"jika kamu memiliki banyak senjata seperti itu, kita pasti bisa bertahan dari serangan iblis."
setelah melihat senjata yg di tujukan oleh Roland, Agatha mengubah pendapatnya tentang manusia biasa yg tidak berguna saat melawan para iblis.
kali ini perkembangan persenjataan Roland di bilang lebih cepat dari cerita dalam novelnya, semua ini adalah berkat dukungan dari bahan yg aku berikan.
senjata yg di tunjukan Roland kepada Agatha adalah versi lanjut dari meriam dengan peluru bundar.
disain lebih elegan dengan peluru meriam yg sudah lengkap dengan mesiu di dalamnya.
tidak seperti meriam lama dengan mesiu dan peluru di masukan secara terpisah.
selain itu senjata revolver juga sudah dibuat dengan Laras panjang dan pendek.
"ini baru tahap awal, kedepannya akan ada senjata yg lebih baik dari pada ini"
"apa itu bisa di lakukan?"
"tentu saja, kamu bisa bergabung dengan ku dan ikut serta dalam pengembangan senjata ini"
Agatha merenung sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. "baiklah, aku akan bergabung dalam penelitian senjata mu"
Roland segera melebarkan senyum nya dan mengeluarkan sebuah kontrak pada Agatha.
tapi sebelum membaca kontrak, Agatha kembali bertanya. "bagaimana dengan Robert, kapan aku bisa menemuinya."
"aku sudah mengirim lightning untuk memberitahunya."
saat itu lightning segara masuk ke ruangan Roland dari jendela. "yang mulia, kakak Robert tidak ada rumahnya."
"apa yg kalian cari dari ku" saat itu aku segera muncul dan duduk di sofa dengan santai.
"kakak..." lightning segera mendekatiku dengan expresi kesal. "kemana saja kamu?"
"aku keluar untuk membuat kapal, karena aku akan segera pergi untuk berkeliling kota untuk menemukan penyihir untuk di bawa kemari."
"kakak.. ajak aku juga" aku menggosok kepala lightning yg duduk di sebelah ku dan dia segera menepis tangan ku sambil mengembungkan pipinya dengan kesal.
"bukankah kamu sudah menandatangani kontrak, jadi kamu harus membatu Roland. aku tidak bisa menjaga anak nakal seperti mu."
"aku bukan anak kecil, pokoknya aku ingin ikut dengan kakak." melihat tatapan sedih lightning aku hanya bisa mendesah tak berdaya.
"jika kamu menurut, kakak akan memberikan hadiah untuk mu."
"benarkah.. jika hadiahnya bagus, aku pasti akan menurut." lightning langsung duduk di pangkuan ku dengan tingkah yg manja dan saat itu aku mengeluarkan sebuah pelindung mata yang menjadi satu dengan penutup telinga dengan model sci fi yg indah.
lalu aku memasang di telinga lightning.
antena yg berbentuk sayap di kedua penutup telinga membuat lighting terlihat seperti prajurit luar angkasa.
"kakak ini sangat keren"
"tentu saja, ada tombol di penutup telinga yg membuat mu bisa melihat di dalam kegelapan, ada juga fungsi menyaring suara jadi saat terbang telinga mu tidak akan bising Karena suara angin tapi masih tetap mendengar suara yg lain dengan jelas."
"kakak.... lightning mencintai mu" lightning segera mencium pipi ku beberapa kali sebelum pergi bermain dengan mainan barunya.
"bagaimana kamu membuatnya, kamu perlu sumber energi seperti baterai untuk menghidupkan fungsi seperti itu." Roland menatap ku dengan penasaran dan aku segera mengeluarkan kristal sihir listrik kualitas rendah, lalu melemparkannya pada Roland.
"apa ini" Roland mengamati kristal itu dengan seksama sampai Agatha menjawab. "ini kristal ajaib yg bisa mengeluarkan sihir petir" Agatha kembali menatap ku. "dari mana kamu mendapatkannya, hal ini hanya bisa di dapat jika kamu mengalahkan iblis kelas tinggi."
