yg merupakan harga diri dan status mereka. jadi untuk apa membunuh mereka"
tilly segera terdiam mendengar kata kata ku dan aku sedikit melirik ke arah Silvy yg membuatnya memalingkan wajah.
"wanita mesum" gumam ku dengan lembut yg membuat wajah Silvy langsung memerah.
"aku tidak mengintip, jangan memfitnah orang sembarangan." teriakan kesal silvy membuat semua orang menatapnya.
"lalu kenapa marah, aku tidak sedang membicarakan mu" aku hanya membalas dengan nada acuh tak acuh yg membuatnya semakin panik.
"kamu... itu.... kamu pasti sengaja melakukan itu"
"he he he" aku hanya tertawa kecil yg membuat Silvy semakin geram.
"jangan menggangu Silvy.." akhirnya tilly segera menyelamatkan Silvy dari pelecehan verbal ku dan aku segera mengangkat bahu sambil perlahan melirik Edith.
"tubuh yg bagus" gumam ku.
"apa maksud mu?" Edith bertanya dengan bingung, tapi Silvy segera menjawab. "hati hati nona Edith, dia memiliki sihir yg sama dengan ku yaitu mata tembus pandang."
"apa...." Edith dengan panik menutup selangkangannya sambil menatapku dengan tajam.
sedangkan semua awak kapal ku hanya tertawa kecil melihat semua ini.
"apa itu lucu, apa kalian tidak takut di lihat oleh komandan kalian."
"kenapa harus takut, kami semua sudah memakai pakaian dalam yg bagus. jadi tidak perlu malu untuk itu." jawab broken sword membuat semua orang langsung terdiam dan tidak tahu harus berkata apa lagi.