"maka aku mengalahkannya" jawaban acuh tak acuh ku membuat Agatha terdiam dan aku segera mengeluarkan setumpuk buku tentang teori kimia, matematika, permesinan, pembuatan senjata, kendaraan tempur, komputer dan perangkat lunak lainnya.
"ini akan mengurangi setengah beban penelitian mu" Roland segera duduk di sofa dan mulai membuka buku satu persatu dengan expresi penuh kejutan.
"ini..."
aku segera melambaikan tangan ku. "kita sama, hanya cara ku saja yg berbeda."
Roland mengangguk. "aku mengerti"
lalu aku menambahkan. "aku akan segera pergi dari sini selama beberapa bulan, jadi sebaiknya kamu melakukan pesanan untuk jangka panjang. tidak apa apa untuk berhutang, kamu bisa membayarnya saat aku kembali tentu saja tanpa bunga."
"bisakah kamu menunggu sebentar, Margaret akan datang hari ini dan dia ingin melihat mu"
"baiklah"
"tunggu aku akan membuat pesanan dulu" Roland kembali kemejanya dan mulai menulis pesanan yg dia inginkan.
saat itu Agatha juga duduk di sofa sambil menatap ku dalam dalam.
"bagaimana kamu menemukan ku"
"aku menemukanmu di tugu batu di hutan berkabut saat aku sedang menjelajahi area sekitar."
Agatha terdiam sejenak memikirkan apa yg ingin dia tanyakan dan setelah beberapa saat dia bertanya lagi. "kenapa mencium ku"
"sebagai bayaran karena sudah menyelamatkan mu, aku tidak ingin ada hutang antara kita."
Agatha terdiam sejenak sebelum bertanya dengan ragu ragu. "apa benar kamu bisa menghilangkan efek negatif sihir dan menyalin kemampuan nya."
aku mengangguk riang sambil mengulurkan tangan ku dan segera patung es dengan rupa ku dan Agatha yg saling berciuman mulai terbentuk di telapak tangan ku.
"kendali sihir yg luar biasa." tapi saat melihat patung kecil di tangan ku, pipi Agatha langsung memerah.
"kamu sengaja."
"ya" aku memberikan anggukan ringan.
"kamu..." tapi akhirnya Agatha menelan kata kayanya dan mulai diam sambil menatapku.
"dari mana kamu tahu tentang sejarah ratusan tahun yg lalu?"
"cium pipi ku dan aku akan menjawabnya." kata ku sambil mengetuk pipiku dengan jari.
"kamu..." dan Agatha kembali menelan kata kata sambil menoleh kearah Roland.
melihat Roland sedang sibuk menulis, Agatha dengan expresi ragu ragu pindah ke sebelahku dan dengan cepat mencium pipiku.
tapi aku segera menoleh dan akhirnya bibir kami saling bertemu.
mata Agatha langsung melebar, wajahnya langsung memerah dan dengan panik dia mendorongku agar menjauh.
"kamu penipu.." geram Agatha dengan kesal tapi aku segera memalingkan wajah ku dan pura pura tidak mendengarkannya.
melihat aku mengabaikannya, Agatha menjadi lebih kesal. "aku sudah mencium mu, jadi cepat jawab."
"aku menemukan buku kuno yg berisi sejarah 400 tahun silam di sebuah reruntuhan, walaupun isi nya tidak lengkap tapi inti nya ada di sana."
"jadi seperti itu" Agatha mulai merenung sesaat sebelum kembali bertanya.
"jadi bagaimana kamu bisa menahan begitu banyak sihir, apa tubuh mu tidak bermasalah."
tapi aku hanya menyentuh bibir ku dengan jari ku untuk memberi tahunya 'cium bibir ku dan aku akan menjawab'.
melihat ini wajah Agatha kembali memerah dan dengan panik melihat ke arah Roland.
melihat situasi aman, Agatha segera mendekat dan mencium bibir ku dengan cepat.
tapi sayangnya tangan ku langsung mengunci pinggang nya yg membuatnya tidak bisa kabur.
dengan paksa, Agatha berusaha mendorong dadaku menjauh tapi sayangnya hal itu tidak berhasil sama sekali yg membuat Agatha dengan pasrah menutup matanya.
hingga tiba tiba pintu terbuka dan seorang pria tua dan wanita cantik berambut pirang dengan dada besar masuk ke dalam ruangan.
"Robert...." teriakan Margaret langsung menyadarkan kami berdua.
dengan panik Agatha langsung berdiri sambil menatap Roland yg juga masih terkejut dengan teriakan Margaret. "aku akan ke kamar ku untuk membaca kontrak."
membawa kontrak di tangannya, Agatha keluar dari ruangan dengan wajah merah padam.
"ada apa dengan mu, tidak bisakah kamu sedikit lebih tenang." kataku dengan kesal pada Margaret, tapi dengan expresi marah dia segara duduk di sebelahku.
"jadi kamu pergi hanya untuk menemukan wanita lain"
"apa maksud mu wanita lain, apa kita memiliki hubungan."
Margaret segera memicingkan matanya, kemudian melipat kedua tangannya untuk menahan dadanya yg besar.
"huh.. kamu melupakan hubungan kita selama ini, kamu pria bajingan." Margaret segera memalingkan wajahnya dengan expresi kesal.
"jangan membuat orang salah paham, apa menurutmu aku tidak tahu jika kamu mencintai thunder."
tubuh Margaret bergetar sesaat sebelum expresi nya kembali melunak. "katakan pada ku kenapa kamu melakukan kerja sama dengan Roland bukan dengan ku" akhirnya Margaret mengalihkan topik pembicaraannya.
"aku hanya ingin mendukung Roland mengembangkan wilayahnya dan itu cuma satu tahun, setelah itu aku akan berhenti dengan bisnis ini."
"bagaimana dengan ku"
"aku akan tetap berkerja sama dengan mu, tapi aku tidak akan menjual produk apa pun yg di jual oleh kota yg dipimpin oleh Roland."
Margaret mengangguk penuh pengertian. "kamu tidak ingin bersaing dan membiarkan Roland tumbuh dengan cepat."
"begitulah, toh aku tidak kekurangan koin emas."
Margaret tanpa segan segan mengulurkan tangannya. "beri aku seribu koin emas maka aku akan percaya pada mu"
"siapa yg peduli kamu percaya atau tidak."
kami berdua saling adu tatapan tajam sebelum sama sama memalingkan wajah.
"pelit.."
"he he he"
"ini pesanan ku untuk beberapa bulan kedepan." roland segera menyerahkan kertas pesanan kepada ku dan setelah membaca, aku memberikan anggukan ringan padanya.
"ayo ke gudang penyimpanan mu"
"ikuti aku"
aku segera mengikuti Roland untuk pergi ke gudang penyimpanan. "aku ikut" Margaret segera menyusul kami.
sesampai di gudang penyimpanan, aku segera mengeluarkan semua item yg di pesanan Roland dari inventori.
"jadi kamu penyihir, pantas saja..." tapi Margaret tiba tiba melebarkan matanya. "tunggu, kenapa ada penyihir pria."
"karena wanita cantik sudah mulai punah, jadi dewa memilih pria tampan seperti ku untuk menjadi penyihir."
"tapi aku masih ada." Margaret menunjukan expresi bingung sambil menatap ku.
"jangan terlalu percaya diri" aku menepuk pundak Margaret. "jika kamu cantik, tidak mungkin kamu masih melajang hingga hari ini"
"pffftt" Roland segera menutup mulutnya untuk menahan tawa yg membuat Margaret menjadi kesal.